webnovel

Luffy The OverPower Pirate (Indonesia)

Saat Luffy berumur 7 tahun, Dirinya dari masa depan muncul di hadapannya, dia mengatakan seluruh nakamanya mati di tangan Admiral Akainu tepat setelah dia berhasil mengalahkan Yonkou Kaidou. Ikuti petualangan Luffy versi yang lebih kuat dan lebih pintar, mengulangi perjalanannya dari East blue hingga New World, berharap tidak mengulangi kesalahan yang sama dan memperbaiki kesalahan yang dia buat. Warning: Out of character Luffy! Godlike Luffy! Smarter Luffy! Luffy X Robin. Fanfiction ini bukan ide saya, Fanfiction ini di buat sebelum Dressrosa Arc keluar, sehingga nanti ada cerita yang tidak sesuai dengan Canon.

Denny_mai · Tranh châm biếm
Không đủ số lượng người đọc
58 Chs

Chapter 23 Monster Kerajaan Drum Part 1

Luffy sedang duduk di lokasi fovoritnya di going merry. Dia sedang memikirkan apa yang terjadi di Little Garden.

'Sial! aku mengacau! ' dia berpikir, tetapi kemudian seseorang memegang bahunya.

"Oh, Zoro!" Luffy menyapa. "Ada apa?"

"Oi, Luffy, kamu masih memikirkan apa yang telah terjadi?" dia bertanya dengan nada tenang. Luffy menghela nafas.

"Aku mengacaukannya." katanya sederhana.

"Kita masih hidup. Jangan memikirkan masa lalu." Zoro memberitahunya. Lalu dia tertawa. "Dan Usopp bisa mendapat peningkatan kepercayaan diri!"

Luffy kemudian tertawa juga.

"Kurasa setidaknya itu hal yang bagus." dia setuju.

"Apakah kau memerlukan hal lain?" Luffy bertanya pada Zoro ketika dia menyadari bahwa dia masih berada di dekat kepala kapal. Zoro menghela nafas.

"Iya, sebenarnya. Bisakah kau membantuku dengan latihanku?" Zoro bertanya. Luffy berbalik karena terkejut.

"Bagaimana?" Dia bertanya.

"Dengan sparring." adalah jawabannya. Luffy menatap ke arah zoro.

"Tapi Sanji lebih dekat denganmu dalam hal kekuatan. Kau bisa sparring dengannya." dia memberitahunya. Zoro menggelengkan kepalanya.

"Kurasa tidak, koki itu sedang menggeliat di dekat para wanita dan dia juga bukan seorang pendekar pedang." Zoro memberitahunya.

"Maksudmu aku pendekar pedang?" Luffy bertanya padanya. Mata Zoro berkedut.

"Sparring saja denganku!" dia berteriak. "Aku harus menjadi lebih kuat!"

"Okay." Luffy menjawab dan berdiri.

Mereka berjalan ke deck kapal dan mengambil posisi, saling berhadapan. Luffy mengeluarkan pedangnya dan Zoro mengeluarkan dua pedangnya.

"Tidak akan menggunakan yang itu?" Luffy bertanya dan menunjuk ke katana putih. Zoro menggelengkan kepalanya.

"Aku harus terbiasa dengan dua pembuat onar ini!" Zoro memberitahunya dan sedikit mengangkat kedua katananya. "Yubashiri lebih ringan dari kebanyakan katana dan Sandai Kitetsu terlalu haus darah."

"Ya, aku juga merasakannya." Kata Luffy. Zoro menatapnya dengan aneh.

"Kota Bounty hunter." Luffy memberitahunya dan Zoro mengangguk. Lalu mereka mulai menyerang.

Zoro menyerang. Luffy menangkis serangan Zoro dan kemudian Zoro menarik salah satu dari mereka dan mencoba untuk memotong Luffy, yang mendorong pedang pertama Zoro pergi dengan miliknya dan menghindari tebasan kedua dengan menarik tubuhnya sedikit mundur. Kemudian dia bergerak maju dan menyerang dan Zoro menghentikan serangan Luffy dengan kedua pedangnya.

Zoro kemudian mendorong Luffy sedikit ke belakang dan menarik kembali Kitetsu dan berusaha lagi untuk menebas Luffy, yang menghindari serangan zoro dengan melompat mundur.

Kemudian Zoro berusaha melakukan serangan yang mirip dengan 'Santoryu Onigiri' (meskipun tanpa pedang di mulutnya), tetapi Luffy menghentikan kedua pedangnya di tengah dengan miliknya, sebelum ia dapat melukainya. Saat mereka bertarung, semua orang datang ke deck untuk menyaksikan pertarungan.

"Kenapa kalian berkelahi?" Tanya Vivi sedikit takut. Mereka memang bertarung dengan senjata sungguhan sehingga dia menganggap mereka punya masalah.

"Kami ... sparring." Kata Zoro sambil mengeluarkan serangan lain, yang Luffy berhasil tangkis.

