"tock..tock.." verto mengetuk pintu kamar raja,membuka pintu lalu memasuki kamar raja.
verto melayangkan pandangannya mencari keberadaan raja,melangkah pada sisi kanan memasuki ruang membaca raja.
ditatapnya ayahandanya yang sedang membaca buku dengan tekun dibalik meja bacanya yang besar.verto menghampiri dengan berlahan.
"ayahanda" sapa verto lembut.
mendengar suara verto raja menengadahkan kepalanya menatap verto lalu tersenyum lembut.
"aku tidak mendengar langkahmu" ucap raja lembut sembari memberi pembatas pada lembaran buku lalu menutupnya.verto memberikan kecupan pada tangan dan kedua pipi raja.raja meraih tongkat yang bersandar pada meja lalu berdiri berlahan.verto terperangah menyaksikan raja bangkit dari kursi lalu berdiri."ayahanda..."ucapnya nyaring,bibirnya seketika tersenyum merekah,wajahnya tergambar bahagia dengan mata yang berkaca kaca.lalu memeluk raja dengan erat.
raja membalas pelukan putranya dengan erat merasakan kebahagiaan putranya dengan tangan menepuk nepuk pundak putranya.
verto menuntun raja berjalan menuju sofa.
"maafkan ananda selama tiga hari tidak menemui ayahanda" ucap verto sembari menggenggam tangan raja.
raja tersenyum menatap verto.
"apa yang mengusik hatimu" tanya raja pada putranya,raja memahami karakter putranya bila sedang menghadapi masalah pribadi.putranya akan menjadi tidak terkendali,ludwiq menceritakan pada raja V2 corp menjadi neraka karena kemarahan putranya yang tidak beralasan.
"wanita mana yang telah berani mengabaikan putraku" lanjut raja sambil menepuk lembut bahu putranya.
wajah verto memerah malu mendengar ucapan raja lalu matanya terpejam dengan bahu disandarkan pada sandaran sofa.
"ayahanda" panggil verto lirih.
"hmm..."jawab raja menatap putranya.
"apakah ibunda pernah mengambil keputusan tampa meminta pendapat ayahanda" tanya verto lirih masih dengan mata terpejam lalu menatap raja dengan mata sayu.
raja terdiam sejenak menatap langit langit ruang baca.
"ada beberapa kali bila berhubungan dengan permasalahan keluarga besar ibundamu" jawab raja lembut,raut wajahnya menjadi sedih karena teringat kembali dengan mendiang ratu.
"andai ibunda memutuskan berpisah tinggal dengan ayahanda memilih tinggal dengan keluarga besarnya tampa meminta pendapat ayahanda,apa yang ayahanda lakukan?" tanya verto lagi menatap lebih dalam pada raja.
raja tertegun mendengar pertanyaan putranya.
"apakah kamu telah menikah dibelakang ayah?" tanya raja,wajahnya berubah menegang menatap tajam verto.
verto terdiam dengan kepala tertunduk,jari jarinya meremas kepalanya yang tertunduk.
"maafkan ananda,berlaku tidak semestinya pada ayahanda" jawab verto dengan suara terbata.
"siapa wanita itu? " tanya raja dengan geram.
"dan apakah dia juga wanita yang sama yang membuatmu tak terkendali dalam dua tahun ini" tanya raja lagi dengan suara yg lebih tajam dengan mata yang memerah menahan amarah.
"dia tidak bersalah ayahanda,ananda yang terlalu meremehkannya" jawab verto dengan suara lirih.
raja semakin geram,tangannya bergetar mengepal keras menggenggam tongkatnya.
"lepaskan dan tinggalkan wanita itu bila dia tidak menginginkamu"ucap raja tegas.
"aku akan memberikanmu wanita wanita terbaik dikerajaan kita" lanjut raja dengan suara tajam.
"aku tidak menginginkan mereka,aku hanya menginginkan maria" jawab verto lirih tampa menyadari dirinya telah menyebut nama maria.
"APA !!!! maria !!!!" ucap raja dengan suara meninggi.verto terkejut menatap raja yang berteriak menyebut nama maria.
"dokter maria?! " tanya raja tajam memastikan bahwa nama maria adalah nama dokter yang sedang merawatnya saat ini.
verto mengangguk dengan mata yang ketakutan menatap raja.
raja begitu murka mengapa dirinya tidak memahami apa yg telah terjadi didalam istananya.
raja menghela napas panjang berusaha menurunkan kemarahannya terdiam sejenak dengan mata terpejam.
raja teringat permohonan maria siang tadi untuk tinggal di luar istana.
raja meraih ponsel lalu menghubungi ludwiq meminta ludwiq memanggil maria untuk datang menghadap padanya malam ini.verto terkejut mendengar ucapan raja pada ponsel.
"ayahanda" ucap verto dengan tatapan terbelalak.
