webnovel

Terbelenggu Dendam Duda Kaya Raya

Author: Mlla_Pngst
Urban
Ongoing · 101.3K Views
  • 268 Chs
    Content
  • 5.0
    22 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Menikah dengan seorang duda tampan kaya raya, justru membuat Clara semakin hidup di dalam neraka dunia. Sudah lama keluarga Wesly menyimpan dendam yang begitu mendalam kepada keluarga gadis itu. Tak tahu apa penyebabnya, yang jelas itu semua berhubungan dengan kejadian di masa lalu. Erlan menaikkan salah satu alisnya. Memberi tatapan yang tak biasa, seakan memastikan tatapan itu akan menjadi tatapan maut yang akan selalu ia ingat. Wanita di hadapannya ini, tidak lain hanya seekor kupu-kupu kecil yang sebentar lagi akan terperangkap masuk ke dalam jebakannya. ‘’Apa yang bisa saya berikan?’’ ‘’Seperti yang aku bilang tadi, tidak ada yang gratis di dunia ini. Kebaikan yang selama ini aku beri, kelak akan kuminta ganti rugi. Jika kamu tidak bisa menggantinya dengan materi, aku hanya minta satu hal : tubuhmu!’’

Tags
4 tags
Chapter 1Bab 1 Bisakah Aku Bertemu Pak Direktur?

    Seorang perempuan berusia 19 tahunan mendongak ke atas langit-langit. Menembus cahaya lampu tepat pada kelopak matanya. Kedua mata sayunya menyimpan suatu hal yang tidak mungkin bisa ia jelaskan. Menatap pasrah penuh harapan. 

Seketika wajahnya banjir uraian air mata. Tak tau ke mana lagi ia akan melangkah, yang jelas saat ini, tidak ada tempat baginya untuk bersandar. Wanita berwajah mendung itu, akhirnya segera menyudahi lamunannya.

Hatinya pun berkecamuk liar, ketika melihat seorang perempuan paruh baya yang sedang terkulai lemah tak berdaya. Sudah tiga hari ini nyawanya digantung di udara, ini adalah hari terakhir gadis itu untuk bisa membawanya kembali ke dalam raga.  

''Saya mohon beri waktu tiga hari lagi, Sus.'' 

Gadis itu adalah Clara. 

''Tidak bisa, Nona. Rumah sakit sudah memberimu kesempatan untuk membayar semua tagihan. Kami tidak bisa menunggu lagi."

Ucap seorang wanita yang mengenakan pakaian serba putih di badannya. 

Clara menatap pasrah, seolah membenarkan ucapan wanita itu. Di hari pertama pada saat ibunya dirawat, seharusnya ia sudah melunasi semua tagihan pembayaran rumah sakit. Namun karena uangnya belum ada, pihak rumah sakit pun masih berbesar hati untuk memberi waktu tambahan.

Kemudian ia segera menggerakkan kakinya dengan pelan, menekuk kedua lutut sembari menyatukan kedua tangan di hadapan wanita itu. 

''S-saya mohon—''

''Beri saya keringanan waktu lagi untuk membayar uang operasi ini, Sus. Saya tidak akan lari dari tanggung jawab.''

Clara mendukkan kepalanya, bersimpuh di bawah kaki wanita itu. Tidak peduli bagaimana jawabannya, hanya ini yang bisa ia lakukan. 

''Apa yang kamu lakukan? Saya bukan pemilik rumah sakit ini, jadi percuma jika kamu memohon kepadaku. Aku tidak bisa membantumu. Kecuali—'' 

Suster itu menghentikan suaranya, seperti ada sesuatu yang mengganjal mulutnya. 

''Kecuali apa, Sus? Apa ada solusi lain?'' 

Clara bertanya heran, kenapa wanita di hadapannya berhenti begitu saja tidak meneruskan bicaranya. Seraya berharap ada jalan keluar lain yang bisa ia dapatkan.

''Kecuali kamu bicara sendiri dengan pak direktur, pemilik rumah sakit ini. Namun hal itu percuma, dia orang yang angkuh dan tidak berperasaan. Air matamu, justru akan membuat ia semakin merasa jijik.''

