webnovel

Everyday life of Black Fox [Indonesia]

Autor: Xionsama23
Anime und Comics
Laufend · 89.8K Ansichten
  • 28 Kaps
    Inhalt
  • Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

Author here!!! it's my first fanfic so go easy on me pls!!! THIS IS INDONESIAN FANFIC so if u speak or understand indonesian, well, ur lucky!!! but if u you not, well, welcome to hell!!! i guess? --- Bangun setelah terpeleset dikamar mandi, Xion mendapati dirinya berpindah ke tubuh seseorang bernama Himura Kazune, tidak hanya itu, sepertinya dunia tempat Kazune tinggal terdapat banyak karakter dari anime didunianya yang dulu.

Tags
4 tags
Chapter 169

*ding*

Mendengar suara pesan masuk, Xion dengan cepat menyambar smartphonenya seperti kilat. melihat notifikasi dilayar smartphonenya, dia merasa seperti tersangka yang sedang menunggu keputusan hakim, untuk menentukan, apakah dia bersalah atau tidak.

Ini adalah ke-69 kalinya, Xion mengirimkan lamaran kerja sejak hari dia lulus. Awalnya Xion berpikir kalau mencari pekerjaan itu mudah tetapi kenyataan menamparnya dengan keras, ...tidak, mungkin lebih tepatnya mendropkick tepat diwajahnya.

Hari berganti hari, bulan berganti bulan, lalu tanpa sadar, berubah menjadi tahun. Mulai dari remaja yang penuh harapan menjadi pemuda bermuka suram.

Kita kembali ke masa sekarang. dimana Xion sedang adu pandang dengan layar smartphonenya. jarinya gemetar, napasnya cepat dan dia mulai berkeringat. mengambil napas dalam dalam, dia lalu membuka pesan itu.

{Kpd, saudara Xion ditempat,

dengan pesan ini, kami dengan berat hati menyampaikan kalau anda tidak memenuhi kriteria yang kami cari....}

Selesai membaca pesan itu, wajah Xion tak terlihat, entah karena bayangan yang tidak dapat dijelaskan atau mungkin tertutup poninya. yang jelas dia benar benar kesal. mengingat bagaimana orang yang mewawancarainya waktu itu memberinya harapan dengan berkata kalau mereka menyukai penampilan, sikap, bahkan mereka memuji cvnya.

membuat Xion berpikir kalau masa masa madesunya akan berakhir, lalu hanya dengan sebuah pesan menghancurkan harapannya hingga tak bersisa.

jika Xion bisa memutar waktu, dia pasti akan membalikkan meja para pengujinya, lalu mengacungkan jari tengah ke wajah mereka.

Dengan perasaan yang kacau, Xion lalu bersiap siap untuk mandi. keluar kamar dengan perlahan, dia berusaha untuk tidak membuat suara dan berjalan menuju kamar mandi dengan hati hati.

Jika kalian bertanya tanya kenapa Xion melakukan itu, jawabannya adalah, karena dia selalu mengurung diri dikamarnya sejak hari pertama lamarannya ditolak.

Xion adalah orang yang perfeksionis. dia tidak suka sesuatu yang dikerjakanya tidak sempurna. bila melihat kesalahan, dia akan berusaha untuk membenarkannya untuk menghilangkan rasa gelisah akibat melihat kesalahan itu.

Dikarenakan bullying disekolah dasar, Xion jadi takut untuk membuat kesalahan. karena jika murid dikelasnya tahu, dia pasti akan diolok olok dan juga dijahili habis habisan.

peristiwa itulah yang tertanam didalam dirinya, membuatnya gelisah jika ia melihat sesuatu yang dipikirnya kurang sempurna.

itulah menyebabkan dia mengurung diri dikamarnya, Xion merasa dirinya tidak sempurna.

ditolak berkali kali itu membuatnya benar benar frustrasi dan juga malu, sehingga dia mengurung diri dikamar untuk lari dari kenyataan.

menyalakan shower, Xion bergumam,

"Apanya yang lulusan terbaik... "

menundukan kepala, Xion membiarkan air membasahi dirinya. berharap air dingin ini bisa menenangkan pikirannya yang kacau.

