webnovel

Fell in LOVE with a CRIMINAL

Author: Audy22
สมัยใหม่
Completed · 1.8M Views
  • 507 Chs
    Content
  • 4.9
    453 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

TAMAT [Novel ini sedang dalam tahap revisi dan pengeditan] Note : Buku kedua dan ketiga akan segera diterbitkan. Harap bersabar karena proses pencocokan plot dan lain-lainnya membutuhkan waktu yang lumayan lama. Warning : [ 18+ ] dilarang untuk pembaca di bawah umur. Banyak konten kekerasan dan pembunuhan sadis di dalam novel ini. Harap dedek2 kecil yang belum cukup umur, baca saja novel kakak-kakak Author lain yang lebih sesuai rating yaa ?? Silahkan add friend saya di Facebook : Audy Here Saya biasa update beberapa informasi tentag FLWC di fb. Silahkan di Add yaa. Terima kasih Sinopsis : Apakah mungkin untuk jatuh cinta dengan kriminal? Earl, seorang perwira militer kelas menengah yang tertimpa berbagai masalah rumit dalam hidupnya. Suatu hari, Ia harus menangkap Arthur, pria jangkung seperti Slanderman, sang bos mafia nomor satu yang menjadi buruan semua penegak hukum dunia. Top criminal level SSS! Dapatkah Earl menangkap Arthur? Atau justru dirinyalah yang terjerat pesona memabukkan no.1 kriminal ini? Jatuh cinta pada seseorang yang sangat berbahaya. Cinta terlarang antara Perwira dengan kriminal top. Akan jadi seperti apakah kisah cinta mereka berdua? Dapatkah Earl menangkap Arthur? Atau justru dirinyalah yang terjerat pesona memabukkan kriminal no.1 ini?

Tags
2 tags
Chapter 1Bab 1. Berondong peluru

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam ketika rintik hujan mereda satu jam yang lalu. Earl Camilia, sudah hampir menghamparkan kardus di depan toko karena lelah dan kedinginan. Demi tuhan! Dinginnya hawa setelah hujan terasa sampai menusuk tulang. Ia berdiri disana selama satu jam. Bayangkan saja betapa menderitanya hal itu. 

Beruntung toko tempat ia berlindung dari hujan ini buka dua puluh empat jam. Jika tidak, mungkin Earl sungguh akan membuat api unggun dengan membakar pom bensin di sebelah toko. Mulutnya berdecak kesal sembari meniup telapak tangannya yang dingin. Musim dingin yang akan tiba disambut oleh hujan. Bagus sekali, Earl memakai jaket tipis saat ini. 

Entah apa yang dilakukan Mike selama satu jam ini. Mereka sudah janji untuk bertemu di tempat ini tepat pukul sebelas malam. Earl tidak berharap pria itu menerjang hujan dan larut tersapu air banjir. Tidak lucu bukan? Memikirkannya saja Earl bertambah sakit kepala. Hidungnya mulai mengeluarkan ingus karena kedinginan. 

Suasana di depan toko ini tidak begitu bagus. Pemandangan yang sama seperti di film horor yang sedang laris di bioskop bulan ini. Taman bermain yang gelap gulita, lampu taman yang terang kemudian redup dan tiba-tiba mati. Ia bukan sedang syuting film horor okay? Bawa pergi jauh-jauh pikiran itu karena Earl tidak berharap pekerjaannya berubah menjadi berburu hantu malam ini. 

Earl makin tidak sabaran dan kembali menatap jam tangannya dengan delikan kasar. Ia sudah melakukan itu puluhan kali dan tidak terasa satu jam lebih waktu terbuang. Sebentar lagi Arthur akan melakukan transaksinya. Jika Mike tidak juga datang, pukul satu dini hari ini, Earl akan pergi melacak seorang diri. 

Ada rasa ingin menendang tong sampah di sampingnya tapi Earl terpaksa mengurungkan niatnya karena takut disangka orang setres. Mengingat petugas kasir pria di dalam toko tampak khawatir karena Earl memaki tidak jelas entah kepada siapa. 

Tak lama kemudian, dari kejauhan ada cahaya mobil yang mendekat dan berhenti tepat di depan toko. Earl menahan nafasnya karena empat mobil itu berjajar dengan orang-orang berjas rapi keluar dari dalam mobil itu. Satu per satu dari mereka memasuki toko dan melewati Earl begitu saja. 

