webnovel

The Alchemists: Cinta Abadi

Finland adalah gadis paling kesepian di dunia, yang harus berani menghadapi dunia yang sulit di Singapura sendirian setelah lulus dari universitas dengan beasiswa. Setelah dibesarkan sebagai anak yatim dalam kemiskinan di pinggiran Jakarta dan selalu dibully gadis-gadis kaya di sekolahnya, ia sangat kuat membentengi dirinya agar tidak disakiti oleh orang lain. Secara kebetulan, Finland bertemu Caspar, seorang alchemist generasi kedua yang telah hidup selama 438 tahun dan sebenarnya abadi. Caspar telah menumpuk kekayaan, pengetahuan, dan kesempurnaan di dalam hidupnya (yang sangat panjang). Ia tidak pernah jatuh cinta dan bergonta-ganti kekasih sebulan sekali, sampai akhirnya karma membalas Caspar ketika dia bertemu satu-satunya gadis yang tidak peduli pada ketampanannya dan kekayaannya yang luar biasa, dan pada gilirannya membuatnya jatuh cinta setengah mati. Copyright: @2019 Missrealitybites *** Follow FB Page "Missrealitybites" untuk ngobrol dengan saya tentang novel-novel saya: 1. The Alchemists 2. Kisah Cinta Ludwina & Andrea 3. Katerina 4. Glass Heart : Kojiro - Nana 5. 1912-1932 6. Altair & Vega 7. Pangeran Yang Dikutuk 8. Finding Stardust / Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang Lihat visual novel ini di Instagram @casparthealchemist Instagram @missrealitybites

Missrealitybites · Fantasia
Classificações insuficientes
1144 Chs

Keputusan Tentang Jean

Ketika keduanya turun ke ruang makan, Aldebar, Flora dan Louis telah menunggu sambil menikmati sarapan mereka.

"Selamat pagi, pengantin baru," sapa Flora dengan nada menggoda. Ia menoleh pada Louis suaminya, "Kau masih ingat waktu kita baru menikah?"

Louis mengangguk sambil menyentuh pipi istrinya dengan penuh cinta. "Aku ingat seolah itu baru terjadi kemarin. Aku sangat mencintaimu."

"Kalian kenal sudah berapa lama?" tanya Finland tertarik. Ia hanya tahu kalau Flora berusia kira-kira 100 tahun lebih muda daripada Caspar.

"Hmm.. hampir seumur hidupku," jawab Flora. "Aku lahir di Inggris. Orang tua kami sudah merasa sepi karena Caspar mulai bepergian dengan Lauriel sehingga mereka memutuskan punya anak lagi, maka lahirlah aku. Aku dibesarkan di pedesaan dan berteman dengan Louis sejak kecil. Aku tahu bahwa suatu hari nanti kami harus pindah dan meninggalkannya, karena ia tidak boleh tahu identitas kami sebagai kaum Alchemist. Tapi saat aku berumur 16 tahun aku tahu bahwa aku mencintainya dan aku tidak mau berpisah. Ibu bilang aku pasti sudah gila... Mana mungkin aku tahu cinta di umur semuda itu, tapi aku memang keras kepala. Aku akhirnya membuka rahasiaku kepada Louis dan kami memutuskan untuk kawin lari."

"Benarkah? Wahh... aku tidak tahu cerita itu..." Finland merasa kagum sekali. Kira-kira sekarang Flora berusia 330-an tahun, dan hampir seumur hidupnya dihabiskan bersama dengan Louis. Itu sungguh suatu waktu yang sangat lama, namun mereka terlihat masih saling mencintai.

Ini kah cara orang Alchemist mencintai pasangannya?

Finland melirik Caspar dan hatinya menjadi hangat membayangkan betapa Caspar akan selalu mencintainya selama mereka hidup dan memperlakukannya semanis sekarang, sama seperti Louis dan Flora saling mencintai.

