*ding*
...System Task...
Task : Membuat gadis yang sedih tersenyum lagi
Reward : 1 LP
Failure : membuat bau badanmu menjadi lebih busuk dari tai
p.s. mengabaikan seorang gadis yang tengah menangis itu adalah sikap yang lebih buruk dari tai!!!
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
Melihat konsekuensi jika dia gagal membuat Kazune ingin menghantamkan kepalanya ke westafel.
'System! Kau yang tai! Semua keluargamu tai!'
[System tidak memiliki bentuk secara fisik jadi apa yang dikatakan host sama sekali tidak masuk akal.]
'Bodo amat anj*%#! Aku tidak punya pengalaman dalam hal seperti ini! C@#! Aku bahkan tidak bicara dengan orang seumuranku selama lebih dari 2 tahun! Sekarang kau ingin aku yang sekolah terakhirnya berisi 'batang' semua untuk menghibur perempuan???!!!'
[Task ini asalnya berasal dari Author. System sama sekali tidak salah.]
'Author anj-'
[Perlu diingatkan lagi jika menghina Author yang tampan dan berani maka akan diberikan hukuman yang 'menarik' ]
Mengepalkan tangan dengan tubuh yang gemetaran menahan marah, Kazune menutup matanya sambil berusaha mengatur ulang napasnya. Setelah tenang, Kazune lalu membuka keran lalu membasuh wajahnya untu membuat kepalanya lebih dingin dan dapat berpikir dengan tenang.
"Sekarang, apa yang harus kulakukan..."
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
*suara menangis*
'Aku tidak percaya...'
Air mata mengalir deras dari mata Tsubame, awalnya dia ingin merayakan ulang tahun pacarnya dengan memberikan pesta kejutan untuk pacarnya, membuat Tsubame memutuskan untuk bolos sekolah dan diam diam datang ke asrama setelah menyuap beberapa penjaga keamanan sekolah untuk membiarkannya masuk. Statusnya sebagai pelajar dan uang ditangan membuat mereka dengan senang hati membiarkan Tsubame masuk bahkan memberitahu beberapa titik buta kamera untuk menghindari CCTV.
Pacar Tsubame bukanlah orang kaya, dia hanyalah murid biasa yang masuk Sekaiichi karena prestasinya dibidang olahraga. Awalnya Tsubame sama sekali tidak berniat untuk memiliki pacar tapi karena pacar Tsubama begitu gigih dan pantang menyerah akhirnya Tsubame luluh dan mengiyakan pacarnya itu, waktu mereka memulai hubungan semuanya berjalan lancar sampai suatu hari pacarnya itu ingin 'anu' dengan Tsubame, tapi, Tsubame terus menolaknya, pada akhirnya pacar Tsubame berhenti untuk berhenti dan hubungan mereka menjadi semakin jauh saat itu. Tsubame merasa bersalah hanya saja dia belum siap untuk melakukan hal itu... Ditambah jika dia tanpa sadar hamil dan keluarganya tau, orang tuanya pasti akan jadi sangat malu, tapi, setelah memasuki tahun ketiga Tsubame memutuskan untuk memberikan 'saat pertama'nya sambil berpikir, kalaupun dia hamil, dia pasti dapat segera menikahi pacarnya itu karena dia akan segera lulus, lagipula, tidak mungkin dia akan membiarkan pacarnya masuk secara 'langsung', dia pasti akan memastikan pacarnya memakai pengaman setidaknya hingga semester akhir.
Tapi.
Hari ini Tsubame mendapati kalau selama ini pacarnya telah selingkuh dibelakangnya. Yang awalnya ingin memberi kejutan menjadi diberi kejutan. Hatinya hancur melihat bagaimana pacarnya itu terlihat seperti binatang sambil 'menunggangi' seorang perempuan yang sepertinya adalah juniornya, Tsubame tanpa sadar mulai berlari setelah melihat itu semua, dia ingin lari kesuatu tempat untuk mengeluarkan semua rasa marah, sedih, dan kecewanya, sampai dia menemukan kamar mandi, dan tanpa mengecek, Tsubame langsung masuk dan mengunci diri di salah satu bilik dan mulai menangis.
