webnovel

I'm Fallin

"Apa kabar Venus?" gumam Aldrich memandang mobil yang sedang berjalan melewati jalan di samping taman tempat Rei dan teman-temannya tengah berkumpul. Rei dan yang lainnya ikut melihat termasuk Jupiter yang duduk di sebelah Aldrich.

"Kamu masih menyukai Venus ya?" tanya Jupiter iseng. Matanya lalu melirik pada Rei yang sedikit menaikkan alisnya sambil mengambil gelas kopi dan menyesapnya perlahan. Aldrich pun jadi melirik pada Rei dan memperbaiki letak kacamatanya.

"Venus akan selalu menjadi wanita impianku!" gumam Aldrich dengan santai. Jupiter sedikit menoleh pada Aldrich dengan tatapan lebih serius tapi ia kemudian melirik pada Rei yang lidahnya kini menekan dinding mulut tanda ia tak suka mendengar pembicaraan soal adiknya.

Ares mendengus tertawa sambil melihat ke arah lain saat ada dua orang staf wanita Skylar yang melewati mereka. Ares hanya memandang sekilas dengan tatapan angkuh lalu membuang pandangannya tapi dua pegawai itu sudah berbisik-bisik.

"Memangnya kamu sudah memperoleh ijin dari Rei untuk mendekati Venus?" celetuk Ares makin memanaskan suasana. Aldrich tersenyum dan menoleh pada Rei lagi.

"Aku adalah seorang profesor hukum untuk studi seni historis dan arsitektur Eropa abad pertengahan. Aku juga seorang pengacara, menurutku itu label yang cukup untuk membuat Rei memberikan restunya bukan?" ujar Aldrich membanggakan dirinya dengan angkuh. Rei makin memicingkan mata lalu menaikkan ujung bibirnya sambil melipat kedua lengan di atas meja.

Ia menyisiri melihat semua teman-temannya satu persatu dari Aldrich, Jupiter lalu Ares yang duduk di depan Jupiter.

"Aku tidak akan pernah membiarkan salah satu adikku menjadi teman kencan satu pun dari kalian. Kalian semua pria brengsek, mengerti!" tunjuk Rei pada seluruh temannya satu persatu. Aldrich hanya bisa menghela napas sambil mengurut keningnya.

"Tapi kamu membiarkan Chloe bisa pacaran dengan Andy dulu!" sahut Ares mengingatkan masa lalu. Rei sontak mendelik pada Ares. Ares akhirnya tersenyum salah tingkah lalu menaikkan gelas kopinya dan diam. Hanya Jupiter yang tak bicara dan terlihat tersenyum kecil. Ares menangkap itu tapi Jupiter yang kepergok hanya tersenyum tanpa bicara.

Rei menarik napasnya dengan berat dan panjang. Masalah baru saja dimulai tapi ia sudah bosan dan jenuh. Mau sampai berapa lama ia harus mencari gadis yang bahkan tak tahu namanya.

CRAWFORD

Honey mondar mandir di depan ruangan kampus tempatnya sedang menunggu Josh Hartlin. Tak jauh dari tempatnya, Angelica duduk ikut menunggu setelah ia menelepon salah satu teman prianya, Peter McAdams.

"Sudahlah Honey, jangan mondar mandir seperti itu nanti kamu pusing!" tegur Angelica pada Honey yang resah menunggu Josh Hartlin. Honey menggenggam tangannya dan menghampiri Angelica.

"Bagaimana jika dia menolak atau dia tanya hal-hal yang membuat aku harus bicara?" tanya Honey begitu resah dan cemas. Angelica memegang tangan Honey dan tersenyum padanya agar ia tenang.

"Honey, tidak baik memacari pria yang bukan ayah dari bayimu kecuali dia bisa menerimamu. Atau jika kamu mau, kamu bisa memberitahukan pada Josh, dia mungkin akan mengerti." Honey sontak menggelengkan kepalanya.

"Aku tidak mungkin melakukan itu. Dia ... pasti langsung membenciku." Honey dengan wajah sedih dan air mata menggantung menundukkan kepalanya. Ia malu, takut, cemas dan tak tahu harus berbuat apa.

"Kamu menyukai Josh?" tanya Angelica lagi dan Honey menaikkan wajahnya lalu mengangguk pelan. Angelica mengatupkan bibirnya dan berpikir sejenak.

"Kalau begitu ajak dia untuk pulang bersamamu. Mungkin dalam perjalanan kalian bisa bicara lebih santai dan semua akan berakhir baik." Honey menatap Angelica dan menelan ludahnya separuh tercekat. Sampai akhirnya ia mengangguk dan sedikit tersenyum.

"Honey?" panggil Josh tak lama muncul dari belakang. Honey berbalik dan menemukan senyum termanis yang diberikan Josh kekasihnya.

"Hai, Angelica!" sapa Josh pada Angelica yang tersenyum padanya. Josh langsung mencium pipi dan menyengir lebar pada Honey yang memberikannya senyum tipis dan masih berkabut.

"Kenapa? Kamu terlihat cemas, apa ada yang terjadi?" Josh langsung memegang kedua pipi Honey dengan lembut. Honey sempat tertegun menatap Josh sampai akhirnya ia menarik tangan Josh untuk ikut bersamanya.

