webnovel

Bree: The Jewel of The Heal

Author: Pena_Bulat
History
Ongoing · 66.9K Views
  • 48 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

Brianna Sincerity Reinhart, putri seorang Duke yang mengepalai Provinsi Heal di Negeri Savior. Suatu hari, Bree menyelamatkan seorang wanita yang berasal dari negeri Siheyuan, sebuah negeri yang merupakan negara sahabat kerajaan Savior. Bree membawa wanita tersebut ke kediaman keluarga Reinhart dan malangnya wanita itu mengalami amnesia dan hanya mengingat kalau dia biasa dipanggil Han-Han. Ternyata wanita tersebut memiliki kemampuan pengobatan tradisional yang sangat mumpuni, sehingga Duke Reinhart memintanya untuk menjadi tabib muda di Kastil Heal. Sejak kehadiran Han-Han Bree mulai semangat menekuni dunia obat-obatan dan menjadi lebih terarah. Bree menjadi rajin untuk memperbaiki diri karena ingin mendapatkan keanggunan seperti Han-Han. Di saat Kaisar Abraham, pimpinan negara Savior, mengadakan kerjasama dengan Siheyuan, mereka menerima delegasi yang dikirimkan. Rombongan tersebut dipimpin oleh Tuan Muda Lacey, seorang jenderal perang yang masih muda, tampan, tangguh namun minim ekspresi. Bree langsung menyukai pria tersebut saat pertama kali mencuri pandang pada Tuan Muda Lacey tersebut. Bree yang mempunyai perangai terbuka dengan terang-terangan menunjukkan ketertarikannya pada Yue Lacey namun penolakan adalah yang menjadi santapannya. Puncaknya adalah saat Yue Lacey bertemu si anggun dan cerdas Han-Han. Tuan Muda tersebut tidak menutupi ketertarikannya dan itu membuat Bree sangat tersakiti. Haruskah Bree mengalah demi Han-Han yang menjadi sumber inspirasinya? Haruskah dia melepaskan pria idamannya, Yue Lacey? Kisah berawal di provinsi Heal. Apakah nama provinsi ini akan sesuai dengan pengharapannya, penyembuh. Ini kisah lika-liku Bree dalam mencari peraduan cintanya. Kisah ini bukan hanya mengajarkan mengenai mengejar dan mempertahankan cinta karena tingkat tertinggi dalam mencintai adalah mengikhlaskan. Siapakah yang akan mengikhlaskan, Bree atau Han-Han?

Chapter 1Secret Bay

"Bree, kembali! Selesaikan kelas ramuanmu!"

"Mom, ayolah! Ini sudah terlalu terlambat."

"Selesaikan ramuanmu atau tidak keluar selama sepekan!"

"Baiklah."

"Kak Will. Aku membawa kembali muridmu yang mencoba melarikan diri."

"Ah, Bree. Ramuanmu sudah hampir selesai hanya tinggal proses akhir. Setelah itu, kau bisa pergi dengan Leon sejauh kalian mau."

"Seperti aku punya pilihan saja."

"Sudahlah Bree! Lakukan saja! Demi waktu luang kita untuk bisa menjelajahi pantai."

"Jangan banyak bicara, Leon. Menjauhlah! Emosiku masih memuncak."

"Terdengar seram."

Leon perlahan menjauhiku dan kembali berkonsentrasi pada ramuannya. Mommy-ku juga sudah meninggalkan paviliun obat. Paman Will? Dia kembali berkeliling memantau para murid lainnya.

Halo semua. Mari kita mulai kisah ini dari awal. Aku Bree, Brianna Sincerity Reinhart. Daddy-ku, Abraham Reinhart, dikarenakan memiliki nama depan yang sama dengan Kaisar, Daddy biasa dipanggil Rein. Dia seorang Gubernur, mengepalai satu dari sepuluh wilayah bagian negara Kerajaan Savior. Kisah mengenai negara Savior akan kuceritakan nanti malam saja, ya.

"Bree, kau siap ke pantai?" Leon mendekati mejaku dan sukses membuatku mendelik padanya.

"Jangan ganggu atau kita tak akan pernah keluar!" Dengan sedikit bersungut, Leon berjalan kembali menghadapi meja ramuannya.

Leon adalah Putra tunggal Paman Will. Paman Will sendiri merupakan kakak tertua ibuku. Leon dan aku adalah sahabat karib, bertiga sebenarnya, terlepas dari status kami yang masih bersepupuan.

Saat ini aku sedang berada di kelas ramuan. Aku menyukai dunia pengobatan. Namun, aku hanya merasa malas kalau harus melakukannya bersama-sama di kelas seperti saat ini. Aku merasa lebih bebas melakukan eksperimen saat aku melakukannya sendiri atau bersama dua sahabatku. Kami sering mengadaan percobaan bersama dan banyak yang telah kami pelajari. Sejujurnya, pelajaran di kelas ramuan ini telah lama kami lakukan dan itu sebabnya aku suka melarikan diri dari kelas.

