"Apa?— Hahahaha kau pasti bercanda."
Ashley tertawa tanpa berkedip, menantikan jawaban Sean. 'Tentu saja aku bercanda, mana mungkin kita menjadi kekasih, Bung!'. Tetapi kalimat itu tak pernah keluar dari mulut Sean. Malahan pria itu sama sekali tak mengeluarkan sepatah kata pun.
Total menghentikan tawa Ashley. "Kau serius?"
"Memangnya kenapa?" Sean masih bisa santai menjawab. "Cintamu ditolak, dan hubunganku terkesan tragis. Bukankah itu artinya kita senasib? Kita bisa saling menguatkan satu sama lain."
"Kenapa harus aku?"
"Aku tahu seberapa sakitnya tak dianggap penting, begitu juga kau. Kita akan mengerti tanpa perlu menjelaskan lebih dalam. Nantinya tak ada yang menyakiti atau disakiti."
Jeda kembali dibuat, keheningan kembali berputar diantara mereka. Cafe yang tadinya ramai kini mulai lengang, sebagian pengunjung telah pulang. Mereka sebentar lagi menyandang rekor sebagai pengunjung yang pulang paling akhir, jika Ashley masih betah dalam kebisuannya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com