Tiba tiba.
"Akhhh..."
Tsubame mendengar suara erangan pelan yang seperti tertahan dari luar, Tsubame lalu menutup mulutnya, berpikir kalau suara tangisannya mungkin menganggu seseorang, setelah beberapa saat, dia lalu mencoba mengintip keadaan diluar, Tsubame disambut oleh seorang siswa laki laki bertumbuh tinggi, berambut putih dengan mata merah yang tatapannya sangat tajam.
"Uhhh... Halo?"
Sapa Tsubame sedikit takut karena dia pikir mungkin dia salah masuk ke toilet pria dan suara tangisannya membuat laki laki didepannya ini kesal.
"Siapa namamu?"
Mendengar pertanyaan Kazune, Tsubame jadi ingat saat pertama bertemu dengan pacarnya, membuat Tsubama sangat marah dan membalas Kazune dengan mendengus dan melangkah keluar sambil menghentakkan kakinya dengan keras ke lantai seakan lantai itu adalah wajah pacarnya.
'Eh??? Kok malah marah???'
Melihat Tsubame yang semakin dekat dengan pintu keluar, Kazune panik dan menangkap lengan Tsubame untuk menghentikannya, merasakan tanganya yang ditarik paksa Tsubame kaget dan panik lalu dia mulai membuka mulutnya untuk berteriak.
"AA-hmph!!"
Menutup mulut Tsubame, Kazune lega dan merasa beruntung karena refleknya sangatlah cepat.
'Aish.... Bagaimana menghiburnya kalau begini? Dia pasti sudah menganggapku orang mesum duluan...'
Air mata lalu mulai mengalir dari mata Tsubame, dia sangat takut! dia yang baru saja melihat pacarnya 'kuda kudaan' dengan perempuan lain sekarang ditahan oleh laki laki asing yang dia tidak kenal!
Tsubame jadi teringat plot film yang pernah dia tonton dimana heroinenya diserang seperti ini dikamar mandi, Tsubame lalu mulai bersiap untuk mengikuti apa yang dilakukan oleh heroine dalam film itu.
Jangan pikir dia lemah karena baru saja patah hati! Dia akan tunjukkan pada laki laki ini kenapa singa betina yang bertugas berburu!
"AKH! Oi! Kau anjing?! Jangan menggigit tanganku!"
Dipanggil anjing, Tsubame makin marah dan memperkuat gigitannya.
'Kalau aku tekan bagian rahangnya untuk membuka gigitan nanti pasti berbekas... Jangan salahkan aku! Kau yang membuatku melakukan ini!'
Kazune lalu menggunakan tangannya yang lain untuk menerkam 'melon' milik Tsubame lalu meremasnya!
"Ahhnn!"
'F*$%'
Mendengar desahan menggoda Tsubame, Kazune memerah dan menggelengkan kepalanya untuk menghilangkan pikiran jahat dari otaknya.
'Bahaya, bahaya...'
Mengatur napasnya, Kazune lalu menarik tubuh Tsubame yang masih meronta kedalam salah satu bilik dan menutup pintunya.
Terduduk di closet, Kazune lalu membuat Tsubame duduk dipangkuannya, tapi, karena Tsubame terus meronta dipangkuannya, otomatis bokong milik Tsubame terus menggesek gesek selangkangan Kazune membuatnya hampir gila!
"Kalau kau meronta terus aku akan benar benar memperkosamu disini, saat ini juga!"
Tsubame gemetar dan berhenti melawan.
"Saat aku melepaskan tanganku jangan berteriak sampai aku menjelaskan atau aku akan benar benar melakukan apa yang kau bayangkan pada dirimu. Paham?"
Tsubame lalu mengangguk, Kazune melepaskan tangannya, menghela napas, dia lalu menyuruh Tsubame berdiri, setelah itu Kazune berdiri dan berjalan keluar bilik tersebut.
"Turunkan penutup closetnya lalu duduk disitu."
