webnovel

METEOR

Tác giả: hiksnj
Võ hiệp
Đang thực hiện · 61.8K Lượt xem
  • 41 ch
    Nội dung
  • số lượng người đọc
  • NO.200+
    HỖ TRỢ
Tóm tắt

Laura terjebak dalam kehidupan hitam seorang Arjuna Zander Alzelvin.Penuh teka-teki, fakta, hingga cintanya di pertaruhkan. Arjuna tau makna kehilangan, di jauhi, hingga di kucilkan. Arjuna hadir dalam hidup Laura, memberi hal baru, canda tawa, dan mengajarkan perjuangan yang sesungguhnya.

Thẻ
4 thẻ
Chapter 11. Namanya Laura

Vote dan Comment sangat berarti bagiku untuk semangat update lebih cepat.

🍁🍁🍁

Laura masih enggan berangkat ke sekolah, meskipun ia sudah rapi dengan seragamnya.

Cica masih berselisih dengan Brian, suara bantingan piring dan gelas memekakan telingan Laura.

Teriakan Brian membentak Cica terdengar hingga ke kamarnya.

"Masih bersyukur kamu aku kasih uang. Segitu gak cukup huh?"bentak Brian arogan, istrinya ini tak menerima pemberian uang senilai 300 ribu.

Sekuat tenaga Cica menahan air matanya. Inilah pernikahannya dengan Brian, ia kira Brian itu sama dengan Antariksa yang perhatian, penyayang, dan penurut.

Cica menggeleng. "Gak cukup! Seharusnya kamu bekerja lebih keras lagi! Mau di kasih makan apa huh? Aku dan Laura?"

Brian tertawa. "Apa kamu sendiri yang menghabiskan uang itu untuk belanja?"tanya Brian menusuk, Cica pandai ber-drama dengannya.

Cica gelagapan. Brian tidak boleh tau kedoknya. "Kamu nuduh aku? Uang segitu, Laura yang menghabiskannya! Belanja sama temen-temennya ke mall,"Cica mengalihkan tuduhan. 'Enak aja aku yang di salahin. Cuman belanja sekali doang gak pernah. Yaudah uangnya aku pake,' kata Cica dalam hati. Iri dengan para tetangganya yang memiliki perhiasan, mobil, dan rumah yang bagus. Sedangkan dirinya rumah bercorak zaman dahulu, tua, pintunya rusak, aliran air sering bermasalah, genteng bocor, cat belum di ganti hingga mengelupas dan ada beberapa lumut dan jamur yang mulai tumbuh.

Di kamarnya, Laura menggeleng lemah. Cica menuduhnya.

"Bukan Laura bu. Bahkan uang jajan aja ibu gak ngasih," Laura teduduk, bersandar pada pintu. Sampai kapan hingga kedua orang tuanya selesai bertengkar, dirinya ingin berangkat ke sekolah. Laura, tak ingin terlambat dan menabung poin di buku hijau.

Laura menyeka air matanya. "Laura harus berangkat, iya. Daripada nanti di marahin bu Setyaningrum,"ia melangkah menuju jendela yang sudah terbuka, dirinya bersiap kabur.

Setelah keluar, Laura bergegas lari. Membuka gerbang yang sebatas dada itu perlahan agar tidak menimbulkan bunyi.

Laura berlari, mencari angkot. Hanya uang tiga ribu satu-satunya agar bisa cepat sampai ke sekolah.

Sebuah angkot datang dari arah timur. Laura melambaikan tangannya. Angkot itu berhenti.

Saat masuk, Laura harus rela berjubel dengan para penumpang mulai dari yang membawa ayam jantan, keranjang belanja dari pasar, hingga tiga kardus mie instan yang semakin mempersempit ruangnya. Laura gerah.

'Ya ampun, semoga gak macet,' Laura terus berdoa agar angkot ini tidak terus-terusan berhenti mencari penumpang baru. Laura menatap jam tangannya, limabelas menit lagi bel masuk.

"Pak, cepetan dong!"protes Laura tak sabaran.

"Sabar neng. Ini juga ngebut," ujar sang supir, bahkan angkotnya sudah penuh.

Kernet berdiri menagih uang. "Ayo-ayo duitnya di siapin. Yang mau sampai juga, jangan sampai gak bayar,"

Laura menyodorkan uang tiga ribunya. "Ini mas,"

Sang kernet mengernyit heran. "Cuman tiga ribu? Mana cukup ini!"suaranya naik satu oktaf, marah. Pembayaran harus sesuai dengan jarak yang di tempuh, tidak bisa bernegoisasi.

Laura berdecak kesal, inilah yang ia tak suka saat naik angkot. "Gak ada lagi mas. Cuman uang itu yang saya punya,"ucapnya sendu agar mendapat rasa iba dari sang kernet.

"Yaudah, deh. Tapi lain kali jangan bayar segini ya. Bisa di turunin di jalan kamu," nasehatnya, tak tega. Mungkin sedang ada kendala dalam segi ekonominya.

