webnovel

Putri Sandera Dan Raja Serigala

Penulis: Gigi_Saga
Fantasi
Sedang berlangsung · 340.9K Dilihat
  • 464 Bab
    Konten
  • peringkat
  • NO.200+
    DUKUNG
Nomination Award for WSA 2022 ContestNomination Award for WSA 2022 Contest
Ringkasan

Arielle adalah putri yang terlupakan dari Nieverdell, sebuah negara yang diberkati dengan matahari yang hangat sepanjang tahun. Dia dikorbankan oleh keluarganya untuk menjadi tawanan Kerajaan Northendell karena dosa saudara laki-lakinya, putra mahkota. Di kerajaan yang tertutup es abadi, Arielle bertemu dengan Raja Ronan D. Blackthorn, seorang pria yang penuh misteri. Raja Ronan dikutuk. Pada bulan purnama, dia akan kehilangan sisi manusianya dan berubah menjadi manusia serigala. Anehnya, sejak Arielle melangkah ke dalam hidupnya, dia perlahan bisa mengendalikan naluri binatangnya. Tetapi kekuatan besar datang dengan konsekuensinya sendiri. Arielle dan Ronan dihadapkan pada pilihan yang sulit. Apakah cinta keduanya akan dapat bersatu?

Chapter 1Perjalanan Ke Utara

Kereta kuda berjalan tanpa henti. Itu adalah rombongan seorang putri dari Kerajaan Nieverdell yang terletak di selatan menuju ke Utara. Semakin ke utara mereka pergi semakin dingin suasananya. Langit sudah terlihat menggelap saat mereka berhenti untuk beristirahat di sebuah penginapan pinggir kota.

"Tuan Putri, malam ini kita beristirahat di sini dulu. Besok pagi perjalanan akan dilanjutkan," ujar seorang pelayan perempuan yang selalu menemaninya di dalam kereta kuda.

"Terima kasih, Tania," balas sang putri.

Gadis itu adalah Puteri Arielle Dellune, puteri kesepuluh dari Raja Nieverdell. Kini Puteri Arielle sedang dalam perjalanan menuju utara sebagai seorang tahanan Kerajaan Northendell.

Ini semua berawal dari perbuatan kakak pertamanya yang juga merupakan putra mahkota, Pangeran Alexis yang melanggar perjanjian antar kerajaan yang sudah berlangsung ratusan tahun lamanya.

Beberapa hari yang lalu saat utusan dari Kerajaan Northendell tengah berkunjung ke Nieverdell diadakan acara pesta perburuan. Pangeran Alexis yang tengah ingin memanah seekor rusa jantan justru salah sasaran dan mengenai salah satu serigala liar.

Kerajaan Northendell tidak terima akan sikap gegabah Pangeran Alexis karena bagi mereka serigala adalah makhluk suci yang tak boleh disentuh atau dilukai oleh siapa pun. Keempat kerajaan besar telah menandatangani surat perjanjian sedari ratusan tahun yang lalu bahwa mereka tidak akan pernah melukai seekor serigala pun.

Raja Northendell meminta Pangeran Alexis untuk dijadikan tahanan di utara. Namun, Raja Nieverdell menolak karena posisi Pangeran Alexis sebagai putera mahkota sangatlah krusial. Raja Northendell lalu kembali ke utara dengan memberikan ultimatum terakhir.

Nieverdell harus memberikan salah satu keturunan raja untuk dijadikan tahanan hingga Nieverdell bisa memberikan mereka satu ekor bayi serigala yang baru lahir sebagai pengganti satu nyawa serigala yang telah mereka bunuh.

Raja Nieverdell mengalami dilema, begitu juga sang Ratu beserta selir-selir raja yang lain. Tidak seorang pun dari mereka ingin mengorbankan anak-anaknya untuk dijadikan tahanan di Northendell.

