webnovel

Fell in LOVE with a CRIMINAL

Autor: Audy22
Urbano
Concluído · 1.8M Modos de exibição
  • 507 Chs
    Conteúdo
  • 4.9
    453 Avaliações
  • NO.92
    APOIO
Sinopse

TAMAT [Novel ini sedang dalam tahap revisi dan pengeditan] Note : Buku kedua dan ketiga akan segera diterbitkan. Harap bersabar karena proses pencocokan plot dan lain-lainnya membutuhkan waktu yang lumayan lama. Warning : [ 18+ ] dilarang untuk pembaca di bawah umur. Banyak konten kekerasan dan pembunuhan sadis di dalam novel ini. Harap dedek2 kecil yang belum cukup umur, baca saja novel kakak-kakak Author lain yang lebih sesuai rating yaa ?? Silahkan add friend saya di Facebook : Audy Here Saya biasa update beberapa informasi tentag FLWC di fb. Silahkan di Add yaa. Terima kasih Sinopsis : Apakah mungkin untuk jatuh cinta dengan kriminal? Earl, seorang perwira militer kelas menengah yang tertimpa berbagai masalah rumit dalam hidupnya. Suatu hari, Ia harus menangkap Arthur, pria jangkung seperti Slanderman, sang bos mafia nomor satu yang menjadi buruan semua penegak hukum dunia. Top criminal level SSS! Dapatkah Earl menangkap Arthur? Atau justru dirinyalah yang terjerat pesona memabukkan no.1 kriminal ini? Jatuh cinta pada seseorang yang sangat berbahaya. Cinta terlarang antara Perwira dengan kriminal top. Akan jadi seperti apakah kisah cinta mereka berdua? Dapatkah Earl menangkap Arthur? Atau justru dirinyalah yang terjerat pesona memabukkan kriminal no.1 ini?

Tags
2 tags
Chapter 1Bab 1. Berondong peluru

Waktu sudah menunjukkan pukul dua belas malam ketika rintik hujan mereda satu jam yang lalu. Earl Camilia, sudah hampir menghamparkan kardus di depan toko karena lelah dan kedinginan. Demi tuhan! Dinginnya hawa setelah hujan terasa sampai menusuk tulang. Ia berdiri disana selama satu jam. Bayangkan saja betapa menderitanya hal itu. 

Beruntung toko tempat ia berlindung dari hujan ini buka dua puluh empat jam. Jika tidak, mungkin Earl sungguh akan membuat api unggun dengan membakar pom bensin di sebelah toko. Mulutnya berdecak kesal sembari meniup telapak tangannya yang dingin. Musim dingin yang akan tiba disambut oleh hujan. Bagus sekali, Earl memakai jaket tipis saat ini. 

Entah apa yang dilakukan Mike selama satu jam ini. Mereka sudah janji untuk bertemu di tempat ini tepat pukul sebelas malam. Earl tidak berharap pria itu menerjang hujan dan larut tersapu air banjir. Tidak lucu bukan? Memikirkannya saja Earl bertambah sakit kepala. Hidungnya mulai mengeluarkan ingus karena kedinginan. 

Suasana di depan toko ini tidak begitu bagus. Pemandangan yang sama seperti di film horor yang sedang laris di bioskop bulan ini. Taman bermain yang gelap gulita, lampu taman yang terang kemudian redup dan tiba-tiba mati. Ia bukan sedang syuting film horor okay? Bawa pergi jauh-jauh pikiran itu karena Earl tidak berharap pekerjaannya berubah menjadi berburu hantu malam ini. 

Earl makin tidak sabaran dan kembali menatap jam tangannya dengan delikan kasar. Ia sudah melakukan itu puluhan kali dan tidak terasa satu jam lebih waktu terbuang. Sebentar lagi Arthur akan melakukan transaksinya. Jika Mike tidak juga datang, pukul satu dini hari ini, Earl akan pergi melacak seorang diri. 

Ada rasa ingin menendang tong sampah di sampingnya tapi Earl terpaksa mengurungkan niatnya karena takut disangka orang setres. Mengingat petugas kasir pria di dalam toko tampak khawatir karena Earl memaki tidak jelas entah kepada siapa. 

