webnovel

The Black Swan Behind (Bahasa Indonesia)

Autor: Lydia_Siu
Urban
Abgeschlossen · 311.4K Ansichten
  • 439 Kaps
    Inhalt
  • 4.9
    16 Bewertungen
  • NO.200+
    UNTERSTÜTZEN
Zusammenfassung

WARNING! 18+ Mature Content (Kekerasan, pelecehan, alur rumit) Di bawah cahaya rembulan, sebuah kota berdiri di dalam bayang-bayang gengster yang kerap kali berbuat onar dan meresahkan masyarakat. Gengster-gengster beranggotakan pria-pria kuat yang mahir bertarung. Tidak disangka mereka adalah anak-anak muda yang gila uang dan kekuasaan. Kota itu adalah arena bertarung bagi mereka. Emma Hilland pindah seorang diri ke sebuah kota bermil-mil jauhnya dari rumah dimana ia dibesarkan sebagai tuan putri. Karena sebuah masalah, ia memutuskan pergi dan melanjutkan studi kuliahnya di kota ini. Kali ini ia akan mencoba untuk menjadi gadis normal. Namun yang namanya api, diletakan dimanapun pasti akan membakar sekelilingnya juga. Ini adalah kisah bagaimana kelompok The Black Swan terbentuk di Kota Handway. Dibalik kaki-kaki indah yang melompat di tengah hamparan bunga, terdapat duri-duri beracun yang mematikan. Namun apakah hati seekor angsa dapat ditakhlukan? **** Mohon berikan support (Power stone, Komen, Review) kalau kalian suka ceritanya ya!! Trimakasih & Selamat membaca!! \^^/ Karya Lydia_Siu di Webnovel : - The Prince Of The East Sea (Tamat) - The Black Swan Behind (Tamat) Banyak quotes, visual, dan info menarik di sosial media author! Yuk difollow! Instagram : @author_lydia_siu FB Page : author Kalong_ungu / Lydia_Siu Twitter : @kalong_ungu

Tags
5 tags
Chapter 1Hidup Baru

Bukit-bukit, rumah-rumah, pepohonan, juga tiang listrik bergerak cepat melewati kaca jendela gerbong kereta jarak jauh yang tengah melaju. Pemandangan indah itu melenakan sepasang mata cantik berbingkai bulu mata yang tebal lentik bagai kipas penari China. Rambut sebahu berwarna cokelat dan agak bergelombang di bagian bawahnya menjadi bingkai sempurna bagi wajah cantik yang mampu membuat segala insan enggan berkedip.

Gadis itu memegangi sepasang sepatu balet merah muda pudar yang sudah lusuh. Nama gadis cantik itu adalah Emma Hilland, anak tertua dari keluarga Hilland yang memutuskan untuk terbang jauh dari sangkar emasnya. Alunan lagu jazz mengalun pada headset yang tercantel manis di telinganya. Ia larut dalam pikirannya sendiri. Dalam memori-memori ketika ia kecil hingga kejadian-kejadian pahit yang akhir-akhir ini terjadi, semua bercampur aduk bagai adonan yang siap diuleni. Terasa denyutan ngilu pada dadanya, ia sakit, hatinya sakit. Sakit yang sanggup membuatnya bisa menangis, namun harga dirinya terlalu tinggi untuk membiarkan hal itu terjadi.

Masinis menarik rem kereta ketika stasiun tujuan sudah hampir dekat. Perlahan, kereta melambat dan berhenti total di statiun Ren Otis, stasiun terbesar sekaligus menjadi stasiun utama di kota Handway. Emma menguncir rambutnya dengan gaya kuncir kuda dan mengenakan topi basebal untuk melindungi wajah putihnya dari terik sinar matahari. Ia meraih koper kulit besarnya dan menarik gagang koper itu hingga memanjang lalu menarik benda beroda empat itu. Sambil mengucapkan permisi, ia melangkah melewati penumpang lain yang sedang berberes untuk turun dari kereta.