""diam..." jawab raja dengan tatapan tajam pada verto.lima menit kemudian ludwiq masuk memasuki ruang baca.
"yang mulia,dokter maria akan datang sebentar lagi,apa ada lagi yang mulia butuhkan? " tanya ludwiq.
'cukup...kembalilah beristirahat" jawab raja lalu ludwiq terlihat meninggalkan ruang baca.
tidak lama maria mengetuk pintu ruang baca.
"masuk" jawab raja dengan suara agak keras.
maria membuka pintu lalu melangkah masuk pada ruang baca.maria terkejut mendapati verto duduk bersama raja.
"yang mulia" sapa maria dengan sikap hormat.
raja diam menatap maria lama dengan tatapan tajam.maria bingung menghadapi sikap raja yg terlihat berbeda dari biasanya,lalu menatap verto sejenak.
"duduklah"perintah raja pada maria.maria mengangguk lalu duduk dihadapan raja.
raja menatap maria lalu berganti menatap verto dengan tajam.
"berikan alasan mengapa kamu mengabaikan putraku" ucap raja pada maria.maria terhenyak mendengar pertanyaan raja.
"alasan yang sebenarnya selain kamu ingin mengenal kehidupan di luar istana" lanjut raja lagi.
maria dan verto terkejut lalu mereka saling menatap.
"ayahnda" ucap verto menatap raja.
"apa aku bertanya padamu?!"ucap raja tajam pada verto.verto menunduk mendengar ucapan raja.
"yang mulia...maaf,seberapa banyak yang mulia telah dengar dari pangeran?" tanya maria tegas.
raja terpana mendengar pertanyaan maria yang tegas,sejenak raja tersadar raja belum memahami keseluruhan dari permasalahan yang sedang dihadapi putranya.raja terdiam sejenak.
"aku ingin mendengar lansung darimu tampa sedikitpun yang tertinggal" ucap raja tegas pada maria.
"maaf yang mulia.alangkah bijaknya bila yang mulia mendengar terlebih dahulu penjelasan pangeran" jawab maria dengan sikap bersahaja dan tegas.
raja semakin terpana menatap sikap maria,aura pengusa dan pengendali keluar dari pancaran mata maria.verto bak anak kecil yang terhimpit dua penguasa dan pengendali.
raja menatap verto tajam meminta penjelasan dari putranya,verto menjelaskan pernikahan rahasianya dengan maria dan jati diri maria.
raja terhenyak mendengar cerita verto lalu menatap maria dengan sungguh sungguh.berlahan tatapan raja melembut dan senyumnya tersungging.
"mendiang raja leonard adalah sahabatku" ucap raja menatap lembut maria,matanya mulai berkaca kaca teringat kembali pada sahabatnya.
"aku tidak mengira kamu adalah putrinya yang menghilang setelah sekian lama,dengan segala cara dan upaya aku mencarimu untuk melindungimu.sahabatku ternyata telah memberikan perlindungan yang luar biasa walau dirinya telah tiada" lanjut raja. terlihat tetesan air mata jatuh ke pipinya.
maria tertegun mendengar penjelasan raja,sekarang maria memahami mengapa ratu sekaligus ibunda verto kerap berkunjung ke gereja tua.vertopun berpikiran sama dengan maria.
"kemarilah maria" panggil raja lembut.
maria mengangguk lalu menghampiri raja.terlihat raja berdiri dengan tongkat di tangannya.dengan cepat maria meraih tangan raja menahan raja agar tidak terjatuh,namun dengan cepat raja merengkuh tubuh maria dan memeluknya erat.
"sungguh aku bahagia melihatmu tumbuh besar dengan baik" ucap raja lembut.
maria terharu akan sikap lembut raja padanya.verto terpana menyaksikan raja yang begitu bahagia bagai menemukan permatanya kembali.
lalu raja melepas pelukannya,memegang kedua bahu maria dengan tatapan lembut dan senyum merekah.
"tak heran bila kamu mengabaikan putraku yang bodoh" ucap raja lagi dengan senyumnya lalu menatap verto sejenak.
"putraku ...aku merestuimu" ucap raja bahagia menatap verto.verto terpana dengan ucapan raja lalu berdiri memeluk raja.raja menarik maria untuk ikut memeluk dirinya.
"aku akan tidur dengan nyenyak malam ini" bisik raja.
maria dan verto lalu terlepas dari pelukan raja.
"ayahanda" ucap verto.
"kita lanjutkan besok,aku ingin menikmati kebahagianku malam ini,aku ingin istirahat" ucap raja menatap verto dan maria bergantian.
verto menuntun raja berjalan menuju pembaringan lalu merapikan selimut pada tubuh raja.raja tersenyum pada verto dan maria.
"malam putraku dan juga untukmu menantuku" ucap raja lembut.
"malam ayahanda"balas verto dan maria bersamaan.lalu berdua meninggalkan ruang pembaringan raja.