Tak lama kemudian, dari kejauhan ada cahaya mobil yang mendekat dan berhenti tepat di depan toko. Earl menahan nafasnya karena empat mobil itu berjajar dengan orang-orang berjas rapi keluar dari dalam mobil itu. Satu per satu dari mereka memasuki toko dan melewati Earl begitu saja. 

Rambut berwarna merah api Earl sedikit terayun saat mereka lewat. Beruntung ia tengah dalam misi penyamaran saat ini. Earl diam saja dengan raut wajah tidak peduli ia menatap kukunya untuk menghilangkan kecanggungan. Jumlah mereka ada banyak dan masing-masing membawa senjata. Jika berulah sedikit saja Earl akan dirugikan karena ia hanya punya pistol kaliber empat lima tanpa peluru tambahan. 

Dalam hati ia mengutuk Mike karena partnernya itu tidak juga nemampakkan batang hidungnya. Karena dinginnya suhu malam itu, Earl merapatkan jaketnya sembari menghitung jumlah mereka jika sewaktu-waktu rencana berubah. 

Tetapi saat Earl sedikit mengalihkan perhatiannya dari orang-orang itu, salah seorang dari mereka mulai mendekat. 

"Pergilah dari sini jika kau tidak ingin terlibat masalah, Nona Muda." Ucap pria itu dengan ekspresi merendahkan sekali. 

Earl bisa saja menamparkan sepatu bootnya berkali-kali ke mulut pria itu karena berani menatap rendah dirinya. Dengan ekspresi ganas, Earl membalas dengan delikan mata dan mulut yang siap menyumpah serapahi pria itu. Earl sejatinya tahu mereka adalah anak buah Arthur dan beruntung penyamarannya baik-baik saja. 

"Jess! Maaf membuatmu lama menunggu. Kau tahu? Ayahku memboikot pintu rumah dan terpaksa aku keluar melalui jendela kamarku." 

Dan tiba-tiba Mike datang terengah-engah. Bak super hero kesiangan, Earl ingin sekali memukul Mike sampai pingsan. 

"Jangan konyol Jake! Aku sudah menunggumu satu jam lebih disini dan hampir mati kedinginan! Kakiku bisa lumpuh karena berdiri menunggumu disini." Earl langsung mengomel sembari berkacak pinggang. Mike meringis kecil lantaran Earl menendang pelan tulang keringnya. 

"Oh ayolah Jessica. Kau tidak akan lumpuh hanya karena berdiri selama satu jam." Earl memutar matanya kesal menanggapi Mike yang terlambat dan mengecilkan perkataannya dengan kata 'hanya'. Mike melirik tajam pada sekumpulan pria yang berdiri di belakang Earl "Dan ada apa dengan kalian? Berniat merebut pacarku?" Desisnya dibuat-buat serius. 

"Kau memang cocok dengan kekasihmu ini. Sama-sama idiotnya." 

Dan pria yang berbicara dengan Earl tadi gagal menahan tawanya hingga sekumpulan pria itu ikut tertawa bersama. Tidak tahu saja jika mereka terkena lemparan sepatu boot Earl, mereka bisa pingsan sampai kejang. Earl mendengus jijik. Tidak selera dengan sekumpulan paman yang tidak jelas asal usulnya itu. 

Earl langsung menarik lengan Mike saat matanya melihat Mike akan membalas perkataan pria tadi. Jika ia tidak mengakhiri percakapan tidak penting ini, mereka akan sampai pagi disana meladeni paman idiot itu. Lagi pula sebaiknya mereka segera bersiap untuk ke lokasi pertemuan Arthur karena waktunya tipis sekali. 

"Jangan lupa hubungi Mama ya!" Teriak paman tadi lagi-lagi mengejek Earl dan Mike. 

"Awas saja kau nanti." Mike sampai bergumam dan memaki karena terbawa suasana. Ia memberikan salam jari tengahnya sebagai perpisahan sebelum Earl menyeretnya agar menjauh dari toko itu. 

