Hari ini menjadi saat-saat yang tidak akan pernah terlupakan bagi mereka berdua. Menikah dengan seorang yang sejak dulu menjadi pujaan hati adalah hal yang paling diinginkan oleh semua orang. Cinta itu buta. Kalau sudah ada rasa itu dihati, mau bagaimanapun mengelak, akan tetap ada dia disana. Tidak akan hilang.
Hal yang bisa menjadi penahan adalah akal. Akal kita yang akan menahan tatkala Kita akan melakukan hal-hal yang secara nyata telah dilarang oleh norma-norma yang terbentuk. Namun, cinta tetap ada disana. Akan tetapi, saat akal telah dikalahkan oleh hati yang dibutakan oleh cinta, Kita mungkin saja akan melanggar semua itu.
Quora adalah contoh yang tepat untuk ini. Saat ini Dia tengah melangsungkan pernikahan dengan tambatan hatinya yaitu Rani, seorang anak dari bos besarnya. Bisa dibilang hal ini seperti seorang pembantu rumah tangga yang melamar anak majikannya.\
....
La Nina yang terjadi di Indonesia beberapa tahun yang lalu, membuat Iklim Indonesia waktu itu lebih 'basah'. Para petani masih saja kalang-kabut ketika mengetahui jika hujan deras selalu turun pada bulan Agustus walaupun hal ini kerap terjadi dari tahun ke tahun. Quora juga merasakan imbasnya. Waktu itu Dia baru saja bergabung di kepolisian. Seperti saat itu, Dia harus berangkat ke kantor berjalan dengan payungnya. Sampai kemudian Dia bertemu dengan wanita yang hanya mengandalkan tas kecilnya untuk melindungi diri dari air.
Quora yang tak tahan melihat itu, cukup bodoh untuk membuat seragam yang akan dipakainya untuk apel nanti basah kuyup lantaran Ia memberikan payungnya untuk wanita itu. Wanita itu, seseorang yang bahkan tidak dikenalnya, tidak punya pengaruh apa-apa dalam hidupnya.
Tentu saja Quora lalu terkena hukuman disiplin oleh Instruktur yang memimpin apel. Bukan hanya itu, Quora terpaksa bekerja dengan seragam yang basah hingga setengah hari (setelah itu seragamnya kering sendiri). Quora memang orang bodoh.
Sore menjelang dan hujan kembali turun dari sebelumnya terik di siang hari. Quora ternyata bisa mendapatkan payungnya kembali ketika wanita yang tadi ditolongnya mengembalikan payungnya. Wanita itu ternyata dari tadi ada di kantor. Quora dapat kenalan baru pada awal Dia bekerja di kantor. Itu adalah Rani. Mereka bertukar nomor dan menjadi dekat hanya dalam jangka waktu beberapa minggu, hingga akhirnya Rani berkata jika Ia akan kembali ke Jakarta. Rani berkata padanya jika Ia kesini hanya untuk persiapan dan menyelesaikan masalah administrasinya untuk ke Jakarta. Saat itu, Quora sedang berbalas pesan dengan Rani.
"Iya, lusa Aku mau berangkat." Kata Rani
"Oh... hati-hati disana. Ah ngomong-ngomong Aku ingin tanya sesuatu." Kata Quora.
"Apa? Tanya saja." Kata Rani.
"Um, Kamu sudah punya pacar?" Tanya Quora.
"Pacar? Huh, orang tua super posesifku itu tidak akan mengizinkannya hahaha." Kata Rani.
"Hm, apa Kamu ada waktu besuk? Kita makan malam yuk." Kata Quora.
Rani tersenyum.
"Hei, Kamu lupa? Aku tidak bisa keluar malam." Kata Rani.
"Si-siang, iya makan siang." Kata Quora.
"Ya, bisa." Kata Rani.
Mereka sepakat untuk makan siang bersama. Siang hari setelah itu, dengan perasaan semangat menggelora di dada, Quora buru-buru keluar kantor. Namun, langkah Quora harus terhambat oleh Pak Warno.
"Anak Baru!" Kata Pak Warno
"Siap pak!" Kata Quora.
"Segera melapor ke ruanganku sekarang. Kamu sudah ditunggu Sumi dari tadi." Kata Pak Warno.
"Siap pak." Kata Quora.