Rambut berwarna merah api Earl sedikit terayun saat mereka lewat. Beruntung ia tengah dalam misi penyamaran saat ini. Earl diam saja dengan raut wajah tidak peduli ia menatap kukunya untuk menghilangkan kecanggungan. Jumlah mereka ada banyak dan masing-masing membawa senjata. Jika berulah sedikit saja Earl akan dirugikan karena ia hanya punya pistol kaliber empat lima tanpa peluru tambahan. 

Dalam hati ia mengutuk Mike karena partnernya itu tidak juga nemampakkan batang hidungnya. Karena dinginnya suhu malam itu, Earl merapatkan jaketnya sembari menghitung jumlah mereka jika sewaktu-waktu rencana berubah. 

Tetapi saat Earl sedikit mengalihkan perhatiannya dari orang-orang itu, salah seorang dari mereka mulai mendekat. 

"Pergilah dari sini jika kau tidak ingin terlibat masalah, Nona Muda." Ucap pria itu dengan ekspresi merendahkan sekali. 

Earl bisa saja menamparkan sepatu bootnya berkali-kali ke mulut pria itu karena berani menatap rendah dirinya. Dengan ekspresi ganas, Earl membalas dengan delikan mata dan mulut yang siap menyumpah serapahi pria itu. Earl sejatinya tahu mereka adalah anak buah Arthur dan beruntung penyamarannya baik-baik saja. 

"Jess! Maaf membuatmu lama menunggu. Kau tahu? Ayahku memboikot pintu rumah dan terpaksa aku keluar melalui jendela kamarku." 

Dan tiba-tiba Mike datang terengah-engah. Bak super hero kesiangan, Earl ingin sekali memukul Mike sampai pingsan. 

"Jangan konyol Jake! Aku sudah menunggumu satu jam lebih disini dan hampir mati kedinginan! Kakiku bisa lumpuh karena berdiri menunggumu disini." Earl langsung mengomel sembari berkacak pinggang. Mike meringis kecil lantaran Earl menendang pelan tulang keringnya. 

"Oh ayolah Jessica. Kau tidak akan lumpuh hanya karena berdiri selama satu jam." Earl memutar matanya kesal menanggapi Mike yang terlambat dan mengecilkan perkataannya dengan kata 'hanya'. Mike melirik tajam pada sekumpulan pria yang berdiri di belakang Earl "Dan ada apa dengan kalian? Berniat merebut pacarku?" Desisnya dibuat-buat serius. 

"Kau memang cocok dengan kekasihmu ini. Sama-sama idiotnya." 

Dan pria yang berbicara dengan Earl tadi gagal menahan tawanya hingga sekumpulan pria itu ikut tertawa bersama. Tidak tahu saja jika mereka terkena lemparan sepatu boot Earl, mereka bisa pingsan sampai kejang. Earl mendengus jijik. Tidak selera dengan sekumpulan paman yang tidak jelas asal usulnya itu. 

Earl langsung menarik lengan Mike saat matanya melihat Mike akan membalas perkataan pria tadi. Jika ia tidak mengakhiri percakapan tidak penting ini, mereka akan sampai pagi disana meladeni paman idiot itu. Lagi pula sebaiknya mereka segera bersiap untuk ke lokasi pertemuan Arthur karena waktunya tipis sekali. 

"Jangan lupa hubungi Mama ya!" Teriak paman tadi lagi-lagi mengejek Earl dan Mike. 

"Awas saja kau nanti." Mike sampai bergumam dan memaki karena terbawa suasana. Ia memberikan salam jari tengahnya sebagai perpisahan sebelum Earl menyeretnya agar menjauh dari toko itu. 

Mereka berdua lalu berjalan melewati beberapa toko yang sudah tutup. Jarang sekali ada kendaraan lewat di jam ini terlebih dengan cuaca dingin. Menyambut musim dingin dengan flu. Mike merangkul pundak Earl dengan santainya sedangkan Earl sejak tadi sibuk memainkan ponselnya untuk menghubungi rekannya di tim pusat. 

"Aku mencium sesuatu yang janggal disini." Earl bergumam sembari berpikir keras. 

Diantara mereka, hanya Mike yang masih tampak biasa saja dan menikmati perannya sebagai pria playboy yang sedang mengencani pacarnya yang ke sekian. Tapi memang mereka masih harus tetap berakting jika ingin totalitas dalam pekerjaan. 