Emma melangkah turun dan menyeret kopernya keluar dari stasiun lalu berdiri di pintu keluarnya yang megah. Ia tersenyum tipis, kota ini indah untuk sebuah kota yang tidak terlalu besar. Mungkin keputusannya untuk pindah ke kota Handway adalah jalan yang tepat. Trimakasih panah Dartboard game yang sebelumnya ia lempar asal pada peta yang ia tempel di papan dan panah itu mendarat di kota ini. Meski tidak sempat mencari banyak informasi mengenai kota ini, namun kota ini sangat layak ditinggali dan memiliki universitas yang cukup bagus juga.

Sebuah taxi biru berhenti di depan Emma setelah ia melambaikan tangannya pada pangkalan taxi di depan. Terlalu malas untuk berjalan kesana, lebih baik membayar lebih sedikit. Sepertinya supir taxi dapat melihat gaya-gaya masyakat kelas atas dari pakaian dan benda-benda yang melekat pada gadis itu.

"Selamat siang." Sapa pak supir begitu keluar dari pintu mobil dan langsung membantu Emma menyimpan kopernya ke dalam bagasi mobil.

"Kemana tujuan anda, nona?" Tanya pria itu dengan ramah.

Emma jadi terbawa suasana positif pria paruh baya tersebut "Aku ingin ke jalan Rose blok enam, pak." ia membaca dari ponsel.

"Baik." Jawab supir.

Sepanjang jalan, Emma memperhatikan keluar jendela untuk melihat-lihat bagaimana kondisi asli kota ini. Seperti yang ia harapkan, kota ini terlihat damai dan rapih. Ada pasar dan banyak mini market. Bisa dibilang kota ini juga cukup ramai dan aktif.

"Maaf, apakah anda pendatang?" Tanya pria itu menyadari sang penumpang nampak bersemangat melihat keluar jendela.

"Eh? Tidak, aku berlibur ke rumah temanku di sini. Tapi ini pertama kalinya aku datang ke kota ini." Jawab Emma bohong. Ia tidak pernah membiarkan orang asing tau dimana ia tinggal. Tinggal seorang diri di tempat asing? Ia adalah sasaran empuk para predator.

"Oh.. Pantas saja kau memandang ke jendela terus. Kota Handway sangat indah, masyarakat disini juga ramah-ramah dan makanannya enak. Semoga kau betah berlibur disini."

"Benarkah? bagus kalau begitu. Kebetulan aku suka jalan-jalan dan hobi ngemil." Tawa emma.

Supir itu turut tertawa girang "Kalau begitu, kota Handway sangat cocok untuk mu, nona!" katanya bagai seorang pemandu tour.

Mobil terus melaju hingga keluar dari keramaian kota menuju ke daerah kawasan perumahan. Sebelum masuk ke kawasan, suatu pemandangan menarik perhatian Emma. Mereka melewati sekelompok pria bertubuh tinggi yang tengah berkerumun. Pria-pria itu terlihat mengenakan sebuah jaket hitam seragam yang bergambar sebuah logo di bagian punggungnya.

"Dasar bocah tidak ada kerjaan! Selalu berkumpul disana!" Gumam pak supir dengan nada kesal.

Emma mengalihkan perhatiannya kembali pada pria itu "Siapa mereka? Apa sekelompok gengster?"

"Gengster? Aku tidak tau julukan apa yang tepat untuk orang-orang seperti mereka. Yang ku tau mereka adalah sekelompok bocah berandal yang tidak punya kerjaan selain berkelahi."

"Jadi.. Mereka bukan gengseter, kan?" Ulang Emma. Ia tidak mau terpuruk dalam hal yang jelas-jelas saat ini ia jauhi. Hidup normal, itulah tujuannya.

"Aku tidak menyebut mereka gengster, karna mereka memang bukan gengster. Hanya sekelompok anak remaja bodoh."

"Oh.. Jadi mereka anak remaja? Tadi aku tidak sempat melihat wajah mereka." Gadis itu bersandar lega. Ya.. Tidak mungkin anak remaja menjadi gengseter dan melakukan pekerjaan gengster.

