webnovel

24. Badut kampungan

I buried the pain until it became tight and ended in tears. -Laura

🍁🍁🍁

Inge sudah siap dengan udangan ulang tahunnya yang ke-17. Siap di bagikan ke seluruh siswa, acaranya akan megah kali ini.

Inge membagikan undangan ulang tahunnya itu pada siswa yang berlalu-lalang.

"Eh, dateng ya,"

Mereka langsusng antusias, di undang anak sultan itu berkah.

"Wadidaw, bisa makan-makan gratis dan enak nih,"

"Waw, di undang Inge? Ulang tahun? Aw, pasti aesthetic banget dekorasinya,"

"Waduh, anak sultan ulang tahun nih,"

Ada yang loncat kegirangan, teriak histeris, dan masih syok di undang Inge sang anak sultan pertama setelah berhasil menggeser posisi Juna.

'Gue jadi gak sabar, Laura ikut bermain di arena seorang Inge Widyantara,' ia telah mempersiapkannya. Hanya menunggu Laura mau apa tidak. Tapi sebisa mungkin Inge akan memaksa dengan caranya sendiri, berpura-pura baik.

🍁🍁🍁

Sam menatap takjub undangan ulang tahun dari Inge.

"Wah, bisa nyari cecan nih buat jadiin gebetan," jiwa playboy Sam bangkit kembali rupanya.

"Modus lo, macarin putusin. Emang gak ada hati," tekan Alvaro gemas.

"Eh, itu kalian bawa pasangan ya. Kalau gak ada, gak boleh masuk," tambah Inge dengan senyum cantiknya.

Sam memegangi dadanya sesak. "Astaga, siapa yang mau jadi pasangan gue?" tanyanya panik, berharap seisi kelas SEBELMA ada yang minat, namun tak ada.

"Males sama lo. Yang ada baru ngomong langsung kabur dan nangis," celetuk Jaka, mulut Sam pedas dalam mengkritik tampilan.

"Selalu aja gak ada yang dukung gue," curhat Sam pilu.

"Laura aja, pasti mau. Tapi undangannya belum aku kasih ke dia, nah bujuk aja," saran Inge.

Juna berdehem sebagai kode ancaman keras. "Awas yang macem-macem. Saya pantau darisini," tekannya galak.

"Wadidaw, kode keras bung," Alvaro terkejut. Juna memang sudah menaruh hati pada Laura.

Tiara menghampiri Juna, menunjukkan undangan ulang tahun dari Inge. "Sayang, kita dateng kesana bareng yuk. Kan kita udah jadi pasangan," Tiara mengedipkan matanya, sok genit memang.

Inge memutar bola matanya jengah. 'Halah, giliran gini nyari Juna. Emang gak ada cowok lain apa?' Inge dibuat kesal akan tingkah manja Tiara.

"Sama aku aja ya sayang?" jiwa playboy Sam seketika meronta, Laura tidak boleh di embat, lalu Tiara, selanjutnya siapa lagi? Kamu yang lagi baca?

Tiara mengibaskan tangannya, mengusir kehadiran Sam yang begitu mengganggu. "Ihh gak mau, lo bukan level gue!" teriaknya menggila. 'Ogah ah, gue jadi korban cewek Sam selanjutnya. Mending yang cuek kayak Juna, pasti udah setia sih. Ah, tapi kok sama Laura?!' teriak Tiara dalam hati.

Melihat Tiara menghentakkan kakinya kesal, wajah memerah, pipi menggembung mungkin akan menambah kesan lucu bagi para cowok.

"Aduh, sayang Tiara jangan marah-marah gitu dong. Ntar cepet tua, aku gak mau ya kamu tua duluan sebelum menua bersamaku," gombal Sam.

Tiara memilih kembali ke tempat duduknya.

Alvaro menimpuk Sam dengan buku tulis korban sobekan ulangan milik Jaka.

"Woy, bukan gombalin itu. Yang ada bikin cewek tambah nangis, nyesel menua sama lo Sam," ujar Alvaro ngegas.

Jaka tersenyum melihat tingkah Sam yang tiada habisnya.

"Kalian datang ya. Pasti seru kok," tambah Inge, nanti malam ia akan tampil paling memukau seperti seorang princess.

🍁🍁🍁

Inge melempar undangan ulang tahunnya ke wajah Laura.

