webnovel

not a same

Autor: memogie
LGBTQ+
Concluído · 176.2K Modos de exibição
  • 388 Chs
    Conteúdo
  • Avaliações
  • NO.200+
    APOIO
Sinopse

(gadis) Namanya gadis. Namun Nama anggun yang disemat kan dengan doa agar anak gadis ini akan menjadi anak gadis anggun dan penurut tak teramini olehnya. Kehidupan terlalu menyesakkan untuk nya. Berada di dalam sebuah keluarga yang tak mendukung pilihan hidupnya tak menjadikannya menyerah. Sifat nya yang keras membawanya kepada kehidupan yang diluar dugaannya. Pergi jauh untuk lari dari kenyataan seakan menjadisebuah kebiasaan. Hingga suatu saat ia bertemu dengan seseorang yang membuatnya tak bisa berlari lagi seseorang yang seharusnya ia hindari (Alya) Seorang wanita moderne yang takpernah merasakan kesusahan dalam hidupnya. Lahir dari keluarga kaya Berpenampilan selalu modis apapun yang ia mau selalu di beri oleh ayah nya karena ia anak semata wayang dan ayahnya tak pernah menikah lagi semenjak ibunya wafat. Alya mungkin punya segalanya kecuali tempat untuk bergantung sampai suatu saat takdir mempertemukan nya dengan gadis. Alya mulai memiliki tempat berkeluh kesah dan bermanja. Gadis baginya ibarat kakak, ibu , teman bahkan pelindung dan dia sangat menyadari itu. Dia takan pernah melepaskan gadis

Tags
1 tags
Chapter 1jadi anak perempuan itu

"Lagian ngapain kamu ikut mereka main sejauh itu?" Ibu mencoba menenangkan ku dengan pertanyaan yang membuatku semakin tidak tenang. Hari itu seperti beberapa hari yang pernah aku lalui,   dimana hari yang akan berakhir dengan tangisan ku karena hardikan ayah sepulangku bermain dengan anak laki-laki sebayaku.

Ayah memberi ku nama gadis berharap anaknya kelak akan berprilaku manis, lemah gemulai, santun dan segala sifat positive yang dimiliki anak gadis. Ayah mungkin tak pernah menyangka doa yang disematkannya didalam namaku takan berpengaruh karena si empunya nama adalah aku.

Ayahku lahir di keluarga sumatra dimana ada ribuan aturan yang mengalir untuk para anak gadisnya. Dan hal yang sangat aku benci didunia ini adalah 'aturan'.

  Aku tidak ingat sejak kapan aku membenci nya. Aturan-aturan itu terus membatasi ruang gerakku. Saat itu saat aku kecil banyak hal yang terjadi yang berujung tangisan yang membuat ku benci masa kecilku

Suatu hari aku pulang dari sekolah dalam keadaan letih. Dirumah ada banyak tamu. Saudara ayah dari kampung. Ayah menyuruh ku untuk cium tangan kepada mereka satu persatu. Aku lupa ada berapa namun seingat ku, aku cukup pegal menunduk dan menciumi tangan-tangan berbau tembakau itu.

Aku lelah saat itu, ingin rasanya setelah bersalaman aku lari ke kamar dan rebahan barang sekejap. Namun itu hanya menjadi angan, ternyata tamu ayah akan pulang. namun dikeluarga asal ayah ku, pantang tamu pulang sebelum makan jamuan tuan rumah. Bukan, bukan makan sekedar yang ada di meja tamu . Ini jamuan benar-benar jamuan. artinya aku harus membantu ibu memasak dan menyiapkan makanan layak untuk tamu ayah.

"Ibu aku cape, ingin istirahat" rajuk ku di dapur sambil membantu ibu

"Sebentar nak kamu kupas ini saja sambil duduk, sisanya biar ibu" rayu ibu sambil menggiring ku ke pojok dapur.

Anak ibu dan ayah bukan hanya aku seorang. di depan ada kaka laki2 ku sedang asik nonton tv. Dan di luar rumah ada adik laki-laki ku sedang adu kelereng dengan anak-anak satu komplek, mereka sudah ada dirumah dari sebelum tamu ayah datang sudah bernapas ringan dari tadi. Namun tak ada yang membantu ibu di dapur .

Bukan karena abang tak perhatian namun ayah selalu melarang abang membantu ibu jika aku dirumah. 'itu bukan pekerjaan anak laki-laki katanya' ah entah siapa yang memberi label gender pada suatu pekerjaan rasanya aku ingin memaki dan kabur kerumah sahabat ku anya yang tak jauh dari rumah ku . Setidaknya disana aku bisa menyabotase kasurnya barang sesaat.