Mereka berdua lalu berjalan melewati beberapa toko yang sudah tutup. Jarang sekali ada kendaraan lewat di jam ini terlebih dengan cuaca dingin. Menyambut musim dingin dengan flu. Mike merangkul pundak Earl dengan santainya sedangkan Earl sejak tadi sibuk memainkan ponselnya untuk menghubungi rekannya di tim pusat. 

"Aku mencium sesuatu yang janggal disini." Earl bergumam sembari berpikir keras. 

Diantara mereka, hanya Mike yang masih tampak biasa saja dan menikmati perannya sebagai pria playboy yang sedang mengencani pacarnya yang ke sekian. Tapi memang mereka masih harus tetap berakting jika ingin totalitas dalam pekerjaan. 

"Tunggu saja sebentar lagi. Mungkin saja Duke dan Tom terlalu asyik bermain tetris sampai lupa jika kita hidup dan mati disini." Demi tuhan Earl ingin sekali melempar Mike ke tengah laut. Bercandaannya tidak lucu sekali. 

"Karena mereka tidak ada kabar justru membuatku merasakan sesuatu yang tidak beres sedang terjadi." Mike memutar matanya malas dengan ekspresi yang seolah berkata 'Lalu aku harus bagaimana?' "Apa kau sudah memeriksa ke tempat yang sudah aku tandai?" Kali ini Earl bertanya serius setelah menyikut perut Mike sedikit kuat. 

"Ouch! Sudah! Aku sudah mengeceknya dua kali! Itulah kenapa aku terlambat." Mike memegangi perutnya sambil sedikit merintih. Kekuatan sikutan Earl yang dianggap pelan olehnya itu amat teramat sakit yang dirasakan Mike "Aku cukup aneh juga melihat anak buah Arthur sebanyak itu malah bersantai disaat waktu transaksi sebentar lagi akan tiba." 

Seketika Earl membeku di tempat. Yang benar saja! Penyamaran mereka tidak terbongkar kan? Earl lantas menoleh ke belakang dan melihat tidak ada tanda-tanda sekumpulan paman idiot itu mengikuti mereka. 

"Mungkin mereka tim lain yang sedang berpatroli mengawasi sekitar... Tapi entah kenapa aku merasa instingku...." Earl tidak melanjutkan perkataannya lantaran bisa saja itu hanya pemikirannya saja. 

Mike sendiri berusaha menghitung jumlah pasukan Arthur yang ia lihat di lokasi transaksi. Karena sungguh aneh jika mengerahkan pasukan sebanyak itu hanya untuk berpatroli. Lagi pula mereka tidak berpencar. Memang wajar jika Earl khawatir saat ini. 

"Bagaimana pengamatanmu?" Earl menghempaskan rangkulan tangan Mike di pundaknya dan kemudian mengantongi kembali ponselnya. 

"Aku bisa mencium bau bubuk mesiu di sepanjang toko ini walaupun samar. Dan juga sebaiknya kita kembali dulu ke markas karena instingku sungguh berkata lain saat ini. Aku merasa kita seperti tengah diawasi dari kejauhan." Mike menghela nafasnya sembari menggeleng pelan. 

Tidak biasanya Earl bersikap pengecut seperti ini. Mungkin saja ada beberapa kelompok yang menargetkan Arthur untuk transaksinya kali ini. Tapi jika mereka tidak menyerang, sebaiknya mereka menunggu kelompok lain yang menyerang lalu mereka bisa mengambil keuntungan dari mereka. 

Lambatnya informasi dari pusat juga membuat mereka berdua serba salah. Mike memang merasakan banyak hal aneh, tapi ia takut peluang akan terbuang begitu saja jika mereka menyerah sekarang. 

"Ini dugaan terkuatku. Kita bertindak sekarang atau menunggu informasi dari pusat, keduanya tidak ada yang menguntungkan kita saat ini. Aku tahu Arthur sedang bersembunyi di suatu tempat di kota ini dan ikut mengawasi keadaan. Jika kita memanfaatkan keadaan ketika Arthur merasa dirinya aman, kita gunakan kesempatan itu untuk pergi dari sini." Kata Earl sembari memastikan waktu. 

