webnovel

DILEMA KARENA CINTA

Aku sudah tidak kuat, aku ingin pergi meninggalkannya tapi, karena aku masih cinta ... aku ingin mempertahankannya. Aku tidak bisa menjadi sosok yang kuat hanya karena aku sering meneteskan air mata. Hatiku ini hanya untukmu .... Bisakah kau perlakukan aku seadil mungkin seperti kau memperlakukan yang lainnya .... Jika kamu sudah acuh padaku, aku benar-benar akan pergi .... Meninggalkan orang yang benar-benar aku cintai ....

ANABANTINGAN · Urban
Not enough ratings
20 Chs

018

"Kalau boleh tahu seperti apa orangnya? Barangkali kami bisa membantu?"

Setelah salah satu karyawannya bertanya seperti itu, dalam hati Kim yang menatapnya tajam itu berkata, "Sial, Riko! Sepertinya aku salah mengajak orang ke pesta pernikahan kali ini!! Aku tidak ingin melibatkan diriku ke dalam urusan orang lain. Hmm ... atau aku suruh dia di sini saja bersamanya?"

Sedangkan dalam hati Riko (Koko) ini berkata, "Orang itu tampaknya sedang mencemaskan sesuatu. Orang yang dicarinya pasti orang yang berharga baginya. Dia terlihat pucat tapi, dia terlihat agak kesakitan ..., bibirnya pun terlihat kering. Apa dia sedang sakit atau menahan rasa sakit?"

Orang seperti Koko yang memiliki rasa peduli pada orang lain itu pasti tidak asing dengan sikap semacam itu. Dia tahu mana orang yang sedang kesulitan, mana orang yang sedang berpura-pura sulit. Kemungkinan dia ke sini untuk basa-basi karena tidak ada yang dimintai tolong olehnya lagi, pikirnya.

Dan Koko merasa, kalau dia berhasil membantunya, apakah tidak berdampak pada keberhasilan kerjasama perusahaan nantinya?

"Ah~ ini jam berapa, ya, aku sedang buru-buru–" gerutu Kim pada karyawannya yang terus ditatapnya tajam itu lalu memalingkan pandangannya melihat arlojinya.

Sementara Fushimi yang tidak kekurangan akal masih berusaha mencari foto yang tadinya dia ukir untuk dibuat kenangan oleh Nana.

'Oh, rupanya foto ini berguna juga!'

Fushimi pun ingin tersenyum tipis tapi, dia masih menjaga imej-nya di depan kedua lelaki ini, kalau karyawan itu bertanya demikian, berarti, dia benar-benar tidak tahu di mana Nana sekarang berada tapi, Fushimi merasa pasti dia tahu di mana gadis itu sebelum meninggalkan kafe ini.

Fushimi mengangkat smartphone-nya lalu memperlihatkannya foto yang berada di dalam lift yang ada dalam jepretan smartphone-nya yang berkualitas tinggi itu, jernih dan jelas.

Sementara pak Kim masih melihat arlojinya, satu-satunya orang yang telah melihatnya adalah.

"Eh!" Koko pun membuka matanya lebar-lebar. Gadis yang ada di fotonya yang tersenyum bersamanya adalah asisten barunya, gadis yang ada bersamanya adalah gadis yang dia kenal, dia adalah 'Nana!'

"Kau tampaknya mengetahuinya, bukan?" tanya Fushimi sambil tersenyum tipis.

GLEEEK!! Seketika Koko menelan ludahnya sejenak dan berpikir, 'Jangan-jangan temannya Nana itu sebenarnya ... dia? Pantas saja dia bilang jangan menceritakan pada siapa pun. Berarti, bos pun tak tahu!'

Koko tegang.

Dia pun menjawab Fushimi dengan menganggukkan kepalanya pelan tanpa dirinya jujur pada orang yang sedang kesulitan ini.

Begitu Koko hendak membuka mulutnya untuk mengucapkan kata "Ya", Fushimi meraih tangannya. Lalu, Fushimi yang merasa tak punya pilihan lain ini berkata, "Pak Kim, saya pinjam karyawan Anda sebentar, ya. Hari ini saja, untuk menemani saya mencari asisten baru saya."

"O-oh, begitu, ya. Sebenarnya saya ingin membantu juga tapi–"

Kim ingin beralasan tapi, perkataannya terpotong oleh perkataan Fushimi, "Ah~ tidak masalah. Anda kan orang yang sibuk, nanti saya pastikan soal kerjasamanya akan berjalan lancar." Kata Fushimi sambil tersenyum optimis.

