webnovel

14 MARAH

"selamat pagi nona maria,selamat pagi tuan verto" ucap gadis muda cantik dari balik meja resepsionis.

"pagi.." ucap verto dan maria bersamaan.

"mr.jojo sudah menanti nona maria di area parkir" jelas gadis resepsionis namun tatapannya tertuju pada verto.

"ada yang bisa saya bantu tuan ?" tanya gadis muda dengan senyum genit pada verto.

"tidak ada...kami berdua akan keluar" jelas verto sambil menunjukkan jari pada maria.

"baiklah tuan....selamat menikmati perjalanan anda tuan dan nona" ucap gadis muda dengan sikap hormat.dengan acuh maria melangkah menjauh dari meja resepsionis berjalan keluar menuju area parkir.

mr.jojo melambaikan tangan,maria mbalasnya dengan senyum penuh.tatapan mr.jojo tertuju pada kaki maria yang berjalan tertatih dan semakin terheran menatap verto yang berjalan disebelah maria.dbelakangnya berjalan 2 orang lelaki bertubuh besar berbalut jas hitam dan kacamata hitam.

"sudah lama mister" tanya maria dengan wajah riang.

" tidak lama nona" jawab mr.jojo.

mr.jojo hendak membuka pintu untuk maria namun 2 lelaki bertubuh besar sudah mendahului membuka pintu sisi kanan kiri belakang mobil dan mempersilahkan maria dan verto masuk.

mr.jojo masuk dibelakang kemudi,menoleh menatap maria bertanya.

maria memahami tatapan mr.jojo.

"mr.jo....ini verto" ucap maria mengenalkan verto.

mr.jo mengangguk ramah pada verto namun verto terlihat dingin menanggapi anggukan mr.jo.

"apakah nona maria terluka?" tanya mr.jo dengan nada khawatir sembari menyalakan mobil lalu melaju berlahan keluar dari area parkir cotage.terlihat satu mobil hitam yang mewah mengikuti di belakang mobil mr.jo.

"iya....cidera kecil' jawab maria lembut.

verto tidak merasa nyaman mendengar percakapan maria dengan mr.jo.wajahnya menegang dengan mata yg menipis memandang mr.jo.

tiba tiba sebuah mobil merah memotong laju mobil mr.jo di pertigaan jalan,mr.jo terkejut tidak sadar membanting kemudi kearah kiri.

tubuh maria terhempas ke arah verto dengan sigap verto menangkap dan memeluk tubuh maria agar tidak membentur ke kiri pintu mobil.

mobil mr.jo terbentur pada papan penunjuk jalan.

"nona maria ...apakah anda terluka"spontan mr.jo menoleh dan bertanya pada maria.

terlihat verto memeluk erat maria.tatapan lega tersirat dari mata mr.jo.

maria terkejut dan belum menyadari dirinya dalam pelukan verto.jemari panjang verto menyentuh pundak maria naik turun menenangkan rasa terkejut maria.

kepala maria berada dalam dekapan verto,aroma wangi lembut cendana dari tubuh verto mengusik keterkejutan maria,tersadar dalam dekapan verto,maria berusaha melepaskan diri dari pelukan verto.

verto merasa enggan melepas pelukkannya dan berusaha menahan tubuh maria dalam dekapannya,namun maria semakin keras melepaskan diri dari pelukan verto.

mr.jo keluar memeriksa mobilnya,terlihat asap keluar dari kap depan mobil.

"maaf tuan nona... mobil saya tidak memungkinkan lagi untuk mengantar nona" ucap mr.jo sedih...membayangkan maria yang kecewa dan biaya service yang akan membebaninya.

dua lelaki bertubuh besar menghampiri verto dan membuka pintu.

verto keluar dari mobil lalu mengulurkan tangannya membantu maria keluar dari mobil.

verto mengeluarkan sejumlah uang kertas dengan nominal besar dari dompetnya.

"ini biaya service mobilmu...bila kurang hubungi managerku bernama fian " ucap verto lalu menggandeng maria masuk ke dalam mobil hitam yang mewah.

maria melambai pada mr.jo ingin mengatakan "jangan khawatir".

mr.jo memahami tatapan maria lalu mengangguk dengan senyum tulusnya menatap maria masuk dalam mobil hitam yang mewah.

verto sibuk memasang sabuk pengaman pada maria.

"puri tua atau kembali ke cotage" tanya verto lembut pada maria.

"puri tua" jawab maria pendek.

"gunakan aplikasi untuk mencari lokasi puri tua" perintah verto pada salah seorang pengawalnya.

"baik tuan" jawab pengawal itu cepat.mobil lalu berjalan menuju puri tua.

maria menatap bunga2 yang tumbuh disepanjang jalan.tiba tiba tangan hangat verto menyentuh dan menggenggam tangan maria.

maria terkejut dan berusaha melepas genggaman tangan verto tapi verto menggenggam lebih keras lg.

"lepaskan..." ucap maria tajam namun dengan suara rendah.

verto menatap maria dengan wajah tersenyum namun tampa suara.

"ulat mesum..."runtuk maria masih dengan suara rendah.

kedua pengawal didepan mereka tertegun mendengar ucapan maria walau suara maria sangat lirih.

mereka lebih tertegun lagi menyaksikan pangeran mereka tetap tersenyum,selama ini belum pernah ada orang yang meghina pangeran mereka.

"apakah pangeran sakit?" bathin pengawal pemegang kemudi.

"besok kita kemana lagi " tanya verto seolah tidak terjadi apa apa.

"tidak ada kaitannya denganmu" jawab maria ketus tampa memandang verto.

"aku wajib tau" ucap verto lagi.

"memang kamu siapaku sampai kamu harus tau kemana aku pergi" balas maria tajam dengan suara yang lebih tinggi dengan mata terbelalak menatap verto.

"kamu sedang terluka" ucap verto lagi.

"apa perdulimu!" suara maria semakin tinggi lg,tangannya dilepaskan dari genggaman verto dan menghentakkannya dengan keras.

spontan pengawal disebelah pengemudi membalikkan badan dengan sikap waspada khawatir maria melukai pangerannya.

"turunkan aku disini"ucap maria tajam dengan wajah memerah menahan marah.

seketika pengemudi menghentikan laju mobil lalu menatap pangeran dari balik kaca spion.

"kenapa berhenti!!" teriak verto pada pengemudi.

wajah pengawal itu pucat lalu dengan cepat menjalankan mobil lagi.

wajah verto merah padam,api kemarahan hampir pecah tergambar dari matanya yang memerah,verto terkejut dengan sikapnya sendiri kenapa dia begitu lunak menghadapi sikap ketus maria.

"singa kecil pemarah"geram verto dalam hati.

tangan maria berusaha membuka pintu mobil namun terkunci secara otomatis.

"sialan..."runtuk maria dalam hati.

maria menatap verto dengan tatapan sinis.

"apakah aku tampan" ucap verto menatap maria dari kaca.

"...." maria.

maria memalingkan wajahnya menatap pohon pohon yang berjajar rapi di pinggir jalan.

maria semakin terlihat memesona disaat marah,kulit putihnya semakin bercahaya saat bersemu merah.

kaki jenjangnya yang indah begitu menggoda dbalut celana pendek,sederhana namun terlihat elegan.

perjalanan mereka tampa suara namun verto sesekali menatap maria lalu tersenyum menang menyadari maria tidak lagi bersikap marah.

Próximo capítulo