Nichol pergi dengan menggenggam buah rambutan di tangan kanannya, hatinya semakin runtuh ketika otaknya terus mengingat apa yang Carlis katakan pada Erlan.
"Jadi selama ini, kamu sudah bersikap benar, Nichol," ucapnya pada diri sendiri sambil tertawa.
Apa pun yang ia lakukan pada Carlis, lebih tepatnya saat ini ia sedang menertawakan dirinya sendiri yang terlihat begitu bodoh. Menyesal karena masih peduli dan berharap Carlis akan menganggapnya sebagai seorang putra kesayangannya.
Mengingat dirinya adalah putra kedua Carlis. Seharusnya dia bisa mendapatkan kasih sayang lebih, bukan malah sebaliknya.
Ingin rasanya Nichol berteriak sekerasnya, karena menangis pun akan semakin memperlihatkan dirinya kalau dia cengeng.
"Kamu sudah datang? Kenapa tidak membangunkanku?" tanya Clara. Mengagetkan Nichol yang sedang melamun.
Support your favorite authors and translators in webnovel.com