Di tengah kondisi istana yang kacau balau, seorang putri yang keberadaannya selalu dilupakan tiba-tiba menjadi perhatian keluarga raja. Ia adalah Putri Arielle. Gadis itu adalah satu-satunya anak raja yang lahir di luar pernikahan. Tidak ada yang tahu siapa ibu dari Puteri Arielle.

Mereka selalu beranggapan bahwa Arielle hanyalah anak dari seorang pelacur yang kebetulan tengah menghangatkan ranjang Raja ketika di luar istana.

Arielle sendiri tidak berdaya untuk menolak. Tanpa adanya persiapan apa pun, keesokan harinya Arielle diberangkatkan ke Utara dengan rombongan kecil.

Kembali ke penginapan tempat Arielle beristirahat, salju tiba-tiba turun begitu lebatnya.

"Salju?" tanya Arielle bingung.

"Kita sudah berada di perbatasan Nieverdell dan Northendell. Hanya butuh perjalanan tiga hari lagi untuk mencapai ibu kota Northendell."

Arielle mengangguk paham kemudian masuk ke dalam penginapan tersebut. Arielle disambut oleh suasana yang hangat dari sebuah perapian di dekat salah satu meja makan. Tania, pelayan setianya, menyuruh Arielle untuk duduk di dekat perapian tersebut sambil menunggu makan malam mereka disajikan.

Tania sudah memesankan semangkuk sup kaldu ayam dan sepotong roti untuk Arielle.

"Ini lezat," puji Arielle jujur saat hidangan itu tiba dan ia mulai menikmatinya.

Pelayan laki-laki yang bekerja di penginapan tersebut tersenyum ramah melihat Arielle menikmati sup buatannya

"Apakah Anda berasal dari Niverdell?" tanya sang pelayan.

"Benar."

"Apa yang akan nona sekalian lakukan ke Utara? Kurasa Nieverdell jauh lebih hangat. Di utara hanya terdapat salju di mana-mana"

"Kami akan berkunjung ke rumah salah seorang saudara di ibu kota Northendell."

Pelayan tersebut memberikan tatapan skeptis. "Anda bukan bagian dari keluarga kerajaan, kan?"

Saat Tania ingin menjawab segera Arielle membungkamnya. "Bukan-bukan, kami hanyalah pengembara biasa."

Pelayan tersebut mengganti lilin yang sudah hampir habis di atas meja makan Arielle. Setelah meletakkan lilin, pria itu tak kunjung pergi melainkan ikut duduk di hadapan Arielle.

"Apakah ini perjalanan pertama Anda ke Utara?" tanyanya penasaran.

Arielle mengangguk gugup.

"Seperti yang kalian tahu, Utara tak sehangat kerajaan-kerajaan lain. Selain salju abadi, ada banyak hal-hal aneh yang berkeliaran di sana."

"Hal-hal aneh? Seperti?"

Pria tersebut mendekatkan dirinya juga meminta Arielle untuk mendekat. Ia melihat sekeliling seakan-akan memastikan bahwa apa yang akan diucapkannya adalah hal yang tabu.

"Mereka bilang Utara itu penuh akan makhluk-makhluk misterius. Aku pernah melihatnya sekali … seekor serigala liar yang jauh lebih besar dari seekor kuda jantan dewasa. Bulunya sehitam malam. Matanya menyala merah berkilau layaknya batu ruby," katanya.

Ia melanjutkan, "Waktu itu aku tengah terjebak di hutan setelah berkunjung dari rumah saudara … seperti legenda Northendell, Monster itu muncul tepat saat bulan purnama. Legenda itu benar, maka dari itu semua warga akan selalu mengunci rumah mereka dan mematikan pencahayaan setiap pertengahan bulan."

Arielle semakin takut dibuatnya. Ia tak bisa membayangkan sebesar apa serigala itu. Ia sendiri tak tahu bagaimana Northendell memperlakukan tahanan mereka. Bagaimana jika ia ditempatkan di sebuah hutan lebat tempat para monster serigala itu berkeliaran?