Angkot berhenti di depan SMA Permata. Laura menghela nafasnya kecewa saat gerbang sudah di tutup dan bu Setyaningrum berjaga di depan gerbang dengan buku besarnya yang berisi catatan siswa yang melanggar peraturan dan tata tertib sekolah.

Laura berjalan dengan hati yang ia siapkan, mendapatkan poin 2 karena terlambat. Meskipun sedikit jika di total dalam satu bulan poin akan melebihi 40 dan di keluarkan dari sekolah.

Bu Setyaningrum menatap Laura si murid teladan baru kali ini datang terlambat.

"Laura? Kenapa terlambat?"tanya bu Setyaningrum curiga, rata-rata alasan semua murid itu macet, mogok di tengah jalan, dan tidak di beri uang saku.

Laura gugup. "S-saya tadi nyari angkot dulu bu," jawabnya takut-takut. Bohong, padahal aslinya tertunda karena pertengkaran kedua orang tuanya di pagi hari.

Bu Setyaningrum tidak akan percaya semudah itu Ferguso. "Tulis nama kamu, kelas. Dan tanda tangan," bu Setyaningrum memberikan buku besarnya pada Laura.

Dengan tangan bergetar Laura menuliskan nama dan kelasnya. Poin ini akan tampil dalam rapot bulanan atau pun pada saat naik kelas, karena ter-akumulasi hingga sampai kelas 12.

"Sudah bu. Apa saya boleh masuk?"tanya Laura dengan polosnya.

Bu Setyaningrum tertawa renyah. "Masuk?"tanyanya tegas. Tak ada perbedaan bagi murid manapun jika terlambat, bolos atau tertangkap basah ingin kabur dari sekolah, maka di haruskan berdiri di depan sang saka merah putih dengan hormat hingga bel pulang berbunyi. Agar para murid jera dan tidak mengulanginya lagi.

"Berdiri di sebelah saya dengan kaki kanan di angkat dan kedua tangan menyilang memegang telinga. Laura, apa kamu paham?"tanya bu Setyaningrum membuyarkan lamunan Laura.

Laura tersadar. "Paham bu,"

Datanglah satu OSIS yang membawa kamera bersiap memotret murid yang kurang disiplin itu untuk di terbitkan dalam majalah sekolah setiap 6 bulan sekali.

Laura di potret, cewek itu menunduk menyembunyikan wajahnya.

"Percuma Laura, karena kamu tidak memakai topi. Poin kamu menjadi enam," bu Setya mencatat nama Laura di buku besarnya beserta jumlah poinnya.

'Astaga, kok sampai lupa sih?'batin Laura cemas, poinnya sudah enam. Seandainya ada mesin waktunya Doraemon, sudah di pastikan Laura ingin mengecek atribut kelengkapan seragamnya mulai dari dasi, topi, dan sepatu berwarna hitam di hari Senin sampai Kamis, Jumat dan Sabtu bebas berwarna.

"Ehem, permisi. Cowok ganteng datang nih," ujar Juna. Terlambat karena mampir ke pasar membeli lauk pauk, titah dari sang ibunya, Rinai Pelangi.

Bu Setyaningrum beralih menatap Juna. "Terlambat lagi?"ia jengah melihat wajah Juna pertama kalinya di pagi hari jika karena terlambat, kalau bukan karena itu pasti alasan nyeleneh lainnya.

"Iya bu. Tadi baru ke pasar beliin sayuran sama ikan, di suruh ibu. Bangun subuh lagi, jadi setengahnya saya tidur bentar," jawab Juna dengan entengnya.

"Laura! Kamu boleh masuk, ulangan kali ini semuanya wajib hadir," suara bu Rika membuat Laura girang setengah mati, akhirnya selamat dari jeratan bu Setyaningrum.

Pak Satpam pun membukakan gerbang untuknya.

Juna mencoba untuk masuk namun bu Setyaningrum menahannya.

"Eits, khusus kamu tetep disini sampai bel istirahat,"ia mencatat nama Arjuna Zander Alzelvin ke dalam buku besarnya, jika murid bandelnya ini yang menulis yang ada rumus matematika di jadikan gombalan.

Juna menatap kepergian Laura. "Enak bener yang di bolehin masuk. Wah, gak bisa di biarin nih,"Juna merampas buku besar yang tadinya di pegang oleh bu Setyaningrum.

Juna mencari nama Laura. "Laura Rastanty, kelas 11 Ips 1,"Juna akan notice Laura, karena cewek itu dirinya tak bisa masuk. Dewi Fortuna tidak adil hingga memihak pada Laura.

"Saya juga lagi ulangan dadakan bu. Kalau disini terus, yang ada pak Madun nanti marahin saya. Nilainya jadi telur dengan senyuman dong bu,"Juna mencari-cari alasan.

Bu Setyaningrum menggeleng tak percaya. "Alasan klasik itu. Nanti saya tanyakan ke pak Madun, kamu bohong kan?"

Juna jengah, sampai kapan dirinya berpikir keras mencari alasan lainnya kalau bu Setyaningrum terus mewawancarainya?

