webnovel

Our 6th Anniversary

LGBT+
Completed ยท 60.1K Views
  • 17 Chs
    Content
  • 4.9
    11 ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Alex dan Leon berpacaran. Antara mahasiswa dan murid SMA. Sama-sama lelaki. Di Indonesia, mereka berhubungan dan tetap menjaga hubungan itu selama 6 tahun meskipun tidak diakui sekitar. Di anniversary ke-6, Leon ingin hubungan mereka dirayakan dengan cara sederhana. Yang penting berdua. Namun bisakah Alex yang sudah menjadi Asisten Dosen dan sibuk luar biasa memenuhi keingin kekasihnya itu? CEK Karya LGBT-ku yang paling bagus juga ya!! JUDULNYA "MIMPI" :") FOLLOW IG-ku juga ya!! @Mimpi_work Terima kasih :")

Tags
1 tags
Chapter 11 Keinginan Leon

Warning: BL, Future Content, and totally fiction

.

Check It out!

.

.

Pagi.

Kalau enam tahun lalu seorang Alex akan bangun kapanpun seenaknya, maka beda lagi dengan sekarang.

Dia bukan lagi mahasiswa kluntrang-kluntrung yang sering menganggur atau nongkrong di program enicchisai. Dia juga bukan tukang sebar-sebar feromon cinta kepada teman-teman seangkatannya.

Waktu adalah misteri. Dan hal itu ternyata sudah merubahnya. Walaupun dikecualikan pada satu hal, yaitu eksistensi Leon. Panda-nya. Satu-satunya.

๐Ÿ’ŒMaaf, semalem abis nugas. Aku ketiduran di depan leptop sayang :(

๐Ÿ’Œ Maaf ya

Alex menghela napas panjang melihat WA-nya hanya bertanda cawang dua tanpa cahaya biru. Dia menggaruk kepala. Bingung baru bangun tidur sepagi ini.

Angka 04:03 a.m tertera jelas di pojokan ponsel. Dan layar leptop masih menyala terang. Belum mati dari tadi malam.

"Ah... mungkin dia masih tidur," katanya pelan.

Hape dicas. Leptop dimatikan. Baru saja mau masuk kamar mandi hape sudah mengeluarkan bunyi notifikasi WA masuk.

Dari keset kamar mandi, Alex langsung putar balik ke dinding stopkontak.

Pola kunci hape digeser tiga kali sangking semangatnya. Salah, geser lagi. Salah, geser lagi. Salah, geser lagi baru benar.

Dikiranya dari pacar kesayangan, eh ternyata dari Prof. Ari.

WA yang tadi masih centang dua tanpa cahaya biru.

๐Ÿ’ฌAelx, ini saya. Maaf kalau saya ganggu kamu pagi-pagi begini. Saya ada permintaan, selama dua hari ini jam saya tolong kamu isi ya. Saya ada halangan. Hari ini saya harus ke pengadilan untuk membereskan masalah rumah tangga saya.

Tolong ya.

-Prof. Ari-

"Ya ampun, kukira apa," desah Alex. "Tapi kasian juga Pak Ari. Bisa-bisanya di umur segitu digugat cerai. Ada-ada aja deh."

๐Ÿ’ฌ Iya pak. Saya usahakan.

-Alex-

Hape dicas lagi, Alex lalu menyeret kaki ke kamar mandi. Mood menjadi malas-malasan karena kenyataan barusan memang di luar ekspektasi.

"Missed call sampai lima kali gitu," gumam Alex. "Kuharap dia gak ngambek aja hari ini."

Ratusan butir air shower menghujani dirinya setelah itu.

.

.

.

Pukul 06:30 a.m. Hape yang sudah dicas penuh tergeletak di atas meja makan mini. Tepat di samping secangkir kopi hangat dan kotakan fastfood pesan antar.

Alex berdiri di depan cermin lemari setinggi badan dan menyimpulkan dasi. Sudah rapi. Sudah wangi parfum dan deodoran mahal. Tapi tak lama kemudian terdengar bunyi memalukan dari perutnya.

Kruuuk

Seketika mood bagus kembali hilang.

"Ck. Iya-iya aku sudah selesai. Dasar tukang protes," dumalnya pada perut sendiri.

Memang unik, tapi itu sudah jadi kebiasaan karena bertahun-tahun hidup merantau sendirian.