Namun ibu sudah memasang mata memperhatikanku takut2 anak gadisnya akan melakukan hal-hal aneh yang memang sedang berputar-putar di otak ku.

Saat-saat seperti ini ibu selalu waspada memperhatikan ia akan mencoba mengurangi kemungkinan hardikan ayah yang akan melayang padaku kapan saja aku melakukan ide gilaku. Sekali dua ibu berhasil memegang keadaan sisanya kecolongan dengan akhir ibu mengelus dada. Ayah naik pitam dan aku menangis sambil mengeluarkan unek-unek ku. Ibu selalu menjadi tameng yang terkadang gagal berfungsi dengan baik .

****

"Kamu ga pulang lagi liburan kali ini?" Terdengar suara sayu ibu dari sebrang sana.

Sudah lama sekali sejak aku memutuskan kuliah di kota lain lalu mencoba hidup mandiri dengan tidak bergantung pada nafkah yang ayah kirim setiap bulan. Alih-alih meminta uang kuliah aku lebih memilih mencari kegiatan yang menghasilkan uang. Apa saja yang menghasilkan mulai dari menjadi crew dalam suatu acara yang kebetulan salahsatu pencentus EO nya adalah teman sendiri, menjadi helper photographer, badut dadakan apa saja yang menghasilkan dan tidak mengganggu kuliahku.

Bukan-bukan karena ayah tak mampu menopang kehidupan perkuliahan ku. Ini lebih karena ego, penolakan dan usaha pembuktian yang aku coba lakukan. Usaha ini bukan tanpa sebab.

Saat itu aku lulus dengan nilai yang lumayan memuaskan. abang dan ibuku sangat senang saat itu tampak raut bangga memancar dari wajah mereka.

Ayah?, Aku juga bisa merasakan kebahagian dari pancaran wajah ayah raut kebanggan yang tak bisa ditutupi. Namun raut itu berubah ketika aku bilang aku akan mencoba mendaftar di universitas ku yang sekarang.

"Ga boleh! , Anak perempuan itu ga bagus tinggal jauh dari rumah! Kamu masih punya ayah dan kakak kamu cuman boleh keluar kalo ada laki-laki lain selain kami yang membawa mu menjadi keluarga" tegas ayah saat itu

"Tapi ayah jurusan yang aku tuju yang bagus ya disana" keluh ku lemas. Aku tau apapun alasanku ayah takan merelakanku jauh dari rumah.

Beribu alasan telah aku lontarkan. Dan jawaban ayah tetap 'tidak' . Aku kehilangan harapan. Rasanya aku ingin menyerah saja. Sampai suatu titik aku terbangun dari tidurku. Rasanya semua kata penolakan ayah menusuk-nusuk hatiku yang sudah terluka sejak lama.

Tanpa sadar aku menitikan air mata. Sedu sedanku mungkin terdengar ke kamar kakak yang tepat berada diaebelah kamarku. Ia mengetuk dengan pelan dan membukanya sambil memanggil namaku. Aku tidak menjawab. Dan seperti mengerti apa yang menggangguku kakak memeluk ku dengan erat . Bisikan nya saat itu menguatkan pendirianku untuk pergi.

Aku mendaftar diam-diam semua dokumen yang membutuhkan tanda tangan telah siap dengan tandatangan abang. Aku mendaftar tanpa sepengetahuan ayah dan ibu. Hanya aku dan abang yang tau. Saat pengumuman memajang namaku sebagai salahsatu siswi yang lulus seleksi baru aku memberi tahu ayah. Dengan harapan ayah akan menerima telanjur basah. Namun perkiraan aku salah. Aku tetap menemui penolakan. Ayah tak mau mengeluarkan biaya kuliahku jika aku memaksa mendaftar disana. Untungya aku masih punya tabungan. Dengan itu dan bantuan dari kakak yang sudah memiliki sedikit penghasilan dan sedikit uang dari ibu yang diberikan secara diam-diam akhirnya aku pergi merantau kekota lain untuk mengejar anganku.

Kota ini terasa asing bagiku. Butuh banyak adaptasi tentang banyak hal. Dari bahasa kebiasaan dan banyak lagi. Untungnya aku telah banyak diterpa dengan banyak hal sehingga hal baru takan menyurutkan ku untuk tetap hidup.

