Sudah hampir satu jam Metta duduk di kamar hotelnya sendirian dan belum mengganti pakaiannya. Ia duduk dalam posisi lutut tertekuk ke dada dan hanya memandang kosong.
"Kenapa dia baru ingat semuanya sekarang?" gumam Metta dengan airmata yang menetes perlahan. Ia menunduk beberapa kali dan terisak. Waktu sudah malam dan seharusnya resepsi sedang berlangsung saat ini. Tapi Metta memilih tidak keluar dan tinggal diam di kamar saja.
Sebuah ketukan di pintu kamar, membuyarkan lamunan dan tangisan Metta tiba-tiba. Buru-buru ia menghapus airmatanya dan bangun dari ranjang. Metta langsung membuka pintu tanpa mengintip siapa, dan menemukan ibu angkatnya berdiri dengan cemas di depan pintu.
"Mama," Ely langsung masuk ke dalam sambil menarik tangan Metta.
"Ada apa ma, kenapa mama kemari?" tanya Metta setengah bingung. Ely melepaskan nafas berkali-kali cemas dan terlihat tegang.
Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com