Duduk.

Baru saja mau membuka sendok plastikan mendadak notifikasi bernada khusus bunyi.

"Dia online?"

Hape dibuka seketika.

Dan memang iya, karena sudah kapok tak ingin terbodohi lagi.

Notifikasi bernada khusus yang barusan dia setting benar-benar dari orang yang diharapkan.

๐Ÿ’ŒIya. Aku gak papa.

๐Ÿ’Œ Cuma mo ngingetin aja. Ntar abis kuliah kamu harus ngosongin jadwal. Udah janji kan mo nemenin aku ke galeri seni?

Alex tersenyum tipis.

๐Ÿ’ŒIya sayang

Belum ada lima detik balasannya sudah muncul di permukaan.

๐Ÿ’ŒKalo sampe gak dateng kutonjok... yang di bawah :(

Seketika Alex ingin ngakak, tapi entah kenapa juga ingin ia tahan.

๐Ÿ’ŒIya... Iya... Iyaaaaaa... sayaaaang...

WA yang terbaru hanya dibaca.Tanpa balasan.

Alex tahu kenapa anak itu agak memaksa hari ini. Sebab kalau melihat kalender meja, tanggal 15 Juli memang sudah ia tandai dengan spidol merah setahun lalu.

Notabene yang tertulis begitu singkat: Our Sixth Anniversary. Happy Sweetversary for us

Sejak seminggu lalu si Panda sudah memintanya memeriksa jadwal kuliah, janji-janji penting dan lain sebagainya harus dibatalkan-katanya. Padahal biasanya dia tidak suka melakukan hal-hal ribet semacam itu. Penasaran sedikit membuatnya memeriksa alarm kegiatan di kalender ponsel.

Karena itulah bisa ditebak segala sesuatunya.

Ahh... Dasar Panda. Pakai alasan minta ditemani ke galeri segala. Minta kencan langsung seperti biasanya apa susahnya sih, pikir Alex.

Yah walaupun... bisa dibilang Alex sudah terbiasa dengan tingkah tsundere-nya. Jadi biarlah. Kadang-kadang sifat seperti itu justru malah menggemaskan baginya.

๐Ÿ’ŒTapi kalo ngaret sedikit gak bakal kena tonjok kan?

Balas Alex sekali lagi. Mendadak ingin iseng mengusili.

๐Ÿ’ŒJustru bakal kupotong habis :(

Balasan terbaru membuat Alex tak bisa menahan tawanya lagi.

"Astaga anak ini.... hahahaha... Dasar gila..."

Leon mendengus.

Rama, si teman sekamar di asrama menoleh heran.

"Kenapa lagi Leon? Kok kelihatan bete gitu?" tanya Rama.

Leon melempar ponselnya begitu saja ke atas kasurnya.

"Nggak. Cuman lagi sebel aja." Jawabnya asal-asalan.

"Sebel? Sama siapa emang?" tanya Rama lagi.

"Cuma orang gila yang lagi kehabisan obat," jawab Leon dengan nada meninggi.

"Oh... pasti Kak Alex kan?" tebak Rama.

"Nggak. Kubilang Cuma orang gila juga." Tegas Leon lagi.

Dia lalu berjalan dengan langkah menghentak. Persis seperti sedang latihan Pramuka sebelum paskibra.

Masuk kamar mandi. Banting pintu.

Brakh

Rama Cuma tersenyum tipis melihat itu.

Dia tahu.

Dia bisa mengerti kalau Leon sudah seperti itu.

Brakh

Mendadak pintu kamar mandi terbuka lagi. Dan Leon buru-buru keluar dengan kaos terbalik asal-asalan.

"Loh kenapa keluar lagi?" tanya Rama penasaran.

Leon langsung menyasar handuk di gantungan dan putar balik lagi ke lamar mandi.

"Nggak. Cuman lagi pengen nonjok ni handuk. Pake ketinggalan segala sih. Ck."

Brakh

Bantingan pintu edisi tiga.

Dan tawa Rama pun pecah seketika.

"Ampun deh... Leon... Leon... kayak cewek lagi dapet aja hahaha..."

.

.

.

Di kampus, Alex biasanya memilih jalan memutar demi melewati koridor yang lumayan sepi. Sebab para mahasiswi yang menyukainya bisa jadi bergerombol untuk mencegatnya sepagi ini.

