webnovel

Why?

"Hngh.."

Membuka matanya, Kazune melihat sekeliling, dia berada didalam ruangan bergaya jepang dengan pintu geser dan juga tatami sebagai lantainya.

Bangun dari futon, Kazune lalu berjalan menuju pintu, namun tiba tiba seorang nenek membukanya duluan daripada Kazune, dan mereka saling berhadapan saat ini.

"Ara~ Kazune-kun, kau tidak boleh bangun dulu, tubuhmu masih lemah sekarang."

melihat nenek didepannya yang terus menutup mata, Kazune lalu mengatakan,

"Aku tidak apa apa, nek, aku sudah bisa berjalan."

walaupun sedikit lemas, itulah yang Kazune rasakan saat ini.

"Kouhai-kun!!! kau tidak boleh mati!!!"

Kazune terjatuh kebelakang akibat diterjang oleh Misaki, kepalanya terbentur dan dia mulai merasa kalau dia akan pingsan lagi.

"Misaki!!! Kau akan membuat Himura-kun tak sadarkan diri lagi!!!"

Seru Jin dengan panik saat melihat Misaki menerjang Kazune dan membuat kepalanya terbentur.

"Misaki-chan, kau akan membuat Kazune dibawa kerumah sakit kalau kau menerjangnya seperti itu..."

Ucap nenek itu khawatir sambil memegang pipinya.

"Cih. Merepotkan orang lain."

Mendengar suara yang familiar, Kazune mengangkat kepalanya, Chihiro bersandar dipintu sambil menatap Kazune dengan hina.

"Yo, Oba-san."

Urat muncul didahi Chihiro, saat dia hendak memberikan pelajaran pada Kazune, suara nenek terdengar ditelinganya.

"Chihiro-chan, kau sudah dewasa jadi kendalikan dirimu, ok?"

Melihat nenek itu tersenyum sambil membuka sedikit kelopak matanya, membuat Chihiro merinding disebabkan oleh aura yang dikeluarkan saat memandang kearahnya,

'Seram'

Kazune melihat bagaimana Chihiro tiba tiba berhenti saat nenek itu melihatnya, dia berpikir,

'Untuk orang keras kepala seperti Chihiro dapat dihentikan secepat itu, nenek ini, bukan orang sembarangan...'

"Kouhai-kun, kenapa kau tiba tiba pingsan?"

Suasana yang hening itu dipecahkan oleh pertanyaan Misaki.

"Aku tidak tahu..."

Namun belum lama setelah Kazune menjawab pertanyaan Misaki, terdengar suara yang membuat semua orang disitu tertegun.

*suara perut berbunyi*

Mata Misaki berbinar, Jin menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, Chihiro tertawa terbahak bahak sambil menunjuk Kazune sedangkan nenek itu tersenyum, memegang pipinya dia mengatakan "Ara~".

Kazune menundukkan kepala, menyembunyikan wajahnya yang memerah, satu hal terlintas dikepalanya,

" Ah... Aku ingin mati saja..."

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

"Jadi bagaimana hari pertamamu, Usa-kun?"

Seorang pria berambut putih dengan poni yang menutupi matanya, bertanya pada seorang pemuda yang terlihat risih saat pria itu bertanya padanya.

"Shiro-san, tidak bisakah kau bertanya dengan normal?"

"Eh? Apa maksudmu?"

Pria bernama Shiro itu terlihat bingung mendengar pertanyaan Usa.

"KENAPA KAU BISA DENGAN SANTAI BERTANYA PADAKU??? SAAT KAU SEDANG DITAHAN OLEH POLISI!!!"

Emosi Usa meledak melihat makhluk aneh didepannya,

'Kenapa aku selalu dikelilingi oleh orang aneh...'

Usa mulai menyerah pada impiannya yang ingin menjalani masa sma yang normal.

"Nak, kau kenal dengan pria ini?"

Dojima mulai berpikir kalau pilihannya menjadi polisi adalah kesalahan,

'Kenapa detektif sepertiku harus kesana kemari mencari orang mesum seperti ini...'

