webnovel

DILEMA KARENA CINTA

Aku sudah tidak kuat, aku ingin pergi meninggalkannya tapi, karena aku masih cinta ... aku ingin mempertahankannya. Aku tidak bisa menjadi sosok yang kuat hanya karena aku sering meneteskan air mata. Hatiku ini hanya untukmu .... Bisakah kau perlakukan aku seadil mungkin seperti kau memperlakukan yang lainnya .... Jika kamu sudah acuh padaku, aku benar-benar akan pergi .... Meninggalkan orang yang benar-benar aku cintai ....

ANABANTINGAN · Urbano
Classificações insuficientes
20 Chs

017

Fushimi segera menengok kaca ....

Dan ada sesuatu yang hendak dia coba setelah melihat goresan yang tersirat itu. Dia membuka lembaran tisunya kembali dan mendekatkannya ke kaca karena sepertinya itu adalah sebuah petunjuk yang sengaja ditulis secara terbalik.

Dan setelah mencobanya, di sana tertulis 'HELP ME' itu hanya bisa dibaca!!

Ya, itu adalah teknik pencerminan dari materi refleksi geometri di matematika, dan trik refleksi itu rupanya bisa diterapkan seperti ini ...!

*Malah mirip di film-film detektif!!

Lanjut!

Tentu saja itu membuktikan kalau gadis yang menolong nyawanya itu tidak bodoh dan Fushimi sendiri merupakan orang yang sangat teliti dan tipe pekerja keras.

Dari situ, dia mengikuti jejak yang ditinggalkan Nana melalui goresan, dia yakin pasti gadis itu telah memberikan disudut benda kalau bukan sepatu pasti itu adalah anting runcing yang dipakainya sehingga meninggalkan jejak ini.

"...." dia memfokuskan ke lantai dan mencoba melihat jejak kaki sepatu milik Nana.

Dia berpikir, kalau seseorang dari toilet tidak lewat depan lagi maka ....

Dia tertuju ke dinding belakang toilet, di sana terdapat pintu kecil yang sedikit terbuka itu.

"Mereka menculik Nana dan kabur lewat dinding ini!! Hmm ... aku yakin, pelakunya pasti lebih dari dua orang. Dan, satu orang bisa saja wanita yang ada di toilet menemui Nana dan orang lain pasti laki-laki yang membawa Nana pergi."

Untuk memastikan dugaan itu, Fushimi akhirnya mencoba bertanya pada salah satu karyawan di sana dan dia sambil menunjukkan kartu namanya supaya agar dipercaya kalau dia orang yang penting yang ada di acara tadi sekaligus bagian dari keluarga yang ada di perusahaan tersebut, melihat rekaman CCTV saat setelah Nana keluar "...."

Dia segera diizinkan melihatnya karena karyawan di sana percaya pada Fushimi yang merasa ada yang tidak beres.

Tentu saja di rekaman yang Fushimi lihat, Nana keluar menuju ke ruangan itu tapi ... beberapa menit kemudian ....

"Hmm ... begitu ya," akhirnya Fushimi paham.

Selain rekaman itu, ada rekaman lain yang harus dia lihat walau tak begitu jelas ....

Sebelah parkiran mobil dan kali ini mobil yang mana yang membawa Nana?

Walau tidak begitu jelas semua mobil yang parkir di depan tertangkap kamera.

Fushimi akhirnya mengerti semua teka-teki yang menghubungkan alibi hilangnya Nana ini, sebenarnya ....

"Yang mereka incar adalah ...."

________

Setelah diberitahu rekaman CCTV-nya, Fushimi pun pergi ke parkiran dengan dengan langkah biasa meski pikirannya tidak tenang.

Dia langsung masuk ke mobil rentalnya dan untungnya saja kunci mobilnya tadi Nana serahkan pada Fushimi.

Di dalam mobil kini dia sedang mengerutkan dahinya dan dia memegang kepalanya, cemas!

"...."

Dia mulai mengevaluasi situasinya lagi setelah menganalisa rekaman CCTV-nya.

'Siang itu, Nana keluar dan menelepon, ponselnya berbunyi keras dan membuat orang di ruangan heran. Tapi, dia menemui orang yang berada di luar dan itu adalah orang lelaki.'

'Di sana juga ada kak Miren yang melihatnya, dan wanita itu ... melihatnya juga, dia menuju ke toilet yang sama dengan Nana. Dia memang keluar dari arah toilet itu. Tapi, tak ada tanda-tanda Nana keluar dari sana.'

'Seorang lelaki yang sempat berbincang-bincang dengan Nana pasti adalah rekan di tempat kerjanya!'