"Tunggu saja sebentar lagi. Mungkin saja Duke dan Tom terlalu asyik bermain tetris sampai lupa jika kita hidup dan mati disini." Demi tuhan Earl ingin sekali melempar Mike ke tengah laut. Bercandaannya tidak lucu sekali. 

"Karena mereka tidak ada kabar justru membuatku merasakan sesuatu yang tidak beres sedang terjadi." Mike memutar matanya malas dengan ekspresi yang seolah berkata 'Lalu aku harus bagaimana?' "Apa kau sudah memeriksa ke tempat yang sudah aku tandai?" Kali ini Earl bertanya serius setelah menyikut perut Mike sedikit kuat. 

"Ouch! Sudah! Aku sudah mengeceknya dua kali! Itulah kenapa aku terlambat." Mike memegangi perutnya sambil sedikit merintih. Kekuatan sikutan Earl yang dianggap pelan olehnya itu amat teramat sakit yang dirasakan Mike "Aku cukup aneh juga melihat anak buah Arthur sebanyak itu malah bersantai disaat waktu transaksi sebentar lagi akan tiba." 

Seketika Earl membeku di tempat. Yang benar saja! Penyamaran mereka tidak terbongkar kan? Earl lantas menoleh ke belakang dan melihat tidak ada tanda-tanda sekumpulan paman idiot itu mengikuti mereka. 

"Mungkin mereka tim lain yang sedang berpatroli mengawasi sekitar... Tapi entah kenapa aku merasa instingku...." Earl tidak melanjutkan perkataannya lantaran bisa saja itu hanya pemikirannya saja. 

Mike sendiri berusaha menghitung jumlah pasukan Arthur yang ia lihat di lokasi transaksi. Karena sungguh aneh jika mengerahkan pasukan sebanyak itu hanya untuk berpatroli. Lagi pula mereka tidak berpencar. Memang wajar jika Earl khawatir saat ini. 

"Bagaimana pengamatanmu?" Earl menghempaskan rangkulan tangan Mike di pundaknya dan kemudian mengantongi kembali ponselnya. 

"Aku bisa mencium bau bubuk mesiu di sepanjang toko ini walaupun samar. Dan juga sebaiknya kita kembali dulu ke markas karena instingku sungguh berkata lain saat ini. Aku merasa kita seperti tengah diawasi dari kejauhan." Mike menghela nafasnya sembari menggeleng pelan. 

Tidak biasanya Earl bersikap pengecut seperti ini. Mungkin saja ada beberapa kelompok yang menargetkan Arthur untuk transaksinya kali ini. Tapi jika mereka tidak menyerang, sebaiknya mereka menunggu kelompok lain yang menyerang lalu mereka bisa mengambil keuntungan dari mereka. 

Lambatnya informasi dari pusat juga membuat mereka berdua serba salah. Mike memang merasakan banyak hal aneh, tapi ia takut peluang akan terbuang begitu saja jika mereka menyerah sekarang. 

"Ini dugaan terkuatku. Kita bertindak sekarang atau menunggu informasi dari pusat, keduanya tidak ada yang menguntungkan kita saat ini. Aku tahu Arthur sedang bersembunyi di suatu tempat di kota ini dan ikut mengawasi keadaan. Jika kita memanfaatkan keadaan ketika Arthur merasa dirinya aman, kita gunakan kesempatan itu untuk pergi dari sini." Kata Earl sembari memastikan waktu. 

Ia menoleh kesana kemari karena waktu transaksinya tinggal tiga menit lagi. Disaat genting itu pula rasanya kejanggalan yang terlihat semakin nyata. Kemana perginya anak buah Arthur? Earl langsung menarik lengan Mike untuk mencari tempat persembunyian. 

Mike menatap surai merah Earl. Jika memang kondisi saat ini tidak tepat untuk menangkap Arthur, mereka bisa tinggal sebentar sampai transaksi selesai sembari mereka menyerap informasi bukan? Untuk apa mereka pergi menjauh dari tempat ini? 

"Earl, ini bukan saatnya untuk jadi pengecut. Jika dugaanmu benar Arthur ada disekitar sini, peluang apalagi yang kita tunggu?" Tanya Mike sedikit gemas karena setelah ia lelah berpatroli seorang diri dan Earl meminta untuk kembali ke markas. 

