webnovel

Our 6th Anniversary

Alex dan Leon berpacaran. Antara mahasiswa dan murid SMA. Sama-sama lelaki. Di Indonesia, mereka berhubungan dan tetap menjaga hubungan itu selama 6 tahun meskipun tidak diakui sekitar. Di anniversary ke-6, Leon ingin hubungan mereka dirayakan dengan cara sederhana. Yang penting berdua. Namun bisakah Alex yang sudah menjadi Asisten Dosen dan sibuk luar biasa memenuhi keingin kekasihnya itu? CEK Karya LGBT-ku yang paling bagus juga ya!! JUDULNYA "MIMPI" :") FOLLOW IG-ku juga ya!! @Mimpi_work Terima kasih :")

Om_Rengginnang
Not enough ratings
17 Chs

10 Pengakuan Leon Kepada Alex

Tahu-tahu... Mendadak dirinya sudah hilang ke alam mimpi. Ponselnya jatuh ke dada. Gelap dan dingin menerpanya, tapi sudahlah. Itu tak penting lagi.

Mimpi-mimpinya abstrak. Mula-mula hanya ada kucing kecil yang kejar-kejaran dengannya di tengah ruang putih. Namun semakin lama Leon melakukan hal itu, mendadak si kucing hilang dan mimpinya berhenti.

Leon pun berdiri sendirian di tengah-tengah sana. Dadanya kembang kempis. Dan segalanya jadi berhenti.

"Dasar bocah ini...." kata seseorang. Suara lelaki dan familiar. "Kenapa tidur nggak pakai selimut si. Emang udah berapa kali dia kemari. Harusnya udah tahu tempatnya di mana kan. Ugh... Manjanya..."

Kak Alex?

Leon mungkin terlalu ngantuk untuk memaksa diri tersadar. Namun, saat dirinya membuka mata beberapa detik, Alex ada di hadapannya dengan selimut tebal dan kecupan di bibirnya pun singgah.

Hangatnya... Padahal tadi rasanya hampir gila karena AC. Tapi nyaman sekali di pelukan Alex seperti ini.

Leon pun balas memeluk Alex. Tidak mengizinkannya pergi meski Alex sudah membisikinya entah apa. Mungkin dia mengeluh belum bisa menemani karena tugas? Apalah... Apalah...

"Kakak aku kangen..." igau Leon. "Dan sebenernya aku ke sini mau minta maaf juga. Tapi jangan marah oke? Aku takutnya kakak marah kalo sampe bilang."

"Hm? Emang kenapa Sayang?" tanya Alex.

Leon hanya berkedip-kedip dan memejamkan mata lagi. Bergumam. Tapi sepenuhnya tidak sadar. "Aku dan Rama tadi berciuman. Tapi sumpah, itu cuma kecelakaan..."

"Apa?"

"Kecelakaan... Kak. Jadi aku minta maaf." gumam Leon sekali lagi sebelum kemudian kembali terlelap.

Alex melihat itu dan mendadak ketar-ketir. Bukannya apa. Leon bilang dia habis berciuman, dan meskipun hanya kecelakaan, tapi kenapa sekarang pergi ke sini?

Apa dia dan Rama baik-baik saja? Apa hubungan mereka masih murni teman? Atau hanya dirinya saja yang parno?

Yang pasti memikirkan itu semua membuat Alex menyerah. Dia hanya menoleh ke meja belajarnya sekilas sebelum naik ke ranjang dan mendekap Leon erat.

Seolah-olah Leon akan menghilang dalam waktu dekat. Seolah-olah bocah itu akan segera meninggalkannya tanpa alasan yang jelas. Dan masih ada lebih banyak kehawatiran lain.

Untung Leon tidak terlihat terganggu. Jadi Alex bisa sedikit tenang sebelum memandang langit-langit kamar dengan pikiran melayang.

Ahh... Sudah 6 tahun ya. Kenapa rasanya cepat sekali?

Hal yang tidak singkat, dan itu kau jalani bersama dengan orang tercintamu. Tapi melihat Leon seperti ini, Alex tidak bisa membayangkan jika suatu saat nanti anak itu bersama orang lain.

Hmmm... Meskipun dirinya memang menjadi penjelajah sebelum bertemu dengan Leon. Tapi, kalau boleh dia ingin membuat ini sebagai persinggahan terakhir. Seperti Leon yang menganggap dirinya adalah pengalaman pertama bocah itu, dirinya juga menganggap Leon sebagai pengalaman pertamanya untuk mencintai sepenuh hati.

"Kakak?"

"Lho? Kau bangun?"

Leon mengucek matanya perlahan sebelum balas memeluknya. "Kirain yang tadi mimpi."

"Apanya?"

"Kakak meluk aku."

"Hm..."

"Kakak aku mau minta maaf."

Hahaha... Alex benar-benar tak menyangka kalau pengakuan Leon yang tadi benar-benar hanya sebatas igauan. Jadi benar...

Alex pun menggeleng pelan dan mengeratkan pelukannya. "Nggak apa-apa kok, Sayang. Yang penting jangan diulangi lagi."

"Beneran?" tanya Leon. Kedua matanya mendongak menatap Alex yang gemas mencubit pipinya.

