Cahaya bulan mulai memasuki sebuah kawasan hutan melalui sela – sela dedaunan yang menghalangi seluruh cahayanya, untuk menerobos memasuki seluruh bagian pada sebuah hutan saat ini. Namun bukan hanya dedaunan itu yang menghalangi sinarnya, tetapi sesosok siluet saat ini juga ikut menghalangi cahaya bulan tersebut.
Bayangan sosok itu terlihat seperti sedang mengawasi sesuatu saat ini. Dia mulai mengeluarkan sebuah benda untuk menginformasikan keadaannya kepada para rekan yang bersamanya dan atasannya saat ini.
"Jika dia berencana untuk kembali dan berniat membunuh Jenderal, kalian dipersilahkan melenyapkannya ditempat"
Begitulah isi pesan yang diterima siluet yang menghalangi sebuah cahaya rembulan saat ini. Setelah dia mendapatkan pesan yang dia terima sebelumnya, siluet tersebut langsung mengawasi sesuatu dengan ketat saat ini. Saat ini dia melihat seorang dengan pakaian uskup sedang ketakutan saat ini.
Selang beberapa lama kemudian, akhirnya siluet itu mendengar suara langkah kaki yang sangat banyak mendekati tempat ini. Dia mulai mengeluarkan senjatanya dan menyuruh beberapa rekannya untuk bersiap.
Memang, selain dirinya terdapat beberapa siluet yang berdiri dibeberapa dahan pohon sedang melakukan hal yang sama dilakukan olehnya. Mereka sudah mulai bersiaga saat ini, dan akhirnya melihat seseorang pemimpin kelompok tersebut mendekati Uskup yang mereka awasi.
"Apakah kita akan kembali ke Ankaji tuan?" tanya ketua pemimpin prajurit tersebut yang sudah memastikan orang yang dihadapannya saat ini baik – baik saja.
"Tidak, kita akan kembali ke Ibukota, karena ada beberapa urusan yang harus aku lakukan. Jika aku kembali ke Ankaji, mungkin aku tidak bisa kembali tepat waktu menuju Ibukota" kata Uskup tersebut.
Namun didalam pemikirannya saat ini, dia hanya memikirkan bagaimana membalaskan penghinaan yang dia terima dikota Ankaji, setelah urusannya di Ibukota selsesai.
Siluet yang memperhatikan mereka, akhirya membatalkan niat mereka untuk menyerang saat ini, karena apa yang mereka dengar tadi. Dan akhirnya mereka mulai menyaksikan kelompok tersebut mulai beranjak dari sana, diikuti oleh Uskup yang mereka awasi tadi.
Disisi lain, Zen saat ini sedang melihat pemandangan malam dikota ini melalui jendela kamarnya. Saat ini dia masih mencerna informasi yang baru dia terima dari para bawahannya yang dia tugaskan memastikan kondisi dari Uskup yang dia lemparkan melalui portalnya sebelumnya.
"Hm... jika pria searogan itu memutuskan tidak mementingkan egonya untuk kembali kesini, berarti ada sesuatu yang besar akan terjadi diibukota saat ini" kata Zen.
Akhirnya Zen kembali memobilisasi pasukannya yang berada diibukota, untuk semakin ketat melakukan pengawasan pada tempat itu saat ini. Setelah semuanya itu selesai, akhirnya Zen memutuskan untuk istirahat saat ini, karena besok Zen memulai menyembuhkan semua penduduk yang tersisa dikota ini, dan melanjutkan perjalanannya.
.
.
Seorang wanita membulatkan matanya karena sangat terkejut dengan tindakan pria didepannya saat ini. Pria tersebut tanpa pikir panjang, langsung melakukan sesuatu yang menurunya belum waktunya untuk dia lakukan kepadanya.
Namun perlahan, wanita tersebut menutup matanya dan menikmati perbuatan pria tersebut. Namun saat dia akan menikmatinya, sesuatu mulai memasuki kepalanya saat ini. Perlahan kesadaran dari wanita itu mulai hilang dan akhirnya tidak sadarkan diri saat ini.
Pria tersebut yang sudah selesai melakukan tindakannya, akhirnya melepaskan wanita tersebut dan membaringkannya ditempat tidur yang berada dikamar ini. Setelah semuanya selesai, akhirnya pria tersebut mulai beranjak dari sana meninggalkan wanita tersebut yang sudah terlelap dengan nyenyak.
