webnovel

Bulan Madu Di Spanyol

Di perjalanan menuju bandara Finland banyak melamun. Sekarang sudah tanggal 1 Januari di tahun yang baru; tanggal 15 adalah ulang tahunnya yang ke-24; tanggal 16 ia akan bertemu Jean dan bertualang bersamanya untuk terakhir kalinya, lalu tanggal 30 Januari mereka akan berpisah selamanya...

Karena Jean akan dibuat melupakan Finland dan semua rahasia kaum Alchemists yang sempat didengarnya....

Beberapa bulan pertama, hidupnya pasti akan mengalami banyak perubahan tetapi akan ada banyak orang yang mendampingi Jean dan membantunya mengingat kembali hidupnya yang terlupakan, sementara Finland tidak akan ada di sana untuk mengingatkan Jean akan sahabatnya sejak kuliah dulu.

Caspar tahu apa yang menjadi beban pikiran Finland, tetapi ia tak dapat berbuat apa-apa. Semua sepakat bahwa menghilangkan ingatan Jean adalah pilihan terbaik. Ia hanya bisa berharap seiring berlalunya waktu, pelan-pelan Finland akan dapat merelakan Jean dan menjalani hidupnya sendiri dengan baik.

Entah kenapa Caspar sangat kuat menduga bahwa Finland akan dapat melupakan sahabatnya bila ia mempunyai anak. Bagaimanapun naluri seorang ibu sangat kuat dan akan mengalahkan apa pun. Ia sangat berharap mereka akan segera memiliki anak.

Di usianya yang sudah 438 tahun, baru kali ini Caspar merasa dirinya terlalu tua dan seolah dikejar waktu ingin segera memiliki keluarganya sendiri. Baru sekarang ia mengerti apa yang dirasakan Flora terhadap Louis ketika adiknya itu dengan nekat kawin lari dengan suaminya.

Mereka terbang ke Barcelona untuk menghabiskan waktu beberapa hari di sebuah villa megah di puncak bukit yang menghadap ke kota, sehingga mereka dapat melihat cantiknya kota Barcelona yang dipenuhi bangunan unik karya Antoni Gaudi.

"Stanis tinggal di Barcelona. Kita akan mampir ke rumahnya sebelum berangkat ke Madrid," kata Caspar saat mereka mendarat.

Stanis mengirim tim untuk menjemput tuannya dan sang nyonya baru. Jadeith diberi waktu libur selama orang tuanya di Jerman agar mereka dapat berkumpul bersama. Ben juga menghabiskan libur tahun baru bersama keluarganya sendiri. Finland tidak mengenali satu pun dari tim supir dan pengawal yang membawa mereka melintasi jalan-jalan kota Barcelona dari bandara menuju villa mereka.

"Stephan, tolong sebelum ke villa, kita lewat Sagrada Familia* dulu." Caspar menyuruh supirnya untuk mengambil jalan sedikit memutar karena ia ingin menunjukkan sesuatu kepada istrinya.

Finland sering kali protes karena ia tak dapat hidup seperti orang normal, dan Caspar ingin sekali menunjukkan kepada gadis itu, kenapa ia tidak mau menjalani hidupnya seperti itu.

Mobil mewah itu berjalan lambat-lambat ketika melewati gereja terindah buatan Gaudi yang belum selesai, Sagrada Familia, suasana sangat ramai dan di pintu masuk terlihat antrian yang mengular panjang.

"Astaga... penuh sekali..." desah Finland dengan nada putus asa. "Bisa berjam-jam baru sampai."

Ia membuka google dan mencari informasi tentang bangunan itu dan tiba-tiba ia terpekik senang.

"Heii.. ternyata kita bisa membeli tiketnya online. Kalau antri langsung di tempat memang panjang sekali, tapi kalau kita beli online antrian penukaran tiketnya tidak panjang..."

Caspar merutuki perkembangan internet yang sedemikian maju dan memberikan segala informasi yang sebenarnya ia tak ingin Finland tahu, seperti penjualan tiket online tadi. Ia tak bisa membantah Finland dan akhirnya mengangguk.

"Baiklah, kau menang. Kita akan masuk ke Sagrada Familia seperti orang biasa. Aku tidak akan menutup tempat itu untuk memberimu tur pribadi. Aku akan membeli tiket online dan ikut mengantri bersamamu untuk menukarkannya," kata Caspar dengan suara khimad.

Finland mencium pipinya dan tersenyum lebar untuk pertama kalinya hari itu.

"Terima kasih." kata Finland kemudian. "Aku punya permintaan..."

"Apa itu?"

Sebenarnya Caspar agak cemas menanyakan permintaan Finland ini. Ia menduga ada hubungannya dengan mencoba berlaku hidup seperti orang normal, sesuatu yang bukan merupakan keahliannya.

"Aku ingin selama kita bulan madu, dua minggu ke depan, kita hidup seperti manusia normal. Aku ingin merasakan hidup seperti manusia lainnya untuk mungkin yang terakhir kalinya, bersamamu. Setelah aku meninggalkan kehidupanku untuk bersamamu, kita akan punya waktu seumur hidup untuk kehidupan yang tidak normal.... alias hidup dengan caramu."

Tuh kan? pikir Caspar.

