webnovel

My Slave, My Servant, My Daughter

Horror
Ongoing · 152.2K Views
  • 102 Chs
    Content
  • ratings
  • NO.200+
    SUPPORT
Synopsis

kisah tentang Pak Sumi, seorang intel kepolisian yang berhasil membuka kedok rumah Bordil dan menemukan hal yang lebih buruk daripada PSK (Pekerja Seks Komersial) yaitu menemukan seseorang yang akan merubah hidupnya untuk selamanya. kisah tentang keluarga, masa lalu, dan ambisi seorang anak. Kisah tentang suatu keluarga kecil yang berperan besar dalam beberapa kasus skala nasional, masa lalu yang penuh dengan intrik, persahabatan, juga kengerian dan kekejian, serta ambisi seorang anak untuk mendapatkan kepercayaan, cinta dan kasih sayang... ah dan juga tubuh. Cerita akan berkutat pada Marie dan Pak Sumi, lalu orang-orang yang terdekat seperti Bu Rati (Istri Pak Sumi), Tiga anggota daun Semanggi (Clover), dan tokoh antagonis. Apakah Marie bisa mendapatkan apa yang diinginkannya? berakhir bahagia atau tidak, itu semua pilihan anda, pembaca. *Penulis sangat tidak menyarankan untuk dibaca oleh anak-anak tanpa pengawasan Orang tua. Isi konten dan konflik cerita sangat mungkin TIDAK SESUAI untuk anak-anak (atau mungkin sebagian remaja baru). dimohon kedewasaan pembaca. **pict source: https://www.trekearth.com/gallery/Africa/photo1403560.htm

Tags
4 tags
Chapter 1Awal Pencarian

Pak Sumi begitu orang memanggilnya. Seorang yang menjabat sebagai kepala sub-bagian Intel Kepolisian Resor Kota Besar (Polrestabes) ini, telah memperoleh sebuah bukti kuat. Pada hari itu, yang bertepatan dengan 10 hari sebelum ulang tahunnya, Dia mendapat informasi kunci dari Informan rekan terpercayanya, bahwa ada praktik rumah bordil terselubung yang ada di sebuah toko pakaian. Pak Sumi sebelumnya telah banyak berinteraksi tentang hal ini dengan 'informannya' tanpa tahu identitas sebenarnya dari orang itu.

Entah apa yang membuat seorang informan itu tahu, tapi memang banyak desas-desus mengenai toko itu, "Asy-syifa" begitulah nama toko pakaian itu. Sebuah toko pakaian yang megah berdiri dan banyak orang-orang yang berkunjung setiap harinya, baik saat pagi maupun petang.

Tiga tahun yang lalu hansip kompleks toko tersebut setempat melapor ke kepolisian. Dia berkata bahwa dia mendengar suara tangisan anak kecil samar-samar di dalam toko itu, atau lebih tepatnya di 'bawah toko itu', entah apa maksud dari laporan itu, tapi memang itu yang ada di laporan.

Lalu 2 bulan lalu saat seorang tukang bakso kaki lima pada malam itu sedang lewat depan toko pada tengah malam dan melihat melalui kaca, ada beberapa perempuan yang berbaris seperti tentara dan memakai pakaian serba minim, dia menyimpulkan itu adalah para WTS (wanita tuna susila) yang tengah bersiap, dan puncaknya adalah dua hari lalu saat Pak Sumi mendapatkan bukti kuat dari informan terpercayanya.

Resah?... masyarakat sekitar memang berencana untuk mengobrak-abrik toko pakaian abal-abal itu, mengepung, membakar ataupun membumihanguskannya, begitu pula pihak kepolisian yang sudah tahu tapi belum cukup bukti untuk bertindak.

Yang jadi permasalahan sekarang adalah toko itu mempunyai pengaruh yang besar di masyarakat, saking besarnya, butuh 20 tenaga kerja yang notabenenya para pemuda-pemudi kompleks sekitar. Diketahui juga Pemilik toko itu adalah seorang yang dikenal sangat baik kepada masyarakat sekitar, ya simalakama jadinya.

Namun keadilan tetaplah keadilan, setelah Pak Sumi menjelaskan situasi dan bukti kuat mengenai toko itu, Langsung Pak Warno, Kepala Kantor Polrestabes memerintahkan seluruh jajarannya menyiapkan operasi penyergapan dan penangkapan.

3 mobil polisi, 1 mobil pengangkut tahanan, dikerahkan dalam operasi tersebut. Pak Sumi selaku pihak yang memberi bukti dan laporan juga diikutsertakan dalam operasi ini. Jam 10 pagi, orang-orang dibuat kaget dengan kedatangan polisi di toko pakaian itu, suasana tegang menyelimuti toko yang pada siang hari tampak seperti toko pakaian biasa itu.

