Langkahnya begitu cepat menyusuri lorong menuju lift,dengan sigap jari lentiknya menekan tombol lalu bersandar pada dinding dsamping pintu lift.
"ding"...pintu terbuka
"pagi maria" sapa riang wanita paruh baya,tubuh gemuknya bergeser memberi ruang.
"pagi jg tante viona" jawab maria tersenyum sambil melangkah masuk.
"nanti malam ada pesta kecil dtempatku,datanglah...jangan selalu berdiam ddalam rumah" lanjut maria.
"ada banyak tugas sekolah tan,maria usahakan nanti untuk datang" balas maria dengan senyum manis yg tersungging.
"ding"....pintu lift terbuka.
"tante tunggu ya " ujar maria sambil bergegas keluar.
"trimakasih untuk undangannya tan"balas maria ikut bergegas kluar sambil mlambaikan tangan pada viona saat berpisah dipintu kluar apartemen.
maria berjalan cepat kluar dari gedung apartemennya melewati jalan yang dikelilingi taman yang tertata rapi indah.langkahnya ringan walau beban ddalam tasnya terlihat berat,rambutnya panjangnya terbungkus rapi dalam topi wol,tubuh mungilnya terkesan gemuk terbungkus kemeja,sweater dan jaket plus celana jeans longgar.poni rambut menutup setengah dari bingkai kaca hitamnya menyamarkan mata indahnya yg unik iris kuning dng pupil hijaunya.
usia maria 19tahun,berkat kecerdasannya mampu menempuh pendidikan master pada usia 17tahun,menguasai banyak bahasa juga menguasai hampir smua olahraga dan seni.hidup sebatangkara sejak nenek maria meninggal 2 tahun yg lalu mninggalkan harta yg hampir tdk terbatas padanya namun neneknya menuntut maria hidup dalam kesederhanaan dan menutup semua kecantikan yg dimilikinya demi keselamatannya.neneknya tidak pernah memberi penjelasan siapa kedua orangtuanya hingga akhir hidupnya dan maria tidak pernah mencoba untuk bertanya karena kasih sayang dan perhatian yg berlimpah yg neneknya berikan mampu melupakan pertanyaan dalam benaknya selama ini.
*
2menit menunggu akhirnya bus yg dtunggu datang,langkahnya lincah menaiki bus,tangannya dengan gesit menempelkan kartu bus pada alat sensor kartu bayar lalu melangkah menuju kursi bus disudut kiri belakang bus yg menjadi kursi favoritnya.mengenakan headset mendengarkan musik telapak tangan halusnya meregang menghadap cahaya matahari menikmati hangatnya cahaya matahari pagi.
15 menit kmudian bus sampai dtempat tujuan maria,dng langkah ringan turun dari bus lalu menyusuri jalan memasuki area ochford university.
"maria !" seorang perempuan setengah baya memanggil maria dr balik kaca mobil yg terbuka.
"hallo miss thea" seru maria sembari melambaikan tangannya.
"tunggu aku ya,aku parkir dulu mobilku" ujar thea lg.
maria menjawab dng mengacungkan ibu jarinya.
thea bergegas memarkirkan mobilnya lalu melangkah cepat menghampiri maria.
"apa kabar" thea memeluk maria mnunjukkan kerinduannya.
""baik,miss sendiri bagaimana?" jawab maria singkat masih tertegun dengan pelukan hangat thea.
"baik juga,oya.... apa rencanamu selanjutnya ? bukankah study telah selesai." lanjut thea sambil meraih tangan maria menggandengnya menyusuri jalan.
"hmm... aku mau menghadap prof fillip" jawab maria mnundukkan wajahnya yg malu,tangannya berusaha melepaskan tangan thea.banyak mata dng senyum menatap thea dan maria yg bergandengan tangan seperti ibu dan anak.
menyadari maria menarik tangannya thea tersenyum lembut " apakah kamu akan mengejar kedudukan profesor?usiamu begitu muda tapi banyak gelar yg sdh kamu raih" .
"aku ingin meminta pendapatnya untuk melanjutkan studyku berdasarkan penelitian yg sudah aku lakukan selama ini" jawab maria lirih.
"kamu luarbiasa maria,andai putraku memiliki separuh kepandaianmu " ujar thea lembut.
"jangan lupakan aku,aku bahagia bila satu saat kita bisa bekerja sama"lanjut thea berharap.
mereka sampai pada satu lorong dan berpisah.thea memeluk maria lagi lalu beranjak pergi.
maria termangu menatap heran pada thea.