webnovel

Aku Adalah Hujan

[Romance dengan sedikit magical realism. Dikemas unik, bertabur quote, manis dan agak prosais. Hati-hati baper, ya. Hehe] Kamu percaya tentang malaikat di bawah hujan? Malaikat itu menjelma perempuan bermata teduh, membawa payung dan suka menulis sesuatu di bukunya. Lalu, ini istimewanya. Ia membawa payung bukan untuk menjemput seseorang. Namun, akan memberikan payung itu sebagai tanda rahmat. Terutama untuk mereka yang tulus hati. Siapa yang mendapatkan naungan dari payung itu, ia akan mendapatkan keteduhan cinta sejati. Kamu percaya? Mari membaca. Selamat hujan-hujanan. Eh, kamu masih penasaran siapa dia? "Aku adalah Hujan. Yang percaya dibalik hujan memiliki beribu keajaiban. Aku akan lebih menagih diri berbuat baik untuk orang lain. Pun, mendamaikan setiap pasangan yang bertengkar di bumi ini. Demikian keindahan cinta bekerja, bukan?" Gumam Ayya, perempuan berbaju navy yang membawa payung hitam itu. Ayya tak lagi mempercayai keajaiban cinta. Tepat ketika dikecewakan berkali-kali oleh Aksa. Ia memutuskan lebih berbuat baik pada orang lain. Impiannya adalah bisa seperti malaikat di bawah hujan. Yang sibuk memberi keteduhan, meskipun mendapat celaan. Sejak itu, ia menjuluki dirinya sebagai "Hujan" Sebuah bacaan tentang perjalanan cinta, pergulakan batin, pencarian jati diri, dan apa-apa yang disebut muara cinta sejati. Tidak hanya romansa sepasang kekasih. Baca aja dulu, komentar belakangan. Selamat membaca.

Ana_Oshibana · Adolescente
Classificações insuficientes
194 Chs

Part 111 - Cukup, Oki!

Tak dapat dipungkiri, seringkali ingatan itu hadir begitu saja di benak Oki. Semakin ia mengumpulkan rahasia, ia semakim tak tenang pula.

***

Mulai dari ingatannya saat pertama memutuskan merantau. Ia baca kembali.

Orang-orang berkata jangan pernah menasehati dua hal di dunia ini. Kalau kamu tak ingin capek hati. Satu, orang orang patah hati dan kedua orang yang jatuh cinta. Hahaha. Entahlah, kenapa hal itu jadi semacam nasihat turun temurun. Sedangkan... barangkali aku juga merasakannya. Bedanya aku sendiri bingung. Apakah aku pantas merasakan sakit hati untuk orang-orang yang harusnya kucintai?

Sebuah musim tak pernah menunggu kotanya siap sedia. Kota itu sendirilah yang harus selalu siap sedia. Apapun musimnya yang menyapa. Hari itu, sebuah musim semi. Dimana bunga-bunga mekar indah. Pun harum mewangi, dari berbagai bunga yang kutahu ataupun belum kuketahui.

Capítulo Bloqueado

Apoie seus autores e tradutores favoritos em webnovel.com