Pemilik Toko langsung maju ke depan dan bertanya apa yang terjadi. Setelah dijelaskan situasinya, kepolisian lalu menyegel toko itu, pada hari itu juga. Semua orang di ruangan itu dipaksa untuk keluar, para pelanggan pulang ke rumah, dan para pekerja dibawa ke kantor polisi untuk diinterogasi.

"Pak sepertinya sudah sepi, kami akan kembali ke kantor. ... Pak Sumi, Pak Sarni dan Pak Ambar tolong kalian geledah tempat ini." Kata Pak Warno.

"Bagaimana dengan para WTS itu pak? Mereka belum di temukan." Tanya Pak Sumi.

"Pak Sumi, seperti yang anda tahu, saya sudah lumayan senior di kepolisian. Dari baunya saja aku bisa tahu kalau para pekerja di toko ini adalah WTS." Jawab Pak Warno serius.

"Lo bukannya itu warga kompleks sini pak? ada teman sekolah anak saya juga, namanya... emm... ah.. Si Ratna, saya kenal betul, dia anak ya-.." Tanya Pak Ambar terputus.

"Iya mereka memang warga sini pak." Pak Sarni menyahut.

Mereka terdiam.

"Baik kalau sudah tidak ada pertanyaan langsung geledah tempat ini, siapa tahu masih ada yang kita lewatkan, terlebih lagi menurut laporan seharusnya masih kurang lima orang (WTS) lagi". kata Pak Warno kepada mereka bertiga sebelum meninggalkan lokasi.

"Baik pak." Kata mereka bertiga.

Selain Pak Sumi yang merupakan intel, 2 orang lainnya merupakan polisi biasa. 4 jam mereka menggeledah toko itu, semuanya tampak biasa, seperti toko pakaian pada umumnya. Sampai saat Pak Sumi menggeledah ruang kerja pemilik toko itu. Insting seorang intel, beliau memindahkan lukisan kuda jantan itu dan benar saja ada sebuah tombol.

Ruang belakang toko yang tadinya hanya berupa rak yang berisi pakaian terbuka dan menunjukkan ruangan yang lain. Ya benar, ada 10 bilik dengan kasur tidur di situ dan 1 ruang tertutup lain di dalam ruangan itu.

Ketika mereka merangsek masuk dan membuka ruang tertutup itu, Bau menyengat keluar dari ruangan itu. Terlihat lima perempuan kurus yang terpasung kedua kakinya secara terbalik (kaki berada di atas), bekas sayatan, darah yang mengering, bekas pukulan benda tajam di sekujur tubuh, lebam dan lecet di kemaluan.

Disana tidak ada ventilasi udara dan hanya satu lampu 5 watt kuning bergantung yang menyala, ada lima tempat makan anjing, kunci rantai yang menggantung dan banyak kotoran manusia berserakan.

Rupanya toko ini merupakan Rumah bordil "istimewa", terdapat pelayanan untuk semua 'fetish' dan orientasi seksual yang abnormal. Mereka terhenyak melihat semua ini.

"Pak apa kita cukupkan saja untuk hari ini?" kata Pak Ambar sambil melepas rantai mereka.

"Iya pak saya setuju, kita juga harus membawa mereka ke rumah sakit secepatnya, ah hati-hati pak, orang ini juga masih hidup." Kata Pak Sarni yang membantu pak Ambar.

"Perasaan saya disini masih ada yang janggal, kita belum menemukan anak kecil itu pak." Kata Pak Sumi yang juga membantu melepas rantai sambil merasa mual melihat dan mencium bau seperti bangkai.

"Dari laporan yang ada, besar kemungkinan hansip itu salah dengar pak, tempat ini kan biasanya begitu." Kata Pak Sarmi terlihat begitu tidak 'kerasan' (merasa tidak nyaman) dengan tempat ini.

"Tapi daripada itu, jika laporan itu benar, bagaimana dengan anak kecil itu, lagi pula apa bapak tidak merasa ada yang janggal?" Pak Sumi masih kukuh pendirian akan tetap mencari anak kecil.

"Pak, semua yang ada disini memang enggak beres!" Kata Pak Ambar menaikkan suaranya karena beliau memang sudah ingin pulang.

"Bukan itu maksudnya, coba lihat lampu itu menyala." Kata Pak Sumi.

"Ah sudahlah pak, (sambil menepuk bahu Pak Ambar). Iya pak, tapi aku masih tidak mengerti maksud bapak." Kata Pak Sarni.

"Bukannya sewaktu semuanya balik ke kantor, saklar tempat ini sudah dimatikan?" kata Pak Sumi tenang, sembari mereka mengangkat para perempuan itu ke mobil polisi.

"Ya kan bisa jadi kalau lampu ini terhubung saklar lain pak." Pak Sumi menambahkan.