'Dan seorang rekan kerja bisa saja kan tidak memiliki hubungan baik? Atau bisa saja pura-pura baik?'

"...!!"

Setelah menganalisanya, dia berpikir kedua orang yang dicurigai tersebut pasti belum jauh dari tempat ini.

Dan kebetulan sekali!!

Saat Fushimi yang tadinya tertunduk mengerutkan dahinya itu, kini mengangkat wajahnya dan fokus menatap ke depan, "Itu!!"

Dari parasnya sudah jelas, pasti dia orang yang tadinya mengajak Nana bicara tapi, kenapa dia ke sini bersama bos perusahaan tempat Nana bekerja?

"Hah~" Fushimi menghela napasnya, dan dia mencoba keluar dari mobil untuk basa-basi menyapanya.

"Rupanya pak Kim datang dalam acara ini," sapa Fushimi tiba-tiba yang baru berjalan beberapa langkah dari mobil rentalnya. Meskipun sebenarnya dia tidak ingin menyapanya karena perusahaan itu nanti akan diurus oleh kakaknya juga terlebih lagi, orang yang bernama Kim ini menjadi bos yang terasa agak arogan.

"Wah! Wah! Presdir Furukawa! Apa kabar?" pak Kim pun menyapanya sambil tertunduk kemudian dia juga meminta lelaki yang datang bersamanya untuk tertunduk memberinya salam pada Fushimi juga.

Pak Kim kemudian membalas perkataan Fushimi, "Ya, tentu saja saya datang. Nyonya besar sudah memberi saya undangan jadi, saya menyempatkan waktu untuk datang."

"Oh, begitu, ya. Pak Kim tidak datang dengan istrinya?" tanya Fushimi basa-basi lagi, jelas sekali dia tadi bilang 'menyempatkan waktu' itu artinya dia sedang bekerja, pikirnya.

"Ah, iya, aku tak sempat mengajaknya. Tapi, saya tidak melihat Anda tadi ...."

"Iya, saya cuma duduk saja menikmati red velvet dan sepotong kue di dalam, dan saya datang agak tidak tepat waktu. Untung saja acara belum habis." Jelas Fushimi yang memilih penempatan kata yang baik. Setidaknya dia juga tidak terlambat datang.

"Ah~ Anda pasti masih sibuk, ya."

"Ehehe, benar. Sepertinya Anda juga."

"Ya, jadinya, saya mengajak salah satu karyawan saya untuk datang, undangannya kan harusnya dua orang." Jelas pak Kim dengan polosnya.

*Dalam hati Fushimi, "Eh, kurasa undangannya bebas ajak berapa orang pun gak masalah lagian kayak banyak banget tuh sisa makanan dan minumannya." Tapi, ntar sisanya dibawa pulang dan dibagikan ke saudara-saudara atau rekan-rekan atau dimakan sendiri.

"Oh, ya, ya." Fushimi mengiyakannya saja.

"Anda datang bersama siapa?" tanya pak Kim heran sambil memiringkan kepalanya.

"Um~ saya datang bersama salah satu asisten pribadi saya yang baru, dan entah kenapa semenjak saya keluar, saya belum melihatnya kembali ke sisi saya." Jelas Fushimi dengan muka khawatir.

Saat menyimaknya, raut muka pak Kim menyiratkan kalau dirinya tidak mau terlibat dalam urusan pribadinya.

"Hmm ...." Fushimi menggumam dan mencoba menscroll-scroll ponselnya untuk menghubunginya.

"Oh, begitu, ya?" hanya seperti ini saja respons Kim pada seorang presdir di perusahaan yang akan bekerja sama dengan perusahaan tempatnya bekerja.

Tapi, lelaki yang ada di dekatnya Kim ini cukup jeli dan tiba-tiba bertanya padanya, "Kalau boleh tahu seperti apa orangnya? Barangkali kami bisa membantu?" celetuknya menawarkan bantuan.

Fushimi pun merasa agak terkejut kalau karyawannya pak Kim ini tiba-tiba bertanya seperti itu. Tapi, pak Kim yang egois ini segera meliriknya dengan tatapan tajam seakan-akan berkata padanya, 'Jangan terlibat dalam urusan pribadi orang lain!'

Dan, yang membuat Fushimi terkejut juga adalah ... pertanyaan yang dilontarkannya, padahal salah satu karyawannya itu adalah orang yang dicurigainya.

________

Apakah Fushimi akan mengungkapkan wanita yang menjadi asisten barunya tersebut pada mereka berdua?

To be Continued