Ia menoleh kesana kemari karena waktu transaksinya tinggal tiga menit lagi. Disaat genting itu pula rasanya kejanggalan yang terlihat semakin nyata. Kemana perginya anak buah Arthur? Earl langsung menarik lengan Mike untuk mencari tempat persembunyian. 

Mike menatap surai merah Earl. Jika memang kondisi saat ini tidak tepat untuk menangkap Arthur, mereka bisa tinggal sebentar sampai transaksi selesai sembari mereka menyerap informasi bukan? Untuk apa mereka pergi menjauh dari tempat ini? 

"Earl, ini bukan saatnya untuk jadi pengecut. Jika dugaanmu benar Arthur ada disekitar sini, peluang apalagi yang kita tunggu?" Tanya Mike sedikit gemas karena setelah ia lelah berpatroli seorang diri dan Earl meminta untuk kembali ke markas. 

Earl tidak menanggapi perkataan Mike dan tetap berjalan lurus sambil terus menarik Mike agar mengikutinya. Ia bukan pengecut. Hanya saja kekhawatirannya saat ini semakin menjadi-jadi saat ia menyadari betapa sepinya tempat ini. Terlalu sunyi padahal waktu baru menunjukkan pukul satu dini hari. 

Belum lagi bau bubuk mesiu yang semakin lekat di penciumannya membuat Earl dilanda kepanikan. Mike yang terus mengoceh itu hanya membuat kepekaan telinganya semakin sensitif. Sampai tiba-tiba Earl mendengar suara slide gun dari arah toko roti di seberang jalan. Earl dengan kuat mendorong Mike ke depan. 

"MIKE!" 

Dorr! Dor! Dorr! 

Dan puluhan peluru meletus memecahkan kaca toko roti itu dan menghujam ke arah mereka. Mike terlambat bereaksi dan untungnya Earl menyadari lebih dulu. Dengan cepat mereka segera berlari menghindari tembakan dan menyelinap ke dalam gang sempit di pinggir toko. 

Nafas Earl memburu sekali dan berlari mendahului Mike untuk memimpin jalan. Itulah kenapa bau mesiu tercium semakin kuat. Earl ingin sekali mengutuk kebodohannya. 

"Sialan! Sejak awal mereka sudah tahu!" Kali ini Mike memaki keras. Itulah kenapa instruktur selalu berkata untuk tidak bersantai-santai selama menjalankan tugas. Beruntung Earl memiliki pendengaran yang bagus. 

"Bodohnya aku tidak menyadari dengan cepat saat bau bubuk mesiu itu tercium kuat. Dari tadi instingku berteriak ada sesuatu yang tidak beres disini!" Earl melompati beberapa bag sampah di gang kecil itu. 

Ia berkali-kali hampir terpeleset karena jalan di gang sempit itu licin setelah hujan mengguyur. Tapi yang ajaibnya, mereka tetap bisa berlari dan memanuver kelincahan kaki mereka saat berbelok. Earl tidak tahu saja bahwa Mike berlari sekuat yang ia bisa karena berusaha mengimbangi langkah kaki Earl yang tidak manusiawi itu. 

Earl sempat bernafas lega saat anak buah Arthur tidak sanggup mengejar mereka. Ia harus membawa Mike menjauh dari tempat ini dan mencari persembunyian sementara sebelum Arthur mengepung mereka. 

Tapi harapan itu pupus saat tak sengaja Earl mendongak dan melihat beberapa orang berdiri di depan jendela. Demi tuhan! Jantung Earl hampir copot saat melihat mereka melompat dari lantai dua lalu menembaki mereka. Earl berdecak kasar. Mana ada orang segila dan seniat itu untuk mengepung dua orang mata-mata. 

Memangnya mereka James Bond? Earl berdoa saja semoga kaki mereka patah karena melompat dari lantai dua. Kasihanilah dua kelinci tak berdaya ini. Batin Earl langsung merogoh pistolnya dari saku belakangnya. 