Hidup. Ya hidup sudah cukup lama aku tak merasa benar-benar hidup seperti sekarang.  Hidup yang benar-benar hidup.  Dulu saat aku masih tinggal bersama keluarga hidup memang terasa lebih mudah makan, tidur, pulsa , listrik semua sudah tersedia namun entah mengapa aku tidak benar-benar merasa hidup.

Sekarang saat semua yang ingin dimiliki membutuhkan usaha untuk meraih nya dan terkadang usaha itu membutuhka keringat darah untuk diraih namun aku lebih merasa hidup. Karena pilihan hidupku yang seperti ini membuat aku lebih cepat dewasa dibanding teman-teman sebayaku.

Você também pode gostar

Dari CEO Menjadi Selir

Yan Zheyun terlahir dan dibesarkan untuk menjadi pemenang. Orang tuanya masuk dalam Daftar Forbes, dia adalah lulusan terbaik dalam kelasnya di universitas teratas di negaranya, dan yang menjadi puncak dari semua itu adalah dia terpilih sebagai 'idola sekolah' selama empat tahun berturut-turut oleh teman-temannya. Dan sekarang, di usia dua puluh lima tahun, Yan Zheyun bangga menjadi ketua dan CEO dari perusahaan teknologi miliknya sendiri. Namun yang seharusnya menjadi hari terbahagia dalam hidupnya berubah menjadi hari terburuk ketika ia mendengar suara robot asing saat menyeberang jalan untuk membeli kopi, hanya karena dia tidak bisa menunggu sekretarisnya kembali dari ruang fotokopi. [LAPORAN BUG #193842347: DETEKSI JIWA DUNIA LAIN. MEMULAI SEKUENSI DEPORTASI.] Dan kemudian dia meninggal. Dalam kecelakaan mobil yang sangat membosankan dan sangat biasa. …kecuali mungkin dia tidak mati. Hal pertama yang dipikirkan Yan Zheyun setelah dia membuka matanya dan menemukan dirinya di sebuah kamar yang terlihat seperti set drama istana dalam adalah: Wow, kopi itu tidak sebanding. Hal kedua yang dia pikirkan setelah dia menyadari bahwa dia sekarang berada di dalam novel BL sejarah dan telah tertransportasi ke tubuh seorang kecantikan tragis yang akan (segera) digunakan dan disiksa oleh beberapa kekasihnya adalah: Sepertinya saya membuka mata dengan teknik yang salah, mari saya coba lagi…eh, masih di sini. Ya sudahlah. Sial. Dari CEO menjadi budak rendahan, Yan Zheyun tidak percaya dengan nasibnya. Terjebak di dunia baru dan dikelilingi puncak-puncak gila (dikenal sebagai ‘Sahabat Masa Kecil’, ‘Anak Jenderal’, ‘Pangeran Mahkota’, ‘Pangeran Lain’, ‘Duke yang Menyeramkan’ dll.), Yan Zheyun menyadari bahwa pengalamannya selama satu hari sebagai CEO tidak mempersiapkannya dengan cukup untuk kehidupan baru yang penuh penderitaan ini. Namun dia bukan tipe orang yang menyerah tanpa perlawanan jadi…Yan Zheyun dengan tegas memutuskan untuk menjauh dari garis plot romantis yang menakutkan, mencoba menulis garis plot politik baru, dan selagi melakukannya, berpegangan pada paha-paha besar, berusaha mendapatkan kebaikan dari yang berkuasa. Dan dalam monarki dinasti, paha siapa yang lebih baik untuk digenggam selain kaisar sendiri? Liu Yao: …Sang Penguasa mengizinkanmu untuk memeluk bagian lainnya juga. Pasangan: - Sang-Penguasa-Tampak-Keras-Tapi-Rahasia-Baik!Kaisar Top VS Aku-Tampak-Seperti-Kelinci-Tapi-Rahasia-Serigala!Budak Bawah - BUKAN harem, seluruh cerita adalah 1v1 Peringatan: - Novel ini menangani beberapa masalah berat yang timbul sebagai akibat dari perbudakan dan sistem kasta. Saya telah menambahkan peringatan pemicu di mana relevan tetapi hanya sebagai pengingat, bajingan disebut bajingan karena alasan! Update: 21:00 GMT+8 Diilustrasikan Oleh: HAZHE