Dojima ditugaskan bersama dengan Sae untuk menangkap orang mesum yang akhir akhir ini meneror daerah sekitar, ini sudah kedua kalinya dia salah sasaran.

'Pertama Kazune, sekarang pria bernama Shiro ini, harus berapa kali aku salah orang sampai orang yang kucari ketemu?'

"Apakah dia melakukan kejahatan pak?"

Usa takut jika dia mengatakan kalau dia kenal dengan Shiro, polisi didepannya akan mengira dia satu komplotan dengan Shiro lalu menangkapnya.

"Tidak... Hanya saja dia menganggu banyak orang karena duduk ditangga jembatan penyeberangan membuat beberapa gadis takut..."

"Pak polisi!!! Aku tidak berniat mengintip rok mereka!!! Aku mungkin mesum tapi aku tidak akan mengintip pakaian dalam orang lain!!! Aku hanya suka dengan tatapan mereka yang melihatku seperti sampah!!!"

Mendengar pernyataan serius Shiro, wajah Dojima kaku sedangkan Usa merasa sangat ingin menampar Shiro saat ini.

"Kau bawa saja orang ini, pak polisi. Aku tidak pernah dalam hidupku mengenal orang menjijikan seperti ini."

"Usa-kun!!!"

Shiro berseru pada Usa dengan wajah yang merah dan napas yang terengah engah,

'Hnggh!!! dicampakkan dan dihina oleh orang yang kau kenal rasanya benar benar nikmat!!!'

Dojima merasa jijik pada Shiro, berpikir bahwa orang ini bukanlah orang mesum melainkan orang sakit jiwa.

"Hmm?"

Seorang gadis yang sedang membaca buku berhenti, melihat apa yang terjadi didepannya, raut wajahnya menjadi sangat buruk,

"Usa-kun, apa yang terjadi?"

Mendengar suara gadis itu, wajah Usa berbunga bunga lalu dengan bersemangat dia berseru,

"Senpai!"

Menoleh, Shiro lalu menyerukan nama gadis itu,

"Ritsu-chan!"

.

.

.

Selesai mendengar penjelasan Dojima tentang apa yang dilakukan Shiro, Ritsu tanpa segan segan memukuli kepala Shiro dengan buku tebal yang ada ditangannya.

Usa sedikit takut melihat Ritsu dengan kejam memukul kepala Shiro, khawatir jika itu mungkin akan melukainya, tapi melihat ekspresi kenikmatan Shiro, Usa tanpa ragu mengambil tasnya dan ikut menghakimi orang mesum ini.

Sebagai polisi, Dojima seharusnya menghentikan apa yang terjadi didepannya, tapi, untuk kali ini dia membiarkannya, karena dia dendam pada Shiro yang membuatnya harus melewatkan liburan bersama putrinya hanya karena panggilan tugas untuk menangkap Shiro yang mengganggu para gadis dengan fetish anehnya.

"Ritsu-chan! Usa-kun! Kenapa kalian memukuli Shiro-san?"

Dojima melihat seorang nenek didepan pintu gerbang rumah disamping kirinya, ia lalu memutuskan untuk menyapanya,

"Selamat sore, saya Dojima Ryotaro, dari kepolisian ingin mengantar saudara Shizuru Shirosaki ke kediamannya dan sedikit bertanya mengenai dia, apakah nenek kenal saudara Shiro?"

Mengabaikan Shiro yang masih dihajar oleh Ritsu dan juga Usa, nenek itu menjawab,

"Selamat sore, namaku, Kawai Sumiko, penjaga hunian Kawai dimana Shiro-san tinggal, apakah dia melakukan sesuatu Dojima-san?"

Dojima lalu menjelaskan apa yang dilakukan Shiro pada Sumiko, terdiam mendengar penjelasan Dojima, dia lalu berjalan kearah Shiro yang terbaring ditanah, Usa dan Ritsu sudah lelah menghajarnya, lalu tanpa basa basi, Sumiko melompat ketubuh Shiro dan menginjak injaknya seperti sampah,

"Kenapa! Kau! Membuat! Masalah! Lagi!"