"Mike! Berpencar!" Mike langsung mengangguk dan menangkap pistol yang dilempar Earl padanya. 

Mereka pun berpencar dan langsung mengacaukan rencana anak buah Arthur. Earl tidak berharap Mike atau dirinya tertangkap karena sudah pasti nyawa mereka akan melayang. Ia sekarang memegangi dadanya karena mulai kehabisan nafas. Earl tertawa dalam hati karena akhirnya ia bisa berlari membabi buta seperti ini di tengah malam musim dingin. 

"Arthur berengsek! Lihat saja kau nanti!" Earl menyempatkan diri untuk memoles lidahnya memaki dan menyumpah serapahi Arthur sampai puas. 

Tidak ada informasi dari pusat, kota mendadak sepi dan mereka berdua sukses masuk ke dalam perangkap. Entah bagaimana caranya Earl menghubungi pusat untuk meminta bantuan mengingat ia mengambil nafas saja susah. 

Earl terus berlari dan berhasil bersembunyi di semak-semak saat ia berhasil keluar dari gang sempit itu. Tanpa pikir panjang lagi, Earl mencongkel jendela rumah itu dan masuk tanpa permisi ke dalam rumah. Masa bodoh dengan tata krama. Ia sedang dalam kondisi tercepit sekali saat ini. 

Ia berjalan mengendap saat kakinya tak sengaja membawanya ke dalam dapur kecil. Disana Earl langsung meraih pisau dapur sebagai senjata pertahanannya. Ia tidak lupa memeriksa sekitar dapur barangkali ada senjata lain seperti pistol misalnya. Tapi ternyata tidak ada. Hanya ada garpu dan sendok bahkan pisau steak. 

"Aku sudah tidak bisa lagi menghubungi pusat karena ponsel sial ini." Gumam Earl yang menatap ponselnya yang sudah pasti telah disadap tanpa ia sadari. Arthur sialan! 

Earl lalu meletakkan ponsel itu di dekat kompor dan kemudian menyalakan api kompor. Berharap ponsel itu tidak meledak dalam waktu dekat sebab suara ledakannya sudah pasti akan memancing anak buah Arthur. 

Sambil meringis tidak rela, Earl meratapi ponselnya. Padahal itu ponsel baru tiga hari ia gunakan. Toko penjual ponsel senang sekali setiap kali Earl datang. Sialnya dalam sebulan ini ia sudah tiga kali mampir kesana dengan permasalahan yang sama. 

Earl kemudian berjalan mengendap menuju ruang tengah. Rumah ini terlalu sedikit furniture sampai Earl sedikit sulit untuk bersembunyi. Tapi ketika Earl berbalik mengitari lemari, matanya membelalak kaget sekali. 

Seorang pria berdiri membelakanginya di depan jendela.