Queeniecat · LGBTQ+
Classificações insuficientes
223 Chs

Memandang Lautan Biru Yang Luas

FOKUS NULIS DI GLOBAL. Tidak lanjut untuk versi Indo-nya. Mereka sudah lama saling mengenal. Selama delapan tahun, mereka adalah seorang teman baik, dan selama dua belas tahun mereka adalah pasangan kekasih. Dua dekade telah mereka lewati. Delapan tahun, orang-orang mengagumi keakraban mereka; lima tahun adalah kutukan; dua tahun adalah keindahan; dan selebihnya, kutukan lima tahun yang lalu kembali seperti hal manis yang membuat mereka memahami banyak hal. Lima tahun. Pada awal hubungan mereka, Ai Zhiyi bertahan dan meninggalkan harga dirinya, begitupun dengan kekasihnya, Chu Weixu. Ai Zhiyi adalah pemuda biasa yang menjalin hubunga dengan seseorang karena sebuah keberuntungan. Sementara itu, Chu Weixu adalah pemuda kaya, terhormat, dan bermartabat, yang menjalin hubungan dengannya karena nasib. Ai Zhiyi hanya terlalu betah dengan kisah percintaan mereka yang membosankan ini, sehingga ia menjadi keras kepala. Mungkin saja dia juga sedang terjebak, sehingga membuat waktunya terbagi dalam tiga masa yang berbeda. Chu Weixu mencintainya, tetapi dia dan juga keluarganya adalah dua hal yang sangat bertolak belakang. Namun, pada akhirnya waktu yang menjawab semua kerumitan pada hubungan mereka. Chu Weixu, "Jika kau memandang laut, luas, bukan? Tapi, jika kau membandingkannya dengan cintaku, itu bukan apa-apa." Ai Zhiyi, "Kau sangat pandai merayuku." Chu Weixu, "Bagimu, itu terdengar aku sedang merayumu, tapi tidak. Itu sebenarnya apa yang aku rasakan dari lubuk hatiku. Aku mencintaimu sampai mati." ------------------------ Sampul milik sendiri. - Novel ini adalah DRAMA dan memiliki alur yang sangat lambat, jadi mohon bersabar. - Kekerasan/pemerkosaan, tapi tidak rinci/intens. - Terkesan lebay. - Bahasa yang digunakan "baku dan sangat kaku" karena saya menerjemahkannya tanpa diedit terlalu serius. LOL Desember, 2020 ------------------------

Mao_Yuxuan · LGBTQ+
5.0
313 Chs

The Scum Shou's Survival Guide

《Novel Terjemahan》 Penulis : Tức Mặc Dao 即墨 遥 Tahun : 2017 Status dalam COO : 171 Bab + 1 ekstra Selesai Translator to Inggris : whiteskytranslation || deepdreamtranslation Translator to Indonesia : LailaIla with google translation WARNING!! AREA FUJO!! KALAU NGGK SUKA JANGAN DIBACA, UNTUK KENYAMANAN KITA BERSAMA!! LOVE YOU ~ Dalam semangat cinta dan untuk membantu mantan pacarnya keluar dari bayang-bayang kesedihan, setiap kali sebelum Ye Ming pergi setelah berhasil menyelesaikan misi asmara masing-masing dunia, ia akan 'ramah' (tanpa ampun) putus dengan pacarnya . Setelah pindah ke N dunia yang berbeda, dia akhirnya mendapatkan pengalaman yang cukup. Pada saat ini sistem memberitahunya bahwa karena akumulasi keluhan mantan pacarnya telah melampaui level kritis, yang menyebabkan kegagalan semua misinya…. Jadi dia harus kembali ke masing-masing dunia untuk menghilangkan keluhan mereka jika dia ingin menyelesaikan misinya! Ye Ming: Ini adalah hasil yang tidak saya prediksi. Sistem: Saya mencoba memberi tahu Anda sebelumnya bahwa jika Anda melakukan ini, Anda tidak akan memiliki akhir yang baik. Mantan pacar semuanya tertawa dingin: He He. Bajingan tercela yang lari setelah menipu perasaanku akhirnya kembali. Kali ini bahkan tidak berpikir untuk melarikan diri! Ye Ming: …… Sistem: Karena Anda “zuo” sampai mati, bahkan jika Anda berlutut, Anda harus pergi sampai akhir! Ye Ming: Untungnya saya memiliki teknik "pembersihan sampah" khusus ^ _ ^ CP : maaf kalau ada typo bertebaran dimana - mana, maklumin aja :)

LailaIla · LGBTQ+
Classificações insuficientes
6 Chs
Índice
Volume 1
Volume 2 :Not a same vol 2
Volume 3 :not a same vol 3

APOIO