webnovel

Gita Cinta Gladys Dan Rahmat

Sinar matahari pagi merambat masuk dari balik tirai yang sedikit terbuka dan menerangi hampir seluruh ruangan. Lampu tidur disebelah masih menyala. Rasanya tidak ingin bangun dan memulai hari. Siapapun pasti ingin berlama lama bermalasan di kasur yang empuk dan wangi. Hhhmmm...sedetik kemudian mata Metta terbuka perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Namun sepertinya ada seseorang yang sedang duduk di depannya, bayangan seseorang dengan memakai setelan jas lengkap. Tunggu dulu, apakah itu seorang pria. Ia sedang duduk di sebuah kursi namun pandangannya menengok ke arah samping. Ia sedang melihat keluar. Tapi dia siapa?

Andromeda_Venus · perkotaan
Peringkat tidak cukup
381 Chs

174

Undangan berwarna perak dan bertuliskan tinta emas itu telah meremukkan hati Metta hari ini. seluruh kalimat yang di ucapkan oleh Inggrid sebelumnya masih terus terngiang di benak Metta. ia dipojokkan dengan tuduhan-tuduhan palsu yang sangat menyakitkan dan itu membuat Metta semakin depresi. Tak sadar, Ia mengeraskan genggamannya pada undangan itu dan terus meneteskan airmata.

Metta masih menunggu gilirannya untuk dipanggil pada pemeriksaan di rumah sakit. Selama ia menunggu itu, ia hanya duduk di sudut pojok sendirian sambil melihat dan menggenggam undangan itu. Air matanya sudah jatuh beberapa kali dan membasahi permukaan undangan tersebut.

Bab Terkunci

Dukung penulis dan penerjemah favorit Anda di webnovel.com