"Aku boleh bertanya sesuatu?" tanya Arielle.

"Tentu saja!"

"Apa kau tahu sesuatu tentang Raja Ronan D. Blackthorn?"

Tubuh pelayan tersebut menegang seketika. Ia tampak ragu untuk menjawab. "Kurasa hari sudah semakin larut. Aku harus berganti jadwal dengan pegawai yang lain."

Tanpa memperdulikan panggilan Arielle, pria itu melenggang pergi begitu saja meninggalkan Arielle dengan rasa penasarannya.

Tania menyudahi makan malam Arielle kemudian mengantar gadis itu menuju kamar tidurnya. Kamar tidur di penginapan itu cukup lembab, mungkin karena efek salju yang turun di luar. Saat Arielle membaringkan tubuhnya, Tania pun membakar beberapa balok kayu di perapian untuk menghangatkan ruangan.

Di atas ranjangnya Arielle masih bertanya-tanya akan sosok raja dari kerajaan Northendell. Mengapa pelayan itu tampak demikian takut saat Arielle menyebut nama pria itu? Apakah Raja Ronan adalah seorang diktaktor?

Arielle memang belum bertemu dengan pria itu secara langsung. Namun, dari ultimatum yang ia berikan kepada Kerajaan Nieverdell, dan raut ketakutan pelayan penginapan tersebut, Arielle mendapat kesan bahwa Ronan merupakan raja yang menyeramkan.

(Bagaimana denganku nanti? Mengapa nasibku sangat buruk?)

Setetes air mata menitik di sudut mata sang putri. Arielle menahan diri untuk tidak terisak. Memikirkan nasibnya yang tak pernah mujur membuat Arielle sakit hati. Ia tidak pernah ingin dilahirkan dari rahim seorang wanita tak bernama.

Jika ia bisa memilih, ia ingin dilahirkan dari sebuah keluarga sederhana di desa pinggiran. Ia akan cukup merasa bahagia dengan merawat ladang beserta kedua orang tua juga saudara-saudaranya. Memikirkan nasibnya sebagai anak Raja di luar pernikahan membuat Arielle kelelahan dan akhirnya jatuh tertidur.

***

Keesokan harinya, matahari mulai menyingsing dan salju telah berhenti turun. Tania membangunkan Arielle untuk mereka melanjutkan perjalanan. Setelah membersihkan diri dengan air hangat yang disediakan penginapan, Arielle kini tampak lebih segar.

Saat ia akan pergi bersama rombongannya, ia mencoba mencari keberadaan pelayan yang menemaninya mengobrol tadi malam. Arielle ingin bertanya sekali lagi mengenai Raja Ronan D. Blackthorn. Sayangnya, pelayan itu tak ada. Arielle pun berangkat bersama rasa penasarannya.

Kereta diberhentikan untuk sesaat ketika melewati perbatasan. Pengawal Kerajaan Northendell memeriksa segala yang ada kemudian mengizinkan rombongan Puteri Arielle untuk kembali jalan.

"Apakah pengawasan di daerah perbatasan selalu seketat itu?" tanya Arielle kepada Tania.

"Mereka bilang Northendell adalah kerajaan yang terisolir. Mereka benar-benar melindungi warganya dari ancaman luar. Namun tak pernah ada yang tahu siapa yang dimaksud dengan ancaman luar tersebut karena selama ini keempat kerajaan bekerjasama dengan baik. Dan sudah ratusan tahun lamanya tak pernah ada perang."

Arielle mengangguk paham. Ia menurunkan jendela keretanya dan terpukau akan hamparan salju di depannya. Seumur hidup Arielle, ia tidak pernah melihat tumpukan salju setebal itu. Hamparan berwarna putih itu terlihat seperti permen kapas.