Earl tidak menanggapi perkataan Mike dan tetap berjalan lurus sambil terus menarik Mike agar mengikutinya. Ia bukan pengecut. Hanya saja kekhawatirannya saat ini semakin menjadi-jadi saat ia menyadari betapa sepinya tempat ini. Terlalu sunyi padahal waktu baru menunjukkan pukul satu dini hari. 

Belum lagi bau bubuk mesiu yang semakin lekat di penciumannya membuat Earl dilanda kepanikan. Mike yang terus mengoceh itu hanya membuat kepekaan telinganya semakin sensitif. Sampai tiba-tiba Earl mendengar suara slide gun dari arah toko roti di seberang jalan. Earl dengan kuat mendorong Mike ke depan. 

"MIKE!" 

Dorr! Dor! Dorr! 

Dan puluhan peluru meletus memecahkan kaca toko roti itu dan menghujam ke arah mereka. Mike terlambat bereaksi dan untungnya Earl menyadari lebih dulu. Dengan cepat mereka segera berlari menghindari tembakan dan menyelinap ke dalam gang sempit di pinggir toko. 

Nafas Earl memburu sekali dan berlari mendahului Mike untuk memimpin jalan. Itulah kenapa bau mesiu tercium semakin kuat. Earl ingin sekali mengutuk kebodohannya. 

"Sialan! Sejak awal mereka sudah tahu!" Kali ini Mike memaki keras. Itulah kenapa instruktur selalu berkata untuk tidak bersantai-santai selama menjalankan tugas. Beruntung Earl memiliki pendengaran yang bagus. 

"Bodohnya aku tidak menyadari dengan cepat saat bau bubuk mesiu itu tercium kuat. Dari tadi instingku berteriak ada sesuatu yang tidak beres disini!" Earl melompati beberapa bag sampah di gang kecil itu. 

Ia berkali-kali hampir terpeleset karena jalan di gang sempit itu licin setelah hujan mengguyur. Tapi yang ajaibnya, mereka tetap bisa berlari dan memanuver kelincahan kaki mereka saat berbelok. Earl tidak tahu saja bahwa Mike berlari sekuat yang ia bisa karena berusaha mengimbangi langkah kaki Earl yang tidak manusiawi itu. 

Earl sempat bernafas lega saat anak buah Arthur tidak sanggup mengejar mereka. Ia harus membawa Mike menjauh dari tempat ini dan mencari persembunyian sementara sebelum Arthur mengepung mereka. 

Tapi harapan itu pupus saat tak sengaja Earl mendongak dan melihat beberapa orang berdiri di depan jendela. Demi tuhan! Jantung Earl hampir copot saat melihat mereka melompat dari lantai dua lalu menembaki mereka. Earl berdecak kasar. Mana ada orang segila dan seniat itu untuk mengepung dua orang mata-mata. 

Memangnya mereka James Bond? Earl berdoa saja semoga kaki mereka patah karena melompat dari lantai dua. Kasihanilah dua kelinci tak berdaya ini. Batin Earl langsung merogoh pistolnya dari saku belakangnya. 

"Mike! Berpencar!" Mike langsung mengangguk dan menangkap pistol yang dilempar Earl padanya. 

Mereka pun berpencar dan langsung mengacaukan rencana anak buah Arthur. Earl tidak berharap Mike atau dirinya tertangkap karena sudah pasti nyawa mereka akan melayang. Ia sekarang memegangi dadanya karena mulai kehabisan nafas. Earl tertawa dalam hati karena akhirnya ia bisa berlari membabi buta seperti ini di tengah malam musim dingin. 

"Arthur berengsek! Lihat saja kau nanti!" Earl menyempatkan diri untuk memoles lidahnya memaki dan menyumpah serapahi Arthur sampai puas. 

Tidak ada informasi dari pusat, kota mendadak sepi dan mereka berdua sukses masuk ke dalam perangkap. Entah bagaimana caranya Earl menghubungi pusat untuk meminta bantuan mengingat ia mengambil nafas saja susah. 

Earl terus berlari dan berhasil bersembunyi di semak-semak saat ia berhasil keluar dari gang sempit itu. Tanpa pikir panjang lagi, Earl mencongkel jendela rumah itu dan masuk tanpa permisi ke dalam rumah. Masa bodoh dengan tata krama. Ia sedang dalam kondisi tercepit sekali saat ini. 

