webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · 漫画同人
分數不夠
275 Chs

Menyelesaikan Masalah Ankaji

Penduduk kota Ankaji saat ini mulai berkumpul pada sebuah Aula untuk menyembuhkan penyakit mereka. Memang rata – rata penduduk yang datang hari ini tidak seperti beberapa penduduk yang sudah disembuhkan sebelumnya, yang dimana kondisi mereka sangat parah.

Memang Zen membagi dua sesi untuk menyembuhkan penduduk dikota ini, yang pertama yang sudah mengalami gejala yang sangat parah yang dia rawat bersama Aki sebelumnya, dan kedua yang gejalanya masih ringan.

Saat ini, sama seperti sebelumnya, Zen bersama seorang wanita sedang menyembuhkan penduduk kota Ankaji yang tersisa, namun bedanya saat ini wanita yang menemaninya berbeda.

Kaori dengan tekun membantu Zen mengobati penduduk dikota ini, setelah pengetahuan dan beberapa skill yang dia terima sebelumnya dari Zen. Namun saat dia mengingat bagaimana Zen memberikan skillnya tersebut, dia mulai merona saat ini.

"Selanjutnya" kata Zen yang berada disebelahnya setelah selesai menyembuhkan seseorang penduduk.

Tetapi sebelum orang yang akan dirawat Zen mendatanginya, Zen sempat menengok Kaori yang berada disebelahnya, yang saat ini dengan tekun menyembuhkan orang didepannya. Kaori yang sadar mendapatkan tatapan dari Zen, kembali memerah karena mengingat perkataan Zen sebelumnya.

"Ada apa denganmu Kaori, apakah kamu masih memikirkan ciuman tadi malam?"

Begitulah perkataan Zen, saat dirinya sedang sarapan berdua bersamanya dikediaman dimana mereka menginap tadi malam. Kaori tidak tahu harus menjawab apa dan hanya menunduk, namun akhirnya Zen hanya mengelus kepalanya lembut.

"Apakah kamu ingin menjadi wanitaku Kaori?" tanya Zen.

Mendengar perkataan tersebut ada perasaan sangat senang yang muncul dari dalam diri Kaori. Kaori hendak menjawab perkataan Zen tersebut, namun tindakannya terhalang karena beberapa orang memasuki tempat tersebut dan menyatakan para penduduk sudah menunggu mereka saat ini.

Dan disinilah Kaori berada, dia belum menemukan waktu yang tepat menjawab perkataan Zen, karena dirinya saat ini sedang fokus melakukan tugasnya. Akhirnya mereka berdua mulai melanjutkan aktifitas mereka menyembuhkan penduduk yang tersisa saat ini.

"Akhirnya selesai juga" kata Zen yang mulai menyandarkan tubuhnya pada kursi yang didudukinya.

Zen lalu mulai menengok kearah Kaori, yang saat ini sedang mengobati orang terakhir yang menjalani pengobatan saat ini.

"Terimakasih Pahlawan-sama" kata orang tersebut lalu mulai beranjak dari tempat Kaori mengobatinya dan menyisakan Kaori dan Zen beserta beberapa prajurit yang mengatur kerumunan penduduk sebelumnya.

"Apakah kamu lelah Kaori?" tanya Zen, namun dibalas gelengan olehnya.

"Entah mengapa perasaan lelahku terbayar setelah melihat para penduduk ditempat ini kembali tersenyum setelah berhasil kusembuhkan" kata Kaori.

"Benarkah? Kalau begitu syukurlah" kata Zen.

Lalu Zen mulai beranjak dari kursinya dan akan meninggalkan tempat itu, untuk menuju kamarnya dengan tujuan untuk membersihkan dirinya lalu mulai beristirahat, karena dirinya akan melanjutkan perjalanannya besok.

"Mari kembali" kata Zen.

Akhirnya matahari yang menyinari kota Ankaji, mulai menghilang dari pandangan para penduduk dikota ini. Malam dikota ini, akhirnya terasa hangat dan sangat suka cita, karena penduduknya mulai merayakan kesembuhan mereka saat ini.

"Untuk pemurnian mata air kota ini, mungkin membutuhkan beberapa waktu. Namun dipastikan saat aku kembali kekota ini, aku akan memurnikan mata air dikota ini" kata Zen.

"Terima kasih Zen-san, namun apakah kamu tidak tinggal beberapa hari lagi dikota ini?" kata Duke yang menjamunya saat ini.

"Maafkan aku, tetapi aku harus melanjutkan perjalananku yang tertunda besok" kata Zen.

Kaori sendiri saat ini sangat terkejut, karena dia baru mendengar bahwa Zen akan meninggalkan kota ini besok dan melanjutkan perjalanannya.

