Monster tiba-tiba muncul dan mulai membuat petaka bagi semua penghuni bumi, Mereka di duga mendapatkan kekuatan dari dewa kegelapan. Untuk melindungi diri dari monster, manusia mempelajari buku sihir yang di berikan oleh Dewa matahari dan Petir, lalu mereka yang mempelajarinya akan di kenal sebagai seorang penyihir. Di era ini seorang anak laki-laki bernama Virgo yang tidak memiliki bakat sihir terdampar di sebuah pulau misterius yang di penuhi hewan buas mematikan, pulau tersebut bahkan tidak bisa di deteksi oleh para penyihir. Di pulau itu Virgo bertemu dengan inti kekuatan dari dewa penjaga kegelapan yang telah tersegel, Virgo yang ingin kembali ke tempat asalnya harus setuju menjadi pewaris kekuatan dewa penjaga kegelapan sekaligus menuntaskan misi untuk mencegah bangkitnya kekuatan iblis. Ikuti dan dukung terus perjalanan Virgo ^_^
<p>Di sebuah desa kecil yang berada di pesisir laut selatan, seorang anak laki-laki bernama Virgo hidup tanpa memiliki bakat sihir, meski begitu dia hidup dengan nyaman bersama keluarga kecilnya, sampai malam itu pun tiba!"<br/><br/>"Virgo kenapa kau tidak tertarik dengan sihir? Apakah menurutmu menjadi penyihir itu merepotkan?" Tanya Loren kepada anak laki-lakinya yang baru berusia 8 tahun.<br/><br/>"Hmm, sihir itu benar-benar merepotkan dan melelahkan, Bu. Aku selalu tertinggal dari teman-temanku, itu menyebalkan." Dia mengeluh ringan.<br/><br/>Lagi pula menurutku sihir itu juga tidak terlalu penting, aku tidak ingin menjadi penyihir, aku ingin hidup biasa-biasa saja seperti ayah dan ibu, bekerja di ladang dan menjaga hewan ternak". Lanjutnya dengan ringan.<br/><br/>"Benarkah? Itu tidak buruk. Tapi, jika kau menjadi penyihir, kau mungkin bisa melakukan hal yang luar biasa, kau juga akan menjadi kaya dan terkenal, dan yang paling penting kau juga bisa melindungi dirimu sendiri dan orang lain, bukankah itu cukup menyenangkan?" Lanjut Loren tersenyum lembut sambil mengelus kepala anak tersayangnya.<br/><br/>"Entahlah, aku akan memikirkannya nanti, bagiku selama ayah dan ibu baik-baik saja dan selalu bersamaku, itu sudah cukup." <br/><br/>Mendengar ini, Loren hanya menanggapi dengan senyuman ringan, dia tidak akan memaksa anaknya menjadi penyihir jika dia tidak mau.<br/><br/>"Ibu aku sudah ngantuk, bolehkan aku tidur sekarang!" Kata Virgo sambil menutup mulutnya yang terbuka karena rasa kantuk yang tak tertahankan, dia merasa matanya sangat berat.<br/><br/>"Baiklah. Kamu memang harus istirahat dan tidur nyenyak," Loren segera turun dari ranjang, memasangkan selimut dan mengecup kening anaknya sebelum keluar dari kamar.<br/><br/>Selamat tidur.<br/><br/>...<br/><br/>Tengah malam yang mencekam, di saat Virgo sedang tertidur lelap, dia dikejutkan oleh kedatangan kedua orang tuanya yang melabrak pintu kamarnya dengan panik.<br/><br/>"Virgo... Virgo cepat bangun!" <br/><br/>Tangan besar Doris yang merupakan ayahnya langsung mengangkat tubuhnya dengan paksa, itu pertama kalinya dia dibangunkan dengan kasar.<br/><br/>"Ayah, apa yang terjadi? Aku masih ngantuk!" Virgo memijat mata dengan tangan kecilnya.<br/><br/>"Sayang, jangan berisik!" Loren yang sangat panik dan ketakutan langsung membungkam mulut kecil Virgo.<br/><br/>Virgo tercekat dan kebingungan. Namun, dia langsung merinding ketika mendengar suara berisik dari luar rumah. Tangisan, teriakan, ledakan dan hawa panas dari rumah yang terbakar.<br/><br/>Disisi lain, Doris dengan cepat menyeret tangan Loren keluar rumah sambil menggendong Virgo di dadanya.<br/><br/>Di depan pintu, Doris menoleh ke segala arah untuk memastikan keadaan, beberapa warga desa terlihat berhamburan keluar, menjauh dari siluet besar di balik salah satu rumah yang hangus dan setengah ambruk.<br/><br/>Tidak ingin membuang waktu lagi, Doris melompat keluar dan langsung berlari membawa anak dan istrinya, mengikuti warga desa yang menjauhi siluet.<br/><br/>"Cepat ... Cepat! Jangan sampai monster itu melihat kita!" <br/><br/>Keributan dari warga desa tidak bisa terbendung, hal itu menarik perhatian sosok monster yang ingin mereka hindari.<br/><br/>Mata Virgo bergetar melotot ketika melihat jari-jari besar dengan kuku yang tajam mencengkram tembok rumah yang setengah hancur, sesaat kemudian, sebuah tubuh manusia yang bersimbah darah terlempar ke udara dan langsung jatuh ke mulut monster yang di penuhi gigi-gigi tajam.<br/><br/>Monster itu mengunyah dengan lahap, kepalanya mirip seperti kadal, namun ada dua tanduk merah di belakang matanya yang membuatnya terlihat semakin menakutkan.<br/><br/>"Monsss ... Monster!" Virgo berkata dengan tubuh gemetar ketakutan.<br/><br/>Menyadari hal ini, Doris berlari sekuat tenaga.