webnovel

Penjaga Sang Dewi

都市
完結 · 368.1K ビュー
  • 447 章
    コンテンツ
  • 5.0
    21 レビュー結果
  • NO.200+
    応援
概要

WARNING FOR 21+ Siapa yang mau dituduh sebagai pria gay padahal kenyataannya ia memiliki seorang pacar wanita? Itulah yang dialami oleh Alrescha June Winthrop Harristian, seorang pemilik label rekaman dan perusahaan entertainment ternama, Skylar Labels. Oleh karena itu, ia membayar seorang wanita untuk kencan semalam demi membuktikan pada teman-temannya jika dia adalah pria normal. Sampai di tengah kencan, Rei sadar jika gadis yang bersamanya sebenarnya bukan gadis panggilan. Rasa bersalah membuatnya mencoba mencari untuk meminta maaf pada gadis tersebut, namun gadis itu menghilang. Rei terpaksa meminta bantuan asisten pribadi barunya, Axel Clarkson untuk ikut mencari gadis itu. Masalahnya, Rei perlahan malah mulai merasakan suka pada asistennya tersebut. Apakah Rei sebenarnya memang seorang gay? Atau ia hanya terjebak pada perasaan masa lalu dengan cinta pertamanya saat remaja? "Aku rasa ... aku jatuh cinta padamu, Axel!" ujar Rei makin mendekat dan Axel makin mundur ke belakang sampai ia terjebak diantara Rei dan lemari buku. "Pak ..." "Kita bisa menjalin hubungan yang rahasia!" Axel melebarkan matanya dengan bibir terbuka terkejut. (cerita ini merupakan salah satu sekuel dari The Seven Wolves) follow my IG: @nandastrand, FB: @NandaStrand

タグ
4 タグ
Chapter 1Bad Encounter

Sebuah tangan menjulur ke depan untuk meraba dan merasakan hangatnya kulit. Ia meraba dari leher lalu pindah ke tengkuk dan semakin naik ke atas rahang. Ujung jarinya membelai lembut pipi gadis yang kini berada di bawah kakinya, di bawah pengaruhnya.

Pria itu menyeringai dan meremas sejumput rambut pirang gadis itu lalu menariknya ke belakang. Terdengar suara lenguh dari bibir pink si gadis itu. Lidah pria itu lantas keluar menjilati ujung bibirnya sendiri. Ada hasrat yang berbeda saat melihat mata polos seperti itu memohon untuk dilepaskan.

Sebelah tangannya yang lain lantas meraba pengait celana semi kulit buatan rumah mode paling ternama di dunia. Bunyi ziper lalu terdengar pelan tanda celana mulai dibuka. Ia hanya perlu menurunkan sedikit agar sang gadis tahu apa yang harus ia lakukan.

Jari yang semula menurunkan ziper kini beralih menyeka dari bibir, hidung sampai pipinya dengan sebelah tangan masih meremas lembut rambutnya. Gadis itu tak bicara. Matanya yang semula menatap mata pria itu lantas jatuh ke bagian celana yang sudah terbuka tapi belum sepenuhnya.

Tangan gadis itu lantas meraba pengait dan jemarinya perlahan menurunkan sedikit band pakaian dalam bermerek itu agak sedikit ke bawah. Ia sesungguhnya tak tahu apa yang tengah dilakukannya, hanya rasa penasaran yang menyelinap masuk dalam benak.

Si pria menyeringai lebih lebar terutama saat ia bisa memamerkan miliknya tepat di depan wajah si gadis.

"Buka mulutmu, Babygirl. Kita lihat seberapa hebat dirimu!" ucapnya lalu meremas rahang gadis itu sampai kedua bibirnya berjarak. Dengan cepat pria itu memasukkan miliknya di antara kedua bibir cantik itu sampai ia terkulum jauh.

Lenguhan demi lenguhan rasanya bisa terdengar sampai keluar dari kamar itu. Kamarnya adalah presidential suite maka tak mungkin suara seperti itu bisa terdengar sampai keluar. Namun perbuatan dua anak manusia di dalamnya tak bisa lagi diungkapkan dengan kata-kata.

Hentakan pria itu makin keras ke wajah si gadis. Ia sebenarnya sudah tercekik dengan rasa mual dan ingin muntah tapi tak bisa berbuat apa pun. Hasrat pria yang tengah membuatnya melakukan hal yang tak pernah ia bayangkan tak bisa dilawan si gadis. Ia kalah tenaga dan kekuatan. Matanya sudah mengeluarkan air mata dan rasanya seperti ingin pingsan. Tapi pria itu tak berhenti, ia terus bergerak cepat sampai rasanya tak bisa bernapas.