"Izin pak, bukankah ini waktunya istirahat? Kalau aku bilang begini aku mungkin akan disuruh push-up lagi seperti kemarin. Ya sudahlah ikut saja." Kata Quora dalam hati.
Quora mengirim pesan singkat yang berisi permintaan maaf karena dia terpaksa membatalkan janji bertemu mereka. Saat akan mengirim pesannya, Quora mendapat pesan baru dari Rani yang berisi permintaan maaf karena tidak bisa bertemu saat ini. Quora agak lega, karena Dia tidak menjadi orang yang membatalkan janji mereka, namun Dia juga sedih karena tidak bisa bertemu dengan Rati untuk yang terakhir. Kemudian Quora sampai ke ruangan Pak Warno. Quora kaget ketika melihat Rani ada di ruangan Pak Warno.
"Loh, ah maksudku, izin pak mengapa ada Rani disini?" Kata Quora ke Pak Sumi yang sudah duduk di kursi dari tadi."
"Memangnya salah kalau seorang anak main di ruangan bapaknya?" Kata Pak Sumi.
Rani hanya tersenyum melihat Quora datang ke ruangan.
"Loh Anak baru, sejak kapan kamu kenal anakku." Kata Pak Warno.
"Ah, itu, ee." Quora bingung menjawab pertanyaan itu.
"Ini orangnya pak." Kata Rani ke Pak Warno.
"Orangnya?" tanya Pak Warno.
"itu, Orang dengan Payung." Kata Rani.
"Oh jadi itu kamu, anak baru." Kata Warno.
Quora baru tahu jika Rani adalah anak dari bosnya. Rani ternyata bekerja di Jakarta. Setelah itu pun mereka tetap menjaga komunikasi lewat pesan singkat.
Saat tahu jika Rani mempunyai status sosial yang tinggi, Quora semakin giat meningkatkan kapasitas diri, meskipun Dia lupa dengan otaknya. Otaknya tetap dungu dan polos. Dia melatih naluri menembaknya lewat latihan fisik dan bermain gim daring yang dimainkan bersama teman-temannya. Dia sering kena marah Pak Sumi saat kepergok memainkan gimnya pada jam kerja. Meski begitu tidak ada orang seperti Quora di kantor dalam hal kemampuan menembak. Itu sebabnya Quora, setelah dia masuk ke kepolisian, kerap diajak ke misi 'informal' Pak Sumi, seperti saat berada di Pak Awan.
Sifat polos Quora kadang dimanfaatkan oleh Pak Sumi. Seperti saat tahu bahwa Pak Sumi butuh orang untuk mengambil berkas ke Jakarta, Pak Sumi memancing Quora agar mau menawarkan dirinya sendiri untuk mengambilnya dengan embel-embel bertemu dengan Rani.
Waktu itu, Saat di perjalanan menuju ke Jakarta, Quora berpikir jika Ia akan makin jarang bertemu dengan Rani. Kali ini, Quora memutuskan untuk mengambil langkah besar.
Seperti yang dijanjikan, Quora akan bertemu Rani di sebuah kafe.
"Permisi kakak." Kata Quora berjalan dan duduk bersebelahan dengan Rani yang sedang bermain telepon genggamnya.
"Ah Quora!" Kata Rani.
"Hehe, sudah lama menunggu ya?" tanya Quora.
"(menggeleng) tidak kok." Kata Rani.
"Jadi sekarang, apa sudah ada pupuknya? (Jadi apakah sudah tersedia datanya?)" Kata Quora.
Mereka berbincang dengan kode petani.
"Oh itu, ada, sayangnya pupuknya belum sampai, ini fotonya kalau kamu tidak percaya." (Datanya tidak berbentuk fisik, akan tetapi berbentuk elektronik) Jawab Rani.
"Yah, sayang kalau begitu, nanti aku juga yang kena marah." Kata Quora.
"Hahaha, jangan khawatir, kan ada aku." Kata Rani.
"Kalau begitu ini. Lagi pula Pak Simar (Pak Sumi) akan marah jika tidak ada bukti pupuknya." Kata Quora sambil menyodorkan flashdisk-nya.
"Ahaha, iya-iya paham." Kata Rani tersenyum.
"Rani, Aku suka. Ah." kata Quora keceplosan.
"Jangan Khawatir pupuknya akan langsung Aku berikan padamu sebelum yang lain mengambilnya." Rani pikir, Quora masih berkata sandi.
