webnovel

Kembali Hidup Untuknya : Malaikat Pelindung Sang Pilot

Adolescente
Concluído · 236.9K Modos de exibição
  • 421 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

Enak ya kalau bisa terlahir kembali dengan segala pengetahuan dari masa lalu? Tapi kata siapa kesempatan emas itu gratis? Fira Setiawan terlahir kembali dengan sebuah peringatan… “ Tetaplah bersama Ardi… Kalau tidak kau akan mati!” Sekarang Fira harus terus berada di sisi Ardi, pacar gelapnya dimasa lalu. Kalau tidak… Nyawa Fira sendiri yang jadi taruhan! Fira tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan ini untuk mengatasi berbagai macam masalah yang tak bisa dia atasi sebelumnya. Di hari pertama Ia terbangun, Fira tahu bahwa dalam waktu dekat, nyawa Ardi bakalan terancam! Fira Harus bergegas! Kalau Ardi terbunuh, akankah Fira harus bersatu dengannya dalam kematian? Apakah hidup keduanya ini akan berakhir dengan begitu cepatnya?!

Tags
5 tags
Chapter 1Tetap bersama Ardi

Dunia ini berhutang kelembutan padamu, aku akan membayarnya kembali

-Ardi

Topan Mina melintasi perbatasan.Pukul 5:30 sore, Badan Pengamatan Meteorologi mengeluarkan peringatan topan No. 3. Di luar hujan, mengguyur jendela, dan rumah itu gelap dan sunyi.

Fira membutuhkan waktu sepanjang sore untuk akhirnya menyadari bahwa dia tampaknya telah dilahirkan kembali.

Sepertinya ada bunyi sirene di kepalaku, yang sangat berisik.

-Tetap bersama Ardi

-Tetap bersama Ardi

-Kalau tidak, kamu akan mati! !

-Benar-benar akan mati! ! !

Fira membenturkan kepalanya "Aku tahu, aku tahu, berapa kali kamu harus mengatakannya?"

Nama Ardi terdengar cukup familiar, dan cahaya putih melintas di benaknya. Dia ingat bahwa dia sepertinya pernah melihat nama itu di berita di kehidupan sebelumnya. Dua hari sebelum dia melamar ujian masuk perguruan tinggi, Ardi Cokroaminoto, satu-satunya pewaris keluarga Cokroaminoto, pergi ke bandara. Dia meninggal dalam kecelakaan mobil di tengah perjalanan.

Fira menoleh untuk melihat kalender di atas meja dan melihat tanggal 24 Juni dilingkari dengan spidol merah.

Ardi akan mengalami kecelakaan mobil malam ini!

Tanpa pikir panjang, dia langsung mengambil payung dan bergegas keluar, tanpa sengaja menabrak ibunya yang baru saja memasuki pintu halaman.

Yuni menahannya di tempatnya "Aku membawakan sandwich dan susu. Baru kedaluwarsa satu hari. Pemilik supermarket mengijinkanku membawanya pulang. Kita belum makan malam. Kita akan makan ini nanti."

Fira melepaskan tangan ibunya, "Bu, aku sedang terburu-buru, masuklah dulu."

Setelah selesai mengatakan itu, dia berlari keluar, suara ibunya terdengar pelan di belakangnya "Kamu mau kemana di tengah angin kencang dan hujan lebat seperti ini?"

Fira dengan cepat menghentikan sebuah taksi. Setelah masuk ke dalam mobil, dia menutup payung dan meletakkannya di kakinya. Dia menyeka hujan dari roknya dan berkata, "Pak, tolong ke Bandara Juanda."

Sopir taksi itu menyalakan meteran, menginjak pedal gas, dan mobil pun mulai berjalan di tengah hujan lebat.

Pak sopir itu adalah pria yang suka bicara, dan dia tidak bisa berhenti setelah dia membuka mulutnya.

"Nona, apa kamu akan pergi ke bandara?"

"Iya."

"Pergi ke bandara di saat seperti ini? Kamu mau naik pesawat? Atau menjemput seseorang?"

"Memangnya kenapa, Pak?"

"Apa kamu pernah dengar tentang Ardi, pilot di maskapai penerbangan Garuda?"

Fira tersenyum, rupanya Ardi masih seorang selebriti terkenal.

"Kabarnya dia tinggi dan tampan. Dia orang besar di industri penerbangan. Keluarganya benar-benar keluarga kaya dan punya tambang. Kudengar kakeknya dulu seorang angkatan udara. Kata-kata terakhirnya adalah dia berharap dia bisa jadi pilot. Kurasa itulah sebabnya dia bisa menjadi pilot sekarang."