Mereka pasti hanyalah remaja yang sok kuat dan suka berkelahi seperti anak balita. Hal yang wajar anak seumuran mereka berlomba-lomba unjuk gigi siapa yang paling kuat dan keren. Kehidupan klise kelompok remaja laki-laki.

"Kita sudah sampai, nona." Ujar pak supir menyadarkan Emma dari lamunan.

"Ah.. Baik. Trimakasih." Ia membuka pintu mobil dan keluar dari sana, sementara pak supir mengeluarkan barang-barangnya dari bagasi.

"Terimakasih, nona. Selamat bersenang-senang!" Ucap pak supir sebelum melaju pergi.

Emma tersenyum lebar sembari melambai kecil pada mobil biru yang semakin menjauh itu. Lalu ia membalikan tubuhnya menghadap sebuah pagar tinggi berwarna abu-abu yang terturup rapat.

"Oke! Jadi ini rumahku sekarang. Ku mohon bersikap baiklah padaku, oh rumah baru.."

Emma mengeluarkan sebuah kunci dengan gantungan boneka plastik berbentuk angsa putih cantik dari dalam tas selempang jingganya. Lalu dengan hati-hati ia membuka gerbang besar berdesain kaku itu dan dihadapkan pada sebuah taman kecil asri yang ada di balik sana. Kelihatan sekali bahwa taman itu baru saja dipernish ulang. Sebuah rumah dengan gaya vintage bertengger di sana. Emma tersenyum manis. Begitu manis hingga sepertinya bisa membuat seluruh bunga di taman itu bermekaran.

"Trimakasih Jonas! Kau memang yang terbaik!" Gumamnya.

Ia melangkah masuk ke dalam rumah dan mendapati betapa indah rumah tersebut. Rumah itu tidak besar dengan ukurannya yang sedang. Di dalam tidak terlalu banyak barang sehingga terasa luas dan sejuk. Semua furniturnya baru dan bertema minimalis dengan didominasi warna pastel. Ia benar-benar merasa rumah ini adalah cerminan dari dirinya yang sesungguhnya. Jika dibandingkan dengan rumahnya dulu, tempat ini bagaikan bumi dengan dataran planet Neptunus.

Tidak terasa, ini dalah hari pertama Emma di rumah barunya, kota barunya, dunia barunya. Hari sudah malam ketika ia akhirnya selesai membereskan semua barang-barangnya dan menyulap rumah itu menjadi lebih.. seperti 'dirinya yang sesungguhnya'. Emma mengambil ponsel dan memencet tombol nomor 5 untuk panggilan cepat. Tidak butuh waktu lama hingga telpon itu terjawab.

Emma tersenyum "Rasanya aku ingin memberikan setengah hak warisku padamu."

Pria di balik telpon tertawa "Aku tidak akan menolak. Bahkan rela membunuh untuk mendapatkannya. Tapi kau pasti menyesal nanti."

Gadis itu turut terbahak "Kau masih meremehkanku, ya? Asal kau tau, aku sudah 15 jam berkeliaran di entah berantah dan masih hidup bahkan sanggup tertawa."

"Kalau rumah Barbie itu bisa disebut sebagai entah berantah, bagaimana hutan Amazon ya?"

Lagi-lagi Emma terbahak. Jonas memang paling jago melucu. Perlahan tawanya mereda "Aku ingin mengucapkan terimakasih yang sebesarnya padamu, Jonas." nada bicaranya menjadi serius.

"Tidak perlu berterimakasih. Ini adalah bagian dari pekerjaanku. Jangan lupa, ayahmu telah membayarku sangat mahal."

"Terserah apa katamu.." Sahut Emma seperti biasa. Ia tau pria itu hanya bercanda. Candaan itu selalu ia lontarkan semenjak gadis itu masih kecil.

"Kau yakin bisa bertahan sendirian disana? Perlu ku kunjungi setidaknya seminggu sekali? Atau aku akan mengutus orang untuk membersihkan rumahmu." Tanya Jonas, berusaha menutupi kekhawatirannya dengan nada bercanda.