"Waktu itu kalian tidak direstui, dan Louis menjadi semakin tua sementara kau tetap terlihat seperti masih 20 tahun. Sebelum kemudian orang tuamu merestui dan memberikan ramuan abadi kepada Louis, saat Alexandrite lahir, apakah kalian siap untuk dipisahkan kematian?" tanya Finland lagi.

Flora mengerti Finland sedang menimbang keadaannya sendiri dan berusaha membandingkan dengan situasi mereka di masa lalu.

"Hmm... saat itu kami tidak berpikir panjang. Kami hanya ingin bersama, bagaimanapun caranya. Ketika pelan-pelan wajah Louis berubah, menjadi semakin dewasa, aku tidak mempedulikannya. Bagiku ia tetaplah Louis yang kukenal saat kami remaja. Tetapi ya, kami memang mempersiapkan diri untuk berpisah jika ia meninggal... Kami tak punya pilihan lain. Tetapi aku bertekad untuk hidup demi anak-anak kami kelak," jawab Flora. "Bagiku, lebih baik bersama Louis walau hanya 50 tahun... daripada tidak sama sekali."

Finland mengangguk. Caspar menggenggam tangannya dan tersenyum.

"Aldebar sudah memberi kita ramuan abadinya sebelum ia tidur. Kau tidak perlu terburu-buru memutuskan. Aku akan menunggu kapan pun kau siap," katanya menenangkan.

Finland mengangguk lagi. Hatinya menjadi lebih tenang.

"Satu hal yang mungkin kau tidak tahu," kata Flora lagi, "Kami biasanya sangat susah untuk menentukan pasangan, jadi kasusku adalah suatu pengecualian. Kebanyakan orang dari kaum kami baru memutuskan menikah setelah bersama pasangannya paling tidak 10 tahun dan saat umurnya sudah sangat matang. Ketika kau mencapai umur 100 tahun pemikiranmu menjadi lebih dewasa dan mengerti apa yang kau inginkan. Banyak di antara keturunan Alchemist generasi pertama dan kedua menikah dengan sesama Alchemist, dan hanya setengahnya yang menikah dengan orang luar. Maka dari itu jumlah kami sedikit sekali. Kami juga tidak mengenal perceraian."

"Kalian tidak diizinkan bercerai... atau.. memang belum pernah ada kasus di mana pasangan merasa sudah tidak ada kecocokan lagi?" tanya Finland semakin penasaran. Klan-nya Caspar ini memang sangat menarik. Mereka bukan hanya terlihat sempurna secara fisik, namun secara bermasyarakat mereka juga terlihat memiliki pola hidup yang ideal.

Tidak ada yang bercerai? Hebat sekali. Padahal angka perceraian di banyak negara di Eropa sekarang sudah lebih dari 30%, bahkan di beberapa negara satu dari dua pernikahan berakhir dengan perceraian.

Kali ini Aldebar yang angkat bicara. "Belum pernah ada yang merasa sudah tidak cocok dan memutuskan bercerai. Semua pasangan yang ada sekarang adalah hasil hubungan yang matang dan penuh perhitungan. Kalaupun di tengah mereka menjalani biduk rumah tangga ada masalah, biasanya pasti dapat diselesaikan dengan saling pengertian. Aku belum pernah mengenal seorang pun dari anggota klan yang berpisah."

"Kalian punya masyarakat yang sangat sempurna," komentar Finland. "Kau sendiri kenapa sampai sekarang masih sendiri?"

Aldebar tertawa mendengar pertanyaan Finland, "Aku masih sangat muda. Tadi malam aku baru merayakan ulang tahunku yang ke-200. Hidupku masih panjang dan masih sangat banyak orang yang akan kutemui. Aku tidak terburu-buru."

Finland cegukan mendengar bahwa 200 tahun dianggap muda... Lalu bagaimana dengan dirinya yang baru akan berulang tahun ke-24 dua minggu lagi? Dan sekarang dia sudah menikah...