"hehehe... kalau dipikir pikir 69 benar benar angka yang menarik"

memikirkan itu, Xion mulai tertawa misterius.

memutuskan perasaannya sudah tenang, ia lalu menyudahi showernya.

namun karena dia tidak memperhatikan langkahnya karena terlalu sibuk memikirkan hal hal yang berkaitan angka 69.

Xion terpeleset lalu sekelilingnya menjadi gelap.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-

*ding*

... Host detected...

... System Installing...

...Activating...

...****** Sign in system activated...

...Sending starter reward...

.

...1 million yen...

...1 body restoration pill..

...1 lottery point...

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-

"...ugh.."

Xion mendesah pelan, merasakan rasa tidak nyaman disekujur tubuhnya karena perban yang menyelimutinya.

'Bagaimana caranya aku terpeleset sampai badanku penuh perban seperti ini,'

pikirnya dengan heran.

"Sepertinya kau sudah sadar, kau terlihat berantakan saat aku membawamu kemari."

menoleh kearah suara itu, Xion melihat seorang wanita cantik dengan rambut berwarna biru gelap dan mata coklat, mengenakan gaun berwarna hijau tua dengan jas lab diatasnya.

Terpana oleh pemandangan dihadapannya, Xion pun lupa menjawab apa yang dikatakan wanita itu. Melihat pemuda itu terdiam ditempat tidur karena melihatnya, wanita itu tertawa,

"Ufufu~ melihat kau memandang seperti ingin memakanku benar benar menyeramkan, haruskah aku memanggil polisi?"

wanita itu tersenyum sambil menggodanya. Xion tertegun sejenak lalu mukanya mulai memerah. untuk mengalihkan pembicaraan, dia lalu bertanya,

"Dimana aku?"

mendengar suaranya Xion kaget, karena suara yang keluar itu bukan suara miliknya. tanpa sadar dia lalu menyentuh lehernya.

tidak mendapati keanehan apapun, dia makin bertanya tanya tentang apa yang sebenarnya terjadi.

"Ada apa? apakah kau merasakan sesuatu dilehermu?"

dengan khawatir wanita itu mendekati Xion, bertujuan untuk memeriksa lehernya.

Merasakan sentuhan wanita dilehernya, Xion membeku.

melihat parasnya yang cantik dari dekat rasanya berbeda jauh dibanding melihatnya dari jauh, ditambah wangi yang berasal dari tubuhnya terus menyerang hidungnya, Xion merasa seperti dinding pertahanan terakhir kewarasanya akan ditendang oleh colosal titan sebentar lagi,

'Gawat, kalau begini terus aku akan benar benar menyerangnya'

Xion heran, mengapa dia susah mengontrol dirinya sendiri untuk tidak menyerang wanita dihadapannya.

ini benar benar tidak masuk akal.

mengingat hampir seumur hidupnya, Xion tidak pernah sama sekali tertarik dengan perempuan, tentu saja, dia bukan gay.

Xion tertarik pada lawan jenis, hanya saja wanita yang dia sukai adalah perempuan yang ada dimonitornya alias waifunya.

Xion beralih ke dunia dua dimensi setelah menyaksikan reaksi mereka saat melihat dia dibully.

Xion kecewa, karena mereka hanya diam saja bahkan terkadang ikut tertawa dengan yang membullynya, saat itu juga Xion kehilangan rasa tertariknya pada mereka dan mengalihkannya pada perempuan yang ada dimonitornya.

memegang tangan wanita itu, Xion lalu menjauhkannya dari leher miliknya. karena sejak wanita itu menyentuhnya, dia merasa seperti ada aliran listrik mengalir diseluruh tubuhnya dan makin sering dia disentuh olehnya, Xion merasa makin dijauhkan dari akal sehatnya.

"Siapa kau?"

dengan kekuatan terakhirnya, Xion bertanya pada wanita itu.

"Namaku, Tae Takemi"

mendengar nama wanita itu, otak Xion mulai kacau seperti otak Spongebob yang lupa namanya sendiri.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

-----Tae Takemi Pov-----

Namaku Tae Takemi, aku adalah seorang dokter di Yongen-jaya.

suatu hari, aku menemukan seorang pemuda yang babak belur dilorong sepi saat aku hendak pergi ke klinikku. melihat kondisinya aku menyimpulkan dia dikeroyok oleh sekelompok berandalan.

awalnya aku berniat untuk memanggil ambulance tetapi setelah melihat lukanya yang cukup ringan, aku memutuskan untuk membawanya ke klinikku untuk kuobati sendiri.

