webnovel

TERSAKITI DALAM SETIA

Author: Mkaaf28_
Urban
Ongoing · 21.4K Views
  • 25 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Bagaimana jika orang yang sangat kamu cintai tidak percaya kepadamu? Inilah perasaan Sayyida yang sangat kecewa ketika sang suami meragukannya, bahkan merendahkannya. Tidak ada perceraian antara keduanya walau sudah terpisah selama bertahun-tahun. Afwan sang suami, sangat menyesali segala perbuatannya hingga dia membenci diri sendiri, sampai tidak berani menemui Sayyida. Sayyida hidup bersama Deril, seorang mafia dan Sayida tidak tahu akan itu, menurut Sayyida Deril seperti malaikat baginya, Deril sangat teramat menghormati Sayida hingga dia ingin balas dendam kepada Afwan. Deril menghargai Sayyida walau dia sering kali mempermainkan wanita. Namun, karena situasi Deril bertemu dengan Lea dan berubah secara perlahan. Lantas, bagaimana kehidupan Afwan selanjutnya? Apa dia akan membujuk istrinya untuk kembali bersamanya? Apakah balas dendam Deril akan berhasil?

Chapter 1Kepergian Sayida

"Mas, kamu kenapa? Ada apa sebenarnya?" Dengan menahan rasa sakit hati dan tubuhnya, Sayida mencoba berdiri.

Sayyida mengigit bibir dan memegang perutnya menahan nyeri karena perlakuan kasar Afwan tadi yang mendorongnya. Tapi, gadis itu tetap kembali mendekati suaminya.

"Pasti Mas capek kan? Yaudah lebih baik Mas istrahat dulu, tenangkan dirimu ya."

Sayida menatap sendu, dia akan menyentuh wajah Afwan namun, secepat mungkin Afwan menepisnya dengan kasar.

"Kamu yang mengatakan agar aku percaya dengan kata-katamu tapi, kini aku telah termakan omongan dusta. Kamu melakukan hal hina dengan selingkuh di belakang aku. Tega kamu ...."

Sayyida manatap tak percaya dengan kata-kata yang di ucapkan oleh Afwan.

"Mas, apa yang kamu katakan? Aku tidak pernah berselingkuh apalagi punya niat melakukan itu. Tak pernah sekalipun." Air mata Sayyida telah jatuh menetesi pipinya dan kini mengalir deras.

"Kamu kira aku akan percaya denganmu? Lihat bukti ini!" Memperhatikan foto-foto di ponselnya pada Sayyida.

Itu adalah foto-foto dirinya dengan Arif saat di rumah sakit tadi.

"Aku tidak menyangka ternyata kamu adalah gadis rendahan, Sayida."

Plak!

Sebuah tamparan keras di layangkan Sayida ke pipi Afwan. "Yah, aku memang gadis rendahan Afwan. Aku dari dulu sudah berpikir jika aku tidak pantas untukmu. Aku sadar diri aku hanya gadis biasa yang tak seharusnya tak pernah bertemu denganmu."

Setalah mengucapkan itu, Sayida berjalan ke arah lemari dan mengambil kopernya. Dia memasukkan pakaiannya secara acak dan menutupnya. Sayida menyeret kopernya menuju pintu namun, Afwan menahan tangan Inara.

"Kau mau kemana hm? Apa dengan kamu pergi semua akan selesai?"

Sayida menepis tangan Afwan dan menghapus air matanya dengan kasar. "Kita sudahi saja. Cukup sampai di sini, aku sudah lelah, sangat lelah."

"Sayida!"

Sayida berlari keluar kamar dan turun dari lantai. Gadis itu keluar dari rumah dengan menerobos hujan. Tak peduli dinginnya air hujan yang jatuh menimpa tubuhnya Sayida tetap berlari sejauh mungkin dari rumah itu.

Sayida telah jauh berjalan namun, rasa pusing di kepalanya tiba-tiba datang menyerangnya. Raganya yang lemah pun tak bisa lagi menahan tubuhnya. Sebelum Sayida jatuh ke jalanan aspal, seseorang menangkap tubuh kecil itu dan merengkuhnya dalam.

