webnovel

Nikah Kontrak : Kejutan Sang CEO

Teen
Completed · 531.2K Views
  • 420 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Apa yang terjadi kalau seorang CEO ganteng tiba-tiba mendobrak pintu hatimu!? Hidup sandra yang suram dan terlilit hutang tiba-tiba berubah ketika seorang pria tampan mendobrak pintu kamar hotelnya! Tanpa basa-basi Sandra langsung ditarik dibalik selimut oleh Nico yang harus bersembunyi dari suruhan pamannya sendiri yang ingin menghabisi nyawanya! Apa yang akan Sandra lakukan ketika Nico memohon untuk bantuannya? Bagaimana Sandra bisa menyembunyikan seorang CEO di rumahnya yang apa adanya? Apakah Nico akan memenuhi janjinya untuk melunasi semua hutang-hutang wanita itu jika Sandra menjadi istri paling manis sedunia bagi sang CEO tersembunyi?

Tags
3 tags
Chapter 1Cinta pada pandangan pertama?

Di sebuah hotel bintang lima, Sandra membungkus tubuhnya erat-erat dengan selimut di tempat tidur besar dan empuk. Dengan hanya menjulurkan kepalanya dan tetap di tempat tidur dengan gelisah, ia tidak bisa mengalihkan pandangannya dari pintu yang tertutup.

BRAK!

Pintu ditendang terbuka dengan kerasnya. Sosok pria berperawakan tinggi berlari kencang masuk ke dalam kamar dan melompat ke tempat tidur Sandra. Pria itu kemudian menarik selimut ke atasnya untuk menutupi tubuhnya, membuat sebagian dari selimut meluncur turun dari leher sang gadis di sebelahnya hingga memperlihatkan tulang selangka yang indah.

"Ah ..." Sandra berteriak terkejut.

Pria itu dengan cepat menutupi bibir merah Sandra dengan telapak tangannya, menyeretnya masuk ke dalam selimut dan menekannya tepat di bawah tubuhnya. Jarak tubuh keduanya begitu dekat hingga pria itu pun menyadari sesuatu. Ia mengerutkan kening dan melihat ke bawah pada tubuh gadis itu. Dia tidak mengenakan pakaian satupun?

Dari arah koridor, suara langkah kaki yang bergemuruh terdengar disertai dengan suara berat yang saling bersahutan. Segerombolan pria berbadan kekar berlarian dengan tergesa-gesa di sepanjang koridor.

"Bos, tidak salah lagi, orang itu lari ke arah sini", salah seorang diantara mereka menunjuk ke suatu arah.

"Lanjutkan pengejaran, kita harus menemukan dia, kalau tidak kita semua akan habis."

"Ya!" Langkah-langkah kaki yang padat secara bersamaan berhenti tepat di luar ruangan tempat Sandra berada.

Orang-orang itu pun mencoba mengintip ke dalam isi kamar dengan pintu yang sedikit terbuka itu. Mereka pun menyaksikan dua orang yang terbalut sepenuhnya dalam selimut, dengan sesekali terdengar dengungan halus seorang wanita.

Di dalam selimut, hanya ada sedikit cahaya. Meskipun ia tidak bisa melihat penampilan gadis itu, tetapi Nico tahu bahwa dia sangat cantik. Wangi samar seorang gadis muda di tubuhnya terus-menerus memenuhi sarafnya, hampir lupa bahwa dia baru saja mendapatkan luka tusukan di lengannya, tetapi jantungnya saat ini berdetak kencang karena alasan yang berbeda.

"Bos, jejak darahnya sudah hilang di sini, apakah orang itu masuk ke dalam kamar?"

Para pria itu masih berdiri di depan kamar tempat Sandra dan Nico berada, sambil menggumam kebingungan.

"Tidak, lebih baik kita jauhi masalah! Orang itu pasti berhasil kabur keluar, terus kejar."

Seorang pria dengan perawakan yang lebih tinggi dan besar dibanding yang lain terlihat berpikir sejenak, kemudian berlari keluar hotel bersama anak buahnya.

Di dalam kamar hotel, suasana menjadi sunyi selepas kepergian orang-orang asing yang membuat keributan di koridor. Nico pun mulai merenggangkan tangannya yang menutupi mulut gadis mungil yang sedari tadi tidak berhenti menggeliat berusaha membebaskan diri. Sandra mengambil kesempatan ini untuk menggigit tangan pria yang telah membungkamnya. Dengan cepat ia menarik semua selimut di tubuhnya dan melompat menjauhi pria mencurigakan itu.

"Kamu, siapa kamu sebenarnya?". Sandra memandang Nico dengan panik. Ia mengepalkan tinjunya dengan erat meski sedikit gemetar, bersiap untuk melayangkannya kepada lelaki itu kapan saja.