Clara terdiam untuk beberapa saat. Menatap lekat wanita di hadapannya itu. Meskipun sebenarnya ia sendiri tau, memohon kepadanya  tidak akan merubah keputusan apa pun. 

''Saya akan mencobanya.''

Jawab Clara dengan mantap. Tidak ada jalan lain lagi. Setidaknya ia masih memiliki setitik harapan, dari pada berdiam diri pasrah dengan keadaan. Tidak peduli sedingin apa orang yang akan ia temui nanti, yang jelas, keselamatan ibunya di atas segalanya. 

''Kapan saya bisa bertemu pak direktur?'' 

"Lebih cepat, lebih baik,'' batin Clara dalam hati. 

''Kau bisa menemuinya nanti siang. Jam 11 nanti, ia akan tiba di sini.'' 

Wanita itu pergi meninggalkan Clara. Memberi seulas senyum miring seakan berkata 'Kau tidak mungkin mendapat belas kasihnya.'

Clara menatap kepergian suster itu sampai hanya terlihat ujung kepala. Lalu mengangkat badan, untuk mencari sandaran pinggulnya. 

Setiap langkah dari hentakan kakinya terasa amat sangat berat. 

Untuk sejenak langkah kakinya terhenti, ketika memandang wanita paruh baya yang sedang tertidur pulas di balik kaca tebal.  Obat bius dan penenang, berhasil membuatnya hidup di dalam mimpi tidur. Satu-satunya harapan yang wanita itu miliki untuk bisa membuatnya terbangun dari mimpi buruknya adalah putrinya sendiri, Clara. 

Beberapa hari ini Clara lalu lalang di jalanan, sembari berhenti di beberapa titik untuk mendapatkan sejumlah uang yang ia butuhkan untuk biaya operasi ibunya. Tiga puluh juta bukanlah nominal sedikit. Bahkan tidak ada seperempat dari gaji bulanan yang biasa ia dapatkan. Terlebih lagi dia tidak punya saudara kandung, dan hanya memiliki seorang paman yang selama ini sudah menampung mereka berdua di dalam rumahnya. 

Meskipun ingin, pamannya itu tidak akan bisa membantu. Mengingat dirinya yang hanya bekerja sebagai kuli bangunan cadangan, gaji pas-pasan, hanya cukup untuk biaya makan anak dan istrinya. 

Semenjak ayahnya pergi menghadap sang ilahi, Clara memikul banyak beban dan tanggung jawab. Ia yang seharusnya sudah berada di bangku semester 6, harus terpaksa berhenti karena tidak ada lagi uang yang bisa ia bayarkan untuk pendidikan kuliahnya. Terlebih lagi ia harus menjadi tulang punggung keluarga dan menghidupi ibunya yang selama ini sudah mengidap penyakit gagal ginjal.

***

''Tuan, saya sudah melakukan apa yang tuan minta!'' ucap seorang suster kepada laki-laki yang duduk di kursi putar membelakangi badannya. 

Laki-laki itu tersenyum tipis, sambil menepuk-nepuk kecil kelima jarinya di atas pegangan kursi. Kedua matanya yang semula terpejam, kini mendadak terbuka lebar. Kemudian secara perlahan memutar kursi dibantu salah satu kakinya. 

''Bagus! Berapa sisa waktu gadis itu untuk bisa membayar semua tagihan rumah sakit?'' 

Tanya laki-laki itu sambil menatap tajam suster di depannya. Siluet matanya setajam silet. Bahkan, tidak ada satu pun debu yang lolos dari pandangannya.

''Sekarang adalah hari terakhir,'' 

''Ya! Segera bawa dia ke mari.'' 

Laki-laki itu adalah Erlan Wesly. 

Wajah tampan nan kejam saling terikat lekat menganugerahi tubuhnya. Bola mata biru pencampuran dari eropa utara, yang seharusnya melukis pelangi indah, justru malah menciptakan ketakutan tersendiri bagi seseorang yang ditatapnya dengan tajam.