Tak cukup dipaksa menelan, gadis itu lalu dihempaskan si pria ke atas ranjang. Seluruh sisa pakaiannya dilucuti dan tanpa pemanasan apa pun pada si gadis, ia langsung mendesak masuk.

"Aaahhhkkk!" si gadis berteriak cukup keras tapi ia tetap menggelungkan tubuhnya. Si pria berhenti dan melihat wajah si gadis yang kesakitan.

"Kamu kenapa? Jangan bilang kamu masih perawan!" tanya pria itu masih terengah. Gadis itu tak menjawab dan ikut terengah. Perlahan ia ikut larut dan malah mencium pria yang tengah menyetubuhinya. Si pria pun tak peduli lagi. Dan benar saja, gadis itu memang masih perawan dan saat pertamanya diambil oleh si pria asing yang tak ia kenal.

Malam yang cukup panas membuat keduanya bergumul dalam hasrat dan nafsu yang tak reda meski rasa sakit cukup terasa. Si pria tak peduli dan si gadis tak bisa berbuat apa pun selain menikmati. Hubungan intim tanpa menyebut nama itu terjadi lebih dari tiga jam di atas ranjang king size yang nyaman.

Mata biru topaz lantas terbuka perlahan. Tubuhnya sakit bukan main dan kepalanya begitu pusing. Cukup lama ia mencoba untuk meraih kesadaran. Rasanya begitu sulit membuka mata dan menyadari bahwa sekarang ia berada di kamar hotel.

Pandangan yang kebingungan itu lantas perlahan menoleh ke sisi kiri. Bola mata itu spontan membesar dan tubuhnya terpaksa bangun beringsut jauh dari pelukan seorang pria. Gadis itu langsung menutup mulut dengan sebelah tangannya begitu terkejut melihat jika seorang pria yang tidak ia kenal ternyata sudah menyetubuhinya semalam.

Dengan ketakutan dan begitu kebingungan, gadis itu menarik selimut dalam dan melapisi tubuhnya sendiri. Ia terjatuh karena tak tahan dengan bagian bawah tubuhnya yang begitu perih. Tapi ia berusaha tak membuat suara, gadis itu masih bisa melihat wajah pria yang sudah memperkosanya tertidur dengan nyenyak di sana.

Ia lalu celingukan mencari pakaian dan sembari memegang selimut yang melingkar di tubuhnya, gadis itu memunguti satu persatu pakaiannya. Ia tak lagi menggubris lagi rasa sakit di kulit dan tubuhnya, sebaliknya ia memilih untuk memakai pakaian dengan cepat di koridor kamar ke arah pintu. Sambil terengah, ia ikut mengambil tas yang tergeletak di dekat pintu lalu pergi dari kamar tersebut.

Sambil menangis dan terengah, gadis itu terlihat begitu kacau saat masuk ke dalam lift. Beberapa pengunjung yang ikut naik sempat melirik dengan pandangan aneh. Tapi ia hanya bisa menyudutkan diri dan tak berani mengangkat kepalanya. Tangannya gemetar dan ia hanya ingin pulang, ia tak seharusnya ada di sini.

Menahan sakit tapi harus setengah berlari adalah hal yang sulit. Namun gadis itu melakukannya karena ketakutan. Ia keluar dari hotel bintang lima Poseidon dengan kebingungan. Ia tak tahu jalan di kota ini, Boston bukanlah kota kecil.

"Aku harus ke mana?" gumamnya pada diri sendiri. Ia lalu berbalik melihat bangunan hotel yang seharusnya menjadi tempatnya meraih impian. Banner besar audisi penyanyi berbakat masa depan masih terpampang dengan megahnya di samping bangunan hotel bergaya Eropa tersebut.

Gadis itu datang dari Pensylvania untuk mengikuti audisi lanjutan untuk penyanyi sebuah acara ajang pencarian bakat. Namun bukan audisi yang ia dapatkan melainkan ia malah diperkosa oleh seorang pria asing. Gadis itu lantas berjalan menyeberang dan duduk di sebuah halte pemberhentian bus tak jauh dari hotel itu berada.