"Bukan itu, Rani, aku suka kamu, tolong jadi pacarku." Kata Quora.
Quora cukup bodoh untuk menembak seorang wanita dengan cara yang begitu sederhana.
"Hah? Uh," Rani bingung menafsirkan apa maksud Quora.
"Hei." Kata Quora
Quora lalu menggelengkan kepalanya, tanda jika Ia tidak sedang bersandi.
Butuh beberapa saat hingga Rani tahu jika Dia ditembak mendadak. Rani diam tak bisa berkata apa-apa, sampai beberapa saat kemudian Dia mengangguk. Quora sang penembak jitu ternyata tak hanya jitu dalam menembak dengan senapan, Ia juga jago dalam menembak perasaan.
Saat Quora pulang dan berangkat ke kantor, Dia menjadi perhatian semua polisi di kantor lantaran kabar Dia yang berpacaran dengan Rani beredar. Tentu saja Pak Warno dan Pak Sumi tahu hal ini. Saat pertama mendengar ini Pak Sumi tertawa terbahak-bahak dan mendukung Quora. Tapi sayang, Quora tidak mendapat dukungan dari calon mertua, Pak Warno.
Dengan tampang polos dan bodohnya Quora sama sekali tidak menyadari jika Dia tidak dapat restu. Selain itu, lingkungan yang terus menerus mencibirnya pun tak Ia pedulikan karena Quora selalu sibuk dengan urusannya. Urusannya jika tidak gim daring ya pekerjaan.
Quora tetap menjadi Quora yang polos. Semua hal yang dilakukannya tidak ada maksud yang tersembunyi. Hal inilah yang dirasakan oleh Pak Warno, setelah kenal dengan Quora. Sempat waktu itu Quora datang ke rumah Pak Warno untuk menjemput Rani yang kebetulan sedang pulang kampung untuk makan siang di hari Valentine, Quora datang dengan sepeda kayuhnya dan mengajak Rani untuk bersepeda sampai sebuah resto. Pak Warno sampai geleng-geleng kepala setelah melihat Rani mengeluarkan sepeda gunung Pak Warno dari dalam garasi. Rani memang sudah setuju jika Dia akan bersepeda sampai ke resto.
"Rani, sebenar sini kamu... jadi sekarang kamu mau kemana sama si kain pel?" Pak Warno menyebut Quora 'kain pel'.
"Kami hanya akan makan, lalu ke timezone pa." Kata Rani.
"Aduh, ini apa aku yang terlalu tua untuk tahu cara pacaran anak zaman sekarang ya?" Kata Pak Warno dalam hati.
"Sudah dulu pak, gak enak sama Quora sudah menunggu (di ruang tamu)." Kata Rani sembari melanjutkan menuntun sepeda gunung papanya keluar dari garasi.
Pak Warno dan Rani keluar dari rumah bersama. Quora yang sedang menunggu di depan rumah, bagi Pak Warno, tampak seperti orang bego yang sedang termenung. Rani menyapa Quora, sedang Pak Warno menggeleng-gelengkan kepalanya melihat mereka berdua.
"Quora, taruh sepedamu dan punya Rani ke dalam. Rani, ambil kunci mobil, kalian naik mobil saja, diluar panas." Kata Pak Warno berjalan masuk ke dalam rumah.
"Terima kasih pak." Kata Quora.
"Tapi ingat, hanya dua jam, setelah itu kalian pulang." Kata Pak Warno sebelum Ia masuk rumah.
"Siap!" Kata Quora.
Awalnya Pak Warno mengira jika mereka berdua akan keluar hingga magrib, tapi ternyata dua jam setelah itu mereka benar-benar pulang. Mereka berdua masuk rumah sebelum kemudian Quora langsung berpamitan dan segera pulang. Terlihat wajah berseri-seri menyelimuti ekspresi Quora, lain dengan Rani yang menunjukkan muka yang kesal.
"Loh kok kalian sudah pulang?" Kata Pak Warno heran saat menerima kunci mobil dari Rani.
"Bapak sih, bilang dua jam." Kata Rani.
Beberapa waktu setelah kejadian itu, Pak Warno bertanya kepada Pak Sumi tentang Quora.
"Hei sepertinya Si kain pel akan melamar Rani, bagaimana menurutmu?" Kata Pak Warno.