Paman Will sendiri sudah mengetahui kalau kami sering melakukan eksperimen dan itu sebabnya beliau tidak terlalu ambil pusing saat kami menghilang dari kelas. Namun, semua akan tampak mengerikan kalau aku ketahuan kabur dari kelas oleh Mommy.

Mommy dengan segala bentuk ancamannya, mulai dari akan menjauhkan Naena dariku hingga mengancam akan mengurungku.

O iya, Naena adalah orang kepercayaanku, bisa kalian sebut sebagai asisten pribadi. Naena telah tumbuh bersamaku sejak kami masih kecil, dia setahun lebih tua dariku, aku sembilan belas, Naena dua puluh.

Orang tua Naena telah lama bekerja pada orang tuaku. Ayah Naena merupakan kepala bagian divisi distribusi obat-obatan paviliun Heal. Ibu Naena telah lama dipercaya Mommy menjadi kepala pelayan di kediaman kami, Paviliun Heal. Kakak Naena merupakan salah satu orang terpercaya di kamp pelatihan militer.

Hari ini aku pasti akan melalui petualangan berdua saja dengan Leon. Melihat kebiasaan dan tabiat Mommy, dia akan menahan salah satu yang paling kusayang saat aku tertangkap basah melanggar. Baiklah, cukup berdua tanpa Naena hari ini. Dan satu lagi anggota kami masih ada urusan pribadi.

***

"Bree, aku mendengar kabar beredar kalau saat ini Kaisar Abraham sedang berperang dengan Siheyuan?"

"Aku juga mendengar pembicaraan Daddy mengenai ini beberapa hari yang lalu. Tapi sepertinya ini hanya sebuah taktik."

"Hmm...Kupikir juga begitu, mengingat bagaimana baiknya hubungan Savior dan Siheyuan. Mungkin ini juga alasan sehingga Pria-mu diminta kembali."

"Leon!" Aku mendelik padanya.

"Oh..ayolah!" Aku terus mendelik. "Baiklah, lupakan ucapanku tadi! Mari lanjutkan petualangan!" Leon tidak melanjutkan ledekan dan aku mengingat apa yang hendak kukatakan tadi.

"Leon! Jangan katakan kalau hari ini kau mengajakku ke pantai karena ada hubungan dengan kabar ini?" Leon hanya terkekeh dan artinya tebakanku benar.

"Entahlah, firasatku mengatakan kalau akan ada sesuatu yang berhubungan dengan Perang Siheyuan yang akan kita temukan di teluk rahasia kita."

"Baiklah. Mari kita buktikan firasatmu!"

Kami menambah laju kecepatan kuda kami karena masih lebih dari dua puluh li jarak yang mesti kami tempuh. Angin berhembus terus bertambah dingin kian hari, karena ini sudah hampir pertengahan musim gugur di sini.

Teluk yang dimaksud Leon merupakan sebuah wilayah pesisir yang berada sekitar sepuluh li dari pelabuhan Savior. Kami menyebutnya The Secret Bay. Leon dan aku tak sengaja menemukannya saat kami tersesat belasan tahun yang lalu. Sebenarnya saat kecil kami tinggal di Savior, tapi Paman Will dan Daddy-ku sering mendapat tugas dari Kaisar Abraham di daerah Heal.

Suatu hari, kami diajak ke daerah Heal. Kami dua anak kecil yang bandel memaksa Paman Will untuk mengikut sertakan kami dalam pencarian sebuah tanaman obat yang langka.

Paman Will sudah memperingatkan kami berdua untuk tetap berada dalam jangkauan pandangannya. Namun, seorang Bree sudah cukup untuk membuat penghuni Paviliun Heal pusing, apalagi ditambah Leon. Ha...ha...ha. Kami tak mengindahkan peringatan Paman Will. Dengan penuh semangat kami menjelajahi wilayah pesisir tersebut.

Lokasi Secret Bay tersembunyi di balik sebuah karang besar. Kami tak sengaja menemukannya di saat Leon tanpa sadar menginjak bagian balok kayu yang rapuh sehingga kami berdua jatuh terperosok. Untungnya tidak dalam sehingga tidak sampai membuat cidera.

Ternyata jauh ke dalam lubang tempat kami terperosok terdapat sebuah tempat yang sangat surgawi. Kami menyebutnya Secret Bay, karena sepertinya tempat itu belum terjamah dan masih merupakan bagian dari pantai, karena kami melihat air laut masuk ke wilayah ini.

Tanpa disangka, tanaman yang sedang dicari Paman Will bisa kami temukan di sana, tanaman Monkshood. Saat itu masih sulit menemukan tanaman ini sehingga Daddy meminta Paman Will untuk memulai budidaya tanaman herbal ini. Tapi penanamannya tetap dirahasiakan, karena tanaman Monkshood sangat beracun dan akan berbahaya kalau dibiarkan tumbuh liar.

