webnovel

FIREFLIES : first love

Auteur: JieRamaDhan
LGBT+
Actuel · 166.8K Affichage
  • 165 Shc
    Contenu
  • 5.0
    10 audimat
  • NO.200+
    SOUTIEN
Synopsis

Simon merasa tak pernah merasakan cinta sekalipun dirinya telah banyak berpacaran dan tak jarang berhubungan intim dengan wanita bahkan yang umurnya jauh lebih tua darinya. Ia selalu merasa hampa dan tak mengerti apa itu cinta ? kasih sayang ? mungkin tak hanya sebatas itu. Ia menjadi dingin dan tak berperasaan. Ia telah mati rasa. Namun semua berubah saat seorang pemuda yang adalah adik tingkatnya datang untuk memintanya menjadi model majalah kampus. Pemuda tinggi dengan rambut cepak yang suka sekali membawa kamera ternyata adalah anggota club jurnalistik. Di balik lensa kamera itu, hatinya berdebar. Mungkinkah ia sedang jatuh cinta ? Pada lelaki juga ?!!! "YANG BENAR SAJA !!" "sebaiknya kau terima saja jati dirimu sebenarnya~" "Pergi atau sepatu ini akan masuk ke mulutmu !"

Étiquettes
5 étiquettes
Chapter 1The Condition

"Hah~"

Gerimis masih setia membasahi hampir setengah kota. Rintik tipis menjadi irama merdu menemani sore yang manis. Manis untuk pasangan yang tengah asik bergandengan, merangkul mesra, bahkan berciuman di balik payung mereka.

"Hah~" sekali lagi menghela nafas sembari menatapi beberapa pasangan di bawah sana. Berjalan beriringan menyusuri lapangan yang becek. Pemuda bersurai hitam masih betah menatap dari balik jendela lantai 2. Dimana dirinya tengah terduduk dihadapan kertas-kertas foto yang berserakan.

"Hah~"

"Astaga berhentilah menghela nafas di depanku ! kau membuang kesialan padaku !" Oceh pemuda berambut gondrong. Tak ada rasa penyesalan karena ia sedikit melupakan keberadaan temannya itu.

"Mereka enak sekali yah, punya pasangan seperti itu" si pria gondrong mengikuti arah pandang temannya. Tampak beberapa pasang orang tengah menunjukan kemesraan mereka di bawah rintik hujan.

"Bukan kah kau juga punya pasangan Simon ?" Pemuda yang di panggil Simon hanya tersenyum hampa. Ia lalu kembali fokus pada kamera di depannya. Melihat-lihat potret dirinya yang bisa dibilang bagus—ralat—sangat memukau.

"Bagiku semua sama saja.." ujar Simon pelan. si pria gondrong ikutan menghela nafas. Sedikit prihatin padahal ia sendiri sudah menjomblo bertahun-tahun. Harusnya ia yang di kasihani.

"lalu kenapa kau masih diam disini, pulang sana" usir pemuda gondrong tadi merebut kamera digenggaman tangan Simon. "jangan membuat aura di sekitar ku menghitam"

Simon terkekeh, temannya itu sangat mudah di goda. "kau harusnya berterima kasih karena aku telah menemani mu" Simon meraih satu lembar foto lainnya. Tercetak gambaran dirinya tengah duduk di pojok kelas tersirami cahaya yang masuk dari jendela yang terbuka.

"menyedihkan sekali" gumam Simon samar.

"BABE~ AYO PULANG BERSAMA"

Seruan wanita dari pintu ruangan membuat keduanya sontak menoleh. Gadis cantik dengan rambut ikal yang di chat ungu. Tersenyum melambai ke arah salah satu di antara mereka.

"haish... kapan seorang putri menjemputku ?" gerutu si pemuda gondrong. Itu berarti dirinya di tinggal sendiri di ruangan ini tanpa ada seseorang yang menemani. Miris.

"kalau begitu, kau saja yang menjemput tuan putri mu sendiri Jacob" Simon berdiri seraya menepuk bahu temannya dan berlalu menghampiri wanitanya.

"kita mampir dulu ke kafe yah" si wanita langsung bergelayut manja di lengan Simon. Walau begitu pemuda itu hanya tersenyum singkat tanpa ekspresi berarti.

"terserah mu saja"

"aishh.. menggelikan sekali mereka, aku juga mau" Jacob menggerutu kesal melihat pemandangan dua orang yang menghilang di balik pintu.

