webnovel

Watashi no kowareta jinsei

作者: DaoistKhXSkb
科幻
連載 · 33.2K 流覽
  • 19 章
    內容
  • 評分
  • NO.200+
    鼎力相助
摘要

Aku hanya ingin hidup damai di dunia yang indah ini. Tapi kenapa semua ini terjadi pada ku? Kejadian aneh dan tidak masuk akal terjadi pada siswa SMA yang bernama Kanata Katou. Akan kah dia dapat mengungkapkan semua misteri dibalik kejadian aneh ini? Genre: Sci-fi, Drama, Mysteri, Psychological, Thiller.

Chapter 1#2 APA YANG TERJADI?

"Apa yang terjadi??" ucap mereka berdua secara bersamaan.

"Perasaan tadi aku pergi ke kamar mandi di sebelah kelas, kok aku tiba tiba di kamar mandi yang di luar?" ucap aku.

"jangan jangan aku dan dia berpindah tempat karena bel itu?"

Fujita mulai berfikir yang tidak tidak. Pikirannya mulai cemas.

"Ah, tidak mungkin. Sudah lah aku kembali ke kelas."

Saat aku ingin kembali masuk ke sekolah, aku di cegat satpam yang di sekolah.

Aku yang terkejut melihat itu langsung protes ke satpam.

"ada apa ini? Aku kan ingin masuk sekolah?"

"kamu baru datang kan? Kamu jangan dulu masuk"

"baru datang apanya? Lihat! tas ku tidak ada!"

Satpam itu pun mengamati tubuh ku dari ujung rambut hingga kaki.

"Kanata, kenapa kamu memakai sepatu dalam sekolah diluar?"

"Mana ku tau lah. kok salahin aku?"

"oh, pandai mengelak ya?"

Aku pun merasa kesal karena tidak diperbolehkan memasuki area sekolah hanya karena berada di luar sekolah secara tiba tiba.

Tanpa basa basi, aku langsung menerobos masuk.

"HOI TUNGGU!"

yahaha makan tuh!

Aku tergesa gesa masuk sekolah dan kembali kelas.

Aku berlari dengan sangat cepat. Suara langkah kaki ku sampai terdengar ke beberapa kelas.

Dan itu pasti sangat mengganggu murid lain yang sedang fokus belajar.

Saat aku sampai di depan pintu kelas, aku langsung membuka pintu kelas dengan sangat keras.

JDARR!

Semua murid di kelas terkejut termasuk Toni sensei.

Bahkan murid yang tidak memerhatikan guru yang sedang menjelaskan juga ikut terkejut.

Murid perempuan berbisik bisik tentang ku.

Aku pun berkata sambil melangkah sedikit sedikit memasuki kelas:

"maaf pak, tadi saya entah kenapa ada di luar, jadi..."

"Siapa suruh kamu masuk? Tunggu diluar sampai pelajaran selesai!"

"Hah?"

Aku terheran heran. Tak kusangka Toni sensei yang baik bisa membentakku.

Kalau bisa dibilang, aku ini anak yang sangat jarang melanggar peraturan sekolah.

Dan aku juga bukan termasuk anak yang bermasalah.

Karena melawan guru itu tidak baik, aku pun terpaksa menunggu diluar.

Fujita yang melihat kejadian itu pun berkata di dalam hati,

"bentar, sepertinya aku mengenalnya. Rasanya seperti pernah melihatnya. Tapi siapa ya?"

Saat di tengah tengah jam pelajaran, Toni sensei keluar kelas.

"Katou, masuk."

"Lah, tadi kan sensei bilang aku harus di luar sampai jam pelajaran selesai?"

"Bercanda. Ehe. Mana mungkin aku akan membiarkan kamu diluar sampai jam pelajaran selesai. Lagian harus di luar saat terlambat juga tidak tertulis di peraturan sekolah."

"Terus kenapa bapak nyuruh aku keluar?"

"Ok, bapak tanya balik. Kalau bapak memperbolehkan mu masuk saat bapak sedang menjelaskan hal yang penting, apakah kelas ini akan berisik membicarakan mu? Atau mereka akan fokus pada papan tulis?"

"Yang pertama."

"Benar kan? jadi wajar saja bapak mengeluarkan mu. Jangan tersinggung. Cepat masuk."

Aku di perbolehkan masuk oleh toni sensei dan belajar seperti biasanya hingga kelas berakhir.

KRIIING.

Bel pulang pun berbunyi.

Saat semua org sedang mengikuti kegiatan klub dan eskul, aku di panggil ketua kelas untuk piket kelas mengembalikan kertas kertas data siswa.