"Bree, Mommy tau kita keluar?"

"Mommy tadi mengatakan kalau aku boleh keluar ke manapun asalkan aku menyelesaikan kelas ramuanku."

"Sudah kuduga. Mommy tidak akan mengizinkan kalau seandainya kau memberitahunya kita akan ke wilayah pesisir."

"Ya, begitulah Mommy. Kau tau sendiri. Dia terlalu protektif, bahkan Daddy tidak seperti Mommy. Daddy memberiku banyak kelonggaran. Dia mengizinkanku belajar pedang. Daddy memberiku toleransi untuk tidak mengikuti kelas menjahit ataupun kelas melukis."

"Aku tak bisa membayangkan Bree dan mesin pintal ataupun jarum jahit. Pasti akan menjadi pemandangan yang menggelikan."

"Diamlah kau, Leon!"

"Ya...ya...ya. Aku tidak akan membahasnya lagi, Putri Brianna."

Kami terus memacu kuda kami dengan semangat membuncah karena karang Secret Bay sudah terlihat.

Aku langsung melompat dari kudaku saat kami sudah tiba di depan Karang Secret Bay. Aku menyerahkan kudaku pada Leon untuk ditambangkan dan memang biasanya seperti itulah.

Aku mendahului Leon masuk ke balik karang Secret Bay. Untuk mempermudah akses kami masuk, Leon dan aku telah membuat berbagai perbaikan pada jalan masuknya.

Cahaya matahari siang musim gugur menyeruak masuk menyinari Secret Bay sehingga memampukan netraku menatap tiap incinya dengan jelas.

Saat mataku mengitari ujung teluk yang dibatasi sebuah pohon besar, netraku tertumbuk pada sesuatu yang tergeletak di sana. Aku yakin itu merupakan tubuh seorang wanita. Aku segera berlari mendekat untuk memastikan.

"Leon! Cepatlah kemari!" Aku kembali menelisik wanita yang tergeletak di atas pasir kering tersebut. Pakaian yang dikenakannnya bukanlah seperti wanita kebanyakan di tanah Savior. Kalau aku tidak salah ini merupakan pakaian wanita di negeri Siheyuan.

"Ada apa, Bree?"

"Kemari dan lihatlah apa yang kutemukan!"

Leon berjalan setengah berlari dan saat melihat apa yang kulihat, Leon sama terkejutnya sepertiku tadi.

"Orang Siheyuan." Aku mengangguki ucapan Leon.

You May Also Like

The Story of Dusk -Indonesia-

Dia pergi ke tempat yang tidak seharusnya dia kunjungi. Dia mengambil jalan yang seharusnya tidak diambilnya. Dan… Dia mencintai seseorang yang seharusnya tidak dia cintai. ******** Dia dikirim kepadanya untuk mengambil informasi, tetapi nasibnya berubah ketika dia jatuh cinta padanya… ******* SNIPPET ******* "Luna." Dia berkata. Mata gadis itu begitu menawan sehingga Xiao Tianyao tidak bisa mengalihkan perhatian darinya, seolah-olah ada sesuatu yang merasuki jiwanya. "Cantik ..." Dia terus mengulangi kata yang sama dalam lamunannya. "... Semua orang istana dari Kerajaan Xinghe akan dihukum mati," seorang Kasim menambahkan beberapa informasi sebelum dia mengakhiri keputusan itu. Setelah itu, seorang prajurit melangkah maju dan hendak meraih tangan Luna dengan niat untuk menyeretnya pergi. Namun, secara mengejutkan Xiao Tianyao memegang tangannya sebelum dia bisa menyentuhnya. "Jauhi dia," Xiao Tianyao berkata dengan dingin. Dengan ekspresi bingung dia bertanya. “Tapi, Jenderal… keputusan itu mengatakan kita harus membunuhnya.” "Aku menginginkannya." Dia berkata dengan final. "Tapi, Pangeran Xiao Tianyao tindakanmu bertentangan dengan keputusan Kekaisaran..." balas sang kasim itu. Xiao Tianyao tidak mengatakan apa-apa lagi ketika dia membantu Luna untuk berdiri, mengabaikan semua mata yang bertanya-tanya saat dia membawanya pergi. Sikap Xiao Tianyao yang tak terduga membuat bingung semua orang yang hadir di sana. ************************ Update setiap Senin dan Selasa Pkl. 10.00 wib. ************************ ##Meet me on instragram : jikan_yo_tomare Disclaimer : cover picture is from pinterest.com Check out my other stories: **PURPLE DUSK TILL DAWN: dearest through the time –Indonesia- **Cinta sang Monster **MARRIED TO A STRANGER

jikanyotomare · History
Not enough ratings
165 Chs

ratings

  • Overall Rate
  • Writing Quality
  • Updating Stability
  • Story Development
  • Character Design
  • world background
Reviews
WoW! You would be the first reviewer if you leave your reviews right now!

SUPPORT