🍁🍁🍁

Bạn cũng có thể thích

TANGGUH PERKASA

Ini adalah kisah seorang anak yang dianggap lemah, sering dijahili oleh beberapa temannya. Tapi saat ia dijahili, ada Lica, teman sekolah yang selalu membelanya. Di sisi lain ibunya pun selalu percaya bahwa anaknya kelak akan menjadi anak yang tangguh. Maka dari itu ia menamainya Tangguh Perkasa. Akibat ulah ketiga temannya, yaitu Badrun, Jamal, dan Tohir, Tangguh harus dikeluarkan dari sekolah. Ia pun pergi berdiri di atas batu karang di sisi laut tuk menenangkan diri. Namun tiba-tiba ia tak sadarkan diri dan terjatuh dari atas batu karang ke lautan luas. Ombak membawanya terdampar ke suatu pulau yang asing. Di pulau itu ia menemui pengalaman-pengalaman baru dalam hidupnya. Di sanalah ia bertemu dengan guru yang mengajarinya dan melatihnya untuk menjadi anak yang tangguh. Sementara itu, mendengar anaknya hilang, ayahnya berusaha keras mencari Tangguh hingga mengarungi samudra luas. Sementara ibunya pun selalu berharap Tangguh segera kembali. Badrun, Jamal, dan Tohir yang dahulu merupakan anak yang suka menjahili Tangguh, rupanya setelah dewasa mereka menjadi orang-orang jahat yang haus akan harta. Mereka tak peduli walau harus menghancurkan desa tempat mereka belajar di sekolah demi keuntungan yang mereka inginkan. Mereka juga tak peduli dengan warga desa yang tinggal di desa itu. Setelah belajar dari gurunya di pulau asing, kemudian Tangguh kembali ke desanya. Dan betapa kagetnya ia ketika melihat kondisi desanya hancur tergusur. Ia juga tak menemukan ayah dan ibunya di kampungnya itu. Bersama gurunya, dan kedua sahabat lamanya, Tangguh berjuang tuk mengembalikan desanya seperti sedia kala. Mereka sempat menggelandang di Jakarta, sempat pula mereka merasakan dinginnya ruang di balik jeruji besi. Di sisi lain, di tengah perjuangan itu, ia bertemu kembali dengan Lica. Tangguh pun sadar kalau ia memiliki perasaan mendalam pada Lica. Tapi ia terkejut karena Lica yang dulu selalu membelanya ketika ia dijahili, justru saat ini bersama Badrun. Namun ternyata Lica terpaksa menikah dengan Badrun karena suatu alasan. Mampukah Tangguh menyelematkan desanya dari kehancuran, dan membela seluruh warga desa? Akankah Tangguh bisa menyelamatkan Lica dari cengkraman Bandrun? Apakah Tangguh bisa bertemu kembali dengan ayah dan ibunya yang telah lama tak ia jumpai? Dalam buku ini ada untaian-untaian kata yang bermakna dan penuh inspirasi. Ada pula kejadian- kejadian lucu yang membuat kita tertawa geli, emosi yang meletup, serta semangat juang.

rivalardiles · Võ hiệp
Không đủ số lượng người đọc
44 Chs

Mafia's Little Angel

Peringatan: Cerita ini mengandung unsur 21 tahun ke atas seperti romansa yang intens, aksi yang cukup brutal, pembahasan tentang berbagai macam senjata api, pengkhianatan, penggunaan bahasa kasar dan juga adegan-adegan sensual yang kurang nyaman bagi sebagian pembaca. * * * * * Kekuasaan, Kekayaan dan Wanita. Besar di lingkungan orangtua asuh seorang mafia terkenal membuat David Stockholm harus ikut terseret ke dunia penuh hasrat tersebut. Menghabiskan masa remaja dikelilingi peluru dan darah membuatnya menjadi pribadi yang menakutkan. Meskipun ia kini tumbuh menjadi seorang CEO sebuah perusahaan multi-nasional yang digolongkan sebagai salah satu dari sepuluh perusahaan terkaya di dunia, dan memiliki pesona layaknya Dewa Yunani tak dapat menutupi jati diri seorang mafia yang sadis dan tak kenal ampun. Walaupun semua telah dimilikinya, masih saja ada gejolak yang mengganjal di hatinya. Belum, belum pernah dipuaskan oleh semua yang telah ia raih selama ini dengan keringat dan darah. Bagaimana jika Angeline Youngblood, gadis polos berparas menawan yang selalu dipuja dan kerap menjadi objek fantasi liar oleh kaum adam memiliki sesuatu--yang tidak dimiliki oleh wanita lain--yang dapat membuat David merasa terpenuhi; hasratnya yang terpendam. Namun dosa lama David yang telah ditinggalkannya belasan tahun lalu kini muncul kembali, mengancam kehidupannya dan juga orang-orang di sekitarnya, membuat David harus memberikan seluruh yang ia punya untuk melindunginya. "Tak peduli berapa banyak peluru yang harus bersarang di tubuhku. Selama aku masih bisa bernapas, maka napas inilah yang akan melindungimu."

Eazy_Hard · Võ hiệp
4.8
184 Chs