Senyumnya, tidak! Jangan harap bisa mendapat senyum yang tulus dari laki-laki ini. Senyumnya adalah maut tersendiri bagi orang yang mendapatkannya. 

Selama ini keluarga Wesly selalu disegani semua orang, terutama di dalam dunia bisnis. Berhadapan dengan mereka, tentu menjadi momok tersendiri yang sangat menyeramkan. 

Beberapa menit kemudian--

''Apa kau manager di rumah sakit ini?'' 

Suara seorang wanita menghentakkan pikiran Erlan dengan sangat cepat. Pasalnya wanita itu tiba-tiba muncul di hadapannya. 

Erlan menatap wajahnya dengan datar. 

Lancang! Bahkan wanita itu tidak mengucap permisi sama sekali. 

''Apa kamu bisu sehingga tidak bisa mengucap permisi? Matamu itu ditaruh mana, hah? Lihat, itu ada pintu! Dasar lancang.'' 

Erlan menaikkan salah satu alisnya. Memberi tatapan yang tak biasa, seakan memastikan tatapan itu akan menjadi tatapan maut yang akan selalu ia ingat.  

Clara tersentak kaget. Sorot mata elang di hadapannya kali ini sungguh membuat seluruh badannya merasa terguncang.

''Ma-maf Pak! Saya sama sekali tidak sadar dengan adanya pintu itu.''

Ucap Clara dengan suara bergetar. Meskipun pintu kaca itu benar-benar ada, Clara sama sekali tidak memperhatikannya. Tidak ada waktu baginya untuk memperhatikan hal lain selain keselamatan ibunya. Apa pun alasan yang akan ia buat, tidak akan bisa menarik kembali ucapan kasar yang sudah laki-laki itu lontarkan. 

Perubahan raut wajah Erlan semakin membungkam mulut Clara, mata elang itu begitu tajam menatap kedua matanya.

''Lihat itu, masih pura-pura tidak melihat? Pergilah! Daripada emosiku terus memuncak.''

Erlan mengarahkan jari telunjuk dengan kasar ke arah pintu.

''Toolong dengarkan keluhan saya terlebih dahulu, Pak. Hanya anda yang bisa membantu saya, tolong sekali ini saja.''

Mohon Clara dengan wajah lemas.

Aliran darah dingin seketika menyeruak masuk ke seluruh ruang tubuhnya. Jari-jarinya bergetar, bibir yang dipaksa untuk bersuara, seakan menahan lidah untuk tidak mengucap sepatah dua patah. 

Clara saling mengaitkan jarinya satu sama lain, hingga tidak menyadari salah satu ujung kukunya menancap ke permukaan kulit. Dan, setitik darah muncul di sana. 

'Aduuh' keluh Clara lirih.

''Jangan sebut aku dengan kata Pak, saya bukan bapak kamu. Panggil saya Tuan!'' 

Tentu Erlan tidak akan sudi jika harus dipanggil dengan sebutan itu. Sebuah panggilan yang sudah biasa wanita itu sebut kepada orang yang memiliki keterkaitan dengan kehidupannya di masa lalu.

''Ba-baik, Tuan.' 

''Lalu? Apa yang kau inginkan dariku?''

You May Also Like

Istri Tak Terduga Saya adalah Bos Rahasia!

