"Anda tahu? Benar, toko kami hanya satu-satunya toko yang menyediakan peralatan melukis di kota ni."
"Tentu saja aku tahu, aku sering membeli kanvas dan peralatan melukis di sana," jawab Arielle dengan antusias.
Aimee ikut tersenyum melihat keakraban sang putri dengan pemuda yang melukisnya itu. Ia pun kembali duduk di tempatnya yang sebelumnya tetapi senyumnya memudar saat Lazarus menggeser dirinya sendiri pelan-pelan untuk mendekati Aimee.
"Putri Arielle sangat cantik ya," ucap Lazarus mencoba membuka obrolan juga dengan Aimee.
"Selalu," jawab Aimee singkat.
'Tapi aku tidak kalah cantik," sambung Lazarus membuat Aimee mengerang. Kesal.
Lazarus yang melihat wajah kesal Aimee tertawa kecil. Mumpung Arielle sedang sibuk berbincang dengan sang pelukis, Lazarus mendekatkan dirinya untuk berbisik.
"Nanti malam … di kamarku atau kamarmu?' bisik Lazarus.
Aimee yang sedari tadi menahan kesal bangkit kemudian meraih kerah leher Lazarus.
Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com