"maaf aku lama, dosen menyebalkan itu selalu saja memperlama jam pulang" gadis itu mendumel kesal. Mengadu bagaimana ia menahan kesal saat berhadapan dengan dosennya.

"tidak apa, lagipula aku juga senang menunggu kok" Simon tersenyum manis sembari mengelus lembut surai gadisnya.

Emily lippington—gadis yang sudah ia kencani selama 4 bulan. Sebuah rekor terlama ia berpacaran. Biasanya hanya bertahan satu sampai dua bulan saja. Namun tak jarang hanya satu minggu.

Bukan dia yang di tinggalkan, justru ia lah yang mencampakkan para gadis itu. Ia tak pernah bisa serius dalam sebuah hubungan. Simon tahu, sangat tahu dan ia mencoba bertahan. Mencoba membalas perasaan gadis yang menjadi pasangannya.

Tubuh putih dan semulus porselen, serta wajah yang terbilang manis mampu membuat banyak gadis terjerat pesona Simon. Bahkan saat ia masih duduk di kelas 5 sekolah dasar. Simon telah berhubungan dengan wanita yang lebih tua darinya. Seorang guru les piano yang seumuran dengan ibunya sendiri.

"kau mau pesan apa ?" Pertanyaan Emily menyadarkan Simon dari lamunannya. Pemuda itu lantas tersenyum sebelum menjawab.

"terserah padamu saja"

"baik kalau begitu, 2 black forest, 1 frappuccino dan 1 esspreso" ujar gadis itu pada pelayan yang mencatat pesanan di sebelahnya. Pelayan itu kembali mengulang pesanan mereka dan Emily mengangguk mengiyakan. Sedangkan Simon sibuk menatap mobil yang berlalu lalang.

Gerimis masih setia di luar sana. Mendung seperti perasaanya. Simon sendiri tak yakin dengan apa yang ia lakukan, bukankah ini sama saja membodohi dirinya sendiri ?

Tak butuh waktu lama hingga pesanan mereka sampai. Emily gadis yang sangat baik melihat bagaimana ia berterima kasih dan memberikan tip pada pelayan itu. Harusnya Simon beruntung mendapatkan gadis itu, harusnya ia bahagia.

Simon hanya mengangguk dan tersenyum sebagai balasan dari setiap topik perbincangan mereka. Hanya Emily yang asik berceloteh ria sedangkan ia sibuk menatap pesanan didepannya.

Ia tak suka minuman kopi sebenarnya, apalagi yang sangat pahit seperti ini. Namun Simon terlalu pengecut bahkan untuk memilih apa yang ia suka. Ia tak enak hati pada pilihan Emily. Beruntung Black forest menyelamatkannya dari rasa pahit yang kini memenuhi mulutnya.

"ugh babe~ sorry aku lupa akan mengerjakan laporan bersama temanku" Wajah Emily tampak sangat bersalah. Ia membuat Simon menunggu hanya untuk di tinggalkan.

"tidak apa.. ku antar yah—"

"tidak usah" Simon menatap heran pada Emily. Di luar masih hujan dan ia lihat gadis itu tak membawa payung sama sekali.

"Jeffrey akan menjemput ku" Ada nada khawatir dari perkataan Emily.

"Jeffrey ?"

"Aku sekelompok dengannya" Emily menunduk takut takut akan bagaimana respon Simon terhadapnya. "Kita hanya mengerjakan tugas tak lebih"

Simon tersenyum dan mengelus rambut Emily lembut. "pergilah.. tugasmu lebih penting".

Emily memeluknya erat sembari tak henti mengucapkan maafnya. Gadis itu sedikit berlari keluar dari cafe, menuju pelataran parkir dimana Simon dapat melihatnya masuk ke dalam mobil sport merah.

Pemuda berambut hitam pekat menatap tanpa ekspresi ke dalam genangan kopi dihadapannya. Pantulan dirinya seakan mengolok keadaannya sekarang. Haruskah ia merasa sedih atau senang ?

Ia tak marah terhadap Emily yang berlalu meninggalkannya. Bahkan dirinya saja tak tahu apakah ia memiliki perasaan yang serius terhadap Emily ? ia hanya mengikuti instingnya.

"halo Carroll.. bisa kita bertemu ?"