Aku pun kebingungan dan bertanya:

"bukannya tadi aku sudah mengembalikannya?"

"sejak kapan? Tadi saat istirahat aku tidak melihatmu."

"sudah kuduga, ada sesuatu yang aneh."

"hah? Aneh?"

"Ah, tidak. Lupakan saja."

Dengan terpaksa, aku pun melaksanakan piket tersebut.

Secara tidak sengaja, aku melihat data orang yang bernama fujita hotake.

Di dalam hati, aku berkata:

"bukannya aku pernah melihat ini?"

Lalu saat sampai di ruangan guru, toni sensei pun berkata,

"terimakasih kanata".

tiba tiba aku sadar akan sesuatu.

Aku langsung melihat ke arah televisi. Disana terdapat berita tentang Pembunuhan anak SMP di dekat sekolah ku. Dan kasus tersebut berada di tempat yang sama, dan detik detik kecelakaannya pun sama seperti yg sebelumnya. Namun yang membedakan hanya waktu tayang beritanya saja.

"sudah kuduga ada yang aneh" ucapku.

Para guru pun menoleh ke arahku.

"apa yang aneh kanata?" ucap toni sensei.

"ah, tidak ada apa apa. Aku mau ke kamar mandi bentar."

Aku memakai alasan mau ke kamar mandi untuk keluar dari kantor guru.

Aku pun berlari ke arah tempat dimana seseorang sedang di bully.

Dan ternyata benar.

Disana terdapat seseorang yang sedang dibully. Aku pun langsung berlari membeli minuman kalengan di mesin penjual otomatis dan menumpahkannya sedikit di belakang pembully tersebut. Lalu menegur pembully tersebut dari belakang.

"Siapa lagi ini? Mau berlagak pahlawan? Ingat bro kita bukan di dunia dongeng anak anak" ucap si pembully.

"sudah kuduga kamu akan berkata seperti itu" dengan cepat, aku menempatkan kakinya tepat sejajar dengan kaki si pembully.

"hah? Apa maksudm-" dengan cepat, aku langsung menarik tangannya dengan kuat dan menyenggol kakinya dengan air tumahan minumanku. Lalu pembully tersebut terjatuh.

"hah? Apa maksudmu menyerangku!?" ucap si pembully.

"kalau kamu masih meminta minta uang ke orang yang tidak mampu, aku tidak akan memaafkannya."

Tapi boong. Sebenarnya aku hanya ingin berbicara dengan orang yang sedang di bully ini. Dan menanyakan beberapa hal.

itu sangat tidak ada hubungannya dengan uang atau pembullyan.

Aku hanya menyingkirkan pengganggu.

Aku menatap pembully tersebut dengan mata tajam.

"SIALAN!" pembully tersebut pun lari tergesa gesa.

"dasar, masih ada aja orang yang suka membully org lemah." ucapku.

Saat aku menoleh ke arah korban bully itu, dia terlihat sangat kagum.

saat orang itu ingin berbicara, aku langsung menyelanya,

"Aku bukan orang pintar."

"waw, kamu punya kekuatan membaca pikiran ku ya?" ucap orang itu.

Aku pun memasang muka bodoh dan berkata,

"hahahaha, bodoh! Kamu ini pengidap Chunnibyou* ya? Hahahahaha"

Aku tertawa pulas karena tingkah bodoh orang itu.

Tapi orang itu tidak sama sekali merespon dan hanya memasang wajah datar.

"oh ternyata bukan ya?"

"Ya jelas bukan lah, bodo!"

"Yah sudahlah, namaku fujita hotake, salam kenal."

Ah! akhirnya aku ingat juga. Kepala ku sedikit sakit saat mencoba mengingatnya. Ternyata orang ini sepeti pernah bertemu dengan ku sebelumnya.

"sudah tau"

"Apa maksudnya sudah tau? Kamu sudah tau nama ku?

"kita kan sekelas, makanya aku tau."

canda :v

Rata rata aku tidak mengenal nama orang orang di kelas kecuali ketua kelas dan wakil ketua kelas.

Fujita pun mengamati wajahku. aku pun keheranan dengan tingkah lakunya:

"apa yang kamu lakukan?"

"sepertinya aku pernah bertemu dengan mu disini, tapi kapan ya? Ngomong ngomong nama mu siapa?"

"ah, namaku Kanata Kato"

Fujita yang mendengar itu terkejut dan berkata,

"kanata kato.... bukannya kita memang pernah bertemu? Tadi siang saat istirahat disini?"

aku pun terkejut dan menyentuh kedua pundaknya dengan kedua tanganya,

"KAMU MENGINGATNYA?"