Dojima melihat Shiro yang dinjak injak oleh Sumiko terdiam,

'Aku mau pulang...'

Sementara itu Shiro yang dinjak injak oleh Sumiko berteriak dengan puas,

"TERIMA KASIH BANYAK!!!"

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

"" Kau!!!""

Dojima dan Usa secara bersamaan berteriak dan menunjuk ke arah Kazune.

"Hmm?"

Menoleh dengan mulut penuh makanan, Kazune melihat Dojima dan juga Usa yang kaget melihatnya, memutuskan bahwa makanan lebih penting saat ini, dia mengabaikan mereka berdua dan terus melahap makanan yang ada didepannya.

"Brother!!!"

Shiro dengan semangat berseru kearah Kazune lalu menyalaminya, melihat tangan kirinya disalami oleh Shiro, Kazune sedikit merasa aneh kenapa orang ini begitu senang bertemu dengannya, tapi memutuskan untuk mengabaikannya dan terus memakan makanan didepannya.

"Kouhai-kun..."

Misaki yang berada dekat dengan Kazune merasa khawatir padanya, karena Kazune dari tadi sudah menghabiskan 5 mangkuk nasi menuju ke mangkuk ke 6.

"Misaki, Himura-kun sepertinya sangat lapar jadi biarkan dia..."

"Apakah dia tidak akan sakit makan sebanyak itu?"

Jin melihat Kazune yang mengabaikan keadaan sekelilingnya dan hanya fokus pada makanannya mulai berpikir kalau adik kelasnya ini sangat imut,

"Tidak apa apa, kalau dia sakit, sebagai senpai kita yang akan mengurusnya."

"Kau benar Jin!!! Itu tugas senpai untuk mengurus kouhainya!!!"

Misaki menjadi bersemangat saat tahu dia akan mengurus Kazune bersama dengan Jin,

'Ini seperti aku dan Jin memiliki anak'

Melihat Misaki yang tertawa tawa sambil melamun, Jin bertanya tanya apa yang Misaki sedang bayangkan saat ini.

Kazune yang masih sangat fokus pada mangkuknya, disadarkan oleh suara sinis Chihiro,

"Kau benar benar kelaparan ya~ apa kau tidak pernah diberi makan~ aku mungkin akan memasakanmu makanan enak jika kau bersikap manis padaku~"

Menelan makanan dimulutnya, Kazune menjawab,

"Karena masakan buatan Sumiko-san sangat enak, itu membuatku makan seperti ini, jangan bandingkan Sumiko-san dengan dirimu yang bahkan tidak bisa memasak, pantas saja kau tidak punya pasangan sampai umur segini, Oba-san."

"Bocah tengik..."

Chihiro ingin sekali menghajar Kazune tapi melihat Sumiko yang sepertinya senang karena dipuji oleh Kazune, dia mengurungkan niatnya,

'Tunggu saja nanti...'

"Kazune-kun, kenapa kau ada disini?"

"Ah, Dojima-san, selamat sore."

"Selamat sore... Eh? Bukan! Aku bertanya kenapa kau ada disini!"

Melihat wajah Dojima yang serius bertanya padanya, Kazune lalu menghela napas dan menjawabnya,

"Uh... Aku tidak sadarka diri lalu senpaiku membawaku kemari... Begitulah..."

"Apa!!! Bagaimana? Apa kau berurusan dengan berandalan lagi??"

Orang yang berada disitu kaget mengetahui Kazune pernah berurusan dengan berandalan.

"Jadi si 'Raja Iblis' sering berurusan dengan berandalan..."

Usa bergumam pelan sambil melihat Kazune.

Usa sedikit takut pada Kazune, karena dia menantang seluruh murid baru kemarin, ditambah dia satu kelas dengannya jadi dia khawatir apa yang akan terjadi padanya karena satu kelas dengan si 'Raja Iblis' ini.

"Eh? Kau memanggil Kouhai-kun, 'Raja Iblis'?! Kenapa???"

Misaki yang entah kenapa pendengarannya jadi sangat tajam, dengan cepat melesat kedepan Usa sambil bertanya dengan matanya yang berbinar.