"Sudah waktunya kamu bahagia," ucap sosok laki-laki itu yang menangkap tubuh Sayida. Dia bergerak membawa Sayida masuk ke dalam mobilnya.

Lalu mobil itu bergerak menjauh dan menghilang di balik hujan yang deras.

***

Siang itu Rio keluar dari mobilnya dan masuk ke dalam rumah Afwan. Rio telah mengetuk pintu namun, tak ada jawaban dari dalam. Itu membuat Rio berinisiatif untuk masuk karena ternyata pintu itu tak di kunci.

"Afwan! Afwan!" Teriak Rio mencari keberadaan Afwan di lantai bawah. Tak menemukan Afwan di bawah, Rio naik ke lantai dua dan berniat mengetuk pintu kamar yang di yakini itu adalah kamar Afwan dan Sayyida.

Tetapi, sebelum dia mengetuk pintu itu telah terbuka.

Sebelum Rio memasukkan kepala ke dalam, sekali lagi memanggil nama Bosnya. "Afwab?" Tak ada jawaban, Rio akhirnya langsung masuk ke dalam sana.

"Ya Ampun Afwan!" Teriak Rio terkejut dengan penampilan Bos serta sahabatnya yang acak-acakan. Dia menghampiri Afwan dan memegang bahu itu. Rio merasakan pakaian Afwan yang basah, wajah Afwan yang pucat dengan rambut yang acak-acakan.

Tak hanya itu saja, kamar itu tak lagi berbetuk seperti kamar. Semua benda berserakan di lantai bahkan cermin rias sudah retak sebagiannya meninggalkan jejak darah di sana.

"Apa yang sebenarnya terjadi padamu?" tanya Rio dengan raut wajah khawatir.

Mata Afwan perlahan terbuka dan menggenggam tangan Rio. "Tolong carikan Sayida. Aku sudah mencarinya kemanapun tapi ... aku tidak menemukannya di manapun. Aku bingung harus mencarinya di mana? Tolong aku ya," pinta Afwan berbicara seperti orang linglung.

"Afwan tenanglah, jangan membuatku ikut bingung! Ceritakan apa yang sudah terjadi agar aku bisa membantumu," pinta Rio mencoba untuk tenang.

Afwan menyandarkan tubuhnya ke kaki ranjang dan tersenyum pahit. Lalu dia memulai ceritanya tentang apa yang terjadi dengannya dan Sayida tadi malam.

"Astagfirullah ... Kenapa kamu sampai lepas kendali? Kamu bahkan tidak mendengarkan penjelasan istrimu lebih dulu? Inilah yang aku takutkan sejak dulu." Rio membuang napas panjang dan dia terduduk di hadapan Afwan.

Air mata Afwan jatuh kembali ke pipinya. "Jadi katakan Rio, aku harus bagaimana sekarang? Aku tidak bisa menemukan. Istriku telah pergi Rio! Dia pergi!" Afwan menjerit histeris di akhir kalimatnya. Tangis Afwan makin menjadi.

Rio baru pertama kali melihat Bosnya sekaligus temannya sangat terpuruk seperti saat ini. Laki-laki itu bahkan tak lagi memperdulikan segalanya.

"Kita takkan bisa menemukannya kalau kamu masih seperti ini. Cepatlah berdiri!" Rio menarik tangan Afwan agar berdiri.

Afwan mengikuti kata-kata Rio. "Sekarang kamu bersihkan dirimu dulu dan tenangkan pikiranmu sejenak. Aku akan membantumu setelah kamu mengurus dirimu dulu."

"...."

"Jangan diam saja, semakin kamu mengulur waktu kita semakin kehilangan Sayida, Afwan."

Usai Rio berkata seperti itu, Afwan akhirnya bergerak masuk ke dalam kamar mandi mengikuti saran Rio.