Tapi, dalam hati, Fushimi paham hatinya yang tidak tulus dari ekspresinya itu, "Huh, dasar pemakan gaji buta!"

"O-oh, terima kasih banyak, Presdir Furukawa." Kata pak Kim sambil tersenyum optimis juga.

Sebelum Kim pergi, dia memberikan beberapa amanah pada karyawannya, dan berharap mereka pun dapat menemukan asisten barunya segera.

Tadinya Kim berpikir mencampuri urusan orang lain itu buruk tapi, sesekali karyawannya berguna untuk menolong orang penting di perusahaan lain. Dia merasa itu hal bagus dan kerjasama berjalan baik.

Biarpun begitu, Kim masih belum tahu betapa busuknya para petinggi Furu company itu terutama ibunya, dan sebentar lagi pun yang mengurus kerjasamanya bukanlah Fushimi lagi.

Karena ....

Di sisi lain Fushimi bertahan, dia akan membuat Furu Company yang baru. Orang seperti lelaki yang peka itu juga cocok menjadi salah satu pekerjanya.

"...."

Beberapa saat kemudian setelah pak Kim pergi, Fushimi yang menggandeng tangan Koko mengajaknya untuk masuk ke mobil rentalnya. Koko masih cemas karena dia meninggalkan beberapa barang-barangnya di kantor.

"Anu, mas, soal foto tadi ...." Entah kenapa Koko merasa orang yang membawanya ini tidak telihat sebusuk pak Kim. Dia berharap bisa berbicara santai dengannya, karena kata Nana sih dia temannya, entah itu kebohongan, settingan, atau kejujuran?

Dan, Fushimi merasa kalau gaya bicara orang ini sama seperti gaya bicara Nana.

Sebelum masuk mobil, Fushimi bertanya terlebih dahulu, "Kau bisa mengemudikan mobil?"

"Ya, bisa." Jawab Koko serius dengan sedikit tegang. Yang menyetir di mobil Kim juga dirinya, terlebih lagi dia merasa agak aneh kalau orang ini belum menjawab pertanyaannya sama sekali.

"...."

Dan yang lebih aneh lagi, dia merasakan tangannya sedikit berkeringat lalu, suhu badannya lebih hangat dari dirinya.

Fushimi berhenti dan Koko ikut berhenti juga, dia bahkan membukakan pintu kemudi untuk Koko, "Tolong bantu aku!" pintanya dengan tulus.

Koko pun hanya bergeming dan langsung masuk ke dalam mobil bagian kemudi. Lalu, Fushimi pun duduk di dekatnya. Koko yang tegang sekaligus khawatir, hanya bisa memandanginya dengan cemas.

Kini langsung ke intinya saja!

"Aku tadi melihatmu di luar bersama dengan dia (Nana yang dimaksud). Kau tahu ke mana perginya dia?" tanya Fushimi serius. Keseriusannya terpancar pada caranya yang memandang Koko tanpa berkedip sama sekali.

"Jadi, begini. Saya cuma bicara sebentar dengan Nana dan dia bilang kalau dia ke sini bersama temannya, sebelumnya dia tidak masuk dihukum bosnya. Dia terlihat sedih dan dia bermaksud ke toilet untuk merapikan riasannya. Sudah cuma itu saja, dan sepertinya ada perempuan yang tadi mengajaknya bicara ...."

"Dia juga tidak boleh memberitahu dirinya ada di sini karena keinginan temannya, pada siapa pun termaksud pak bos juga."

"Ah, ya, aku paham garis besarnya. Jadi, kamu tidak tahu di mana dia setelah itu?" tanya Fushimi memastikannya sekali lagi.

"Yah~ mana saya tahu, mas. Maaf saya panggil begini karena Nana bilang Anda temannya, saya rasa tidak mungkin presdir sedekat ini dengan Nana." Lagian Nana tidak pernah cerita.

"Ah, tidak masalah. Asal di depan orang-orang penting, kamu jangan begini, ya." Fushimi menyarankannya untuk tetap hati-hati.

"Baik." Jawab Koko dengan serius.

Dalam hati Koko berkata, "Rupanya dia benar-benar orang besar!"

'Kira-kira bagaimana Nana bisa menjadi asisten barunya secara tiba-tiba, ya? Lalu, Kenapa dia menghilang? Dan, apa yang sebenarnya terjadi dengan orang ini?'

________

To be Continued