Semua orang tahu bahwa putri tertua rumah Shens telah jatuh dari tahta kehormatannya setelah ditinggalkan oleh seorang pria tak bertanggung jawab, hamil di luar nikah, dan kemudian diusir oleh keluarganya sendiri, terlantar dan putus asa. Sang terkenal Shen Ruojing muncul di pesta ulang tahun Matron keluarga pertama, Keluarga Chu, di mana kerumunan orang mencibir: "Orang-orang yang memberikan sejuta dalam uang kado duduk di satu meja." "Orang-orang yang memberikan sepuluh juta dalam uang kado duduk di satu meja." "Nona Shen, bolehkah saya bertanya berapa uang kado yang telah Anda bawa?" Kerumunan orang menunggu untuk menertawakan dia, namun kemudian mereka melihat Shen Ruojing mendorong ke depan seorang bocah lelaki yang indah dan cantik, "Bisakah Anda tolong tanya Matron di mana duduk jika seseorang membawa cicit?" *** Diterima di rumah keluarga Chu hanya karena nilai putranya, Shen Ruojing hanya ingin melalui hidupnya dengan santai, puas menjadi ikan yang malas, namun dia menghadapi penghinaan dari semua pihak dalam keluarga: "Keluarga kita mempunyai seorang peretas tingkat atas, seorang maestro musik, seorang jenius seni, seorang gila teknologi—masing-masing terkenal di bidangnya. Bagaimana dengan Anda? Anda bisa apa?" Shen Ruojing menyentuh dagunya: "Semua hal yang kalian sebutkan itu... Saya tahu sedikit tentang masing-masing." Tiga anak yang menggemaskan berdiri di sisinya dan mengangguk serempak: Kami bersaksi bahwa Ibu memang tahu sedikit tentang segalanya.

Mr. Yan · Urban
Not enough ratings
601 Chs

Pernikahan Elite Penuh Cinta: Suami Licik, Istri Manis Penyendiri

Wen Xuxu adalah seorang wanita ulet, berbakat, cerdas dan berani yang diasuh oleh keluarga Yan pada usia empat tahun ketika dia kehilangan kedua orang tuanya. Dibesarkan untuk menjadi penerus konglomerat besar, Yan Rusheng adalah seorang pria penyendiri, cerdas dan sombong yang merupakan seorang bujangan paling dicari di ibu kota. Meskipun tumbuh bersama, keduanya seperti saling memperlakukan dengan buruk. Wen Xuxu mengecap Yan Rusheng sebagai seorang yang berengsek dan penakluk wanita, sementara di mata Yan Rusheng, Wen Xuxu adalah seorang wanita pemarah. Seiring waktu, mereka saling jatuh cinta, tetapi mereka tetap menyembunyikan perasaan mereka satu sama lain. Karena sebuah nasib, mereka dipaksa untuk menikah. Dan tidak diketahui oleh orang lain dan Yan Rusheng, Wen Xuxu telah menyembunyikan rahasia yang mendalam selama bertahun-tahun .... Kata kunci: Kekasih masa kecil, Penakluk Wanita, Penyendiri, Belahan Jiwa, Pernikahan Paksa, Anak Yatim, Sekretaris Adegan Manis: Tiba-tiba, Wen Xuxu mengulurkan tangannya untuk mencengkeram dan menarik pergelangan tangan Yan Rusheng dengan paksa. Yan Rusheng tertangkap basah dan dia kehilangan pijakannya. Dia jatuh di tempat tidur dan kemudian napasnya melambat. Tuan Muda Yan takut bahwa dia mungkin kehilangan kendali atas dirinya dan melakukan sesuatu pada Wen Xuxu ... wanita yang dibencinya. Oleh karena itu dia buru-buru mengangkat kepalanya. Tetapi dia belum sempat bergerak menjauh ketika Wen Xuxu mengulurkan tangan dan melingkarkannya ke leher Yan Rusheng. "Jangan pergi."

Wei yang · Urban
4.6
1998 Chs

Setelah Bercerai, Keluarga Besar yang Berkuasa Menyambutnya Kembali ke Rumah!