Rio mengambil napas panjang dan melangkah keluar dari kamar Bosnya. Dia menutup pintu kamar itu lagi. Ketika Rio menuruni tangga terakhir dia melihat sebuah ponsel yang sudah retak.

Rio mengambilnya dan mencoba menghidupkan ponsel itu. Berhasil, ponsel itu menampilkan potret Sayida yang sedang tersenyum sambil mencubit hidung Afwan yang tertidur.

Sudah bisa di pastikan kalau ponsel itu milik Sayida.

"Nyonya tolong kembalilah, semenit saja kamu menghilang dari dunia Afwan. Dia seperti orang yang tak punya semangat untuk hidup. Sebab tujuan hidupnya saat ini adalah kamu Nyonya."

Beberapa hari semenjak kehilangan Sayida, membuat Afwan semakin terpuruk. Dua keluarga itu juga telah mengetahui yang terjadi dengan pasangan baru itu. Yang paling menyedihkan nya adalah Ibu Sayida masuk rumah sakit setelah mendengar kabar putri satu-satunya menghilang.

Hafiz yang sebagai Kakak pun terlihat tak tau harus bagaimana. Dia telah mencari keberadaan Sayyida adiknya namun, tetap saja tak menemukan kabar.

Rio lagi-lagi menghela napas melihat sosok Afwan yang terus memeluk foto Sayida sambil menangis. Rio menutup pintu kamar itu kembali. Sementara Afwan di dalam sana terlihat sangat menyesal. Bagaimana pun, seegoisnya dia. Dia sangat cinta kepada Sayyida, bahkan tidak akan bisa hidup tanpa Sayyida.

"Kamu di mana? Kamu ke mana? Kamu bersama siapa? Mudah sekali kamu menyakitiku? Tolong kembali, tolong datang dan temui aku, ini salahku, semua salahku. Aku tidak membuatmu nyaman hidup denganku, maaf ..." kata Afwan sambil berbaring di lantai tanpa alas. Deraian air mata kehancuran jatuh begitu saja.