Você também pode gostar

SUAMIKU KULI BANGUNAN

"Apa kamu bilang, Cia?? Kuli bangunan?? Apa Papa nggak salah dengar?? Kamu mau menikah dengannya??" "Memang apa salahnya menikah dengan kuli bangunan? Setidaknya dia tidak pernah menduakanku!" Felicia melirik ke arah adik tirinya yang tersenyum licik. "Mau dikasih makan apa kamu nanti?? Cinta??" Papa Rangga semakin meninggikan suaranya. "Makan nasilah, Pa, pakai sambel plus lalapan!! Makan cinta doang mana kenyang?!" Felicia menyahut pertanyaan sang Papa dengan ketus. Begitulah pertengkaran yang terjadi siang itu di kediaman Atmadja. Ratu Felicia yang baru saja ditendang oleh sang kekasih —karena memilih menikah dengan adik tiri Felicia— tak sengaja terlibat cinta satu malam dengan seorang kuli bangunan bernama Kaisar. Hubungan satu malam tanpa cinta dan juga kesadaran itu nyatanya telah membuahkan hasil di dalam rahim Felicia. Membuat hidup Felicia yang sempurna menjadi porak poranda. Syukurlah, Kaisar berjanji akan bertanggung jawab dan menikahi Felicia sampai anak itu lahir dan mendapatkan pengakuan sah negara. "Sadar diri sedikit! Gue dokter! Elo cuma kuli bangunan!" Felicia yang tersulut emosi tanpa sadar menghina Kaisar. "Ya, udah. Gue pergi!" "E ... tunggu!! Kalau elo pergi siapa yang jadi bapaknya?" Felicia menarik lengan Kaisar. "Cari aja sono di rumah sakit! Lo kan dokter, kali aja nemu orang yang mau jadi bapaknya!" seru Kaisar ketus. "Ihh ... kok gitu sih!! Makanya kalau punya telur jangan besar-besar kayak telur bebek, donk! Masa sekali doang langsung jadi!!" sahut Felicia. Wajah Kaisar sudah semerah kepiting rebus, memangnya waktu itu mereka lagi bikin martabak special, sampai telur bebek dibawa-bawa?! "Memangnya siapa yang minta duluan??" balas Kaisar. Jleb! Nancep banget di hati Felicia, kan' malam itu Felicia yang duluan yang minta. Kalau pas perjanjian nikah mereka saja sudah seribut ini, gimana kabar biduk rumah tangga setelah upacara pernikahan mereka, ya? Nambah kacau? Atau malah bakalan muncul benih-benih cinta? "Kok kamu enggak pernah pakai cincin kawin kita sih, Kai?! Kamu sebenernya cinta nggak sih sama aku?" ~ Ratu Felicia Atmadja. "Kamu nggak pernah pakai cincin kawin kita, Cia. Jadi aku sadar diri, aku nggak mau bikin kamu malu karena punya suami kuli bangunan kayak aku." ~ Kaisar Hero Samudera. Terus, gimana kalau ternyata ada rahasia besar di balik hidup Kaisar?? Lalu, balas dendam Felicia ke mantan pacarnya bakalan berjalan mulus enggak, ya?? — ***** — Hai, Bestie!! Othor datang dengan promosi novel othor yang baru. Ada ide tambahan enggak buat cerita ini?? Sweet, Belleame ~ Cover Milik Saya ~ Dilarang mengcopi paste novel ini dalam bentuk apa pun. Segala bentuk plagiat akan saya proses secara hukum. ~ Fiksi!! Kesamaan nama, tempat, dan kejadian adalah kebetulan semata. ~ Mature Content (21+) ~ Addiction, Drug Use, Violence, and Harsh words. Not for Kids!! ~ Seperti novel saya yang lain, genrenya dark ya. Jadi buat yang cari novel romantis dan sedikit wild, novel ini mungkin cocok. ~ WSA 2022 Happy reading … Bellecious. Hanya kisah cinta biasa, namun bisa membuatmu merasa luar biasa ^^

BELLEAME · Urbano
4.9
440 Chs

Clara (Wanita Simpanan)