Hujan tak terasa manis lagi sekarang. Rasanya seperti tetesan air yang dingin membasahi kulit. Embun tipis tercipta dari balik jendela kaca, satu satunya sekat yang memisahkan Simon dengan dunia luar.

Pemuda itu menutup telfonnya setelah mendapatkan jawaban dari orang di seberang sana. Ia bergegas membenahi barangnya dan bangkit dari kursi.

'PRAAANG !!'

Semuanya terjadi sangat cepat. Terlalu cepat untuk Simon cerna. Pemuda tinggi di hadapannya berkali-kali meminta maaf ketika tak sengaja bertabrakan dengannya. Minuman yang ada di tangan pemuda tinggi itu sukses mengenai baju bagian depan Simon. Dingin, Simon tebak pemuda itu memilih segelas minuman es di hari yang dingin ini. Cukup aneh, tapi beruntung bukan hot coffee karena bisa saja ia akan melepuh ketika tersiram minuman itu.

Pemuda itu membungkukkan tubuhnya berkali-kali, meminta maaf. Simon hanya menepuk bahu pemuda itu dan berlalu.

"maafkan aku maafkan aku.."

Bahkan suara pemuda itu masih terdengar ketika ia keluar dari caffe.

Rintik hujan membasahi tubuhnya yang tak tertutup payung. Simon berjalan pelan ke mobilnya terparkir, sengaja agar tubuhnya basah kuyup.

Setidaknya ia punya alasan untuk bermalam di rumah wanita yang tadi ia telepon.

Vous aimerez aussi

Dari CEO Menjadi Selir

Yan Zheyun terlahir dan dibesarkan untuk menjadi pemenang. Orang tuanya masuk dalam Daftar Forbes, dia adalah lulusan terbaik dalam kelasnya di universitas teratas di negaranya, dan yang menjadi puncak dari semua itu adalah dia terpilih sebagai 'idola sekolah' selama empat tahun berturut-turut oleh teman-temannya. Dan sekarang, di usia dua puluh lima tahun, Yan Zheyun bangga menjadi ketua dan CEO dari perusahaan teknologi miliknya sendiri. Namun yang seharusnya menjadi hari terbahagia dalam hidupnya berubah menjadi hari terburuk ketika ia mendengar suara robot asing saat menyeberang jalan untuk membeli kopi, hanya karena dia tidak bisa menunggu sekretarisnya kembali dari ruang fotokopi. [LAPORAN BUG #193842347: DETEKSI JIWA DUNIA LAIN. MEMULAI SEKUENSI DEPORTASI.] Dan kemudian dia meninggal. Dalam kecelakaan mobil yang sangat membosankan dan sangat biasa. …kecuali mungkin dia tidak mati. Hal pertama yang dipikirkan Yan Zheyun setelah dia membuka matanya dan menemukan dirinya di sebuah kamar yang terlihat seperti set drama istana dalam adalah: Wow, kopi itu tidak sebanding. Hal kedua yang dia pikirkan setelah dia menyadari bahwa dia sekarang berada di dalam novel BL sejarah dan telah tertransportasi ke tubuh seorang kecantikan tragis yang akan (segera) digunakan dan disiksa oleh beberapa kekasihnya adalah: Sepertinya saya membuka mata dengan teknik yang salah, mari saya coba lagi…eh, masih di sini. Ya sudahlah. Sial. Dari CEO menjadi budak rendahan, Yan Zheyun tidak percaya dengan nasibnya. Terjebak di dunia baru dan dikelilingi puncak-puncak gila (dikenal sebagai ‘Sahabat Masa Kecil’, ‘Anak Jenderal’, ‘Pangeran Mahkota’, ‘Pangeran Lain’, ‘Duke yang Menyeramkan’ dll.), Yan Zheyun menyadari bahwa pengalamannya selama satu hari sebagai CEO tidak mempersiapkannya dengan cukup untuk kehidupan baru yang penuh penderitaan ini. Namun dia bukan tipe orang yang menyerah tanpa perlawanan jadi…Yan Zheyun dengan tegas memutuskan untuk menjauh dari garis plot romantis yang menakutkan, mencoba menulis garis plot politik baru, dan selagi melakukannya, berpegangan pada paha-paha besar, berusaha mendapatkan kebaikan dari yang berkuasa. Dan dalam monarki dinasti, paha siapa yang lebih baik untuk digenggam selain kaisar sendiri? Liu Yao: …Sang Penguasa mengizinkanmu untuk memeluk bagian lainnya juga. Pasangan: - Sang-Penguasa-Tampak-Keras-Tapi-Rahasia-Baik!Kaisar Top VS Aku-Tampak-Seperti-Kelinci-Tapi-Rahasia-Serigala!Budak Bawah - BUKAN harem, seluruh cerita adalah 1v1 Peringatan: - Novel ini menangani beberapa masalah berat yang timbul sebagai akibat dari perbudakan dan sistem kasta. Saya telah menambahkan peringatan pemicu di mana relevan tetapi hanya sebagai pengingat, bajingan disebut bajingan karena alasan! Update: 21:00 GMT+8 Diilustrasikan Oleh: HAZHE