Emma menggeleng kuat " Tidak! Hey, jangan kau berani-beraninya melakukan hal itu. Aku sudah besumpah pada ayah. Dan yang terpenting aku sudah bersumpah pada diriku sendiri."

"Baik, jika memang begitu maumu nyonya muda. Lalu kapan kau mulai kuliah?" Tanya Jonas.

"Sepertinya lusa." Jawab Emma asal.

"Sepertinya?" Ulang Jonas dengan nada tinggi. "Haruskan aku mengeceknya untukmu, nyonya Emma?"

"Baiklah.. Baiklah.. Aku akan mengeceknya dan mengurusnya. Jangan berani mencampuri urusanku!" Oceh gadis itu.

"Aku berjanji asalkan kau lebih niat mengurus segala hal penting ini, Emma. Apakah ini yang disebut mandiri?"

Emma memutar bola matanya malas "Aku tau. Jadi berhentilah menghawatirkanku. Percayalah, aku bisa melakukannya. Aku itu sama seperti remaja lainnya. Hanya ayah yang membuatku terlihat berbeda. Karena itu, aku akan tunjukan pada kalian dan mencari jalanku sendiri."

Hening beberapa saat dari sebrang telpon "Baiklah. Aku menghargai keputusanmu dan tidak akan mencampuri kehidupan barumu lagi. Tapi ingat, jika kau membutuhkanku.."

"Tekan tombol 5!" Potong Emma membuat Jonas tertawa.

"Aku meninggalkan hadiah untukmu." Ujar pria itu.

"Hadiah? Hadiah apa?" Tanya Emma penasaran.

"Pergi ke dapur, ada pintu berwarna putih di samping kulkas."

Emma bangkit dari ranjangnya dan mengikuti dengan berjalan ke dapur mecari pintu yang dimaksud Jonas. Ia membuka pintu itu dan ada tangga menurun disana. Ternyata itu adalah basement.

"Ada basement?" Tanya Emma menyalakan saklar lampu di samping pintu bagian dalam.

"Ya, nyalakan lampunya dan turun ke bawah."

Gadis itu langsung turun karena memang sudah menyalakan lampunya. Basement itu cukup luas. Mungkin ada sebesar setengah rumahnya. Lantai basement dilapisi kayu dengan dinding berwarna abu terang dan Satu sisi tembok dipasang cermin dari ujung ke ujung. Itu hanyalah ruangan kosong yang luas. Belum berisikan apapun. Emma langsung berpikir ini adalah tempat yang cocok untuk berlatih balet.

"Wah!! Trimakasih Jonas! Aku akan puas berlatih balet disini!" Seru Emma kegirangan.

"Tunggu dulu. Itu masih hadiah kecilnya. Ada hadiah utama di balik pintu berwarna pink." Jawab Jonas seperti menahan tawa.

Emma bertambah senang, langsung berlari ke arah pintu yang dimaksud Jonas ketika melihatnya "Ketemu pintunya. Aku buka, ya?"

"Silahkan."

Emmang membuka pintu itu perlahan dan hadiah dibalik pintu itu benar-benar mengejutkan dirinya, hingga rahangnya menjuntai ke bawah.

"J.. J.. Jonas!! MOK YAN JONG?! Kau serius melakukan ini?!!" Amuknya.

***

* Mok Yan Jong = Boneka kayu berukuran manusia untuk berlatih kung fu / bela diri lainnya.

* Dartboard = Permainan papan sasaran yang digantung dan dilempar dengan panah berujung runcing/magnet