PERINGATAN! Novel ini terdapat konten dewasa dan sedikit kekerasan. Harap bijaklah memilih bacaan. Novel ini tidak diperuntukan bagi usia -20 tahun. Terbisa hidup mewah, membuat Clara terbiasa melihat segala sesuatunya dari sisi uang. Baginya, tak ada kecantikan tanpa uang, tak ada kebahagiaan tanpa uang, bahkan tak ada kehidupan tanpa uang. Bahkan dirinya rela menjadi wanita simpanan dari pria kaya raya hanya demi menunjang kehidupan mewahnya. Tugasnya hanya cukup menghangatkan ranjang pria itu ketika pria itu datang menemuinya. Sedangkan dirinya bebas memakai uang pria itu kapanpun dia menginginkannya. Bahkan semua fasilitas mewah pun dia dapatkan dari pria itu. CLARA (WANITA SIMPANAN) SEASON II. Dipertemukan kembali di sebuah pesta setelah bertahun-tahun tak bertemu, membuat Bram dan Clara mengalami masalah yang akhirnya membongkar status hubungan keduanya yang selama bertahun-tahun tak pernah terendus oleh siapapun. Lantas, mungkinkah keduanya dapat bersatu kembali, memulai kisah baru yang tak lagi membuat keduanya tersakiti? CLARA (WANITA SIMPANAN) SEASON III Kehidupan terus berlalu, anak-anak Clara dan Bram pun sudah tumbuh dewasa. Di mana salah satunya sudah ada yang menikah, yaitu Gabriela Anastasya Sasongko (Cerita Briel ada di novel Crazy Wife Vs Cold Husband masih di Webnovel) Tepat beberapa tahun setelah Gabriela menikah. Dua pemuda tampan yang saat ini mengambil alih memimpin perusahaan Abraham Sasongko yang tak lain adalah Antonio Sasongko dan Leonardo Sasongko yang mana mereka adalah putra dari Abraham Sasongko dan Clara Wibisono. Mereka awalnya menjalani kehidupan mereka dengan normal. Namun, seiring berjalannya waktu, keduanya mulai diterpa masalah yang mana melibatkan hati. Pria pun memiliki hati, bukan? Ada saatnya mereka tak hanya memakai logikanya saja. Antonio, harus menerima kenyataan ketika kekasihnya memilih pergi mengejar impiannya dan meninggalkan Antonio di tengah cinta Antonio yang begitu melekat terhadap wanita itu. Lantas, akankah Antonio kembali menerima wanita itu, setelah wanita itu kembali? Sementara itu, masalah pun tak luput menghampiri Leonardo, di saat masalah menghampiri sang kakak, Antonio. Dirinya pun dihadapkan dengan masalah yang tak kalah rumit. "Are you serious?" pekik Leonardo ketika dirinya melihat sebuah benda pipih di tangannya yang diberikan oleh seorang wanita yang berpenampilan begitu sederhana. Bahkan jauh dari kriteria wanita yang Leonardo sukai selama ini, di mana Leonardo menyukai wanita yang cantik serta berpenampilan seksi. Melihat benda pipih bergaris merah berjumlah dua garis tersebut, membuat Leonardo merasa syok. Bagaimana bisa dirinya begitu ceroboh sehingga membuat seorang wanita mengandung benihnya? Lantas, apa yang akan terjadi setelah itu? Mungkinkah Leonardo akan mempertanggung jawabkan perbuatanya? Bagaimana jadinya, jika Bram dan Clara mengetahui masalah yang menimpa putra bungsunya tersebut? Note: Untuk Clara (Wanita Simpanan) Season III ini. Hanya akan fokus pada Antonio dan Leonardo. Briel nggak akan muncul di season III ini, ya. Dia punya cerita khusus di Novel Crazy Wife Vs Cold Husband. Follow media sosialku; IG: @dania_zulkarnaen FB: Mahdania

Mahdania · Urbano
5.0
455 Chs

Pulangnya Sang Pewaris yang Terbuang dengan Gaya

Begitu dia membuka matanya, Bai Lian mendapati dirinya berada dalam tubuh seorang gadis muda yang terkenal dan manja. Dia mendengar ayahnya adalah bintang baru dan sedang naik daun di Beicheng, mandiri dengan reputasi yang luas; Kakak tirinya yang lebih tua adalah seorang jenius yang telah menduduki puncak ujian kota dan pergi ke Universitas Jiangjing; Adik tiri perempuannya dari kelas internasional yang bersebelahan adalah kecantikan sekolah yang berbakat banyak, lembut dan sopan; Tunangannya adalah bintang emas di bidang keuangan, idola akademis di sekolah yang bahkan tidak pernah melihatnya dengan benar… Dan dia hanya orang biasa tanpa ciri khas dengan kecerdasan rendah, orang biasa, diusir dari rumah sejak awal. Bai Lian: Baiklah, maka dia hanya harus belajar keras dan berusaha menjadi orang biasa~ Semua orang (dengan wajah tersenyum misterius): ...kamu yakin tentang itu?? Gadis muda yang dikirim ke Xiangcheng tanpa latar belakang, tidak tahu apa-apa, semua orang bisa menginjaknya... tetapi mereka tidak bisa menggerakkannya??? [Protagonis wanita yang unik memukau, malas dan manja yang menghancurkan siapa pun yang melawannya vs. protagonis pria yang mulia, keren, dan mendominasi dengan IQ yang mengalahkan semua orang yang ada] PS: Baik pemeran utama pria maupun wanita sangat menawan. Cerita ini sepenuhnya tentang kepuasan membaca tanpa banyak logika, jadi tolong jangan terlalu mendalam ke dalam logika, terima kasih. Pesan: Cintai belajar, jadilah orang baik.