Saat Arielle sedang sibuk menikmati hutan salju itu tiba-tiba kereta berhenti dengan mendadak. Tania meminta Arielle untuk tidak panik.

"Hei ada apa?" tanya Tania sambil menurunkan jendelanya untuk bertanya kepada kusir.

Pintu kereta dibuka secara kasar membuat Arielle berteriak kencang. Seorang pria jangkung menghampiri Arielle. Namun, Tania mengeluarkan sebilah pisau untuk melukai tangan pria itu. Mereka adalah kelompok bandit yang diwali-wanti oleh pemilik penginapan tadi pagi.

Beberapa pengawal sudah tergeletak di atas salju. Mereka mengerang kesakitan memegangi luka yang bersimbah darah.

"Lepaskan aku! Lepaskan aku!" teriak Arielle saat tubuhnya diseret keluar kereta.

"Diam atau kubunuh kau saat ini juga!" ancam seorang bandit yang tangannya sempat dilukai oleh Tania.

Baik Tania maupun Arielle sama-sama dibungkam. Kereta mereka dihancurkan. Semua pakaian juga perhiasan yang tak seberapa dijarah. Arielle menggigit tangan bandit yang membungkamnya keras-keras.

"Aaargh!!!" teriak bandit tersebut.

Tanpa menunggu lebih lama Arielle menendang selangkangan bandit tersebut dengan lututnya lalu menarik Tania untuk berlari. Melihat dua kawannya yang kesakitan di atas tanah, para bandit lain menghentikan jarahannya. Saat melihat dua perempuan yang kabur, mereka bertiga otomatis berlari mengejar Arielle dan Tania.

"Ayo Tania, langkahkan kakimu lebih cepat!" pinta Arielle saat Tania tak lagi kuat berlari.

"Aku … sudah … huff … tidak kuat lagi, Putri …." Nafas Tania tersengal-sengal.

Berlari di atas salju bukanlah sesuatu yang mudah. Terlebih pakaian tebal mereka semakin memperlambat laju keduanya. Arielle menoleh ke belakang sesekali untuk memastikan mereka telah berlari cukup jauh dari para bandit tadi. Namun kelegaan Arielle tak berlangsung lama, ia mendengar suara tapal kuda mendekat.

"Putri … tinggalkan saja aku …."

"Tidak Tania … Aaaaaaaargh!!!!!"

"Yang Muliaa…!"

Arielle salah melangkah, karena terlalu fokus menarik Tania, gadis itu tak melihat jurang landai di sampingnya dan terjatuh.

Tubuh Arielle tertutupi salju. Kepalanya terasa sangat sakit dan pandangannya mulai memburam. Sebelum kesadarannya menghilang, Arielle melihat empat kaki hewan berbulu yang mendekat.

(Serigala? Apakah aku akan menjadi santapan serigala di Utara? Sial …)

Lalu semuanya menjadi gelap.

Anda Mungkin Juga Menyukai

MARRIED TO A STRANGER

“Aku rasa, kita tidak bisa melakukan ‘itu’ dulu, karena kau masih dalam tahap pemulihan…” Hailee menjawab ragu- ragu, berusaha mencari alasan yang masuk akal untuk situasinya sekarang. “Bulsh*t,” Ramon merutuk dan turun dari tempat tidur mereka yang luar biasa mewah. Dengan langkah tidak sabar, pria itu menghampiri Hailee, seperti pemburu yang akan menangkap buruannya. “Aku akan buktikan kalau aku baik- baik saja. Lebih dari baik.” Dia menegaskan kata terakhirnya sambil tersenyum penuh arti. “…” Ugh! *** Hailee mendapati dirinya telah dijual oleh kakak tirinya, Aileen, setelah kematian kedua orang tua mereka dalam sebuah perampokan. Namun, pada malam di mana seharusnya Hailee melayani lelaki bajingan yang telah memenangkannya dalam lelang, Hailee berhasil kabur dengan membunuhnya. Kini, Hailee berada dalam pengejaran dan harus melarikan diri dari kota tersebut untuk menghindari pengejaran kaki tangan pria yang telah dia bunuh. Di dalam pengejaran itu, Hailee tidak sengaja bertemu dengan Ramon yang tengah sekarat akibat kecelakaan yang dialaminya. Untuk menghindari orang- orang yang mengejarnya, Hailee berpura- pura menjadi Giana, wanita yang selama ini Ramon sembunyikan dari mata publik. Masalah bertambah rumit ketika Ramon tersadar dan dia tidak mengingat apapun. Hailee tentu saja dapat memanfaatkan ini dan terus berpura- pura menjadi Giana, tapi sampai kapan? Dan bagaimana dengan Giana yang asli? ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on Instagram @Jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **The Story of Dusk -Indonesia- **Cinta sang Monster **ABSQUATULATE