Das könnte Ihnen auch gefallen

Cinta Setelah Cerai

Stella Richard menikah dengan Rene Kingston menggantikan saudara perempuannya, Sophia, karena beberapa alasan. Tapi sejak awal, dia tahu bahwa pernikahannya hanyalah kontrak dengan batas waktu dan begitu waktunya habis, dia harus pergi. Bagi RK, pernikahan ini hanya beban tetapi baginya, itu adalah hadiah dari Tuhan. Karena RK adalah pria yang dia cintai sepanjang masa mudanya... Jadi, selama pernikahannya, Stella melakukan yang terbaik agar pernikahan ini dapat berhasil. Namun pada hari saat dia mengetahui dia hamil, suaminya memberinya surat cerai dan berkata... "Aku tidak menginginkan anak ini. Jangan lupa untuk menggugurkannya." Kata-kata ini keluar dari mulutnya seperti bom bagi Stella, dan mengubah hidupnya... Dia menandatangani namanya di surat cerai dan meninggalkan rumah... Karena dia tidak ingin bersama pria yang berhati dingin seperti itu... Lima tahun kemudian... RK membeli perusahaan tempat Stella bekerja. Tetapi Stella melakukan yang terbaik agar tidak ada hubungan dengannya... Karena dia memiliki seorang anak dan dia tidak ingin RK mengetahuinya... Namun suatu hari ketika Stella menjemput anaknya dari sekolah, dia melihatnya... RK, "Bagaimana beraninya kamu memiliki anak dengan pria lain?" Stella, "Saya tidak berpikir itu ada kaitannya denganmu." RK hendak mengatakan lebih banyak ketika pandangannya tertuju pada anak di sampingnya... Wajah anak itu sama persis dengan wajahnya saat masih muda...

Rashmi · Urban
Zu wenig Bewertungen
291 Chs

MI VOLAS VIN (I Want You)

Patuhi syarat membaca. 1. Mengandung muatan dewasa (21+) yang belum cukup umur dilarang membaca. 2. Follow akun author / IG @dee.Meliana 3. Kasih like/vote dan komentar yang sopan dan membangun. G: Dark Romance. Dilarang mengcopy paste tulisan ini dalam bentuk apapun!!! Tindakan plagiatan akan saya proses secara hukum. BLURB: ========== Kasih dan pengakuan. Cinta dan nafsu. Gairah dan hasrat. Semua itu adalah bagian penuh pesona dalam setiap kisah yang terjalin dalam kehidupan manusia. Pria, wanita, tua, muda, kaya, miskin, semua lapisan golongan dalam bebagai macam warna mata dan kulit menginginkannya. Keinginan yang tanpa batas untuk memiliki berujung pada obsesi. Obsesi berujung pada kegilaan. Kau bisa melakukan apapun saat menjadi gila. MI VOLAS VIN Bahasa Esperanto yang berarti 'aku menginginkanmu'. Ucapan singkat itu lah yang selalu Leonardo bisikkan pada telinga Jasmine. Obsesi Kegilaan dan Hasrat Membuat Leonardo menginginkan wanita bernama Jasmine lebih dari apapun dan bagaimana pun caranya. Lelaki berbahaya namun tampan dan penuh gairah diperhadapkan dengan wanita biasa yang menyimpan sejuta pesona. Mampukah Leonardo melumpuhkan Jasmine? "Sampai tetes darah terakhir yang mengalir melalui pembuluh darahmu adalah milikku. Mi volas vin, Jasmine!" Leonardo berbisik panas pada telinga Jasmine, membuat tubuh Jasmine bergetar karena sensasinya. "Tidak, ini adalah hal yang salah, Leon!" seru Jasmine. (Mengandung unsur maju mundur atau plot twist, baca dengan penuh penghayatan ya Darling!) Cover bukan milik saya. (Cover is not mine, credit belong to owner) Terima kasih. Selamat membaca, Belle Ame.

