webnovel

Gita Cinta Gladys Dan Rahmat

Sinar matahari pagi merambat masuk dari balik tirai yang sedikit terbuka dan menerangi hampir seluruh ruangan. Lampu tidur disebelah masih menyala. Rasanya tidak ingin bangun dan memulai hari. Siapapun pasti ingin berlama lama bermalasan di kasur yang empuk dan wangi. Hhhmmm...sedetik kemudian mata Metta terbuka perlahan mencoba menyesuaikan dengan cahaya di ruangan. Namun sepertinya ada seseorang yang sedang duduk di depannya, bayangan seseorang dengan memakai setelan jas lengkap. Tunggu dulu, apakah itu seorang pria. Ia sedang duduk di sebuah kursi namun pandangannya menengok ke arah samping. Ia sedang melihat keluar. Tapi dia siapa?

Andromeda_Venus · Urban
Not enough ratings
381 Chs

172

Inggrid mendorong Metta hingga terjatuh setelah melontarkan kalimat-kalimat yang sangat menyakitkan hati Metta. Airmata Metta jatuh setitik di pangkuannya karena tidak bisa lagi ditahannya. Tapi Metta mencoba tenang dan tidak emosi. Ia tau ia sedang berada di titik terendah dalam hidupnya dan melawan kakaknya tidak akan membuat perasaannya jadi lebih baik. Metta hanya harus pergi dari ruangan itu secepatnya.

Metta mencoba bangun perlahan dan berdiri sendiri. Matanya berkaca-kaca tapi ia berusaha tidak terisak. Ia telah terbiasa menerima hinaan dan cacian dari banyak orang selama hidupnya dan tidak membalas mungkin adalah kelemahannya. 

"Kak Inggrid gak usah khawatir, Metta janji gak akan pernah ngedeketin Arka lagi," ujar Metta setelah ia berdiri dan mengangkat wajah nya melihat mata Inggrid. Inggrid yang berdiri di depan Metta hanya menyengir sambil tersenyum sinis.

Locked Chapter

Support your favorite authors and translators in webnovel.com