Orang-orang Alchemist itu semua memiliki satu persamaan, pikirnya kemudian, mereka tidak terburu-buru.

Caspar menjadi anomali karena ia sepertinya tidak mau menunggu lama untuk menjadikan Finland istrinya. Mengingat ini Finland tersenyum sedikit. Ia bahagia karena Caspar membuatnya merasa istimewa.

Mereka melanjutkan sarapan sambil berbincang-bincang tentang hal lain. Aldebar akan segera berangkat ke tempat penelitiannya dan Flora akan menghabiskan waktu satu minggu di kastil sambil berlibur. Caspar sudah menyiapkan perjalanan bulan madu ke Spanyol yang memiliki suhu lebih hangat dibandingkan Jerman.

"Aku ingin sekali membawamu ke Finlandia, tetapi di sana suhunya terlalu dingin dan tidak ada matahari. Aku tak ingin kau langsung mengalami musim dingin yang ekstrem. Lebih baik kita menjelajah kota-kota di Spanyol dan Portugis. Di sana juga cantik. Nanti kita kembali di musim semi atau musim panas dan menjelajah negara-negara Skandinavia, lalu kembali di musim dingin mendatang untuk melihat aurora."

"Aku ke Paris tanggal 16. Aku harus tahu rute perjalanan kita supaya aku bisa memesan tiket untuk ke Paris." kata Finland.

Caspar memandangnya dengan bingung, "Untuk apa beli tiket? Tentu saja aku akan mengantarmu ke sana."

"Oh..."

Finland tahu ia kini harus mulai membiasakan diri untuk berlaku sebagai istri. Setelah menikah, tentu ia tidak perlu ragu menggunakan fasilitas suaminya bila dibutuhkan, dalam hal ini Caspar bisa mengantarnya kemana pun yang ia inginkan, ia hanya perlu meminta.

"Jangan pernah sungkan untuk meminta apa pun kepadaku." kata Caspar dengan nada suara yang sangat bersungguh-sungguh. "Kalau aku bisa memenuhinya, aku pasti akan memberikan apa pun keinginan hatimu. Kebahagiaanmu adalah tujuan hidupku."

Finland sangat terharu mendengarnya. Ia menyentuh pipi Caspar dan membelainya, lalu mengangguk.

"Terima kasih."

Caspar mengambil tangannya dan menciumnya lembut. Finland masih tak percaya bahwa pria sempurna ini adalah suaminya, dan sangat mencintainya.

Caspar kemudian mendeham, "Sebelum kita berpisah, aku ingin meminta masukan kalian tentang Jean. Apa yang harus kita lakukan kepadanya?"

Deg!

Hati Finland seketika berdebar-debar..

Oh ya... masalah tentang Jean yang mengetahui rahasia mereka. Apa keputusan yang akan diambil Caspar dan Aldebar?

"Berapa lama kau sudah mengenalnya?" tanya Aldebar.

"Aku baru mengenalnya," jawab Caspar, "Tetapi ia sahabat Finland dan aku percaya penilaian istriku."

"Jean orang yang sangat baik." kata Finland cepat-cepat. "Aku bisa menjamin ia tak akan membuka rahasia kalian. Aku sangat mengenalnya."

Aldebar mengangguk ke arah Caspar, "Kalau kau mempercayai penilaian istrimu, maka kita bisa menganggap masalah ini tidak ada."

Oh.. Finland lega sekali.

Mereka tidak akan mengganggu Jean.

Dalam hati ia bersorak, karena kalau mereka menganggap Jean tidak berbahaya, maka ia akan dapat memberi tahu Jean tentang rahasianya sendiri. Ia tidak perlu berpura-pura mati dalam kapal tenggelam dan pergi dari hidup pemuda itu. Ia dan Jean akan dapat berhubungan seperti Katia dan Karl Furstenberg sekarang.

