Kedua mata Emma langsung membulat besar mendengar suara itu. Bahkan setelah melalui saluran telepon, ia bisa mengenali dengan jelas manusia berengsek apa yang berbicara di sebrang sana.
"Sebaiknya kau melepaskan teman-temanku sebelum menyesalinya, rakun!" Desis Emma.
"Haha! Aku mengerti emosimu pasti sedang membara setelah tertipu. Itu wajar." Ucap Kei.
"Aku sungguh akan membunuhmu, Kei. Aku akan membuat kematianmu lebih mengenaskan dan menyiksa dari kematian Roger. Aku bersumpah kau akan menyesal telah berani mempermainkanku dan menyakiti teman-temanku. Dosamu tidak akan aku ampuni. Sedikit pun aku tidak akan memiliki belas kasihan untukmu!" Ujar Emma geram.
"Siapa kau? Tuhan? Bahkan kau tidak setara dengan malaikat, Sayang." Kei tersenyum tipis.
"Aku akan mengembalikan teman-temanmu." Lanjut pria dengan mata runcing itu, tidak ingin lebih lama membuang waktu. Ada bisnis yang harus ia urus.
Unterstützen Sie Ihre Lieblingsautoren und -übersetzer bei webnovel.com