Fira melihat arlojinya dan tampak cemas "Pak, apa Bapak bisa mengemudi lebih cepat?"

Sopir itu mengklik navigasi ponsel di sampingnya "Sebaiknya kita lewat ring luar, tidak ada kemacetan disana. Percaya saja sama Bapak, aku pasti akan mengantarmu ke bandara secepat mungkin."

Fira memejamkan mata dan mencoba mengingat kembali berita kecelakaan mobil Ardi yang dibacanya di kehidupannya sebelum ini. Jam berapa sekarang dan dimana kejadiannya?

Seharusnya berita itu hanyalah bagian kecil yang tidak mencolok dalam hidup, tapi dia benar-benar mengingatnya.

Pukul 07.30 malam, mobil Ardi akan menabrak truk beton di jalan raya sepanjang tiga kilometer di luar Surabaya. Mobilnya terguling dan terjadi ledakan. Tidak ada tubuh yang ditemukan. Itu benar-benar kematian yang mengenaskan.

Fira melihat arlojinya, sekarang sudah jam tujuh.

"Pak, apa kita sudah keluar dari ring luar jam setengah delapan nanti?"

"Yah, aku bisa mengaturnys."

Taksi itu melaju kencang, tetesan hujan beterbangan di jendela, dan lagu Jawa yang lembut diputar di dalam mobil. Fira merasa sangat cemas sampai-sampai rasanya dia tidak sabar untuk menyetir mobilnya sendiri.

Ada terlalu banyak truk di lingkar luar, dan cuaca sangat buruk, sehingga pak sopir tidak berani memicu mobilnya terlalu kencang dan ketika mereka keluar dari ring luar, waktu sudah menunjukkan pukul 7:28.

Fira terus mendesak "Pak, ayo cepat, cepat."

"Nona, kita masih harus memperhatikan keselamatan, kita tidak bisa melaju lebih cepat daripada ini."

Dengan suara 'bang' keras, tepat di hadapannya, sebuah mobil Bentley menabrak truk beton yang melewati lampu merah dari samping. Lampu depan yang menyorot terang membuatnya harus menutupi matanya. Terdengar suara rem mendecit, ban mobil yang menggesek aspal, suara gemeretak mobil yang menghantam aspal. Semuanya terdengar bersamaa.

Fira seolah melihat dunia dari jari-jarinya ...

Bentley itu terguling dan akhirnya terdiam di atas rumput tepi jalan. Asap putih keluar dari kap mobil. Bunyi desis terdengar bercampur dengan suara hujan. Fira merasa detak jantungnya berhenti sejenak.

Kalau Ardi meninggal, apa dia juga akan mati?

Dia mengambil payung, mendorong pintu mobil hingga terbuka, berjalan dua langkah dan kemudian membalikkan badannya, "Pak, tolong panggil ambulans."

"Apa kamu tidak jadi pergi ke bandara?"

"Tolong, panggil ambulans!"

"Oke, oke."

Fira masih memegang payung dan bergegas melewati pagar pembatas yang hancur. Di tengah hujan dan asap, mobil itu rusak parah. Ada oli yang menetes, air hujan mengguyurnya dan membuatnya terlihat seperti lumpur hitam. Lalu lintas di jalan raya lumpuh total, dan banyak orang hanya menonton dari luar pagar pembatas.

Fira melihat pria itu berada di kursi belakang. Di tengah hujan dan asap, melalui jendela mobil, dia hampir bisa melihat orang-orang di dalamnya. Yang jelas diketahuinya hanyalah bahwa pria itu tidak sadarkan diri, dan kepalanya berdarah.

Fira menemukan batu besar, lalu menghancurkan jendela mobil dengan keras, dan menarik pintu mobil dengan paksa.

Pria itu mengenakan seragam pilot. Bahkan saat nyawanya berada antara hidup dan mati, Fira masih harus menghela nafas panjang setelah melihatnya. Pak sopir taksi tadi tidak bicara omong kosong, pria itu memang benar-benar tampan.

Dia membungkuk dan melepaskan sabuk pengamannya.

Terdengar teriakan seorang pria di belakangnya "Nona, mobil itu sepertinya akan meledak. Tinggalkan saja dia dan cepatlah menjauh."

Fira tidak bisa meninggalkan pria itu begitu saja. Gesper sabuk pengaman itu macet dan tidak bisa dibuka. Dia bisa mendengar suara bensin yang bocor, asap putih dari kap mobil juga semakin banyak, dan pria di depannya masih tidak bergerak.