Perintah Kazune, Tsubame lalu melakukan apa yang diperintahkan Kazune sambil terus menatapnya seperti takut jika dia mengalihkan pandangannya barang sedetik saja maka Kazune akan berubah menjadi 'serigala' dan menyerangnya.
Kazune bersandar ditembok sambil melihat tanganya yang memiliki bekas gigi Tsubame, darah keluar dari bekas gigitan yang terlalu dalam dan My kulitnya, barulah beberapa saat kemudian luka bekas gigitan itu mulai membuat Kazune merasakan sakit yang terus berkedut ditangannya.
'Apa apaan... Giginya cewek ini kaya anjing...'
Cemooh Kazune dalam hati, setelah itu dia melihat Tsubame dengan sedikit kesal tapi mengingat Tasknya kali ini Kazune hanya bisa mendesah.
"Aku tidak peduli namamu sekarang. Jelaskan kenapa kau menangis."
"Bukan urusanmu."
'Aku benar benar akan mencekik gadis ini.'
Mengambil napas panjang Kazune lalu mengeluarkannya lagi lalu berkata.
"Katakan. Kalau tidak aku akan menyirammu dengan air. Dengan kaos putihmu yang ketat itu aku berani bertaruh kalau pakaian dalammu akan terlihat jika itu basah."
sambil melihat Kazune seperti Monster, Tsubame lalu menceritakan alasan dirinya menangis.
Kazune lalu terdiam beberapa saat, Tsubame yang melihat Kazune hanya diam saja berpikir kalau Kazune mengasihani dirinya, namun saat Tsubame ingin menyuruh Kazune untuk tidak mengasihani dirinya, Kazune tiba tiba berkata.
"Aku tidak mengerti..."
"Hmmm?"
"Kau... Bukankah seharusnya sekarang menjadi sangat bahagia, tidak mungkin lau haru merayakan ini bukan?"
Mengerutkan dahinya, Tsubame lalu berkata.
"Maksudmu aku harus merayakan pacarku selingkuh?"
"Maksudku... Kau akhirnya tahu kalau dia bukan tipe orang yang setia dan hanya menyukai tubuhmu saja kan?"
"Kau juga mengambil keuntungan dari tubuhku! Kau bahkan meremasnya!"
Seru Tsubame menahan marah.
"Ya, karena kau mengigitku seperti anjing gila."
Jawab Kazune sambil menunjukkan tangannya yang masih meneteskan darah.
"Uhhh...."
Melihat luka gigitan ditangan Kazune, Tsubame merasa bersalah, tapi, kemudian dia berpikir lagi lalu meneriaki Kazune.
"Itu karena kau mengagetkanku!"
"Kau tiba tiba keluar!"
"Lalu kenapa memangnya! Itukan hakku! Lagipula aku tidak melakukan apapun yang mengharuskanmu untuk menahanku!"
"Aku tidak bisa membiarkanmu keluar dengan perasaan sedih sialan!"
Jawab Kazune dengan marah apalagi mengingat apa yang akan terjadi jika dia gagal membuat Kazune makin geram.
Tsubame yang semula marah, tertegun mendengar alasan Kazune, entah karena terharu atau alasan lain, Tsubame lalu mulai menangis lagi.
"Uuuuaahhh!"
Kazune terkejut dan bingung mengapa Tsubame tiba tiba menangis.
"Kau... Kenapa tiba tiba menangis lagi?"
"A-a-aku.. Menggigitmu... Uu-uuahh!"
'Aku yang digigit kok kau yang nangis?'
Mendekati Tsubame, Kazune benar benar tidak tahu apa yang harus dia lakukan untuk menenangkannya.
"Aku tidak apa apa.. Berhentilah menangis... Luka ini akan sembuh dalam waktu beberapa hari..."
"Ta-tapi darah yang keluar banyak *terisak*"
"Kalau gak keluar darah lukanya nanti gak sembuh... Lihat! sudah berhenti!"
Ujar Kazune sambil menunjukkan tangannya pada Tsubame.
"Un..."
Melihat Tsubame mulai tenang, Kazune merasa lega.
"Nama..."
Ucap Tsubame pelan.
"Hm?"
"Namamu siapa?"