Ia terlalu mencintai privasinya. Hidup sebagai manusia normal berarti ia harus mengorbankan banyak hal yang selama ini dia anggap tidak ada artinya (take for granted). Namun ia sangat mencintai gadis ini dan bersedia melakukan apa pun untuknya...

Melihat wajah Caspar yang ragu-ragu, Finland buru-buru menjelaskan. "Kau boleh tetap menggunakan supir..."

"Kenapa? Kau pikir aku tidak bisa menyetir?" tanya Caspar heran. "Aku bisa menyetiri kita berdua. Kita tak perlu supir, kalau kau ingin hidup seperti orang normal sepenuhnya."

"Kau bisa menyetir?" tanya Finland kaget. Ia sama sekali tidak mengira Caspar bisa menyetir sendiri mengingat ia selalu disupiri sepanjang Finland mengenalnya. Ia jadi penasaran mengenai cara Caspar menyetir nanti.

"Sayang, aku membantu Karl Benz* dengan penelitiannya saat mobil masih belum diciptakan," jawab Caspar dengan nada hampir tersinggung. "Kau lupa aku juga bisa menerbangkan pesawat."

Ah, benar juga...

Finland sungguh sangat sulit mencari kekurangan Caspar. Ia sampai bergidik, mengapa suaminya sempurna sekali...

"Baiklah, aku percaya." kata Finland kemudian. "Tapi apakah itu berarti kau setuju untuk hidup seperti manusia normal selama dua minggu ke depan?"

"Aku setuju," kata Caspar, "Aku akan mengabulkan satu permintaanmu itu, asalkan kau juga mau mengabulkan permintaanku."

"Uhm... apa itu?" tanya Finland.

"Aku ingin kau berjanji untuk selalu menceritakan kepadaku apa pun yang menjadi beban pikiranmu. Aku tak mau kau menanggung apa pun sendirian." Ia menatap Finland dengan sungguh-sungguh. "Mulai sekarang, aku sebagai suamimu, bertanggung jawab untuk menjagamu, dan aku ingin kau mengandalkanku... Aku ingin tahu kesulitan-kesulitanmu dan bagaimana aku bisa membantumu."

Finland tersenyum mendengarnya. "Baiklah. Aku bisa menjanjikan itu."

Caspar menciumnya dengan hati senang.

Mereka tiba di villa tempat mereka akan tinggal selama beberapa hari dan Finland segera jatuh cinta dengan desainnya yang unik dan memadukan elemen mediterania dan alam. Caspar memberitahunya bahwa villa ini adalah salah satu karya Gaudi juga.

"Oh ya? Berarti villa ini termasuk bangunan bersejarah, dong?" tanya Finland antusias.

Antoni Gaudi adalah arsitek Catalunya* paling terkenal yang merancang bangunan-bangunan dengan ciri khasnya yang memadukan keramik, kaca bercorak, dan besi tempa ke dalam desainnya. Ia merupakan genius di balik desain Sagrada Familia dan banyak karya buatannya yang menjadi legendaris.

Tinggal di villa yang dirancang sendiri oleh Gaudi tentu bukan pengalaman yang bisa dinikmati orang sembarangan. Tanpa sadar Finland mengambil beberapa foto dan mengirimkannya kepada Jean.

[Coba tebak ini rumah buatan siapa?]

Balasan dari Jean diterimanya 10 menit kemudian.

[Hei, kau sedang di Barcelona? Ini pasti rumah karya Gaudi, bentuknya khas sekali.]

[Duh, kau kok pintar sekali, Jean?]

[Aku sering ke Barcelona. Di sana bertebaran karya Gaudi sehingga sangat mudah mengenalinya.]

[Aku baru tahu. Tidak sabar untuk menjelajahi kota ini. Apa kau ada rekomendasi?] tanya Finland lagi.

[Wah, banyak sekali. Barcelona adalah salah satu kota kesukaanku. Nanti malam aku kirim email lengkap berisi rekomendasi.]

[Kalau bisa sekalian dengan Madrid ya... Habis dari Barcelona kami mau ke Madrid juga.]

[Siap.]

Finland tak sabar menikmati waktu bulan madunya bersama Caspar. Begitu ia memperoleh detail rekomendasi dari Jean, ia akan menyiapkan rencana agar mereka dapat menikmati berbagai hal seperti layaknya orang biasa. Ia ingin tahu bagaimana hasilnya kelak. Apakah Caspar benar-benar bisa hidup seperti 'orang normal' atau tidak selama dua minggu ke depan.

.

.

*Karl Benz = pendiri perusahaan Mercedes Benz yang juga merupakan salah satu penemu mobil mula-mula.

*Sagrada Familia = bangunan paling terkenal di Barcelona. Mulai dibangun pada tahun 1882 dan sampai sekarang belum selesai. Gereja ini dirancang oleh Gaudi dan menampilkan desain yang sangat unik. Silakan google sendiri gambarnya ya.. Keren banget.

*Catalunya = salah satu suku di Spanyol

Ya ampuun... maaf ya, saya nggak bisa menahan kantuk lagi...ahahaha. Seharian bolak-balik ikut seminar ternyata bikin capek. Malam ini ternyata cuma bisa update satu chapter dan melanjutkan besok pagi ke chapter lainya ya.. Semoga suka dengan bab ini.

xx

Missrealitybitescreators' thoughts
Next chapter