"Semoga kamu bermimpin indah Kaori" kata pria tersebut dan meninggalkan wanita itu yang sudah terlelap.
Keesokan harinya, wanita tersebut yang merupakan Kaori mulai terbangun dari tidurnya. Dia mulai meregangkan tubuhnya sambil menguap dan mulai memperhatikan sekeliling kamarnya. Namun akhirnya dia mulai menyadari sesuatu saat ini.
Kaori dengan sigap mulai membuka selimut yang menutupi tubuhnya dan mulai merasa lega, karena pakaiannya masih melekat pada tubuhnya saat ini. Namun setelah dia memastikan dia masih mengenakan pakaiannya, jarinya mulai menyentuh bibirnya.
"Apa benar Zen menciumku tadi malam?" gumamnya dan tiba – tiba wajahnya langsung memerah sepenuhnya saat ini.
Bayangan kejadian tadi malam mulai muncul diotaknya saat ini. Setelah mereka berdua selesai mengikuti jamuan makan malam dengan Duke dikota ini, Zen mulai mengajak Kaori kesebuah kamar.
Kaori memang menanyakan bagaimana wanita disekitar Zen sangatlah kuat, dan Zen hanya menjawab "itu sangat rahasia". Kaori terus membujuk Zen mengakatakan rahasianya tersebut, hingga akhirnya Zen berkata.
"Jika kamu ingin tahu, ikutilah aku setelah kita menyelesaikan makan malam kita"
Dan saat Zen dan dirinya sampai disebuah kamar yang dikhususkan untuk ditinggali oleh Kaori nanti, Zen perlahan menatap Kaori saat ini.
"Kamu ingin tahu rahasia bagaimana para wanitaku sangat kuat bukan?" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Kaori.
"Pertama – tama, kamu harus mencintaiku terlebih dahulu" kata Zen.
"A-Apa mahsutmu dengan mencintaimu d-dulu Zen" kata Kaori yang mulai malu saat ini, karena mengingat tentang kejadian sebelumnya saat masih berada dipenginapan kota Horaud.
"Apakah kamu mencintaiku?" kata Zen kemudian dengan tatapan hangat menatap Kaori.
Kaori yang mendapatkan pertanyaan dari Zen, tidak tahu harus menjawab apa. Memang benar dirinya sangat menyukai pria yang berada didepannya saat ini, tetapi Kaori saat ini merasa susah untuk mengungkapkan isi hatinya.
Kaori akhirnya mulai menunduk dan menghindari tatapan hangat Zen yang diberikan kepadanya, namun tiba – tiba, sebuah sentuhan pada dagunya membuatnya menatap Zen saat ini, karena Zen mulai mengangkat dagu Kaori agar wajahnya terangkat.
Namun Kaori sangat terkejut dengan tindakan Zen selanjutnya, yang langsung mendekatkan wajahnya dan langsung mencuri ciuman pertamanya. Setelah mengingat itu semua, Kaori lalu meraih selimutnya dan mulai menutup seluruh tubuhnya dan memhentak hentakan kakinya saat ini.
"Apa yang harus aku lakukan saat bertemu dengannya?" gumam Kaori yang saat ini wajahnya mulai muncul dari balik selimut yang menutupinya, dengan wajah yang sepenuhnya memerah.
"ARGHHHHH"
Kaori lalu mulai mengacak – acak rambutnya dan berguling – guling tidak jelas ditempat tidurnya. Tindakan tersebut dia lakukan hingga suara ketukan langsung menghentikan tindakannya tersebut.
"Kaori, apakah kamu sudah bangun?" kata seseorang setelah suara ketukan pada pintunya terhenti.
Kaori langsung melebarkan matanya setelah mendengar suara tersebut, karena dia sangat mengenali suaranya. Kaori tidak tahu harus menjawab apa, namun suara ketukan kembali terdengar saat ini.
"Kaori, cepatlah bersiap, kita akan merawat penduduk dikota ini" kata suara tersebut kembali.
Akhirnya Kaori yang menyadari tujuannya diajak oleh Zen ketempat ini, mulai turun dari ranjangnya dan bersiap untuk menyembuhkan penduduk kota ini.
"A-Aku akan membersihkan d-diriku terlebih dahulu Z-Zen" kata Kaori membalas suara tersebut.
"Baiklah, kalau sudah selesai datanglah keruangan perjamuan kemarin dan kita akan sarapan terlebih dahulu" balas suara tersebut.
"B-Baiklah"