Road of Flowers · Urbano
Classificações insuficientes
347 Chs

Ketika Cinta Menemukan Tuannya

"Aku Mencintainya, walaupun aku tahu kalau itu berbahaya! " ............... Novel ini bercerita tentang kehidupan seorang wanita asal Indonesia yang memiliki pengalaman buruk akan cinta. Calon suaminya terpaksa harus menikahi sepupunya disaat undangan pernikahannya sudah tersebar. Ditengah ke malangan nya itu, ia melarikan diri ke Korea Selatan. Di Hari pertamanya ia malah bertemu dengan Kim Lion yang merupakan lelaki kejam yang berkuasa di Seoul. Kim Lion menjalankan perusahaan milik keluarganya sebagai CEO di KI Grup yang merupakan salah satu perusahaan paling berpengaruh di Korea Selatan. Sayangnya, Kim Liom adalah lelaki sombong yang menganggap dirinya paling sempurna sehingga tidak ada wanita yang pantas untuk menjadi pendampingnya. Suatu hari Kim Lion bertemu dengan gadis yang aneh dan terlihat sangat biasa. Gadis itu adalah satu-satunya wanita yang membenci Kim Lion karena selalu mengusik hidupnya yang tenang, dia adalah Nana perempuan mungil asal Indonesia yang tidak cantik dan tidak juga jelek. Semenjak bertemu dengan Nana, Lion pun merasa resah dan tidak tenang karena ia selalu memikirkan Nana seperti orang gila. Kim Lion menggunakan segala cara agar Nana menjadi miliknya sehingga pada suatu hari, Nana terpaksa menjadi pelayannya. Kim Lion tahu kalau dia jatuh cinta sama Nana, namun dia tidak tahu bagaimana cara menyampaikannya. .......................................................................... "Dasar Iblis, apa yang kamu inginkan dariku?". Nana melotot ketika melihat Kim Lion memblokir tubuhnya di dinding kamar mewah itu. "Kenapa kamu selalu menolakku?". Wajah Lion semakin mendekat sehingga Nana merasa Frustasi. "Kenapa aku harus menerima Iblis sepertimu?". Nana memberanikan diri menantang tatapan jahat Kim Lion. "Karena Aku adalah Kim Lion. Lelaki tampan dan kaya raya yang dipuji oleh semua wanita. Jika kamu bersamaku, maka aku pastikan akan membuatmu menjadi wanita paling beruntung. Bagaimana?". Jawab Kim Lion sambil tersenyum licik. ......................................................................... Bagaimana dengan Nana? Akankah Dia mau hidup bersama lelaki kasar dan sombong seperti Kim Lion? Atau, dia memilih lelaki lain yang merupakan musuh sekaligus sahabat Kim Lion yang super baik dan tampan?. Temukan jawabannya dengan mengikuti setiap bab di novel ini. Kalau Kalian suka, jangan lupa dukung novel ini dengan memberi Power Stone sebanyak-banyaknya. Dan tulis pendapat kalian di kolom review dan komentar agar saya bisa memperbaiki yang salah. Satu Power Stone dan Komentar atau Review dari kalian adalah penyemangat saya untuk menulis. Happy Reading! Instagram. @azzahra_tina mampir Juga di Karyaku yang Lain. 1.Istri Kecil Tuan Ju 2. Pelengkap Hidupku. 3. Flower Of Evil

Tinaagustiana · Urbano
4.9
1120 Chs
Índice
Volume 0 :Auxiliary Volume
Volume 1