Ritsu yang mendengar perkataan Misaki juga memasang telinganya untuk mendengar, sedangkan Kazune bingung kenapa dia dijuluki selerti itu.

"Uhh... Itu karena Himura-san menantang seluruh murid baru saat dia dipanggil sebagai perwakilan dengan nilai tertinggi..."

Mata Ritsu langsung berbinar mendengar yang dikatakan Usa, memegang bukunya sedikit lebih erat, Ritsu lalu memandang Kazune dengan intens yang jujur saja sedikit menyeramkan.

"Uwaaaa!!!! Kouhai-kun, kau hebat!!!!"

Misaki mengacungkan jempolnya pada Kazune, merasa bangga pada Kouhainya.

Chihiro yang mendengar itu lalu ingat saat ruang guru heboh dengan murid baru yang membuat kekacauan diupacara pembukaan.

'Pengacau itu kau ternyata...'

Chihiro sedikit khawatir melihat Kazune, menggelengkan kepala, dia berpikir,

'Kalau kau minta maaf dan memohon mungkin aku akan membantumu'

Kazune terdiam saat mendengar perkataan Usa,

'Mereka menjuluki seperti Last Boss... Entah kenapa aku tahu kalau besok aku akan sangat kerepotan..'

"Kazune-kun kenapa kau melakukam itu?"

Melihat Dojima, Kazune menjawab,

"Suara dikepalaku yang menyuruhku, jadi kulakukan."

Semuanya tertegun kembali mendengar jawaban Kazune.

'Anak ini sepertinya sakit dikepalanya.'

Itualah yang serentak dipikirkan oleh semua orang diruangan itu.

"Kouhai-kun, aku akan menjagamu!!!"

Misaki lalu memeluk Kazune dari belakang.

"Himura-kun, kau bisa mengandalkan kami."

Jin tersenyum kearah Kazune sambil menepuk dadanya.

"Kazune-kun, kau bisa datang kesini kapanpun kau mau, aku akan memasakkanmu makanan kesukaanmu."

Sumiko mengelus kepala Kazune.

"Maafkan aku karena tidak menyadarinya dari awal, Kazune-kun."

Dojima sepertinya merasa bersalah karena sesuatu dan menundukkan kepalanya ke arah Kazune.

"Aku tidak tahu... Kazune, maafkan aku, mungkin tanpa sengaja aku mengingatkanmu pada sesuatu yang buruk... Aku harap dapat kembali ke Sakurasou untuk dapat menjagamu, ok?"

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

*ding*

...System Task...

Mengembalikan Sengoku Chihiro dalam kurun waktu 7 hari

Reward : 1 LP

Failure : 'Music Skill' akan ditarik

Success!!!

-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+-+

Chihiro menatap Kazune dengan lembut seakan melihat anak yang ditelantarkan, membuat Kazune bingung apa maksud dari tatapan itu dan juga kenapa tiba tiba Chihiro memutuskan untuk kembali, berpikir sejenak, Kazune memutuskan untuk bodo amat,

'Entahlah, sepertinya karena aku jujur, task dari System tanpa sadar selesai, benar kata orang kalau kau jujur hal baik akan datang padamu.'

Kazune tersenyum saat berpikir begitu sambil mengangguk, dia lalu menoleh kesamping dan tertegun saat melihat kearah Ritsu dan juga Usa.

Ritsu menyeka matanya yang sepertinya habis menangis, ah... Sepertinya Usa juga.

'Kenapa mereka menangis?'

Sementara itu, Shiro yang melihat mereka semua mengira Kazune memiliki masalah mental, napasnya menjadi terengah engah lagi, dengan wajah memerah Shiro berpikir,

'Seperti yang bisa diharapkan dari orang yang kuanggap saudara seperjuangan, kau bahkan dengan sengaja membuat mereka salah paham agar mereka melihatmu seperti orang sakit jiwa, melihatnya saja aku sudah merasa kenikmatan!!!'

1/3

Xionsama23creators' thoughts
Nächstes Kapitel