"Dia udah makan?" tanya Rakel pada istrinya tentang Esta.
"Tadi hanya makan salad" jawab Nalyn. Rakel berjalan menuju meja tempat makan sore diletakkan, saat Esta pergi tadi suster mengantar makanan untuk Esta.
"Makan lah" Rakel menyuapi Esta, awalnya ia menolak tapi karena dipaksa oleh kakaknya terpaksa ia memakannya.
"Kenapa kamu sering banget nyusahin orang lain sih? Cukup jangan buat masalah dengan kamu nambah beban mama ,papa Ta." ucap Rakel pada adiknya.
Esta menghentikan tangan Rakel yang ingin menyuapinya. "Kalo kakak gak perduli sama aku, atau nyesel punya adik kayak aku, kakak pergi aja" ucap Esta penuh emosi.
"Itu kenyataan kan?" tanya Rakel acuh .
"Kakak kan emang gak pernah peduli sama aku, jadi gak usah ikut campur sama kehidupanku" Esta sangat marah. Renita mendatangi kedua anaknya dan mengambil alih mangkuk makanan Esta. Meminta Rakel untuk berdiri dan sabar menghadapi adiknya.
"Kakak pergi aja dari sini ,gak usah perduli sama aku, toh kakak dari dulu lebih perduli sama wanita itu" Esta mengusir Kakaknya, namun Rakel lepas kendali.
"Sejak kapan kamu jadi durhaka ha?? Kamu emang pernah banggain mama, papa? kamu justru malah buat rugi mama, papa ,kamu sadar tu" ucap Rakel sangat marah .
"Pergi, aku bilang pergi" Esta menangis dan menutup telinganya. Renita menenangkan Putrinya.
"Rakel apa yang kamu lakukan" bentak Alldric. dengan apa yang terjadi pada Esta beberapa Minggu lalu membuat mental putrinya down.
"Itu bener kan pa, sejak dia ada banyak masalah yang datang dan sekarang dia bikin malu keluarga dengan perbuatannya"
"Keluar" bentak Alldric mengusir Rakel ,Nalyn dan cucunya.
Renita masih terus menenangkan Putrinya, Esta menangis histeris saat ini.
"Sayang tenangin diri kamu jangan terbawa emosi, kamu enggak nyusahin mama,papa sayang, mama papa gak pernah merasa disusahkan sama kamu" Renita memeluk putrinya.
Esta terus menangis dan berteriak.
"Aku emang anak gak tau diri ,hahhhh "teriak Esta marah.
"Pergiiiii , huhu" Esta mengusir semua orang yang ada diruang nya.
"Pergi" teriak Esta. Renita masih setiap memeluk putrinya, ia tidak bisa meninggalkan putrinya dalam keadaan seperti ini sekarang.
"Tenanglah sayang"
"Aku bilang pergi" Esta melepaskan pelukan Renita, melempar semua barang yang ada dimeja dekatnya.
Alldric memanggil dokter ,Putrinya sekarang sangat sensitif. Tak lama kemudian dokter datang bersama beberapa suster.
Dokter Arven berusaha untuk menenangkan Esta, Esta terus melawan saat dokter Erven akan menguntungkan obat penenang ke Esta.
"Pergi,pergi" Esta terus berteriak dan menangis.
Erven dengan pelan meminta kedua orang tua Esta keluar dulu,ia akan bicara pelan - pelan pada Esta. Orangtua Esta dengan berat hati meninggalkan putrinya Yang sedang terpuruk sekarang.
"Esta tenanglah" dokter Arven memegang bahu Esta. Tapi Esta masih menolak.
"Esta tenanglah, tenangkan dirimu , jika kamu butuh teman curhat aku siap menjadi pendengarmu , tapi jangan kaya gini tolong tenanglah dulu" Arven berusaha mengajak bicara Esta yang terus menangis.
"Gak ada yang perduli denganku" ucap Esta.
"Aku perduli denganmu, tolong tenanglah dulu" Esta menggeleng.
Esta turun dari bankarnya , Erven berusaha menarik Esta untuk tidak turun. Esta berjalan mendekat meja yang tidak jauh dari bankarnya.
Erven mengikuti Esta dari belakang, dengan kecepatan kilat Esta mengambil pisau yang terletak di atas meja, Erven langsung menarik tangan Esta untuk melepaskan pisaunya. Ia memberi kode pada suster untuk menyuntikkan obat penenang saat ini.
Esta tidak mau melepaskan pisau yang ia genggam. Esta dan Erven saling berebut pisau, saat Erven berhasil merebut pisau Esta, Erven memeluk Esta erat , lama kelamaan Esta sedikit tenang namun masih menangis.