Nico mencengkeram luka di lengannya, bangkit dari tempat tidur, tidak mengucapkan sepatah kata pun kepada Sandra, bahkan tidak mengucapkan terima kasih, berbalik, dan pergi begitu saja. Luka di tangannya mengeluarkan darah, dan rasa sakit menjalar ke seluruh tubuhnya, membuat sosoknya yang kokoh terlihat sedikit lemah.

Merasa frustasi, Sandra menjulurkan lehernya dan tanpa sadar mengulurkan tangannya dari selimut, menunjuknya ke punggung pria itu dengan penuh amarah.

"Hei, kamu benar-benar keterlaluan! Jika bukan karena aku sekarang, kamu akan ketahuan oleh orang-orang itu..."

Nico tidak melihat ke belakang, sudut bibirnya sedikit terangkat, dan dia mengucapkan dua kata dengan santai.

"Terima kasih."

Mulut Sandra tertutup. Dasar pria aneh! Seenaknya masuk ke dalam kamar orang lain, dan sekarang lihat caranya berterima kasih. Ia bahkan tidak melihat ke arah Sandra sama sekali. Mungkin lelaki kurang ajar ini memang pantas untuk dikejar dan dihajar sampai mati.

Tidak mendengar balasan apapun dari Sandra, Nico pun melanjutkan langkahnya yang sempoyongan ke arah pintu keluar. Darah di tangannya terus menetes ke lantai, mengikutinya kemanapun ia berjalan.

"Hei, tunggu."

Huh, siapa yang tiba-tiba menjadikannya sebagai bidadari penyelamat? Pria ini benar-benar beruntung bisa bertemu dengan Sandra.

"Orang yang mengejarmu mungkin belum pergi. Terlalu berbahaya untuk keluar sekarang. Kebetulan sekali aku belajar keperawatan, kemari dan tunjukkan lukamu"

Nico sedikit mengernyit dan melirik lengannya. Melihat luka yang semakin terbuka lebar dengan darah yang tak berhenti mengalir. Luka ini benar-benar harus segera diatasi atau ia bisa mati kehilangan banyak darah. Tapi jujur saja, reaksi Sandra cukup mengejutkannya Nico. Meskipun terdengar sedikit marah, namun gadis itu masih menawarkan diri untuk merawat lukanya. Padahal dia telah masuk ke dalam kamarnya tanpa izin, dan bahkan melompat ke atas ranjangnya. Tetapi gadis itu tidak membiarkan dirinya yang sedang terluka untuk pergi begitu saja.

"Oke."

Dia berbalik tepat saat Sandra baru saja bangun dari tempat tidur dan bersiap untuk mengenakan pakaian. Detik itu juga, Sandra melompat ke tempat tidur dan kembali meringkuk ke dalam selimut sambil berteriak seperti hewan buruan yang tertembak oleh peluru. Teriakannya begitu kuat dan melengking seakan menusuk gendang telinga siapapun yang mendengarnya.

"Maaf maaf...", Nico yang juga tak kalah terkejutnya dengan cepat berbalik membelakangi Sandra. Ia dapat merasakan jantungnya berdebar dengan kencang.

Beberapa saat kemudian, Sandra berhasil menenangkan dirinya. "Hei dengar! Aku akan bangun dan memakai pakaian sekarang, dan kamu tidak diizinkan untuk melihat ke belakang!", ujarnya setengah membentak, sambil perlahan-lahan mengeluarkan diri dari balutan selimut.

Nico yang berusaha menutupi luka tusukan di lengannya mengerutkan keningnya. Baru kali ini ada seseorang berani membentak dan memberi pemerintah kepada dirinya. Terlebih lagi, orang itu adalah seorang gadis yang terlihat lebih muda darinya. Berani sekali gadis itu memerintahnya dengan nada tinggi? Selama tiga puluh tahun hidup, baru kali ini Nico merasa direndahkan oleh orang lain, terutama oleh seorang gadis kecil.

Saat mengenakan pakaian, Sandra kembali memperhatikan sosok yang tengah berdiri membelakanginya masih diam tak bergerak. Baiklah, setidaknya pria itu masih dapat dipercaya. Ia merasa lebih lega dan menjadi tidak tergesa-gesa mengenakan busananya.

Nico berdiri dengan tenang di dalam ruangan, bayangan wanita yang berganti pakaian di belakangnya membentang di dinding terkena cahaya lampu. Nico diam-diam mengagumi sosoknya yang begitu indah. Gerakan demi gerakan yang terpantul dalam bayangannya di dinding sudah cukup untuk menunjukkan keanggunan dari gadis itu.