Bukannya narsis. Tapi sejak dirinya menjadi AsDos memang hampir selalu begini setiap hari. Ada yang pake alibi mau minta bimbingan lah. Ada yang minta bantuan bikin skripsi lah.

Pasti ada-ada saja.

Walaupun kadang satu-dua mahasiswi tetap saja tak bisa ia hindari.

"Hai Kak Alex!!" sapa mereka.

"Iya, hai juga kalian..." sapa Alex balik. Dia melambaikan tangan sambil memasang senyum lima jari.

Mereka terlihat senang seolah dirinya benar-benar memberikan simpati, padahal begitu masuk ke ruang kerja Dosen... senyum itu langsung dibumbui dengan rasa kecut tumpukan berkas di atas meja.

"Jadi AsDos kayaknya keren..." gumamnya sendirian. "Padahal jadi malah sibuk gini..."

Duduk dan menggerutuk jari, Alex bersiap menjalankan tugas sembari menunggu Windows komputer menyala.

Baru saja mau menyentuh mouse, mendadak ponselnya berdering tanda panggilan masuk.

Haris, calling...

"Oh, tetangga sebelah. Kukira siapa," gumam Alex. Lalu mengangkat telponnya. "Halo, ini Alex?"

"Oi tetangga rese, barusan tidur gua keganggu tukang kirim paketan, tahu," protes Haris dari sebrang sana. "Lagi-lagi manfaatin gua deh. Dasar..."

Alex meringis. Ekspresi muka tanpa dosa. "Ahahaha.... maaf banget deh ya. Soalnya kamu kan yang sering di rumah..." katanya. "Ngerti kan aku gak bisa nerima barangnya dengan aman kalo kutulis alamat apartemen sendiri. Hehehe..."

"Iya aja, tapi traktir makan buat besok lu." Kata Haris. "Lu kan ngerti, abis ngetik-ngetik gini, editor kayak gua bakal gampang laper."

"Iya deh," jawab Alex. Santai.

"Mau apa aja boleh kalau besok. Yang penting sekarang tolong taroh tu paketan di bufetku oke. Kayak biasanya...."

"Ck. Okelah."

Alex pun tertawa kecil. "Makasih ya tetangga terbaikku, Hahah..."

"Diem lu bacot."

Tuuuut.... tuuuut....

"Ahahah... dia emang baik banget. Semoga makin betah aja jadi tetanggaku... Hahah..." tawa Alex. Lalu menghela napas panjang lagi.

"Dengan begini hadiah buat Anniversary-nya beres... perfect." katanya pelan.

You May Also Like

[BL] Thriller Trainee

Author: Wang Ya Genre: Unlimited Flow, Horror, Supernatural Pesulap Zong Jiu yang sudah tidak bernyawa bertransmigrasi ke dalam novel horor dengan alur cerita yang tak terbatas tentang pertunjukan bertahan hidup, menggantikan umpan meriam yang meninggal secara tragis di babak evaluasi pertama. Pertunjukan ini sangat menarik. Dari puluhan ribu orang, hanya seratus orang yang dapat bertahan hidup, dan posisi c (pesaing terkuat) bahkan dapat memperoleh tiket keinginan universal. Kalau orang lain, mereka mungkin akan ketakutan setengah mati. Tak seorang pun menyangka bahwa Zong Jiu tidak hanya tak kenal takut, tetapi juga menimbulkan kehebohan yang sensasional, tanpa malu-malu memamerkan triknya sepanjang jalan. Setelah tipu muslihatnya berhenti, dan hidupnya dapat dianggap aman dan tenteram, ia berakhir dalam persaingan dengan penjahat besar dalam novel tersebut. Hari ini kau berusaha menyerangku, besok aku akan menyerangmu lagi, bolak-balik, itu cukup menyenangkan, heh. Alhasil, meski hanya main-main, suatu kali mereka terbawa suasana dan benar-benar berakhir tidur bersama. Melihat musuh bebuyutan yang menekannya ke tanah, Zong Jiu dengan malas mengangkat pandangannya. "Jika kau ingin membunuhku, bunuh saja aku, jangan bicara omong kosong." Bahkan saat dalam posisi yang kurang menguntungkan, dia tidak menunjukkan sedikit pun rasa takut, dan malah terus memprovokasinya. Orang itu menggunakan jarinya yang sedingin es untuk menelusuri telinganya, dan gerakan menuju aorta tiba-tiba terhenti. โ€œSayang sekali. Aku sudah berubah pikiran.โ€ โ€” Dulu dia sangat ingin membunuh Zong Jiu secara pribadi. Setiap hari, dia selalu menyesal karena tidak mencungkil dagingnya, mematahkan lehernya sendiri. Namun setelah orang ini jatuh ke tangannya, keinginan lain yang lebih mendesak tumbuh seperti rumput liar. Dibandingkan menang atau kalah, ia lebih suka melihatnya menangis dan terengah-engah, dengan mata merah, memohon belas kasihan.