Ia berjalan mengendap saat kakinya tak sengaja membawanya ke dalam dapur kecil. Disana Earl langsung meraih pisau dapur sebagai senjata pertahanannya. Ia tidak lupa memeriksa sekitar dapur barangkali ada senjata lain seperti pistol misalnya. Tapi ternyata tidak ada. Hanya ada garpu dan sendok bahkan pisau steak. 

"Aku sudah tidak bisa lagi menghubungi pusat karena ponsel sial ini." Gumam Earl yang menatap ponselnya yang sudah pasti telah disadap tanpa ia sadari. Arthur sialan! 

Earl lalu meletakkan ponsel itu di dekat kompor dan kemudian menyalakan api kompor. Berharap ponsel itu tidak meledak dalam waktu dekat sebab suara ledakannya sudah pasti akan memancing anak buah Arthur. 

Sambil meringis tidak rela, Earl meratapi ponselnya. Padahal itu ponsel baru tiga hari ia gunakan. Toko penjual ponsel senang sekali setiap kali Earl datang. Sialnya dalam sebulan ini ia sudah tiga kali mampir kesana dengan permasalahan yang sama. 

Earl kemudian berjalan mengendap menuju ruang tengah. Rumah ini terlalu sedikit furniture sampai Earl sedikit sulit untuk bersembunyi. Tapi ketika Earl berbalik mengitari lemari, matanya membelalak kaget sekali. 

Seorang pria berdiri membelakanginya di depan jendela.

You May Also Like

Tuan, Bagaimana Dengan Pernikahan?

Pada puncak karirnya, aktris A-list Song Ning mengumumkan pengunduran dirinya dari industri hiburan demi cinta, menggemparkan seluruh negara. Semua orang berpikir bahwa dia pasti telah menemukan rumah idamannya. Itulah mengapa dia begitu bertekad. Semula, Song Ning juga berpikir demikian. Untuk sisa hidupnya, dia tidak akan menjadi seorang selebriti. Dia hanya akan menjadi wanita yang baik dan berbudi luhur yang akan merawat suami dan anak-anak di rumah. Namun, pada malam sebelum pernikahannya, dia mengetahui bahwa tunangannya berselingkuh dengan sahabatnya. Dalam amarah, Song Ning menemukan seorang pria secara acak untuk mendaftar pernikahan mereka di pintu masuk Biro Urusan Sipil. Dia awalnya ingin membalas dendam pada tunangan bajingannya itu, tetapi dia tidak menyangka bahwa pria yang mendaftarkan pernikahannya dengan dia adalah pewaris grup keuangan terbesar di negara itu, Mu Chen. Setelah mereka menikah, Mu Chen sangat menyayangi Song Ning dan melindunginya dengan segala cara yang mungkin. Dia tidak mengizinkan siapa pun untuk mengganggunya. Song Ning selalu berpikir bahwa dia akan bahagia seumur hidupnya dan menjalani kehidupan terbaik yang dia inginkan. Benar, dia mendapatkannya. Hanya saja sedikit berbeda dari apa yang dia bayangkan semula. Orang yang memberikan segalanya kepadanya adalah orang lain. Bertahun-tahun kemudian… Song Ning menatap Mu Chen dengan penuh kasih sayang. "Aku benar-benar beruntung. Terima kasih Tuhan aku bertemu denganmu dan menyelamatkanku dari neraka." Mu Chen tersenyum lembut. “Ya, bersyukur kepada Tuhan.” Namun, Song Ning tidak akan pernah tahu. Mu Chen tidak berbicara tentang berterima kasih kepada Tuhan karena membiarkan dia bertemu Song Ning. Dia berterima kasih kepada Tuhan karena membiarkan tunangan Song Ning berselingkuh sehingga dia memiliki kesempatan. Tidak ada yang namanya pertemuan yang tidak disengaja. Itu hanyalah sebuah pengejaran yang direncanakan sebelumnya. Hari itu, dia menunggu Song Ning di luar Biro Urusan Sipil selama sepuluh jam…

Mountain Springs · สมัยใหม่
Not enough ratings
532 Chs

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · สมัยใหม่
Not enough ratings
1016 Chs

The Forgotten Princess.

