"Salib mu dan tasbih ku mengurungi jarak yang tak akan pernah di izinkan untuk bersatu" Perjalanan cinta seorang wanita muslimah yang mengobati hatinya, perjalanannya dalam menyembuhkan luka membuat nya bertemu sosok pria berasal dari negeri Korea tersebut. Pertemuan yang tidak didasari itu menimbulkan pertemuan yang lainnya, ini hanya pelipur lara dalam kesedihannya. Tanpa ia tahu, ia telah memberikan perasaan nya kepada pria tersebut. Segala perasaan telah ia lewatkan, berharap pada takdir yang menentukan akan di bawa kemana dirinya. Hati dan perasaannya tidak bisa di permainkan, ia hanya berharap pada tuhan yang menyertai setiap langkahnya.
Jauh di malam itu setelah acara lamaran kakaknya ia terduduk diam memandang hamparan luas kebun di belakang rumahnya, kini ia hanya duduk berdiam diri menanti kedatangan harapan untuknya.
Ponsel di dalam genggamannya menampilkan sebuah room penerbangan, hatinya berdesir merasakan apa yang akan terjadi bila ia pergi jauh meninggalkan kedua orang tuanya. Helaan nafas begitu berat, ia hanya berharap pada tuhan yang memberikan sebuah kesempatan untuknya.
Ia menatap ponselnya memberikan senyum kecil, ia sudah bertekad untuk terbang ke negeri Korea. Ada harapan kecil yang terselip di hatinya, dengan tekad dan perasaannya ia tanamkan insyaAllah ada jalan untuknya dan perasaanya.
.—