Elhafasya ยท LGBT+
Not enough ratings
130 Chs

Karnival: Dikuasai Oleh Pangeran Alpha yang Gila [BL]

Dari melarikan diri demi keselamatan dan mendaftar di sebuah sekolah yang penuh dengan psikopatโ€ฆ menjadi klaim oleh seorang pangeran alpha yang gila? Yeah, kamu lebih baik mati saja. โ€ข . โ€ข Hidup Jules sempurna seperti gambar sampai seluruh keluarganya tiba-tiba dibunuh, dengan dia sebagai satu-satunya yang selamat. Seorang penyelamat muncul karena dia masih dalam bahaya besar, dan itu membuat Jules mengambil identitas baru dan menjadi orang yang benar-benar berbeda dalam semalamโ€” dan mendaftar di Karnival, sekolah all-boys bergengsi untuk semua makhluk supernatural. Di Karnival, monster-monster bersembunyi di lorong-lorong gelap dan yang kuat memangsa yang lemah. Kamu harus menjadi predator atau mangsa... dan dari satu tatapan pada Julesโ€” seorang anak terlalu cantik untuk kebaikannya sendiri, dengan tubuh langsing dan mungil, sudah jelas dia akan dimangsa hidup-hidup oleh para predator. Muncullah Blaze, serigala yang membuat setiap predator di sekolah merinding, Alpha yang sangat ganteng yang seberbahaya dan segila rumor yang dikatakan. Dia melirik Jules dan memutuskan di sana dan saat itu bahwa Jules adalah miliknya. *** Saya bergeser mundur, mata semakin melebar saat mata saya tertuju pada senyum di sisi bibirnya. Blaze tidak pernah tersenyum, dan kapan pun dia melakukannya, itu tidak pernah berarti apa-apa yang baik. Detak jantungku mempercepat saat aku mundur lebih jauh lagi, napas tersengal-sengal berhenti saat dia mulai mendekatkan jarak di antara kami. Dalam sekejap, punggungku terdorong ke dinding dingin dan saat itulah aku tersadar di dada bahwa aku terpojok dan terperangkap, seperti mangsa sebenarnya... oleh Blaze, ketika aku pikir hidupku tidak bisa menjadi lebih buruk. Dia menjulang di atas saya dengan mudah, memancarkan dominasi begitu besar dan saya harus mendongakkan kepala ke belakang agar bisa menatap matanya yang gelap, dan napasku tercekat saat mata kami bertemu. Diadakannya kepala dan mata saya segera tertutup saat saya menahan napas, menunggu dia menyerang. Saya telah mendengar semua rumor mengerikan, tanpa henti tentang dia. Dia adalah Pangeran Alpha yang kehadirannya orang sepertiku tidak seharusnya berada di dalamnya. Ketika saya merasakan ujung hidung dinginnya meluncur di sepanjang leher saya, mulut saya terbuka melepaskan desah kaget. Dia menarik napas panjang, terdengar dan saya merasakan gemetar merayap turun tulang punggung saya saat saya menjadi semakin kaku, kebingungan memenuhi pikiran saya. Apa yang terjadi? Mengapa dia melakukan ini tiba-tiba? Astaga... dia memang alpha yang gila seperti yang semua orang katakan! *** BUKU INI DINILAI 18+! Ini berisi konten dewasa seperti: - Perundungan. - Penggunaan narkoba. - Smut [banyak sekali.] - Kekerasan. - Harem [bukan antara karakter utama.] Jadiโ€ฆ berhati-hatilah, Anda telah diperingatkan! *Saya tidak memiliki hak atas sampulnya!

Bree_Airee ยท LGBT+
Not enough ratings
347 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
Liked
Newest
aprilwritersLv3

SUPPORT