Setelah selesai berpakaian, Sandra meminta Nico untuk duduk di samping tempat tidur, sementara ia pergi ke meja depan untuk mengambil kotak obat. Beberapa saat kemudian, ia kembali dan berjongkok di depan pria itu.

"Kamu harus melepas bajumu", ujar Sandra sambil mengangkat kepalanya dan menatap wajah rupawan pria di hadapannya. Tidak ada ekspresi berlebihan di wajahnya, yang membuat siapapun dapat merasakan sikap dinginnya. Dia tidak banyak bicara, dan dia terlihat waspada pada semua orang.

"Membuka pakaian? Ingin melihat apa?", Nico memandang Sandra dengan raut muka yang menggoda. Faktanya, dia tahu apa yang dimaksud Sandra, namun untuk beberapa alasan, dia hanya ingin menggoda gadis ini.

Untuk beberapa saat, Sandra tidak menunjukkan reaksi apapun. Sedikit terkejut dengan pria yang dikiranya memiliki sikap angkuh dan dingin tiba-tiba menggodanya seperti itu.

Mengapa pikiran pria begitu kotor?

"Bagaimana aku bisa mengobati luka ini jika kamu tidak melepas pakaianmu?", wajah Sandra sedikit memerah. "Lagipula, apa bagusnya dirimu? Semua laki-laki terlihat sama saja di mataku"

"Tapi lelaki yang satu ini berbeda". Nico berkata dengan suaranya yang rendah dan dalam, membuka kancing dadanya dengan satu tangan, memperlihatkan otot-ototnya yang kekar.

Tanpa disadari, wajah Sandra bahkan menjadi lebih merah. Ia belum pernah melihat tubuh lawan jenis dari jarak sedekat ini. Harus ia akui, sosok pria ini benar-benar di atas rata-rata, dengan bentuk tubuh yang bahkan lebih baik daripada atlet olahraga terkenal. Astaga, memikirkan hal ini saja membuat wajah Sandra menjadi lebih merah, dan bahkan akar telinganya terasa panas. Dia masih dalam posisi berlutut di depan pria itu dengan bodohnya. Pada saat ini, pikirannya kosong dan dia tidak tahu harus berbuat apa.

"Coba rasakan"

Seakan dapat melihat melalui pikirannya, Nico memegang tangan gadis itu di telapak tangannya dan meletakkannya ke dadanya yang bidang.

"Bagaimana, berbeda dengan pria lain bukan?"

Nico menyeringai dengan bangga, sementara Sandra diam terpaku seperti orang bodoh.

...................

You May Also Like

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Teen
4.9
425 Chs

ALONE WITHOUT PARENTS

Semenjak perceraian kedua orangtuanya, Aneska tinggal bersama kakak kandung dan kakak iparnya. Keadaan bukannya membaik, justru kehidupan Aneska semakin menderita. Perilaku seorang kakak ipar kepadanya seperti perlakuan seorang Ibu tiri kepada anak tirinya. Membuat Aneska tumbuh menjadi seorang gadis yang tomboy. Namun wajahnya yang sangat cantik membuat dirinya disukai oleh banyak laki-laki. Namun rasa trauma Aneska yang diberikan oleh orangtuanya sendiri membuat Aneska tidak pernah membuka hatinya untuk laki-laki. Dan semua laki-laki menyerah untuk mendekatinya. Kecuali satu orang laki-laki yang terus berjuang untuk mendapatkannya. Tetapi tetap saja, sedikit kemungkinan untuk lelaki tersebut dapat diterima oleh Aneska. Berbagai cara sudah dilakukan oleh lelaki tersebut. Mulai dari dirinya yang berusaha untuk bisa berteman dengan Aneska sampai menjadi seseorang yang selalu ada di saat Aneska dalam kesusahan. Sampai pada akhirnya ketika Aneska sudah terlalu menderita dengan kehidupannya bersama kakak iparnya, hanya lelaki tersebut yang ada di sampingnya. Membuat Aneska merasa dilindungi oleh lelaki tersebut. Lambat laun akhirnya Aneska menerima keberadaan dan hati leleki tersebut yang sudah diberikan kepada Aneska sejak lama. Kehidupan berumah tangga yang sangat ditakuti oleh Aneska selama ini ternyata adalah sebuah kesalahan besar. Menikah dengan lelaki yang telah menyukainya terlebih dahulu membuat Aneska hidup bahagia tanpa ada suatu masalah yang membuat mereka berdua bertengkar hebat. Mereka menjadi keluarga yang harmonis sampai salah satu di antara mereka lebih dulu meninggal dunia.

Arummsukma · Teen
5.0
404 Chs
Table of Contents
Volume 1

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest
Lexaara_Sione
Lexaara_SioneLv4

SUPPORT