"eh.... iya"

"YESSS. Dunia ini mulai ada mistery mistery tersembunyi nya! Aku jadi semakin tidak sabar untuk mengungkapkannya!"

Fujita pun melihat sekitarnya dan merasa malu karena aku teriak teriak. Fujita pun berkata,

"oy kanata, pergi ke atap yuk."

"ketika aku lagi ngobrol dengan mu aku mendengar bell dan menoleh ke sumber suara tersebut. Dan saat menoleh lagi, kok kamu tidak ada? Lalu saat aku ingin kembali ke kelas, secara tidak sadar aku berada di kantin. Padahal tadi aku berada di dekat kelas. Rasanya seperti kita terteleport."

"hmmm. Hal seperti itu tidak mungkin. Hal yang lebih aneh, orang orang seperti mengingat sesuatu tapi terasa sangat samar samar. Sepertinya aku tau apa yang terjadi."

"iya, kejadian ini seperti....."

Tiba mereka berdua terkejut. Dan berkata dengan bersamaan.

"kita mengalami DEJAVU!"

[.....]

你也許也喜歡

Gempar Pribadi

Evan mengajak Zahra, calon istrinya, untuk bertemu di tempat favorit mereka malam ini. Tempat itu sebenarnya sebuah kafe yang menyediakan lokasi di pinggir sungai, yang lebih sepi namun estetik. Akhirnya, waktu yang dinanti oleh Evan pun tiba. Sesampainya di lokasi, Evan melihat Zahra dari kejauhan, namun Zahra terlihat sedang duduk berbincang dengan seorang lelaki misterius. Memakai topi, masker, dan kacamata hitam. Outfit yang cukup aneh mengingat ini adalah malam hari. Zahra juga terlihat akrab dengan lelaki itu. Evan yang posesif dan begitu mencintai Zahra langsung berprasangka buruk. Ia yakin Zahra sudah selingkuh dengan lelaki itu. Evan lantas berjalan mendekat ke arah mereka. Anehnya, Zahra justru berlari menjauh dari Evan bersama lelaki itu. Evan berteriak memanggil nama Zahra, namun sia-sia. Ia mencoba mengejar Zahra dan lelaki itu. Saat Evan berhasil meraih tangan lelaki itu, ia meninju wajah lelaki itu hingga roboh. Melihat hal itu, Zahra nampak ingin menolong. Tapi ia justru diminta oleh lelaki itu untuk segera pergi ke sebuah lokasi lain. Evan nampak hancur seketika. Momen itu dimanfaatkan lelaki itu untuk mendorong Evan hingga ia jatuh ke sungai kecil di samping kafe. Sebelum terjatuh ke sungai, Evan sempat meraih tangan lelaki itu, berpegangan pada arloji yang dipakai lelaki itu di tangan kirinya. Lelaki itu malah melepas arloji itu dan membiarkan arlojinya ikut jatuh bersama Evan. Semenjak kejadian itu, Evan berubah. Ia memutuskan hidup menyendiri di pedesaan bersama saudaranya. Bahkan ia memutuskan membuang smartphonenya karena tak ingin mengingat lagi kenangan tentang Zahra. Bertahun-tahun Evan hidup sederhana dan kacau akibat kejadian malam itu. Namun meski sudah bertahun-tahun mencoba melupakan Zahra, ia justru semakin penasaran siapa lelaki itu sebenarnya. Lelaki yang sudah merebut calon istrinya. Ia kemudian memutuskan untuk mencari siapa lelaki itu, dan jika nantinya dia harus bertemu Zahra, maka ia hanya akan mengucapkan selamat kepada mereka. Satu-satunya petunjuk yang ia miliki dari lelaki itu adalah arloji yang secara tidak sengaja ikut digenggam dan jatuh bersamanya di sungai. Secara tak terduga, Evan mendapat kesempatan untuk bisa kembali ke masa lalu, tepatnya saat rekan sekantornya dulu, Dewi, yang juga adalah putri seorang ilmuwan, sedang membutuhkan seorang sukarelawan untuk mencoba mesin waktu yang diciptakan mendiang ayahnya. Evan langsung menyanggupinya, dan kembali ke masa lalu tepatnya di malam ia bertemu terakhir kali dengan Zahra di kafe, untuk mengetahui siapa laki-laki itu sebenarnya. Sebuah jawaban yang sangat mengejutkan Evan setelah tahu identitas sebenarnya siapa laki-laki itu.

Gempar_Pribadi · 科幻
分數不夠
19 Chs