Berpikir sejenak Kazune lalu menjawab.
"Uvvuvwevvwev Onyetenyevwev Ugwemubwem Ossas."
"Eh???"
Kazune lalu mengulangi perkataannya beberapa kali dan Tsubame masih kesulitan untuk menyebut namanya.
"Ah! Mou! Aku akan memanggilmu Ossas-kun saja."
Kazune yang dari tadi ingin tertawa melihat bagaimana Tsubame memutar lidah bahkan membuka dan menutup mulutnya seperti ikan, Kazune tak tahan lagi dan mulai tertawa.
Sadar kalau Kazune sedang mempermainkannya, Tsubame merengut namun lama kelamaan ikut tertawa.
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
*ding*
...System Task...
Task : Membuat gadis yang sedih tersenyum lagi
Reward : 1 LP
Failure : membuat bau badanmu menjadi lebih busuk dari tai
Status : Success
-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+
Mendengar notifikasi dikepalanya, Kazune merasa lega.
"Ssss..."
Tanpa sadar Kazune menekan bekas lukanya, membuatnya mendesis kesakitan, melihat itu Tsubame merasa bersalah lalu mengambil sapu tangan dari tasnya dan mengikatkan itu pada tangan Kazune yang luka.
"Maafkan aku..."
"Tak apa... Hanya saja akan sangat merepotkan sekarang... Aku harus membersihkan tempat ini..."
Ucap Kazune sambil mendesah pelan.
"Aku akan bantu! Serahkan semuanya padaku! Ossas-kun!"
"Uh... Namaku Himura Kazune... Yang tadi itu hanya bercanda..."
"Ehh... Ossas lebih imut..."
"Aku bingung dengan konsep imut dalam kepalamu"
"Mou! Kau benar benar mengatakan segala sesuatu tanpa filter, Himura-kun"
"Terserah."
"Setidaknya bicaralah lebih lembut pada perempuan!"
"Perempuan? Dimana? Hanya ada Pitbull disini."
"Aku gigit lagi, nih!"
"Lihat, kau bahkan mengancam dengan gigimu. Kau lebih mirip Pitbull daripada perempuan."
"Kau masih dendam padaku!"
"Yep."
"Maafkan aku!"
"Kalau begitu mulai gerakkan tanganmu"
"Aye aye sir!"
Setelah selesai membersihkan kamar mandi Kazune lalu membereskan peralatan sedangkan Tsubame bersandar didinding kelelahan.
"Na, Himura-kun kenapa kau disini saat yang lain tengah mengikuti pelajaran?"
"Hukuman"
Jawab Kazune singkat.
"Ehh?? Kenapa??"
"Keluar dari kelas saat jam pelajaran."
"Owh~"
"Kau akan langsung pulang atau masuk kelas?"
Tanya Kazune, Tsubame lalu berpikir sejenak lalu menggelengkan kepalanya.
"Aku mau pulang saja lalu menyuruh ayahku membuatkanku minuman!"
"Kau boleh minum?"
"Tentu saja! Mau ikut?"
"Aku dibawah umur"
"Eh? Kau umur berapa?"
"16"
"Bohong?! Kau kouhaiku?!"
"Yep."
"Hehe! Panggil aku Tsubame-senpai!"
"Inu-senpai."
"Inu janai! Tsubame da!"
"Pfft! Aye aye Tsubame-senpai~"
"Aku akan memanggilmu Kazune-kun!"
"Rasanya cara memanggilku naik level terlalu cepat"
"Umu! Karena aku senpai yang hebat! Kan? Kazune-kun~"
"Kau sok akrab"
"Jahatnya! Kau bahkan sudah meremas dadaku!"
"Sudah kubilang itu terpaksa!"
"Tetap saja kau meremas!"
"Terserah kau saja!"
"Mou~ Kazune-kun, Tsundele~"
"Berisik! Aku benar benar akan menyirammu!"
"Kyaaa~ hahaha"
Suara canda tawa terdengar dari balik pintu toilet itu, tanpa Kazune dan Tsubame sadari ada mata yang mengintip dari pintu.
"Lacur sialan..."