"Maukah kamu mengantarkan aku pulang? Ada yang ingin aku beritahukan padamu," ujar Honey dengan nada gugup. Josh tersenyum dan mengangguk. Keduanya lalu saling mengaitkan jemari dan tersenyum pergi dari bangunan kampus. Honey sempat menoleh ke belakang dan Angelica tersenyum padanya seakan berkata jika ia akan baik-baik saja.

Di dalam mobil, Honey masih belum bicara padahal mereka sudah berkendara 10 menit. Crawford bukan kota besar dan tak ada kemacetan jadi berkendara selama itu dan Honey akan segera tiba di rumahnya sementara ia belum mengatakan apa pun.

"Honey, apa yang ingin kamu bicarakan? Dari tadi kamu diam saja," tegur Josh kemudian. Tangannya meraba tangan Honey dan menciumnya beberapa kali. Bagaimana caranya Honey bisa memberitahukan pada Josh apa yang terjadi padanya? Perlahan Honey melepaskan tangannya terlebih mereka telah memasuki kawasan tempat Honey tinggal.

"Aku ingin bicara denganmu." Josh mengangguk tanpa curiga apa pun. Rumah Honey sudah terlihat dan mereka akan segera berhenti.

"Aku ingin putus." Seketika Josh mengerem di tengah jalan. Padahal mobil itu nyaris berada di depan pekarangan rumah Honey. Tapi Josh benar-benar kaget mendengar perkataan Honey. Ia langsung berpaling dengan wajah kebingungan.

"A-Apa?" Honey harus menguatkan hati dan menoleh pada Josh.

"Aku tidak bisa pacaran denganmu lagi," sambung Honey dengan mata berkaca-kaca. Josh benar-benar tak mengerti, ia beberapa kali menggelengkan kepalanya menolak yang terjadi.

"Apa yang terjadi? Mengapa kamu tiba-tiba meminta putus dariku?" tanya Josh langsung menyamping mendekat pada Honey. Josh bahkan memegang tangannya dan berharap yang dikatakan Honey hanyalah sebuah prank untuk mengerjainya. Honey malah menangis dan menggelengkan kepalanya. Ia tak bisa bicara sama sekali, semua keberaniannya menguap entah kemana.

"Honey ..."

"Aku mohon, jangan cari aku lagi. Kita tidak bisa bertemu lagi!" gumam Honey sembari terisak. Josh yang semula merasa seperti mimpi hanya bisa menggelengkan kepala dan menolak semuanya.

"Tidak ... ini tidak mungkin. Kamu sedang bercanda kan?"Honey menggelengkan kepalanya. Josh mulai sedih dan hendak meneteskan air mata, tapi ia terus berusaha menenangkan Honey dengan memegang tangannya.

"Honey, katakan padaku alasannya. Kenapa kamu memutuskan aku, Sayang. Aku sangat mencintaimu!" pinta Josh mulai mengiba. Rasanya hati Honey begitu hancur mendengar kalimat seperti itu keluar dari Josh. Ia begitu terpukul dan terluka. Tapi Honey makin tak bisa bicara.

"Apa karena aku akan pergi ke New York? Apa karena itu?" Honey menggelengkan kepalanya cepat.

"Aku senang kamu bisa meraih impianmu tapi ... kita tidak bisa bersama!" lirih Honey kemudian, ia menunduk dan menangis lagi. Josh masih tak percaya dan menolak.

"Begini saja, aku akan membawamu ke New York bersamaku. Oke, kita akan ... kita akan tinggal bersama, aku akan minta ijin pada Ayahmu!" Honey spontan menggelengkan kepala dengan cepat.

"Tidak ... aku tidak bisa pergi denganmu. Aku tidak bisa, ku mohon Josh!" Josh makin tak mengerti. Wajahnya kebingungan dengan jantung yang berdetak kencang karena adrenalin.

"Honey, jelaskan padaku apa yang terjadi? Aku tidak mengerti apa kesalahanku. Apa aku berbuat hal yang tak baik padamu, melecehkanmu atau apa pun?" Honey tetap menggeleng keras.

"Bukan itu ..."

"Lalu apa!" Josh mulai menaikkan suaranya.

"Aku hamil!" pekik Honey tak bisa lagi menahan emosinya. Seketika Josh terdiam dan wajahnya berubah kaku.

"A-Ap ..."

"Aku hamil anak dari pria lain!" Josh membeku seketika. Ia menegakkan tubuhnya meletakkan sebelah tangan ke atas setir dan tak bisa bicara.

"Itu sebabnya mengapa aku tak bisa lagi pacaranmu ..."

"Siapa ... ayahnya?" tanya Josh terbata-bata dengan nada rendah. Honey menutup matanya dan menggeleng.

"Aku tidak bisa memberitahukannya padamu, maafkan aku. Harusnya aku tidak pernah jadi pacarmu," jawab Honey kemudian dengan sisa isakan. Honey membuka sabuk pengamannya dan bersiap membuka pintu mobil.

"Maafkan aku, Josh. Aku juga mencintaimu, tapi aku tak mungkin bersamamu. Aku berdoa untuk kesuksesanmu di New York, selamat tinggal!" Honey hendak keluar dan Josh masih terpaku sampai akhirnya ia sadar dan menarik cepat lengan Honey. Bukannya bicara, Josh malah langsung melumat bibir Honey dan itu menyakitinya.

"Lepas!" Josh tidak peduli karena ia begitu marah. Honey yang berhasil melepaskan diri, lantas menampar dan langsung keluar dari mobil. Josh lantas ikut keluar untuk mengejar.

次の章へ