webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime & Comics
Not enough ratings
275 Chs

Erisen

Saat ini seorang wanita sedang menatap sebuah benda yang sangat dia kenali pada tempat asalnya sebelumnya. Dia hendak menanyakan dari mana sahabatnya mendapatkan benda ini, tetapi saat ini orang yang ingin dia tanyakan belum terbangun karena tindakan seseorang sebelumnya.

Wanita tersebut akhirnya memutuskan untuk menunggu sahabatnya bangun dan menanyakan dari mana dia mendapatkan benda ini. Disisi lain sahabat dari wanita tersebut, akhirnya mulai terbangun setelah matahari mulai meninggi saat ini.

"Bagaimana keadaanmu Shizuku-chan?" tanya wanita yang setia menunggunya bangun yang saat ini sedang duduk disebelah tempat tidurnya saat ini.

Shizuku yang mendengar pertanyaan sahabatnya tersebut, mulai duduk pada tempat tidurnya, dan memegang kening kepalanya karena masih merasakan pusing saat ini.

"Kepalaku masih terasa pusing" Shizuku mulai menjawab pertanyaan sahabatnya tersebut.

"Benarkah? Tunggulah, efeknya akan hilang sebentar lagi" kata sahabatnya yang merupakan Kaori.

Shizuku yang mendengarkan hal tersebut langsung sadar sepenuhnya dan langsung menatap sahabatnya Kaori dengan tatapan menyelidik. Kaori yang ditatap oleh Shizuku akhirnya menyadari kesalahannya tersebut.

"M-Maafkan aku Shizuku-chan" kata Kaori, yang saat ini merasa seperti menghianati sahabatnya tersebut.

Mendengar perkataan sahabatnya, Shizuku akhirnya tahu bahwa Kaori sudah berciuman dengan Zen, karena Zen melakukan hal yang sama kepadanya tadi malam. Saat Zen menanyakan apakah dia ingin menjadi wanitanya, Shizuku dengan tulus menjawab dia menginginkannya.

Setelah itu, Zen mulai mendekatkan wajahnya kearah Shizuku dan menciumnya didepan Kaori saat itu. Shizuku dan Kaori terkejut dengan perlakuan Zen, namun saat hendak ingin melepaskan ciuman Zen, Shizuku merasa sesuatu terus memasuki kepalanya, hingga akhirnya dia tersadar dan melihat sahabatnya sedang menunggunya saat ini

"Hah.... sudahlah lagipula bukan kita saja wanitanya" kata Shizuku.

"S-Shizuku-chan, bisakah aku menanyakan sesuatu?" tanya Kaori kemudian yang masih sedikit canggung dengan sahabatnya tersebut.

"Tenanglah Kaori, aku tidak menyalahkanmu jadi tidak perlu segugup itu saat menanyakan sesuatu kepadaku. Lalu apa yang ingin kamu tanyakan?" jawab Shizuku yang mulai membenarkan sandarannya, untuk mencari tempat yang nyaman pada tempat tidurnya.

"Benarkah Shizuku-chan?! berarti kita masih bisa bersahabat seperti sebelumnya?" tanya Kaori.

"Aku akan selalu menjadi sahabatmu apapun yang terjadi Kaori" kata Shizuku. Mendengar hal tersebut, Kaori langsung menerjang dan memeluk Shizuku dengan setetes air mata haru pada kedua matanya.

"Terima kasih Shizuku-chan" kata Kaori.

Akhirnya setelah beberapa lama mereka berpelukan, akhirnya Kaori mulai melepaskan pelukannya dari Shizuku saat ini dan mereka mulai tersenyum dan tertawa bersama setelah mereka saling menatap saat ini.

"Lalu apa yang akan kamu tanyakan Kaori?" tanya Shizuku.

"Ah... begini Shizuku-chan, Zen mengatakan untuk memintamu mengenalkanku dengan saudara perempuan kita yang lainnya" kata Kaori.

"Baiklah, aku akan memperkenalkanmu kepada semuanya, termasuk rahasianya" kata Shizuku.

"Rahasianya? Apakah itu termasuk bagaimana caramu mendapatkan smarphone ini?" tanya Kaori.

.

.

Ditempat lain, dua orang prajurit sebuah kerajaan sedang mengawasi sesuatu saat ini. Mereka sedang memantau sesuatu karena perintah dari atasan mereka yang menyuruh mengawasi kota ini, beserta mencari informasi tentang tempat tersebut. Namun mereka tidak menyadari, seseorang saat ini juga sedang memantau kegiatan mereka.

"Apakah kerajaan kita sudah bersiap berperang dengan kerajaan Heilight?" tanya salah satu prajurit tersebut kepada rekannya.

"Aku tidak tahu, tetapi dari kabar yang kudengar, pihak kerajaan Heilight akan mengalami masalah besar" kata rekannya tersebut.