BELLEAME · Urban
5.0
529 Chs

Istriku yang Sangat Galak Tercinta

"Buku baru 'Dimarahi sebagai Bintang Kematian, Semua Orang Besar di Ibu Kota Berlomba-lomba Memanjakanku' sekarang tersedia!" Dikenal juga dengan "Era Kebangkitan: Menjadi Kaya dengan Sistem Check-In." [Protagonis wanita berkekuatan fisik luar biasa vs protagonis pria yang dendam, sinis, dan elegan] Setelah terjadi ledakan laboratorium, Lin Tang kembali ke era miskin itu dan terikat dengan sistem check-in. Sebelum dia sempat mengklaim paket hadiah pemula, tunangannya yang penuh percaya diri, datang untuk membatalkan pertunangan mereka. Alasannya, dia akan mendapatkan pekerjaan tetap. Lin Tang menatap pria biasa yang penuh keyakinan itu, membuka bibir merahnya sedikit dan berkata, "...putuskan saja!" Kurang dari sebulan kemudian, tunangan lamanya dipecat karena suatu alasan. Lin Tang berjalan-jalan di kabupaten dan menjadi pejabat eksekutif di Stasiun Penyiaran di Pabrik Tekstil. OS internal mantan tunangan: Apakah sudah terlambat untuk rujuk sekarang? - Waktu itu keras! Walaupun dimanja tiga kakak laki-lakinya dan orang tuanya, segala sesuatu dari makanan hingga kain bahkan sabun memerlukan kupon... Bahkan hidup hemat tidak bisa meredakan kondisi menyedihkan itu. Melihat bubur hitam dalam mangkuk, Lin Tang terdiam, “......” Untungnya, dia memiliki sistem! Butuh sesuatu? Cukup check-in untuk mendapatkannya. - Bertahun-tahun kemudian. Seorang pria tampan memandang istrinya yang lembut dengan kulit putih, berhasil menahan ekspresi seriusnya saat berkata, “Saya dengar kamu bisa melumpuhkan babi hutan hanya dengan dua pukulan?” Mata Lin Tang berkilauan, jari-jarinya dengan lembut memberi tekanan, dan Stoples Enamel di tangannya berubah bentuk. Dia menjawab dengan serius, “Omong kosong! Jangan percaya rumor-rumor itu. Kita orang beradab dan tidak bisa sebiadab itu!”

a visitor from South Flight · Urban
Zu wenig Bewertungen
491 Chs

WANITA-MALAM

Demi mendapatkan banyak uang, Ariela terpaksa memilih jalur cepat sebagai wanita malam. Ariela sendiri merupakan wanita yang sangat terkenal di club malam mewah yang berada di kota Manhattan ini. Ia terpaksa bekerja di tempat ini demi menyembuhkan penyakit ibunya yang sangat membutuhkan biaya banyak. Suatu malam, seorang pria yang cukup misterius itu meminta wanita yang dilihatnya untuk tidur bersama dengannya. Wanita itu adalah Ariela—wanita yang sangat professional dalam pekerjaannya. Pria ini terkenal sudah banyak meniduri wanita. Dan dia tidak suka tidur dengan wanita yang sama. Rey—pria yang sudah tidur dengan Ariela itu merasa ketagihan. Baru kali ini ia ingin tidur dengan wanita yang sama. Ia tidak merasa rugi membayar Ariela dengan harga yang fantastis. “Layani aku setiap malam. Dan aku akan memberikan kamu satu juta dollar untuk sekali main, jika dalam satu malam kita bercinta tiga kali. Maka kau akan menerima tiga juta dollar. Pindahlah ke rumahku, bagaimana?” tawar Rey saat melihat wanita yang memiliki tubuh seksi itu sedang memakai pakaiannya. “Aku akan memikirkannya,” jawab Ariela dengan tenang. Walau ia bekerja sebagai wanita malam, tetap dirinya masih memiliki harga diri. Ia tidak mungkin tinggal di tempat pria asing. “Menarik, baru kali ini ada orang yang ingin berpikir lebih dulu untuk mendapatkan tawaran yang fantastis,” ucap Rey di dalam hatinya. Follow ig author @natalia_theresyana87

Natalia_Theresyana · Urban
5.0
275 Chs
Inhaltsverzeichnis
Volumen 1 :Kota Handway
Volumen 2 :Bergerak
Volumen 3 :THE BLACK SWAN
Volumen 4 :NO MASK
Volumen 5 :Peperangan
Volumen 6 :Meraih Impian

Bewertungen

  • Gesamtbewertung
  • Qualität des Schreibens
  • Aktualisierungsstabilität
  • Geschichtenentwicklung
  • Charakter-Design
  • Welthintergrund
Rezensionen
Beliebt
Neuest
Deva_Razka
Deva_RazkaLv10

UNTERSTÜTZEN