Arven memberikan pisau itu pada suster untuk disingkirkan dari sana. Erven menggendong Esta ditidurkan di Bankar . Renita dan Alldric masuk melihat Esta sudah tertidur. Renita menatap sendu putrinya.
"Bapak , ibu tenang saja, kalau Esta seperti ini lagi langsung panggil suster atau Dokter, dan tolong jangan membuat otak Esta berpikir keras ,ia bisa lebih mengganggu mentalnya nanti." Nasehat dokter, setelah itu dokter Erven pamit untuk kembali ke ruangannya.
"Terimakasih dok" ucap Renita pada dokter Erven. Dokter Erven mengangguk sopan.
Renita melamun menatap putrinya, ujian yang berat datang bertubi-tubi pada putrinya saat ini.
tak lama setelah kejadian tadi, Fely dan Andrea tidak sengaja bertemu dokter Erven saat ia akan menuju ruangan Esta.
"Loh Dokter, dari cek pasien?" tanya Andrea ,ia cukup akrab pada dokter Erven.
"Halo pak Andrea, saya dari kamar Esta, ini pada mau kesana?" tanya Dokter Erven.
"Iya dok, mau nganter makan malam buat mama , papa" jawab Fely.
"Esta kenapa dok?" tanya Fely.
"Dia bertengkar dengan kakaknya, dia juga selalu menyalahkan dirinya sendiri, berusaha bunuh diri" jelas dokter Erven, Fely syok mendengar penjelasan dokter. Kenapa Esta bertengkar dengan kak Rakel.
"Terimakasih dok, kami kesana dulu" ucap Fely langsung menarik tangan Andrea segera keruangan Esta.
"Sayang pelan, aku gendong Keano" ucap Andrea pada istrinya,Fely melepas tangan Andrea dan berjalan lebih dulu menuju ruangan Esta.
"Ma?" panggil Fely pelan saat membuka pintu.
"Sayang kamu kesini?" tanya Renita.
"Gimana Esta ma, tadi Fely ketemu dokter Erven dibawah" ucap Fely sambil melihat Esta yang tertidur.
Renita melihat kearah Esta lalu menghela napas. "Dokter Erven yang menenangkan nya, Esta bertengkar dengan Rakel, ia marah karena Rakel mengucap hal yang membuat emosional nya naik"jelas Renita. Fely meletakkan makanan yang ia bawa dimeja dekat Renita duduk lalu berjalan kebankar Esta.
"Perlu kita bawa Esta ke psikiater?" tanya Fely pelan dan ragu. Renita melihat Fely memikirkan apa yang baru diucapkan Fely.
"Mama takut itu akan lebih mengganggu mental Esta nanti Fel" jawab Renita, Fely juga memikirkan hal tersebut sebelumnya, tapi juga tidak ada pilihan lain selain itu.
"Kita minta bantuan orang yang bisa berbicara dengannya" jawab Andrea yang duduk disebelah Alldric, kini semua orang tertuju padanya, bertanya lebih jelas maksud Andrea.
"Mama bilang, dokter Erven bisa menenangkan Esta bukan? mungkin dokter Erven juga bisa menyembuhkan mental Esta" ucap Andrea. Ia berani berkata seperti ini karena ia melihat dari tatapan Erven kepada Esta bukan tatapan biasa. Andrea menarik kesimpulan bahwa Erven suka pada Esta.
"Apa kamu yakin sayang?" tanya Fely sedikit ragu.
"Aku akan bicara pada dokter Erven nanti" jawab Andrea mengangguk.
"Semoga Dokter Erven mau membantu putriku sembuh sepenuhnya." ucap Alldric. Saat ini hanya bisa berharap pada dokter Erven.
"Mama,papa makan dulu Fely udah siapin tadi" ucap Fely, Renita berjalan menuju suaminya . Saat Renita pergi Fely berganti duduk di kursi dekat Esta.
"Maaf Ta " ucap Fely dalam hati. ia masih sering memikirkan bahwa apa yang terjadi pada Esta juga karenanya. Sejak dulu Esta baik padanya ,apa yang dimiliki Esta ia juga punya, tapi sekarang ia mengambil apa yang seharusnya milik Esta.
Andrea sering bicara pada Fely, semua yang terjadi sekarang bukan salah siapa-siapa ,ini semua takdir, ia ditakdirkan bersama Fely begitu juga sebaliknya. Tidak ada yang perlu disalahkan, semua ini Real dari pencipta kita.