"Dengan senjata asli?" Tanya Vivi kaget. Carue meneriakkan sesuatu, mungkin sesuatu yang serupa. Luffy mencoba menebas Zoro, tetapi pedangnya diblock dan dia didorong mundur sedikit. Zoro kemudian melepaskan serangkaian serangan dengan kedua pedangnya, yang kemudian berhasi ditangkis atau dihindari Luffy.

"Kita tidak akan saling membunuh!" Luffy memberitahu Vivi. "Lagi pula, sejak kapan luka kecil bisa membunuh seseorang?"

"BAGAIMANA KALAU KALIAN TERLUKA PARAH ?!" Usopp berteriak pada mereka dan ingin menampar mereka. Sanji menyalakan sebatang rokok untuk dirinya sendiri.

"Aku senang bila Zoro yang dihajar!" dia berkomentar. Zoro berkedut di dahinya ketika dia berlari ke depan menuju Luffy.

"Aku ingin melihatmu melakukan yang lebih baik dariku, koki bodoh!" Zoro mendengus ketika pedangnya kembali ditangkis.

"Zoro benar." Luffy berkata ketika dia melanjutkan untuk menyerang partner sparring-nya beberapa kali, yang dia blokir tanpa terlalu kesulitan. "Dan juga, senjata tajam bekerja lebih baik terhadap karet daripada tendangan."

Zoro tersenyum dan terus menyerang dengan perasaan puas, sementara Sanji mengertakkan giginya dengan marah.

Zoro menyerang Luffy lagi, tapi kali ini ketika Luffy memblokir salah satu pedangnya, dia tidak menghindari yang kedua, tetapi yang mengejutkan semua orang, ia memblokir pedang satunya dengan lengannya yang menghitam.

"APA?!" teriak semua orang. Luffy hanya mendorong kedua pedangn menjauh dan kemudian menjulurkan lidahnya.

"Shishishi, apakah kau berharap itu bisa memotongku?" dia bertanya ketika mereka semua menganga melihat aksi Luffy.

"Luffy, kau bisa memblokir pedang dengan tanganmu?" Zoro bertanya dengan nada tidak percaya. Luffy hanya mengangguk.

"Armament haki sangat berguna!" Ucap Luffy dan tersenyum. Zoro menghela nafas.

"Luffy, kenapa kau menggunakan pedang kalau begitu?" Zoro bertanya. "Kau jauh lebih baik dengan kepalan tanganmu dan jika kau bisa memblokir pedang kau tidak benar-benar membutuhkannya."

Luffy menunjukkan ekspresi serius sambil menggaruk kepalanya.

"Entahlah." dia berkata. "Memotong kapal sangat menyenangkan. Dan juga, Shanks mengatakan bahwa seorang bajak laut lebih keren bila menggunakan pedang!"

Semua orang hanya terdiam. Kecuali Vivi dan Carue.

"T-Tunggu, memotong kapal?" Vivi bertanya.

"Yeah." Nami berbicara dengan nada lembut yang tidak seperti biasanya. "Si idiot ini bisa memotong kapal menjadi dua."

Respon Nami mendapat perhatian semua orang.

"Chopper, kami datang." pikir Luffy ketika dia akhirnya menyarungkan pedangnya dan berjalan ke arahn Nami.

"Nami-san, kau baik-baik saja?" Sanji bertanya.

"Aku hanya merasa sedikit lelah." dia mencoba berbohong, tetapi bahkan jika mereka tidak menyadari kebohongan itu, mereka memperhatikan wajahnya yang merah. Luffy menyentuh dahi Nami dan setelah beberapa saat menarik tangannya.

"Kau sangat panas." dia memberitahunya. Lalu Luffy menatap matanya.

"Bisakah kau menarik bajumu sebentar, Nami?" Luffy bertanya padanya.

"Kenapa?" Nami berteriak, tetapi nadanya tidak memiliki kekasaran yang biasanya.

"Lakukan saja." Luffy memberitahunya lagi. Sanji hendak berteriak pada Luffy, tetapi Vivi menghentikannya. Nami akhirnya menurut. Di perutnya ada tanda ungu tampak sangat mengerikan. Luffy sedikit menyentuhnya dan Nami tersentak kesakitan. Luffy berdiri.

"Apakah kau mendapatkan tanda ini di hutan?" Luffy bertanya padanya.

Kilas balik:

"Aww!" Teriak Nami.

"Ada apa?" Zoro bertanya padanya.

"Tidak ada, hanya gigitan serangga."

Nami mengangguk.

"Kita perlu menemukan pulau Drum sekarang. Seharusnya pulau itu ada di rute perjalanan ke Arabasta." Luffy memberi tahu mereka dengan nada memerintah.

"Kenapa, ada apa dengan Nami-san?" Vivi bertanya dengan nada kaget.

"Shanks memberitahuku tentang ini ..." Luffy berbohong. "Kita harus pergi ke Drum secepat mungkin."

"K-Kenapa?" tanya Usopp. Luffy kemudian menghela nafas.

"Jika kita tidak menemukan dokter untuk mengobatinya ..." Luffy memulai. Semua orang menelan ludah.

"Dia akan mati."