Bijaklah memilih bacaan, terdapat beberapa adegan kekerasan dan dewasa dalam novel ini. “Suka atau tidak suka kau akan tetap menjadi wanitaku, Gina,”ucap Massimo dingin tak terbantah. “Semuanya sudah tertulis dalam perjanjian yang dibuat kakekmu dan kakekku.” “Aku bukan bagian dari keluarga Sanders lagi, jadi aku tidak berkewajiban memenuhi perjanjian itu.” Gina menjawab lantang tanpa rasa takut. Massimo tertawa lebar. “Jadi kau menolakku?” “Tentu saja!” “Baik, kalau begitu akan kubuat satu-satunya orang yang kau cintai hidup dalam keadaan menyedihkan. Akan kubuat dia berharap kematian lebih baik dari hidupnya saat ini,”ancam Massimo sungguh-sungguh. sinopsis: Gina yang terlahir dari wanita yang tak diakui keberadaannya oleh keluarga sang ayah terpaksa harus mencari ayahnya ke Barcelona atas amanat sang ibu yang meninggal karena kanker. Hidup bersama ibu dan saudara-saudara tirinya ternyata tak membuat hidup Gina menjadi lebih baik, sang ibu tiri yang mengincar harta ayahnya menghalalkan segala cara untuk membuat putra kesayangannya Diego Alvarez menjadi ahli waris keluarga Sanders. Sementara itu Gina harus terjebak dalam sebuah perjanjian gila yang dibuat kakeknya puluhan tahun yang lalu untuk menjadi wanita seorang ahli waris dari penguasa Barcelona Massimo del Cano yang tak menginginkan pernikahan, Gina menjadi pengganti adik tirinya atas perbuatan sang ibu tiri yang menjebaknya. Hubungan yang Massimo inginkan tak lebih dari hubungan Tuan dan budak, mampukah Gina bertahan dalam hubungan itu? Hubungan mengerikan dari seorang pria yang ternyata menjadi cinta pertamanya.

nafadila · สมัยใหม่
4.8
618 Chs

Pernikahan Kontrak: Pengantin Pengganti

Beberapa menit sebelum pernikahannya, Jeslyn mengetahui bahwa calon suaminya hanya mengincar keuntungan yang akan didapat dengan menikahinya. Patah hati dan merasa dikhianati, dia memilih satu-satunya pilihan yang ada pada saat itu, yaitu untuk melakukan pernikahan kontrak dengan pria yang bisa ia temukan, atau jika tidak, kekayaan keluarganya akan jatuh ke tangan musuh. … "Tuan, tolong, maukah Anda menikahi saya?" Dia bertanya padanya. Seorang pria yang dia lihat masuk ke kamar kecil tempat pernikahan. 'Dia pasti salah satu tamu,' pikirnya. Maverick terkejut dengan proposal itu. Dia melihat Jeslyn mengerutkan dahi ketika dia menoleh untuk menatapnya. Jelas dia ketakutan padanya, namun dia menenangkan diri, siap untuk melompat ke misteri di hadapannya. "Ini akan menjadi kontrak pernikahan. Kita akan bercerai setelah satu tahun," katanya. Dia juga memerlukan seorang wanita untuk anak nakalnya, jadi dia menjawab, "Deal." Tanpa sepengetahuannya, dia baru saja membuat kesepakatan dengan setan termanis yang pernah ada. ... Dia adalah mimpi buruk negara M, negara di mana kejahatan memerintah. Dia adalah kelinci kecil yang dibesarkan dengan cinta dan kasih sayang. Membunuh lalat? Tidak, dia belum pernah melakukan itu sebelumnya. Namun, terpaksa menjadi istri iblis, dia tidak punya pilihan selain melepaskan kepribadiannya yang palsu. Kelinci kecil apa? Siapa bilang dia tidak bisa menginjak jari-jari tangan seorang pianis dengan tumitnya dan pura-pura seperti tidak bermaksud melakukannya? Ha, selebriti ini ingin memainkan kartu kasihan? Apakah mereka ingin mendapatkan simpati masyarakat? Nah, mengapa lagi dia disebut 'kelinci kecil'? Bukankah itu karena dia terbaik dalam berakting imut? Apakah tidak ada yang memberi tahu teratai putih ini yang ingin menyelam ke tempat tidur suaminya bahwa dia mencuri jiwanya ketika dia menampar anak nakal itu?

Hassy_101 · สมัยใหม่
Not enough ratings
501 Chs
Table of Contents
Volume 0 :Auxiliary Volume
Volume 1