"Hm, bener," kata Alex. "Lagian kalo emang ada apa-apa di antara kalian, Kakak yakin kamu milih ngumpetin fakta itu daripada jujur dan minta maaf."

"Eh? Begitu?"

"Sayang, emang kita saling kenal itu sejak kapan?" tanya Leon. "Kakak paham karakter kamu. Jadi kalo ada apa-apa jelas nggak bakal langsung main menghakimi."

"Makasih..." kata Leon. Lalu memandang Alex tanpa berkedip. "Boleh aku cium kakak sekarang?"

"Haha... Kenapa nggak?"

Leon melirik sejenak ke meja belajar Alex yang masih berantakan. "Maaf kalau aku ternyata gangguin Kakak, ya..." katanya. Lalu mencium Alex sepenuh hati. Jujur dia lega setelah mengatakan semuanya. Bahkan ketika kekasihnya ini meminta lebih dengan merabai perutnya di dalam kaus, Leon memilih membiarkan.

Leon hanya menatap kedua mata Alex dan meremas bagian depan kaus lelaki itu. Dia merona. Dia mendesah perlahan-lahan. Namun, yang paling menegangkan adalah saat bagian dalam celana ya ikut dirogoh sedikit demi sedikit.

"Emnh... Mnh..." desah Leon pelan. Dia lantas terpejam untuk merasakan sensasi itu lebih dalam.

Dia kira Alex akan mencumbunya lagi malam ini, tapi tidak. Lelaki itu mengecup bibirnya lembut untuk mengakhiri sentuhan barusan. Dia menyeringai, sebelum kemudian menjauh dari ranjang itu.

"Oke, Sayangku. Kakak mau lanjutin tugas dulu. Kami tidur duluan, oke? Nanti Kakak nyusul kalo udah kelar..." kata Alex dengan nada jahil.

Bukannya kecewa, Leon justru langsung tersenyum lega. "Oke..."

Sebab baru tadi pagi dirinya melayani hasrat menggebu lelaki itu. Meskipun tak masalah jika dia menginginkannya lagi, tapi lebih baik jangan. Leon memprediksi dirinya akan mengalami patah tulang pinggang kalau tetap menuruti.

"Night..."

"Night..."

Bohong kalau Leon langsung tidur. Dia justru diam-diam senang memperhatikan tiap pergerakan Alex dalam menyelesaikan tugasnya di meja itu. Ahh... Benar-benar sangat tampan. Mimpi apa dia mendapatkan cinta dari lelaki sebaik Alex?

Leon bahkan lupa-lupa ingat tentang pertemuan pertamanya dengan Alex. Soalnya awal mereka hubungan saja lucu.

Lewat sebuah Group Chat WA yang membahas hobi akan anime, mereka janjian ketemu di sebuah program Ennichisai untuk nge-hype karakter Naruto bareng.

Leon saja tak menyangka Alex benar-benar sempurna. Bahkan lebih daripada di foto. Dirinya yang waktu itu masih cilik dan Alex sudah kelas 2 SMA jelas terlihat sebagai Kakak-Adik saat berjalan berdampingan. Namun, saat sudah pulang ke asrama Alex, makan-makan pizza, dan Alex menciumnya pertama kali di sebuah sofa... Leon pun berdebar keras dan adrenalin ya terpacu hebat mendengar Alex memiliki perasaan lebih untuknya.

"Kakak suka sama kamu..." kata Alex. Dengan senyuman yang terlihat sungkan. "Kakak tahu kita sama-sama lelaki. Tapi kalo udah ketemu beberapa kali kek gini, Kakak nggak bisa nahan diri juga untuk bilang. Tapi terserah kamu abis ini mau pergi atau nggak. Kakak paham kalo kamu kurang suka..."

Saat itu Leon bingung, tapi entah kenapa dia tak ingin berhenti. Cukup meyakinkan diri sendiri dan menarik Alex untuk berciuman sekali lagi. Setelah itu mengatakan setuju tidak jadi masalah sulit lagi. Sungguh. Walaupun saat diajak bercinta untuk pertama kali, Leon berantakan luar biasa.

Dia tak menyangka jalan bercinta untuk sesama lelaki akan seperti itu. Susah. Mungkin karena harus ditusuk di tempat yang tak seharusnya, Leon bahkan hampir menangis untuk pertama kali. Tapi setelah semuanya terlalui, Alex kini menjadi prioritas yang tak terbantahkan.

"Kamu kok belum tidur?" tanya Alex tiba-tiba. Padahal lelaki itu tak menoleh sedikit pun.

Leon pun langsung salah tingkah. "Aku baru mau kok..." katanya. "Kakak juga jangan malem-malem. Maksudku, jangan bikin aku khawatir."

"Hmph, oke..." kata Alex. Sembari menilik wajahnya sejenak. "Just sleep."

"Hm."

Leon pun baru memejamkan setelah itu. Menyusul mimpi, melupakan semuanya dan kemudian lupa.

Hingga pagi.

.

.

.

Hope you always like them..

Kirim power stone-nya jangan lupa ya :")

Om_Rengginnangcreators' thoughts