"Iya terus apa masalahnya?" kata Pak Ambar.

"Berarti masih ada kemungkinan ada ruang lainnya ya pak, tidak mungkin 1 saklar untuk satu ruangan, mana yang digunakan cuma lampu sekecil ini, bukannya begitu pak?" kata Pak Sarni menebak.

"Ya kau benar, tapi kemungkinan itu cuma 30% benar." Kata Pak Sumi.

"Apa kau mau bertaruh untuk 70% kegagalan, pak Sumi, hari sudah beranjak malam, lihat sekarang saja sudah jam 8 malam, mau mencari sampai tengah malam?" kata Pak Ambar sambil menunjukkan jam tangan Matoa-nya seharga Rp.240.000 yang dia beli di Mal.

"Iya." kata Pak Sumi singkat.

You May Also Like

Pradhika's Bloody Incident

Pradhika's Triplet yaitu Siji Pradhika, Yuji Pradhika dan Reiji Pradhika mengalami hal buruk saat mereka berupaya mematahkan kutukan yang dialami oleh Reiji. Mereka terjebak di tempat aneh dan mengalami peristiwa yang mengerikan. Tempat itu hanyalah lubang setinggi orang dewasa yang tidak memiliki celah lain untuk keluar. Mereka bertiga harus memutar otak untuk dapat keluar dari tempat aneh itu. *** Lalu, mereka mengalami kejadian aneh yang lainnya karena kedatangan seseorang yang mengaku paman mereka, yang berasal dari Korea Selatan. Lelaki itu adalah saudara kembar non identik Tuan Yudha Pradhika, ayah dari Pradhika's Triplet. Namun, terjadi permasalahan yang rumit di antara dua saudara itu sebelum Tuan Yudha diadopsi oleh keluarga Pradhika dan diboyong ke Indonesia. Siji Pradhika yang sedang mengikuti pertukaran pelajar ke Busan, Korea Selatan, harus bertemu dengan saudara ayahnya itu. Dan kisah berdarah-darah itu pun dimulai. *** "Aku tidak akan puas sebelum menuntut balas pada Yudha dan keturunannya." Seseorang yang bernama Lucca menatap foto-foto Tuan Yudha dan keluarganya yang tertempel di dinding suatu kamar yang gelap. Pandangan mata lelaki itu tertuju pada salah satu foto dari putra kembar Tuan Yudha. "Aku akan memulai balas dendamku pada kamu, Anak Manis," lirihnya sambil menyeringai. Peristiwa rumit semacam apalagi yang akan dihadapi Pradhika's Triplet? Apakah ini ada hubungannya dengan masa kelam ayahnya yang tinggal di panti asuhan? Dan ada misteri juga tentang terbakarnya Panti Asuhan yang menyimpan cerita kelam itu.

Zanaka · Horror
5.0
220 Chs

Labirin (Dimensi Misteri)

Caution! Cerita ini penuh dengan Adegan yang tidak patut untuk di tiru. Adegan di dalam novel ini mengandung beberapa Adegan Gory yang menyebabkan rasa tidak nyaman setelah membacanya. Dianjurkan bagi para pembaca yang sudah menginjak 18 tahun ke atas. Labirin (dimensi misteri) Angga, menjadi salah satu dari banyaknya orang yang terpilih yang pada akhirnya masuk ke dalam sebuah tempat yang tidak pernah ia datangi sebelumnya. Tempat itu merupakan sebuah dimensi yang penuh dengan tanda tanya, dan menjadikan orang-orang yang masuk ke dalamnya merasa depresi hingga pada akhirnya menyebabkan mereka memiliki sifat egois yang tinggi, bahkan sifat itu mampu membuat mereka menjadi seseorang yang tega menghabisi nyawa orang lain secara sadis. Sifat itu muncul secara naluri karena mereka ingin mendapatkan kunci untuk kembali pulang ke dunia yang pernah mereka singgahi. Tidak ada waktu yang berdentang, tidak ada pula situasi siang dan malam yang mendatangkan mentari dan rembulan. Hanya memiliki terang beserta gelap sebagai penggantinya, dan juga dinding semak tinggi yang menutupi pandangan dalam mencari jalan keluar. Tak ada yang bisa di lakukan oleh Angga selain melawan balik mereka yang hendak menyakitinya dan melindungi orang-orang yang membutuhkan dirinya. Satu hal yang bisa dilakukan oleh Angga, bertahan dan berusaha untuk mendapatkan kunci kembali. Bagaimana perjuangannya untuk bisa lolos dari dimensi misteri itu??

Ay1004 · Horror
Not enough ratings
244 Chs
Table of Contents
Volume 0 :Auxiliary Volume
Volume 1 :volume 1
Volume 2 :volume 2
Volume 3 :Volume 3
Volume 4 :Volume 4