Queeniecat · LGBT+
Pas assez d’évaluations
187 Chs

Kiss! (BL)

Rey tidak mengerti kenapa dirinya suka menjaili Sandi yang merupakan kakak kelasnya dan sudah menjadi temannya sejak kecil. Rumah mereka bersebelahan, bahkan keluarga mereka sangat dekat satu sama lain. Suatu hari Rey tidak sengaja mencium pipi Sandi ketika mereka selesai lari pagi. Hal itu membuat Sandi malu dan menghindari Rey. Lelaki tampan yang dijauhi oleh Sandi itupun menemui Sandi dan membuat mereka baikan. Tapi, Sandi malah makin menjauh dari Rey karena lelaki itu mencium bibirnya tanpa persetujuannya. Satu minggu Sandi menjauhi Rey dan hal itu membuat Rey frustasi karena selalu ditolak oleh Sandi saat ingin bertemu dengan lelaki manis itu. Orang tua Sandi yang tidak tahan dengan sifat anaknya itupun menasehatinya dan membuat rencana agar Sandi bertemu dengan Rey dan membuat mereka berdua kembali seperti semula. Rencana mereka berhasil dan membuat kedua lelaki itu berbaikan dan kembali berangkat sekolah bersama. Setelah kejadian itu, Rey kembali menjaili Sandi dan membuat lelaki manis itu merasakan sesuatu yang tidak pernah ia rasakan sebelumnya. Ketika Rey menyentuhnya atau mendekatkan wajahnya, Sandi akan merasakan sesuatu yang aneh pada perutnya, seperti ada segerombolan kupu-kupu terbang disana dan wajahnya juga merasa panas seketika. Karena hal itu, Sandi mencari tahu ap yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Sandi yang sudah mengetahui jawabannya itupun bersifat biasa dan sedikit menghindari sentuhan Rey padanya karena menurutnya perasaan ini itu salah dan tidak seharusnya berlanjut. Suatu hari Rey merasa jika Sandi menolak bersentuhan dengannya dan itu membuatnya kesal karena ia sudah terbiasa bersentuhan dengan Sandi selalu. Rey yang tidak tahan dengan hal itupun mengajak Sandi untuk pergi dan bertanya pada lelaki manis itu. Saat itu Sandi mengatakan semuanya kepada Rey apa yang ia rasakan dan pergi meninggalkan lelaki tampan yang membawanya itu. Sandi kembali sedikit menjauhi Rey dan hal itu membuat Rey tidak suka. Apalagi ketika laki-laki manis itu berjalan dengan seorang gadis dan bercanda gurau dengan akrap. Rey merasa cemburu dan tidak peduli dengan apa yang ia rasakan ini salah atau benar yang jelas ia hanya ingin sandi bersamanya. Rey memutuskan untuk menemui Sandi ketika orang tua keduanya pergi keluar bersama. Disana Rey mengatakan semuanya kepada Sandi. Keduanya menjalani hubungan secara diam-diam karena mereka tahu jika tidak akan ada yang menyetujui hubungan keduanya. Namun tanpa mereka sadari kedua orang tua mereka tahu tentang hal itu dan membiarkannya.