"Pantas saja, kita disuruh mengawasi tempat dimana para ras Dagon berada, dan juga aku ingin merasakan bagaimana rasanya menikmati tubuh para dago-" kata sahabatnya tersebut terhenti.

Rekan yang disebelahnya yang masih fokus mengawasi sebuah tempat, tiba – tiba saja mulai melirik rekannya yang menghentikan perkataannya. Namun dia amat terkejut, setelah melihat kepala rekannya tersebut, sudah mengelinding dan terlepas dari tubuhnya.

Tanpa pikir panjang, pria tersebut hendak beranjak dari tempatnya dan mencari dalang orang yang melakukan hal tersebut kepada rekannya. Namun saat dia sudah berdiri, seseorang dengan mata merahnya langsung mendekat kearahnya, dan mulai menatapnya intens saat ini.

"Berikan aku informasi" kata pria tersebut.

Saat ini Zen sedang berdiri dengan memandangi kota tepi laut Erisen dari kejauhan. Zen saat ini menatap kota tersebut sambil merenungkan sesuatu setelah mendapatkan informasi dari prajurit yang telah dia bunuh tadi.

Zen tanpa pikir panjang langsung mengeluarkan ponselnya dan mulai menghubungi seseorang saat ini.

{Ada apa Jenderal?} jawab orang dibalik panggilan telfonnya tersebut.

"Aku ingin menanyakan sesuatu, bagaimana pergerakan kerajaan Kekaisran Hoelscher saat ini?" tanya Zen.

{Kebetulan Jenderal, aku akan memberitahukan sesuatu kepadamu. Saat ini, kekaisaran sedang melakukan pergerakan secara besar untuk mendapatkan budak. Namun, saat ini tindakan mereka masih ditahap perencanaan. Namun anehnya, sekarang bukan hanya mengincar demi-human menjadi budak, mereka juga memperkejakan banyak sekali manusia saat ini.} balas Cam.

Zen saat ini masih bingung dengan perkembangan plot ini, setelah mendengar laporan dari Cam tersebut.

"Apakah kamu mengetahui apa yang mereka rencanakan?" tanya Zen.

{Untuk informasi saat ini, mereka sedang membuat sesuatu yang saat ini kami belum mengetahuinya. Namun menurut rumor yang beredar, saat ini mereka sedang membuat senjata.} kata Cam.

"Hm... apakah kamu sudah mengerahkan peralatan pengintai kesana?" tanya Zen.

{Sebuah pesawat pengintai sudah terbang diatas kekaisaran untuk memantau keadaan dan pergerakan prajurit disana, sedangkan Drone pengintai sudah kami susupi kebeberapa tempat dikekaisaran. Dan menurut informasi yang kami dapatkan, kerajaan akan memulai pertemuan perencanaan mereka seminggu kemudian} jawab Cam.

"Baiklah, jika kamu mendapatkan informasi apapun beritahukan kepadaku" kata Zen.

{Baik Jenderal} kata Cam dan akhirnya Zen memutuskan panggilannya tersebut.

"Hm... apa yang kalian rencanakan dewa sesat" gumam Zen saat ini.

Zen akhirnya mulai beranjak dari tempatnya sebelumnya menuju kota Erisen, yang sudah terlihat dari pandangannya. Tetapi sebelum beranjak, Zen membakar tubuh dari prajurit yang dia bunuh sebelumnya untuk menghilangkan jejak.

Disisi lain, seorang wanita saat ini sedang duduk termenung diteras rumahnya, seakan menanti sesuatu untuk pulang kerumahnya. Bisa terlihat raut wajahnya yang cantik, memancarkan kesedihan yang amat mendalam.

Beberapa orang mencoba mendukungnya untuk melewati cobaan yang dialaminya saat ini, terutama para pengagumnya yang mempunyai niat lain, seperti ingin mencuri hatinya saat ini, namun usaha mereka semua sia – sia.

"Myu...." begitulah gumamannya setiap hari, karena merindukan putri semata wayangnya yang hilang.

Wajah cantik dengan sebuah sirip pada telinganya yang sama seperti nama orang yang dia sebutkan tadi, terlihat memprihatinkan terutama beberapa bekas luka pada bagian tubuhnya yang terlihat, terutama keadaannya yang sekarang sudah lumpuh.

Satu saja harapannya saat ini, yaitu putrinya selamat dan dapat kembali kepadanya seperti apa yang dia katakan kepada orang – orang yang menyuruhnya mengikhlaskan kejadian yang menimpa putrinya tersebut.

Namun dari kejauhan, seorang pria tampan sedang menatapnya sambil tersenyum. Tatapan pria tersebut, sempat membuat beberapa pria ditempat itu ingin langsung menyerangnya saat ini, namun mereka urungkan karena status dari pria tersebut.

"Akhirnya aku menemukan Mamamu Myu"