"Lo dateng ya. Kalau sampai gak, gue bisa ngelakuin apa aja. Asal lo tau, rumah lo ada di gang lecil itu kan?" tanya Inge mengintimidasi.

Laura gugup, takut, dan diam. 'Apa dia tau semuanya? Gak, jangan sampai nyakitin ibu dan ayah,'

"Kenapa diem?! Jawab dong!" sentak Inge dengan suara tingginya. Koridor sekolah setelah bel pulang berbunyi bernuansa sepi, siswa yang biasanya berlalu-lalang dan sekarang tidak ada satu pun, seolah mendukung Inge untuk menyakiti Laura.

"I-iya bener," jawab Laura takut-takut.

"Datang ya. Gue udah beliin kostum khusus buat lo. See you next time Laura manis," Inge membelai pipi Laura, melangkah pergi meninggalkan Laura dengan keterdiamannya.

Laura mengambil undangan itu. 'Apa harus datang ya?' Laura teringat akan ucapan Tiara saat penobatan duta lingkungan.

Flashback on

Tiara tersenyum licik. "Lo tau gak Inge? Murid baru yang cantik itu,"

Jiwa kepo Laura meronta. "Kenapa emangnya?"

"Hati-hati sama Inge, terutama keselematan lo," Tiara pergi meninggalkan Laura yang terpaku, apakah Inge berbahaya?

Flashback off

Tapi Laura tak akan berpikiran negitf, sepertinya Inge baik. Mengajaknya ke pesta ulang tahun anak sultan itu jarang, secara dirinya dan Inge seperti Bumi dan langit, kaya dan miskin.

🍁🍁🍁

Sesuai janjinya, Inge benar-benar menjemput Laura dengan Lamborghini-nya yang menarik perhatian orang desa serta orang tuanya.

Cica langsung berada di ambang pintu begitu ada Lamborghini mewah berhenti tepat di halaman rumahnya. Sontak saja beberapa warga mengerumuni, seperti desa yang kedatangan artis besar. Benar saja, kemiripan anak dari Gilang Widyantara dengan gadis cantik bak model internasional tampil memukau dengan dress-nya.

Inge tersenyum ramah pada orang tua Laura, mungkin baru pertama kali melihat orang kaya mampir sebentar di pedesaan.

"Permisi. Apakah Laura ada? Saya temannya. Ingin mengajak ke pesta ulang tahun saya yang akan di mulai satu jam lagi," ujar Inge sopan.

Cica terkesima. 'Gini dong, kan bisa minta duit terus,' akhirnya Laura pandai memilih teman kelas atas, bukan sederhana dan tidak punya apa-apa. Setidaknya Cica bisa merasakan uang banyak. Bukan kecil-kecilan seperti gaji Brian. Toko rotinya bangkrut, beralih bekeja di pabrik.

Cica mengangguk antusias. "Ada kok. Sebentar ya. Saya panggilkan dulu," Cica berlari kecil, tak sabar Laura akan berpesta dengan artis terkenal yaitu keluarga Widyantara.

Laura yang tengah belajar pun terkejut setelah pintu kamarnya di buka secara kasar, tampillah sang ibu dengan wajah bahagianya.

"Samperin temen kamu tuh. Yang kayak artis, kaya, cantik. Buruan deh, di ajak ke pesta ulang tahunnya," Cica menarik tangan Laura hinggs anaknya itu berdiri. "Eh, tapi ganti baju dulu,"

Sebelum sang ibu membuka lemari dan mengacak-acak isinya, Laura menolaknya.

"Gak usah bu. Bajunya udah di beliin sendiri,"

Cica semakin sumringah. "Oh iya? Wah, bagus dong. Pokoknya bungkus makanan yang enak, lauknya juga. Kalau di kasih uang, jangan nolak! Gak baik itu rezeki," nasehat Cica, tergiur akan uang dan makanan enak.

Laura menghela nafasnya. "Iya bu. Berangkat ya," pamit Laura.

Cica tersenyum-senyum. "Jadi gak sabar pingin makan enak, aduh apalagi uangnya. Awas aja ya, pulang-pulang gak bawa apa-apa," Cica ragu karena sifat Laura pemalu itu.

🍁🍁🍁

Chương tiếp theo