'Aku juga ingin mencoba efek obatku yang baru'

memikirkan tentang obatku yang akhirnya bisa kuuji, tanpa sadar aku tersenyum. namun itu diakhiri oleh tatapan orang orang yang melihatku seperti menghindari wabah.

'Yah, sudah kuduga, membawa orang penuh luka dijam seperti ini akan membuat orang lain takut'

menghindari situasi dimana lebih banyak orang akan melihatku, aku memutuskan untuk mempercepat langkahku dan segera pergi meninggalkan tempat ini.

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

----Random People's Pov----

'Benar benar kasihan, apakah dia ketahuan selingkuh sampai dipukuli seperti itu.'

'Uwaaa.... menakutkan padahal badannya kecil tapi laki lakinya sampai bonyok begitu.'

'Apa apaan senyuman itu... perempuan benar benar menyeramkan...'

'Ahhnn~ aku juga ingin dipukuli seperti itu~'

'Geh.. bukannya itu dokter yang rumornya melakukan eksperimen pada pasiennya, apa pemuda itu mau dijadikan objek percobaan?'

...

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

-----Tae Takemi Pov-----

Sesampainya diklinik, aku langsung memeriksa luka pemuda itu lalu membersihkannya. melihat keadaannya, dia mungkin baru akan sadar besok.

'Aku sudah mencobanya sendiri dan obat ini tidak berbahaya tapi efeknya mungkin akan berbeda pada tiap orang. seharusnya, obat ini akan mempercepat proses penyembuhan lukanya dengan efek samping membuatnya menjadi sangat lapar karena proses penyembuhan yang terlalu cepat. untuk sekarang aku akan memberikannya dosis kecil untuk amannya.'

menyuntikan obat pada lengan pemuda itu, aku memutuskan untuk menunggunya bereaksi. dua jam kemudian, dia mulai menunjukan tanda tanda akan sadar.

Selagi aku mencatat data dari vitalnya, tiba tiba, aku mendengar suara desahan dari tempat tidur pemuda itu.

"Sepertinya kau sudah sadar, kau terlihat berantakan saat aku membawamu kemari"

melihat dia memandangku dengan tajam, mungkin karena penampilanku yang terlihat aneh untuknya atau karena ini kali pertamanya berduaan dengan seorang wanita, membuatnya tanpa sadar memandangku seperti itu.

'Aku seperti pernah melihat mata itu, tapi dimana?'

walaupun mata merahnya sedikit seram, itu tidak membuatku taku karena entah kenapa aku merasa seperti pernah melihatnya disuatu tempat, aku lalu memutuskan untuk sedikit menggodanya.

"Ufufu~ melihat kau memandang seperti ingin memakanku benar benar membuatku takut, haruskah aku memanggil polisi?"

wajahnya memerah dengan cepat, tidak menyangka akan melihat reaksi yang benar benar imut dari pemuda yang terlihat seperti yakuza ini, membuatku ingin menggodanya lagi.

dia mencoba untuk bicara, tapi seperti merasakan keanehan, dia mulai menyentuh lehernya. khawatir jika itu terjadi karena efek samping obat yang kuberikan, aku mulai panik, menghampirinya aku lalu menyentuh lehernya dan menanyakan, apakah dia merasakan keanehan dilehernya.

aku disambut oleh napasnya yang mulai tidak karuan dan juga wajahnya yang sangat merah. namun seperti mengabaikan semua itu, dia malah memegang tanganku dan berusaha menjauhkannya dari lehernya.

setelah melakukan itu semua dia kembali bertanya padaku, aku memutuskan untuk menjawab pertanyaannya kali ini,

"Namaku, Tae Takemi."

Setelah mendengar jawabanku, dia terdiam seakan kaget dengan yang baru saja didengarnya. berpikir kalau aku membuat kerusakan pada otaknya dengan obatku, aku mulai takut namun tiba tiba tangannya yang memegangku menjadi lebih erat, aku mendapatinya memandangku dengan serius lalu mengatakan,

"Takemi-san, aku jatuh cinta padamu."

mendengar itu aku sadar, yang kubawa pulang bukanlah tikus percobaan, tapi, serigala yang bisa memakanku.

Das könnte Ihnen auch gefallen