You May Also Like

Satu Malam Liar

Lucinda Perry, seorang penyendiri sosial dan pekerja keras, berjanji pada dirinya sendiri untuk benar-benar menggila di ulang tahunnya yang ke-25 dan bahkan mencetak one night stand jika ia mendapatkan promosi yang sudah lama ditunggu di pekerjaannya. Beberapa hari sebelum ulang tahunnya yang ke-25, dia dipromosikan ke posisi yang lebih tinggi dan tidak hanya itu, tapi ke kantor pusat di kota yang berbeda. Harus menghabiskan malam ulang tahunnya di kota baru, dia pergi ke klub di mana dia bertemu dengan orang asing tampan, Thomas Hank, yang menawarkan diri untuk menjadi one night stand-nya setelah melihat daftar berani-melakukannya, yang termasuk memiliki satu malam berdiri. Thomas Hank, setelah digunakan oleh beberapa wanita di masa lalu, bertekad untuk mendapatkan wanita impiannya yang akan mencintainya untuk dirinya sendiri dan bukan karena kekayaannya. Jadi ketika dia bertemu Lucinda Perry yang imut dan polos di klub, dia memutuskan untuk menjaga identitas aslinya dari dia dan mencari tahu apakah dia layak untuk dia pertahankan. ***Excerpt*** Apa yang lebih menghibur daripada sisi karakter yang gila? Katakan halo pada Sonia dan Bryan. Jantung Sonia berhenti berdetak sebentar, lalu berbagai pemikiran mulai berterbangan di kepalanya pada saat yang sama. Bryan Hank? Idola selebriti yang dia naksir sedang berlutut tepat di depannya dan memintanya untuk menjadi istrinya? Apakah dia salah mengira dia dengan orang lain? Apakah mungkin ini adalah lelucon, atau mungkin ini seperti salah satu lelucon selebriti dan ada kamera-kamera di sekitar, menunggu untuk merekam dia membuat dirinya tampak bodoh? Atau mungkin dia sedang bermimpi? Sonia bertanya-tanya sambil melihat-lihat sekitar mereka, tetapi yang dia lihat hanyalah penonton yang penasaran. "Tolong! Jadilah istriku dan buat aku menjadi pria paling bahagia di Bumi," katanya dengan suara keras yang menarik perhatian semua orang. Editornya yang telah ditunggunya selama lebih dari satu jam karena dia mencoba menandatangani kesepakatan dengan produser film yang tertarik dengan salah satu ceritanya, muncul saat itu juga, "Sonia, kamu kenal Bryan Hank?" Tanyanya dengan heran saat melihat adegan di depannya. Sepertinya sudah berjam-jam sejak Bryan berlutut, tapi ternyata baru satu menit. Bryan tahu tidak ada wanita yang cukup gila untuk menerima proposal gila seperti itu, dan bahkan jika ada yang mau menerima, membayarnya dan membatalkan keseluruhan hal tersebut akan mudah karena yang dia inginkan hanyalah skandal yang bisa terjadi dari situ. Judul beritanya mendatang akan tentang proposal pernikahan yang ditolak atau pertunangannya yang dikatakan, yang cukup membuat Sophia lepas dari kaitannya. "Ya!" Jawab Sonia dengan semangat sambil menganggukkan kepalanya dan mengulurkan jarinya agar dia memakaikan cincin pertunangan. "Ya?" Tanya Bryan dengan bingung saat mendengar jawabannya. "Ya! Aku akan menjadi istrimu dan membuatmu menjadi pria paling bahagia di dunia!" Sonia berkata dengan tertawa dan menggerakkan jarinya hingga Bryan memasukkan cincin itu ke jarinya. Secara mengejutkan cincin itu adalah ukuran yang tepat untuknya, dan duduk di jarinya seolah-olah dibuat khusus untuknya. Suara tepuk tangan meledak di sekitar mereka saat Sonia berdiri dengan senyum lebar di wajahnya dan memeluk Bryan sebelum menciumnya tepat di bibir. Bryan sedikit terkejut dengan keberaniannya tapi cepat pulih karena ini adalah permainannya, dan dia harus ikut serta. Dia lah yang mendekatinya terlebih dahulu, bagaimanapun juga. Jadi ketika dia mencoba memutuskan ciuman, dia memegang dagunya dan perlahan menggigit bibir bawahnya sebelum membuka bibirnya dengan lidahnya dan mengisapnya dengan cara yang menggoda, mengeluarkan desahan dari Sonia. Sonia merasa pusing. Ini terlalu bagus untuk menjadi kenyataan. Itu haruslah mimpi. Bagaimana lagi dia bisa menjelaskan bahwa pada suatu saat dia duduk di lobi hotel menunggu editornya, dan pada saat berikutnya dia bertunangan dengan idola selebriti yang dia naksir dan menciumnya di sini di depan umum?