"Bagaimana apanya? Ah jadi hanya ini Kamu memanggilku ke sini " Kata Pak Sumi yang agak kesal Dia dipanggil ke kantor, disaat Ia bermain bersama Marie di rumah.
"Ya tentang Quora. Hei ayolah, Aku tidak mau anakku menikah dengan orang yang salah." Kata Pak Warno.
"Dia itu bo-doh." Kata Pak Sumi.
"Oke nanti akan ku suruh Rani selesai saja (sama Quora) sum." Kata Pak Warno.
"Justru karena bodoh, Dia punya banyak hal yang tidak dimiliki oleh orang pintar." Kata Pak Sumi.
"Sumi-sumi, Bodoh kan kelemahan." Kata Pak Warno.
"War, kalau kita tahu kekurangan orang, kita akan menemukan kelebihannya nanti." Kata Pak Sumi
"Hm, anak itu tetap bergeming saat Dia menjadi bahan bully satu kantor." Kata Pak Warno.
"Nah itu maksudku. Karena dia bodoh, dia bisa lurus, dan terus memandang hal yang dianggapnya benar tanpa memerhatikan omongan orang lain, bahkan jika itu Kamu." Kata Pak Sumi.
"Aku jadi khawatir sama Rani." Kata Pak Warno.
"Rani itu anakmu kan? Aku yakin anak itu tidak akan menerima Quora begitu saja tanpa tahu apa kelebihan Quora." Kata Pak Sumi.
"Ya, Dia memang sepertiku." Kata Pak Warno.
"Hei bukannya ini mengingatkanmu dengan dirimu dulu waktu melamar anak ketua DPRD?" Kata Pak Sumi.
"kau membicarakan istriku? Ya tapi sekarang malah anakku yang jadi objeknya." Kata Pak Warno.
"War, dari semua bawahanku hanya Quora yang paling sering Aku ajak untuk dinas, dia bodoh, dia tidak banyak membantah... ee membantah, Cuma selalu dia kerjakan apa yang ku suruh. Kemampuan intelnya juga diatas rata-rata. Tapi kalau sudah menyangkut kegiatan sehari-hari dia itu nol besar." Kata Pak Sumi.
Mendengar hal itu Pak Warno merasa dia bertanya kepada orang yang tepat. Pak Sumi sama sekali tidak menjelek-jelekkan atau melebihkan bawahannya itu. Pak Sumi memang berkata apa adanya.
Setelah semua hal itu, apa yang didambakan oleh Quora dan Rani pun akhirnya terjadi. Mereka melangsungkan acara pernikahan pada hari ini. Seorang anak desa dari pelosok menjadi menantu seorang perwira polisi. Semua anggota keluarga besar Quora datang dengan menggunakan truk bak film pendek tilik yang sempat viral di pertengahan tahun 2020 lalu.
Sukacita dirasakan keduanya, Quora maupun Rani. Quora yang tidak tahu sudah berapa kali Rani dan Pak Warno menolak setiap lamaran orang yang lebih mapan darinya, tertawa bahagia seperti orang bodoh. Ignorance is bliss, Ini yang terjadi pada Quora sekarang. Tapi, baik Rani maupun Pak Warno lega ketika tahu jika Quora adalah orang yang jujur dan tulus. Dari awal memang Quora telah menyukai Rani, dan tidak berubah hingga saat ini.
Begitu pula dengan apa yang dirasakan Rani sekarang. Rani sangat senang ketika dia menikah dengan Quora. Quora pernah berkata pada Rani, jika misalnya ada seorang pria yang melamarnya, dan orang tuanya menyukai pria itu, langsung saja menikah dan jangan lupa undang dirinya. Rani kemudian bertanya pada Quora apakah Quora tidak benar-benar menyukainya. Hal yang paling diingat oleh Rani adalah Jawabannya,
"Aku sangat menyukaimu hingga Aku sangat ingin Kamu bahagia, sedang Aku tidak peduli pada diriku sendiri, toh Aku tidak mungkin menangis melihatmu bahagia." Kata Quora.
Selamat Hari Valentine. Sampaikan Cinta dan kasih sayang kepada orang yang kalian sayangi.
*:・。(〃・ω・)ノ Happy Valentine’s Dayヽ(・ω・〃)。・:*
*:・。(〃・ω・)ノ Happy Valentine’s Dayヽ(・ω・〃)。・:*
*:・。(〃・ω・)ノ Happy Valentine’s Dayヽ(・ω・〃)。・:*