<br/><br/>Beberapa saat kemudian, setelah mereka berlari cukup jauh di hutan yang gelap, mereka berakhir di depan tebing yang berada di pesisir pantai. <br/><br/>"Jalan buntu!" Doris menggertakkan giginya dengan cemas.<br/><br/>Karena berlari di dalam hutan yang gelap, mereka tidak pernah menduga akan berakhir di area tersebut.<br/><br/>Tidak memiliki pilihan lain, mereka segera duduk bersembunyi di belakang batu besar di bawah tebing, berharap monster itu tidak mengikuti mereka. <br/><br/>Doris mengintip dari balik batu besar itu sambil memikirkan upaya yang bisa di lakukan jika monster itu datang.<br/><br/>Beberapa menit telah berlalu dengan penuh ketakutan dan kecemasan. Tiba-tiba sebuah benda besar jatuh dari atas tebing.<br/><br/>Bomm...<br/><br/>Tanah langsung bergetar dan retak, Loren memeluk Virgo yang ketakutan dengan erat.<br/><br/>Benda besar yang jatuh itu bukan bongkahan tanah atau batu, tapi sosok monster bertubuh hijau besar setinggi 3 meter, fostur tubuhnya seperti kadal raksasa yang bisa berdiri layaknya manusia, dan mata merahnya yang menyala di dalam kegelapan memberikan kengerian luar biasa.<br/><br/>"Monster..." <br/><br/>Mata Doris melotot pucat melihat sosok monster di hadapannya. <br/><br/>"Sudah berakhir! Semuanya akan berakhir." Hanya itu kalimat yang terlintas di kepalanya.<br/><br/>"Loren! Maaf, sepertinya kita akan berpisah di sini, kau dan virgo harus selamat! Jadi, dengarkan aku baik-bai." <br/><br/>Pergilah ke pesisir, di sana ada perahu kecil yang sudah lama di tinggalkan, aku akan menarik perhatian monster ini, dan pada saat itu kau bisa pergi dan berlayar." Doris berkata dengan suara berat penuh tekanan.<br/><br/>Mendengar ucapan suaminya, Loren tercekat bagaimana mungkin dia tidak mengerti maksud suaminya, namun dia juga memiliki keinginan yang sama, setidaknya anak mereka harus selamat.<br/><br/>"Aku akan melakukannya, aku pasti akan membawa Virgo berlayar." Dia menatap suaminya dengan dan sedih.<br/><br/>Doris tersenyum lega, awalnya dia khawatir istrinya akan bersikap keras kepala.<br/><br/>"Terima kasih, aku mengandalkanmu!" Doris mencium kening istri dan anaknya untuk terakhir kali, kemudian melompat keluar sambil berteriak dan melempari monster itu dengan batu.<br/><br/>Seperti yang di harapkan, monster itu langsung meraung marah, dan mengejar Doris dengan ganas.<br/><br/>Air mata Loren tidak bisa terbendung, dia segera berlari sekuat tenaga ke arah laut sambil menggendong anak laki-lakinya.<br/><br/>"Ibuuuu ... Aku takut!" Suara rengekan kecil Virgo.<br/><br/>"Ibu akan melindungimu. Jadi kau tidak boleh takut." Loren berusaha meyakinkan anaknya sambil terus berlari ke arah perahu kecil.<br/><br/>Begitu dia sampai, dia dengan cepat menaruh virgo di atas perahu, kemudian mendorong perahu kecil ke laut.<br/><br/>Perahu itu dengan cepat mengambang di atas air laut, Loren berusaha melompat naik ke atas perahu, tapi hal itu justru membuat keseimbangan perahu kacau dan nyaris terbalik.<br/><br/>Lalu, di saat yang sama, suara mengerikan daei monster mulai mendekat. Loren menoleh ke belakang dan melihat monster itu berlari ke arah mereka dengan ganas.<br/><br/>Merasa tidak punya pilihan lain, Loren tidak lagi berusaha naik ke perahu, dia mendorong perahu sekuat tenaga agar bisa berlayar terbawa arus.<br/><br/>Loren tersenyum lega meskipun dia tahu hidupnya akan segera berakhir, setidaknya dia bisa menyelamatkan anak tercintanya.<br/><br/>"Rrrrrrrrr".<br/><br/>Bayangan gelap dari tubuh besar monster kadal mulai muncul di belakang Loren, dan di saat Loren menoleh ke belakang, mulut besar yang di penuhi gigi tajam langsung menyambutnya.<br/><br/>"Haukkkp"<br/><br/>Mulut monster langsung melahap kepala Loren dengan brutal, darah menyembur keluar dari leher tanpa kepala, dan membuat air laut di sekitarnya menjadi merah.<br/><br/>Viego melihat pemandangan kejam itu dari kejauhan dengan mata melotot kosong, memnuatnya melotot dengan tatapan kosong.<br/><br/>Dendam dan kebencian tumbuh di hatinya, dan bersumpah akan membunuh monster itu dengan cara yang lebih kejam.<br/><br/>Kedua orang yang paling dia sayangi benar-benar telah tewas dimangsa oleh monster tersebut .<br/><br/>Bersamaan dengan itu, gemuruh petir yang di penuhi awan gelap muncul di langit, membuat pusaran raksasa seperti tornado. <br/><br/>Perahu kecil Virgo berguncang dengan keras, tapi Virgo bahkan tidak peduli, pandangan masih melekat pada sosok monster besar bermata merah yang perlahan mundur.<br/><br/>Tornado petir pada akhirnya mulai menyentuh laut di sekitar perahu, saat itu juga pandangan Virgo langsung menjadi gelap tidak sadarkan diri.</p>