Miss_Behaviour · Urban
Not enough ratings
1016 Chs

Lolos dari Mantan, Diculik oleh Saingannya

Selama tiga tahun terakhir, Ariana Ari Harlow telah memberikan segalanya untuk suaminya. Mereka menikah karena saudara perempuannya memilih untuk lari pada malam pernikahan, karena ia percaya rumor bahwa Nelson Corporation bangkrut. Ari mencintai Noah sejak usia 16 tahun, ia pikir ini adalah mimpi yang menjadi kenyataan. Namun, dia tidak tahu bahwa saudara perempuannya telah menggali perangkap untuknya, dan ini bukan awal kehidupan baru, melainkan neraka baru baginya. Ia terpaksa menghentikan pendidikannya sebagai dokter karena Nyonya Nelson yang terhormat tidak bisa memiliki tangannya tertutupi darah. Ari menyetujuinya. Untuk Noah, ia menjadi istri yang sempurna yang merawat mertua dan suaminya. Namun, yang menanti dia tidak lain hanyalah penghinaan, suaminya malu padanya dan ibu mertuanya berpikir bahwa saudara perempuannya, Ariel, lebih cocok untuk anaknya. Namun, Ari bertahan. Dia berpikir suatu hari dia akan dapat menghangatkan hati suaminya. Namun dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya! Patah hati, Ariana memutuskan untuk bercerai dengan suaminya, tapi entah bagaimana dia malah terlibat dengan Nicolai. Musuh dan saingan suaminya. Mereka tidak ditakdirkan untuk bersama. Namun Nicolai tampaknya tidak peduli dengan rintangan yang menumpuk di hadapan mereka. Bahkan, dia bertekad untuk masuk ke dalam kehidupan Ari dan membakarnya. Dalam keadaan mabuk, suatu kali dia memegang lehernya mendekat ke dinding pub kumuh, “Kau boleh menyangkal sebanyak yang kau mau, putri, tapi kau menginginkanku.” Matanya melirik dada Ari yang naik turun dan matanya semakin gelap, merahnya tampak tak terkendali, posesif seolah dia ingin mencabik jiwa dari tubuhnya dan menyematkannya ke dalamnya sendiri. “Taruhan jika kupandang, kamu akan basah untukku.” Panas membara di pipi Ariana saat dia mendengus, “Diam.” “Buat aku,” kata Nicolai saat dia menumbukkan bibirnya di bibirnya. Ciumannya membakar jiwa Ariana, dan kehangatannya menyengat kulitnya setiap kali mereka bersentuhan. Ia berpikir bahwa kesalahan terbesarnya adalah terlibat dengan Nicolai. Namun, Ari segera menyadari dengan cara yang sulit, Secara harfiah, diinginkan oleh mimpi buruk seindah itu jauh lebih buruk daripada sebuah kesalahan. Dan situasi menjadi rumit ketika suaminya menemukan kebenaran tentang segalanya. “Temak hatiku, Ari,” kata Noah saat dia menempatkan moncong pistol di mana hatinya berada. “Karena hidup tanpa kamu adalah hidup yang tidak kuinginkan, jadi tembaklah aku atau kembalilah. Aku memohon padamu.” Sekarang Nicolai telah memberinya pilihan, akankah Ari jatuh cinta dengan dia dan melompat ke dalam kehidupan yang penuh dengan bahaya? Atau akankah dia kembali ke suaminya, Noah, yang telah ia cintai sejak ia berumur 16 tahun? Dan akankah Ariana menghindari bahaya yang mengintai dalam kegelapan, menunggu dia untuk melakukan kesalahan dan kehilangan segala sesuatu yang berharga baginya? Akankah dia menemukan kunci dari semua rahasia yang mengikat dirinya dengan Noah dan Nicolai serta takdirnya yang rumit? ******* Potongan: “Ini semua tentang uang, bukan? Ambil itu dan hilang,” Dia berteriak sambil melemparkan kartu hitam ke wajah Ariana. Ariana tidak percaya dengan telinganya ketika dia mendengar suaminya atau calon mantan suaminya menghina dia seperti ini. Tiga tahun. Ariana Harlow memberikan Noah Nelson, tiga tahun dan namun ketika dia memergokinya berciuman dengan saudara perempuannya yang lebih tua, Ariel—— ini yang dia katakan kepadanya. “Saya akan menceraikanmu,” Ari menyatakan dan pergi. Dia pergi tanpa sepeser pun tetapi Ari tersandung ke Nicolai. Musuh dan saingan suaminya, pangeran Mafia kota Lonest, bajingan terkenal karena kecenderungan kekerasannya. Pertemuan malang itu meletakkan dia di jalur Nicolai, dan begitu saja dia menatapnya. Pertama kali mereka bertemu, Nicolai memintanya untuk mengundangnya makan malam. Kedua kali mereka bertemu, dia memberinya sejuta dolar. Ketiga kali mereka bertemu, dia menyatakan, “Kamu akan terlihat bagus di pelukanku, bagaimana menurutmu putri?” ********

fairytail72 · Urban
Not enough ratings
539 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT