Setelah itu, Alan pun menurut saja. Duduk di samping putrinya kemudian dia merengkuh tubuh putrinya itu.
"Papa, Papa yang tenang, ya. Jangan mudah emosi. Kita serahkan semua ini kepada pihak kampus, ya. Tunggu saja tindakan apa yang akan dilakukan oleh pihak kampus. Karena, aku dan Nathan juga nggak akan terima dengan semua hal yang udah dilakukan oleh Rudy dan Wasit itu. Tanpa ada kata maaf, tanpa ada kata apa pun, mereka malah diam membisu, seolah-olah mereka adalah korban dari semua kericuhan ini. Aku jadi heran, sepertinya ada pihak lain yang terkait dalam masalah ini, Pa."
"Yang kamu ucapkan itu bener, Din. Aku emang belum punya bukti. Tapi pelan-pelan aku akan ngebuktiin bagaimana fakta itu terungkap. Kita masih punya waktu sampai lusa di sini. Dan dalam waktu itu kita harus bisa ungkap masalah ini," imbuh Panji kemudian.
Alan tampak diam, dia agaknya tak terima. Namun kemudian, Dinda kembali merengkuh lengannya. Membuat emosinya mereda.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com