Ren_Jinang · LGBT+
Pas assez d’évaluations
19 Chs

Terjebak Cinta Yang Salah

21+ Ridho. Jika ada satu hal yang aku tahu, itu merupakan cara bermain Game... Baik di dalam maupun di luar lapangan. Jika bukan karena satu kesalahan remaja di mana aku mencium Adi, aku bisa terus membodohi diriku sendiri. Sepak bola adalah satu-satunya hal yang aku gunakan untuk mengalihkan diri dari kebenaran, dan ketika aku mengacaukan sampai kehilangan permainan yang aku sukai, aku menemukan diri ku kembali ke Bandung. Aku kembali bertatap muka dengan Ketua tim, yang membenciku bahkan lebih dari yang dia lakukan ketika kami masih kecil. Sihir apa pun yang dia pegang padaku saat itu masih tersisa. Sekuat apapun aku melawannya, aku masih menginginkannya. Dan aku selalu mendapatkan apa yang aku inginkan… Yah, kecuali dengan Adi, yang terus-menerus memanggil ku dengan omong kosong. Mengapa aku sangat menyukainya? Adi, aku mungkin telah menghabiskan bertahun-tahun menonton Raka. Wujudkan mimpiku, setidaknya tanpa kejenakaan di luar lapangan dan pesta pora dengan wanita, tetapi aku telah menjalani kehidupan yang baik untuk diriku sendiri. Aku seorang pemadam kebakaran, dan aku melatih tim sepak bola saudara laki-lakiku untuk mereka yang memiliki cacat. Tetapi ketika Raka kembali ke kota dipersenjatai dengan ego tingginya dan julukan yang bodoh, semua orang kagum padanya. Tidak, bukan aku. Aku tidak peduli jika ciuman kami bertahun-tahun yang lalu bertanggung jawab atas kebangkitan seksual ku. Aku tidak akan jatuh cinta pada Ridho. Meskipun resolusi itu akan jauh lebih mudah jika dia tidak begitu menggoda. Begitu dia menemukan jalannya ke tempat tidurku, aku sangat kacau, dengan lebih dari satu cara. Tapi ada yang lebih dari Raka daripada yang terlihat, terkubur di bawah egonya, sarkasme dan bagaimana kita terbakar untuk menaikkan seprai bersama-sama. Segera, ini lebih dari sekadar permainan. Kami tidak hanya membuat satu sama lain bersemangat, kami mungkin saja memenangkan hati satu sama lain. Sayang sekali hal-hal tidak pernah sesederhana itu...

Pendi_Klana · LGBT+
5.0
268 Chs

Mimpi

PENGUMUMAN! Buku 1 TAMAT [Berlanjut ke Buku 2 dengan Judul MIMPI: Takdir Yang Hadir] Catatan: Buku ini akan dibagi jadi 3/trilogi. Buku 1: MIMPI (Isi 202 bab) Buku 2: MIMPI: Takdir Yang Hadir (Segera!) Buku 3: MIMPI: Akhir Sebuah Takdir (Belum) . . SINOPSIS: Renji Isamu. Pria 29 Tahun. Biseksual. Novelis BL selebriti nomor 1 Di Jepang. Tampan, berdompet tebal, professional, namun sebenarnya tidak bahagia. Renji terbiasa melakukan one night stand. Dengan lelaki. Dengan perempuan. Dengan teman. Dengan pelacur. Baginya semua sama saja. Di masa lalu Renji tidak seperti itu. Hanya saja kekecewaan yang mendalam telah merubahnya. Karena sang ayah membenci dirinya yang bisa mencintai laki-laki juga, Renji terpisah dari Veer dan keluarganya dari Jerman. Dia lalu melarikan diri ... Dan kemudian hidup seorang diri di Jepang. Di Jepang Renji jatuh cinta lagi dengan Jean. Seorang gadis. Tapi, lagi-lagi dia jatuh patah. Dan saat dia akan serius dengan Haru, seorang lelaki, kenyataan telah menamparnya keras-keras. Dua kali gagal pernikahan. Renji tidak ingin menjalani kehidupan romansa dan persetan dengan segalanya. Namun, pada suatu hari Renji bertemu dengan Ginnan Takahashi. Seorang gigolo. Pelacur pria di sebuah bar 24 Jam. Mereka bertemu tanpa sengaja. Mereka saling menatap tanpa rencana. Dan mereka jatuh cinta dengan begitu banyak cerita. . . . NB: Biseksual adalah kecenderungan bisa mencintai laki-laki maupun perempuan sekaligus. . . IG: @mimpi_work (CEK DAN FOLLOW. BERISI VISUAL PARA TOKOH DAN SETTING DI DALAM NOVEL)

Om_Rengginnang · LGBT+
5.0
220 Chs
Table des matières
Volume 1