Fira semakin menggila, dia menggunakan kekuatannya untuk berusaha melepaskan sabuk itu. Dia menginjak kursi dan menarik sabuk pengaman dengan paksa. Dengan satu bunyi klik keras, gesper itu akhirnya terlepas, dan pria itu terguling ke arahnya. Lengannya memukul tubuhnya.

Pria yang tak sadarkan diri itu perlahan membuka matanya, darah yang menggantung di bulu matanya tersapu oleh tetes hujan, dan darah yang baru mengalir keluar dari luka di kepalanya. Dia menatapnya dengan tajam "Kamu, kamu ..."

"Aku Fira."

Pria itu menutup matanya dan kembali pingsan.

Fira tidak menunda-nunda lagi dan bergegas meletakkan tangannya di bawah ketiak lalu menyeretnya ke jalan. Dia baru menyeretnya kurang dari sepuluh meter ketika terdengar ada ledakan di belakangnya. Mobil itu meledak. Bagaimanapun, pengemudinya terjebak di dalam api dan tak bisa diselamatkan.

Fira tak punya waktu merasa sedih. Dia masih menyeret pria itu ke jalan raya ketika ambulans datang. Staf ambulans dengan cepat menaikkan Ardi ke atas tandu dan bertanya pada Fira, "Apa Anda anggota keluarganya?"

Fira menjawab dengan spontan "Ya ... Ya, saya anggota keluarganya."

"Kalau begitu Anda boleh masuk ke dalam mobil, cepat, pasien terluka parah."

Fira buru-buru masuk ke dalam ambulans dan ikut pergi ke rumah sakit.

Pertolongan pertama dilakukan di dalam ambulans. Mereka memberi Ardi masker oksigen, defibrilasi sengatan listrik, hemostasis, dan ada setumpuk kain kasa serta bola kapas bernoda darah di nampan stainless steel yang membuat Fira terkejut.

Mereka tiba di rumah sakit terdekat dalam waktu lima belas menit. Ardi didorong masuk ke dalam ruang operasi. Perawat di meja perawat meminjamkan satu set seragam perawat agar Fira bisa mengganti pakaiannya yang basah.

Fira, yang telah berganti seragam perawat, menunggu di depan pintu ruang operasi selama satu jam, dan akhirnya pintu ruang operasi itu terbuka. Dokter yang mengoperasi melepaskan maskernya dan berkata pada Fira, "Apakah Anda anggota keluarga pasien?"

"Bagaimana kondisinya, dok? Apa hidupnya berada dalam bahaya?"

"Kondisinya tidak lagi dalam bahaya."

Mendengar kalimat itu, hati Fira yang tadinya tegang mulai merasa tenang. Ardi tidak akan mati, dan nyawanya tidak berada dalam bahaya.

"Cedera pasien terutama terjadi di otak. Kami sudah melihat hasil scan otaknya. Saat dia bangun nanti, mungkin masih ada sisa gejalanya."

"Misalnya, dok?"

"Amnesia."

Sudut bibir Fira terangkat naik "Anda bilang amnesia?"

Dokter memandangnya dengan curiga, bukankah gadis itu anggota keluarganya? Kenapa dia tampak sangat senang setelah mendengar pasien mungkin kehilangan ingatannya?

Você também pode gostar

Jodoh! Masa Gitu?

Heningtyas Permata Hati (17) seorang gadis desa yang polos tapi bar bar, dalam hidupnya hanya ada satu tujuan, menikah dengan anak juragan tanah yang gantengnya mirip aktor Bolywood kesayangannya. Di sela menjalani hari dengan tujuan hidup yang tak tergoyahkan, nasib buruk menghampirinya, seorang pemuda tampan dari kota (Anggara Yuda Pradipta, 18) datang dan tinggal di rumahnya dengan alasan yang tidak jelas. Orangtuanya pun tak bisa memberi jawaban yang memuaskan. Pemuda itu memiliki kepribadian ganda menurut Hening, kadang dingin kaya kulkas khusus es batu, kadang panas kaya api neraka. Dan jangan tanyakan tingkat ketajaman lidahnya, kalo udah ngomong nyakitin sampe ubun-ubun bayi baru lahir. Nasib buruk Hening tak sampai di situ, setiap hari pemuda itu menjadi sumber masalahnya, dimana dia tak bisa lagi khusyuk berdo'a untuk meminta pada Tuhan agar anak juragan tanah itu menjadi jodohnya. Sial! "EHHH ... MONYET! ANGKAT KAKI DARI RUMAHKU!!!" Dengan angkuh Dipta berkata, "ngusir gue? Nggak sadar diri! Gubuk reot lo ini berdiri di atas tanah kakek gue! Kalo ada yang harus angkat kaki, itu lo!" Mulut Hening menganga sampe hampir jatuh ke lantai, baru tekatup saat mendengar pintu kamar di banting dengan kuat. "Ya Tuhan! Apa salah dan dosaku!!" Jerit Hening yang di sambut tendangan maut dari dalam pintu kamar. Jantungnya hampir copot di buat cowok gila itu. Keselnya bukan main si Hening. Bagaimana nasib Hening selanjutnya? Bisakah dia mempertahankan tujuan hidupnya? Sementara Anggara Yuda Pradipta terus mengusik jiwa dan raganya. Dan apakah penyebab Anggara Yuda Pradipta berakhir di rumahnya? Ikuti kisah mereka dalam novel 'Jodoh! Masa Gitu?' Yakin bakal di buat ngakak dan baper parah. Dan yang paling penting, kalian bakal menemukan banyak rahasia dalam kisah mereka. Baca juga novelku yang lain ya. 1. Annaya dan Takdirnya. (700 views dan 900 colection) 2. Pernikahan Sementara. (2M views dan 8,6k colection)