jikanyotomare · Fantasi
4.9
197 Chs

Cinta Sang Monster

COMPLETED. Snippet: Satu tahun yang lalu Raine dikeluarkan dari Rumah sakit Jiwa dan harus hidup di Panti Asuhan. Itu memang bukan tempat yang terbaik, tapi setidaknya tidak bagi orang sepertinya. Sampai suatu malam yang menentukan Raine bertemu dengan pria itu… *** Pria itu menghentikan mobilnya. Sementara itu, genggaman Raine pada selimutnya mengerat ketika dia bertanya- tanya dalam hati; apakah dia telah melakukan kesalahan? Dia dapat merasakannya ketika Torak mengulurkan tangan kepada dirinya. ‘Apakah dia akan memukulku?’ Raine gemetar karena pemikirannya itu. Namun, Torak membuka hoodie dari kepala Raine dan dengan sangat lembut menyelipkan helaian rambutnya ke balik telinganya. “Jangan,” kata Torak dengan lembut. “Aku ingin melihatmu, jadi jangan menyembunyikan dirimu…” ************** “Kekuatan jiwa dari para Guardian Angel akan bernafas di kehidupan baru dari anak manusia. Tiga Guardian Angel akan lahir ke dunia terrestrial dan sekali lagi, kalian bertiga akan menjadi pelindung mereka.” “Kau akan membuat kami menjadi budak dari makhluk lemah seperti mereka?!” Torak bertanya dengan tidak percaya. “Tidakkah dirimu takut kalau kami akan mematahkan mereka menjadi dua?” Para Guardian Angel itu sangatlah rapuh dan mereka, sebagai Lycanthropes, sangat tidak mengapresiasi segala bentuk kelemahan. “Tidak, kamu tidak akan melakukan itu.” Selene berkata dengan sangat sabar. “Kalian tidak akan menjadi budak mereka ataupun meyakiti para Guardian Angel, kalian akan menghargai mereka dalam hal apapun.” Tapi, suara Selene selanjutnya di selimuti dengan sebuah kebahagiaan saat dia berbicara. “Kalian tidak akan pernah menyakiti pasangan jiwa kalian.” ==== Ini adalah cerita werewolf dan Lycanthropes (dan sudah pasti fantasi)! Didalam cerita ini ada beberapa istilah yang merujuk pada dewa dan dewi yunani kuno. Kalau kalian suka membaca tentang fiksi makhluk supernatural pasti ada beberapa istilah yang tidak asing bagi kalian. Pertanyaan mengenai hal yang kurang jelas dan saran dapat ditulis di kolom komentar, sebisa mungkin akan author jawab. ************************ Update setiap hari Pkl. 13.00 wib. ************************ Meet me on instragram : jikan_yo_tomare

jikanyotomare · Fantasi
4.9
412 Chs
Indeks
Jilid 1 :Putri Sandera
Jilid 2 :Ratu Northendell
Jilid 3 :Musim Semi Di Northendell