Katia diam-diam menemui Karl dan memberitahunya bahwa ia masih hidup. Memang terlambat 50 tahun... tapi setidaknya ia mendapatkan kembali sahabatnya.

Finland tidak perlu kehilangan Jean...

Gadis itu merasa dadanya ringan sekali, seolah beban berat terlepas dari pundaknya. Selama beberapa minggu ini ia memang sangat tertekan memikirkan harus berbohong kepada Jean dan bahkan harus menghilang meninggalkanya, yang tentu akan sangat membuat Jean sedih. Kini hal itu tidak perlu terjadi.

"Baiklah, kalau kalian berpandangan seperti itu," kata Caspar kemudian. "Kita akan menganggap masalah ini tidak ada.."

"Sebenarnya aku juga tidak bermaksud membiarkan," kata Aldebar memotong ucapan Caspar. Ia mengeluarkan sebuah botol kecil dari sakunya dan meletakkannya di meja. "Aku sudah melakukan penelitian selama beberapa tahun dan menciptakan obat, khusus untuk peristiwa-peristiwa semacam ini. Berikan obat ini kepadanya, dan ia akan kehilangan ingatannya. Ini sudah terbukti ampuh, aku sudah mencobanya kepada beberapa orang."

Hati Finland tiba-tiba terasa berat kembali. Menghilangkan ingatan Jean?

"Apakah maksudmu ia akan hanya melupakan pembicaraan yang dia dengar waktu itu... Ataukah ia akan lupa semuanya?" tanyanya dengan suara bergetar. "Apakah obat ini aman?"

"Obatnya aman. Hasil eksperimenku menunjukkan bahwa rata-rata ingatan yang hilang adalah dari beberapa bulan hingga beberapa tahun terakhir. Tergantung dosisnya. Aku belum pernah memberikan kepada subjek hanya untuk menghilangkan ingatan mereka dari suatu peristiwa tertentu. Hipnotis bisa menjadi cara yang efektif kalau kita hanya ingin subjek melupakan satu kejadian saja. Namun dalam kasus ini, di mana rahasianya cukup besar, kita jangan ambil risiko. Sebaiknya menggunakan obat penghilang ingatan saja."

"Apakah mungkin nanti jika Jean minum obat ini.... ia akan melupakanku?" tanya Finland kemudian.

Kalau Jean bisa melupakannya, ia tak akan sedih ketika Finland menghilang.

Mungkin ini juga bisa menjadi solusi terbaik, pikir Finland.

"Berapa lama kalian kenal?" tanya Aldebar.

"Sekitar 4,5 tahun."

"Hmm.. berikan satu botol penuh. Itu seharusnya cukup untuk menghilangkan ingatannya hingga empat tahun terakhir. Ia tidak akan ingat pernah mengenalmu. Mungkin ini akan lebih baik bagi kalian."

Caspar tersenyum senang sambil mengangguk-angguk. Ia setuju bahwa ini merupakan solusi terbaik bagi semuanya. Jean akan menghilang dari kehidupan Finland dan bahkan akan menghapus gadis itu dari ingatannya. Sedangkan ia dan Finland dapat memulai hidup baru dengan tanpa beban.

"Aku akan memberikan obat ini kepada Jean." kata Finland kemudian. Ia mengambil botol tersebut dan memasukkan ke dalam sakunya. "Aku akan menghabiskan dua minggu terakhir bersama sahabatku satu-satunya... dan kemudian mengucap selamat tinggal. Ia akan melupakanku. Mungkin itu yang terbaik."

Finland tentu tak akan pernah melupakan Jean seumur hidupnya. Kalau ia hidup selamanya, maka selamanya pula Jean akan memiliki tempat istimewa di hatinya sebagai sahabat dan keluarga Finland satu-satunya selama 4,5 tahun. Namun Ia rela bila Jean yang melupakannya...

Itu adalah jalan terbaik.

Chapter kedua hari ini.

Because I love you, readers!! =)

xxx

Missrealitybitescreators' thoughts