Ardhaharyani_9027 · Adolescente
Classificações insuficientes
347 Chs

Was My Sweet Badboy

WARNING !! [cerita ini hanyalah fiktif belaka, semua setting tempat adalah fiktif! kesamaan nama tokoh, tempat, sekolah maupun scene dalam novel ini adalah kebetulan semata dan tidak ada unsur kesengajaan!] ------------------------------------------------- Bimo namanya, anak baru pindahan dari Bandung yang tiba-tiba memberiku surat, isinya dia minta izin untuk menyukaiku. hah?! 'kenapa suka aku?' kuputuskan untuk tanya hal ini. lalu dia jawab begini ; 'aku tidak punya alasan, tidak paham juga kenapa bisa suka, hanya mataku tidak bisa berhenti melihat kemanapun kamu pergi, aku tidak bisa menahan senyumku dan rasa senangku kalau sedang dekat denganmu, aku suka lihat kamu ketawa dan tidak senang lihat kamu nangis, aku benci orang-orang yang bikin kamu sedih sampai-sampai ingin ku tendang pantat mereka biar sampai ke pluto, aku mau pegang tanganmu dan bilang pada cowok-cowok yang suka padamu untuk tidak lagi mengganggumu.' ku baca tulisannya yang panjang itu. aku deg-degan, sumpah kalau dia bisa dengar jantungku, itu seperti ada drum band di dalamnya. Dia orang yang unik, dan punya pendekatan berbeda padaku, orang yang percaya diri dengan bagaimana kepribadiannya, tidak kasar, berusaha dengar perkataanku, tapi sebenarnya dia juga adalah orang yang keras pada idealisnya, suka naik gunung bahkan bikin jantungku sering ingin lompat karena khawatir setiap kali dia melakukan hobinya itu. Bimoku... Elangku yang selalu terbang bebas tanpa peduli apapun.. Elangku yang selalu terbang menerjang badai... ini, adalah kisahku saat itu, saat dia bersamaku.. -------------------------------------------- VOLUME 2 : Menggapai kembali Ketika masa lalu menyesak masuk saat kau telah mulai lari darinya. Seseorang yang tetap berdiri di persimpangan hidup mereka. Yang tetap tegak di persimpangan waktumu dengannya. Kini persimpangan itu mempertemukan mereka kembali. Dengan segala keajaiban-keajaiban yang kau kira telah tiada. Dia berusaha menggapaimu sekali lagi. Berlari dari masa lalu, mengejarmu yang telah lama tertatih untuk bisa berdiri di titik ini. Mencoba meraihmu dengan senyumnya lagi. "Kamu masih punya hutang jawaban sama aku." "Apa?" "Yang mau kamu jawab 10 tahun lagi sejak waktu itu." "Hahah, kamu pikir itu masih akan berlaku?" "Tentu! Ray, marry me please ..." POV 3 ---------------------------------- Volume 3 : Langit dan Rindu Kisah si kembar buah hati Bimo dan Raya, akankan kisah mereka semanis kisah remaja kedua orang tuanya? Bagaimana jika Langit Khatulistiwa punya kecenderungan sister complex dan juga tsundere akut terhadap adik kembarnya? Intip yuk ... ---------------------------------------------- [karya ini bergenre romance-komedi, harap bijak dalam membaca, jika sekiranya tidak sesuai selera, silahkan close, gak usah masukin koleksi] [mengandung kata kasar, dan diksi tidak serius dalam penceritaan!] Credit cover : Pinterst cover bukan milik pribadi

MORAN94 · Adolescente
4.9
425 Chs
Índice
Volume 1