Setelah Tan Ming hamil, suaminya menyerahkan surat cerai padanya. Dua puluh tiga tahun yang lalu, Tan Ming masih merupakan anak yatim piatu yang tidak ada yang menginginkan. Orang tua angkatnya mengadopsinya dari panti asuhan karena mereka kesulitan memiliki anak sendiri. Namun, nasib sial Tan Ming tidak berubah karena hal itu. Dalam waktu satu bulan, ibu angkatnya hamil. Setelah adiknya, Tan Si, lahir, Tan Ming menjadi orang yang paling tidak disukai di keluarga. Sejak kecil, dia harus mengalah pada Tan Si dalam segala hal. Orang tuanya hanya menyukai Tan Si karena Tan Ming bukan anak biologis mereka. Tiga tahun lalu, Keluarga Tan memaksanya menikah dengan seorang pria yang koma demi kepentingan bisnis mereka. Selama dua tahun penuh, Tan Ming hidup sebagai seorang janda. Hingga setahun yang lalu, ketika suaminya yang koma tersebut bangun secara tidak terduga, Tan Si jatuh cinta padanya pada pandangan pertama. Kali ini, Tan Ming memutuskan untuk tidak mengalah lagi. Dia dengan tegas berusaha memutus hubungan dengan Keluarga Tan. Namun, dia tidak menduga bahwa pada akhirnya dia akan dihadapkan dengan surat cerai. Untuk kepentingan anak-anak dalam kandungannya, Tan Ming dipaksa oleh suaminya untuk menandatangani surat-surat tersebut. Ketika anak-anaknya lahir, ayah biologis mereka sedang menemani wanita lain untuk tes kehamilan. Saat dunia Tan Ming berada dalam kegelapan terdalam, kerabat kandungnya muncul. Mereka adalah keluarga yang sangat kaya hingga Keluarga Tan pun memandang mereka dengan hormat, dan mereka menyambutnya kembali ke rumah! Setelah kembali ke rumah, dia tidak lagi menjadi anak yang tidak diinginkan. Tidak hanya dia memiliki orang tua yang memanjakannya, tetapi dia juga memiliki tiga saudara laki-laki yang sangat memperhatikannya! Kemudian, mantan suaminya menyesali keputusannya dan datang untuk meminta maaf secara langsung. "Tetap jauh dari hidupku," kata Tan Ming.

JQK · Urban
Not enough ratings
481 Chs

Sang Seniman Bela Diri yang Beralih Menjadi Konglomerat Film

[Industri Hiburan + Wanita Utama yang Kuat + Cerita Menarik + Identitas Tersembunyi] Pemimpin Muda Sekte Tang, Tang Shu, yang mahir dalam Teknik Racun dan Senjata Tersembunyi, telah tertransmigrasi dan menjadi pendatang baru tingkat 18, debut sebagai aktris pendukung. Setelah acara variety show disiarkan: Haters: "Aku sebenarnya menganggap Tang Shu itu cukup menggemaskan. Ada yang salah dengan aku?" Ketika Lembaga Penelitian Teknik Mesin Nasional mengumumkan: Miss Tang adalah konsultan penelitian kunci yang kami tunjuk. Haters: "Apa????" Ketika seorang ahli pengobatan Tiongkok yang berwibawa mengungkapkan selama wawancara: Pengembangan jenis obat baru sangat berhutang pada Tang Shu. Haters: "Bukankah ini terlalu kebetulan?" Ketika Departemen Restorasi Porselen dengan terang-terangan menyatakan: Tidak ada yang melebihi Tang Shu dalam bidang restorasi porselen dan kaligrafi serta lukisan. Haters: "Apakah lotus putih ini menjadi sedikit terlalu memabukkan?" Ketika seorang big V Weibo dengan jutaan penggemar tanpa sengaja menunjukkan wajahnya selama siaran langsung... Para haters semua menyatakan bahwa pikiran mereka terpukau! *** Jing Yu, anak kesayangan surga, selalu mempunyai cengkeraman besi dan karir yang sukses sampai— dia bertemu dengan Tang Shu. Di dalam bioskop, setelah menonton empat atau lima film berturut-turut, dia menyadari orang yang duduk di sebelahnya tidak berubah, menikmati popcorn dengan sangat lahap. Tenggorokan Jing Yu bergerak sedikit; wanita ini sedang merayunya. Berhadapan di sebuah kedai kopi, dia secara acak mengeluarkan sedotan dua sisi dan meletakkannya di cangkirnya. Mata Jing Yu merah; wanita ini pasti sedang merayunya!

Rain Chen Zhenzhen · Urban
Not enough ratings
354 Chs
Table of Contents
Volume 1

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest

SUPPORT