Sambil menenangkan diri, ia terus memeluk tasnya yang sedikit kumal karena terus dipakai dari semenjak ia bersekolah. Ponselnya kemudian berdering dan itu sempat mengejutkannya. Ia merogoh salah satu saku di dalam tas dan memandang sejenak sebelum ia mengangkat panggilannya.

"Dad?"

"Sweetheart, kamu ke mana saja? aku menghubungimu dari semalam tapi kamu tidak mengangkatnya? Apa kamu baik-baik saja, Sayang?" suara sang Ayah terdengar cukup cemas membuat si gadis jadi bingung apa yang harus ia katakan. Ia berpikir cukup lama sampai Ayahnya menegur lagi.

"Honey ... apa kamu mendengarku, Sweetheart?"

"Y-Ya ... aku mendengarmu, Dad. Maaf semalam aku tidur lebih awal, aku terlalu lelah," jawab gadis itu mencoba berbohong.

"Oh, aku kira ada apa. Bagaimana audisimu? Apa kamu berhasil?" gadis itu makin meringis dan menundukkan wajahnya.

"Honey?"

"Tidak, Dad. Aku tidak lolos audisi," jawabnya pelan.

"Tak apa, Sayang. Kita bisa coba lagi nanti. Apa kamu mau dijemput di Boston?"

"Tidak, Dad. Aku akan pulang dengan bis saja. Aku akan pulang hari ini."

"Baiklah, kalau begitu biar Axel yang akan menjemputmu nanti. Sampai jumpa, Sayang. Daddy sangat mencintaimu!"

"Aku juga, Dad!" sambungan ponsel itu pun perlahan dilepaskan oleh gadis itu dengan mata berkaca-kaca.

"HONEY!" tiba-tiba suara dari salah satu sisi jalan membuat gadis bernama Honey itu berdiri dan melihat. Sahabatnya Angelica lalu berlari dari ujung jalan dan langsung memeluknya erat.

"Oh Tuhan, aku mencarimu semalaman. Kamu ke mana saja?" ucapnya cemas. Sedangkan Honey hanya makin mengeratkan pelukannya dengan wajah ketakutan.

あなたも好きかも

Saya Mengembalikan Ingatan dan Menjadi Kaya Setelah Bercerai

"Gu Dai, aku hanya menikahimu untuk membuat Kakek senang. Kalau orang lain yang menyelamatkan Kakek, aku akan menikahinya dengan cara yang sama! Jangan terlalu tinggi hati!" Selama tiga tahun pernikahan, suami Gu Dai sering menghinanya. Dia tidak akan percaya bahwa dirinya pernah dimanja dan kaya raya jika dia tidak tiba-tiba mendapatkan kembali ingatannya. Mengapa dia dengan rela melayani pria ini selama tiga tahun? Pria ini bahkan cukup hina untuk jatuh cinta dengan wanita lain! Hal pertama yang dilakukan Gu Dai setelah mendapatkan kembali ingatannya adalah bercerai! Rumor menyebar di seluruh ibu kota bahwa gadis dari kawasan kumuh itu bercerai dari Tuan Song! "Serius? Bukannya dia penambang emas?" Semua orang bertanya. "Dia hanya berpura-pura susah didapat. Kalian pikir dia bisa melanjutkan hidupnya?" Tuan Song bertanya. Segera setelah itu, semua orang mengetahui bahwa Gu Dai telah kembali ke keluarga Gu di ibu kota. Kini, dia adalah putri muda dari keluarga terkaya di kota. Ternyata, dia adalah putri muda keluarga Gu yang hilang setelah terjadi kecelakaan kapal pesiar tiga tahun lalu! "Tuan Song, Nyonya Gu jelas tidak selevel denganmu," semua orang berkata. "Lalu apa? Dia tidak tahu cara merencanakan masa depan. Selain uang, dia tidak memiliki apa-apa lagi," Tuan Song berkata. Tak lama setelah itu, orang-orang mulai mengetahui identitas ganda Gu Dai. Dia adalah peretas besar, dokter ajaib, desainer terbaik di negara itu... Dia adalah segalanya yang Song Ling cari. Ketika mereka bertemu lagi, dia meraihnya dan memohon dengan air mata di matanya. "Dai, aku tidak keberatan jika kamu memiliki perasaan terhadap orang lain. Bisakah kamu tetap membiarkanku di sisimu?"

Mountain Springs · 都市
レビュー数が足りません
307 Chs
目次
1 :Volume One - Rei Harristian