"Baiklah, kota Ankaji akan selalu menyambutmu jika kamu akan mengunjungi tempat ini kembali" kata Duke ditempat itu.

Makan malam dikediaman ini akhirnya selesai, Zen saat ini hendak kembali kekamarnya, namun saat ini seorang wanita sedang mengikuti langkahnya saat ini. Kaori yang mengikutinya, saat ini tidak tahu harus memulai percakapan dengan Zen dari mana, dan akhirnya hanya berakhir mengikutinya.

"Ada apa Kaori?" tanya Zen.

"Ah... A..no sebenarnya a-aku..." Kaori masih gugup saat ini. Namun, kepalanya mulai ditepuk dengan ringan oleh Zen dan mulai membuatnya tenang.

"A-Apakah kamu akan melanjutkan perjalananmu besok Zen?" kata Kaori yang akhirnya memberanikan diri untuk memulai percakapan mereka.

"Yap" jawab Zen singkat.

"L-Lalu, bisakah aku mengikutimu?" tanya Kaori penuh harap.

"Maafkan aku Kaori, tetapi aku tidak bisa membawamu" balas Zen.

Memang tidak ada salahnya jika Zen ingin membawa Kaori, namun menurutnya perjalanannya akan cepat selesai jika dirinya berpergian sendiri saat ini. Kaori yang mendengar hal tersebut, wajahnya berubah menjadi sedih saat ini.

"Tenanglah, aku hanya berpergian sebentar. Lagipula bukankah kamu harus menguatkan dirimu setelah menerima beberapa skill dariku Kaori?" kata Zen.

Mendengar hal tersebut, Kaori hanya menggenggam dengan erat jubah yang dipakainya, karena sebenarnya dia ingin mengungkapkan sesuatu saat ini.

"Z-Zen... Aku juga m-mencintaimu" kata Kaori tiba – tiba, karena dia tidak mau melewatkan kesempatan menjawab pertanyaan Zen sebelumnya.

"Aku tahu" kata Zen lalu dia mulai mendekatkan wajahnya dan mulai mencium Kaori dengan hangat.

Lorong yang mereka lewati ini, menjadi saksi ciuman hangat mereka ditempat itu. Mereka mulai menikmati ciuman mereka hingga Zen menyudahi kegiatan hangat mereka.

"Mari kita kembali, aku akan mengantarkanmu kembali kekota Horaud" kata Zen.

Mendengar perkataan Zen yang mangajaknya kembali kekota Horaud, membuat raut wajah dari Kaori berubah, dikarenakan dia mulai mengingat sahabatnya yaitu Shizuku. Kaori saat ini mulai merasa bersalah kepada sahabatnya tersebut.

"Tenanglah, lagipula dia sudah mengetahui rahasiaku yang lain" kata Zen setelah melihat raut wajah dari Kaori yang tampak seperti merasa bersalah.

Disisi lain, Shizuku saat ini sudah berada didalam kamar yang disewanya dikota Horaud. Memang dirinya bersama yang lainnya sudah kembali ketempat ini, setelah menjenguk Asuna sebelumnya.

Yue dan lainnya sempat menawarkan untuk tinggal bersama dengannya, namun Shizuku memutuskan untuk tinggal dikamar sebelumnya, karena dia takut saat Kaori kembali, dia sangat bingung untuk mencarinya.

Saat ini, dia sedang mengotak atik ponsel yang didapatkannya dari Rinko dan saat ini mulai mengobrol dengan yang lainnya dan membuka internet untuk mencari tahu tentang dunia tempat Asuna dan lainnya berasal.

Namun dia tidak tahu, saat ini tanda pada pundaknya mulai bersinar dan langsung memunculkan dua orang yaitu Kaori dan Zen.

"Kaori, Zen" kata Shizuku yang terkejut melihat kedua orang tersebut muncul dikamarnya.

"H-Halo Shizuku-chan" Sapa Kaori dengan gugup

"Bagaimana perasaanmu setelah mengetahui rahasiaku Shizuku?" tanya Zen setelah tiba disana.

"M-Maafkan aku Zen, aku yang memaksan menuju tem-" namun perkataan Shizuku terhenti karena Zen mulai meraih kedua tangannya dan menatap matanya dengan hangat.

"Lalu, apa yang akan kamu lakukan selanjutnya setelah mengetahui rahasiaku itu?" tanya Zen.

"A-Apa mahsutmu Zen?" kata Shizuku. Disisi lain Kaori saat ini tidak mengerti dengan apa yang dibicarakan kedua orang tersebut dan memutuskan untuk memperhatikan saja saat ini.

"Aku mencintamu Shizuku?"