Tentang Rain yang selalu bermimpi seorang pria sedang melihat langit malam, sendirian. 
Tentang Rain yang selalu penasaran siapa laki-laki itu.

Sampai suatu saat ia bertemu pria itu, namun pria itu tidak mengingatnya. Ketika Rain menyapanya, laki-laki itu bahkan tidak mau repot-repot melirik kearahnya. Membuat Rain kesal sekaligus malu.

pria itu tersenyum misterius,dan mentap wajah yang sangat ia tunggu tunggu,Ha!akhirnya,aku tidak perlu repot repot lagi untuk melihat wajah nya.

"Aku tidak menyangka kita bisa berjumpa di sini my sweety"senyum manis nya tak lupa ia berikan.

"Aku-tidak sudi-bertemu-dengan mu tuan"ucap nya gugup.

"Oh,manis nya kata kata mu sweety,aku sudah tidak sabar menjadi kan mu istri ku"

Seorang pelayan dengan hati-hati memimpin Lilia menyusuri koridor di sayap rumah, kemudian mereka berbelok di tikungan. Di depan mereka ada sebuah rumah kaca yang dipenuhi berbagai tanaman hijau. Meskipun saat ini sudah memasuki akhir musim kemarau, tanaman di dalam rumah kaca itu masih terlihat hijau dan segar.
 
Selain itu, juga ada sebuah kolam bunga di dalam rumah kaca itu. Ada banyak lampu berbentuk teratai yang diisi dengan cahaya yang indah terapung di permukaan kolamnya.
 
Di dalam taman yang penuh dengan tanaman hijau, ada lebih dari selusin meja bundar yang disusun rapi. Meja-meja itu dilapisi dengan taplak merah yang terlihat meriah, dengan kartu meja dan kartu kursi diletakkan di atas meja. Juga ada dinding tirai yang dipenuhi dengan lukisan Simon Irwan.
 
Setelah Lilia berterima kasih kepada pelayan yang mengantarnya, dia berjalan masuk sendirian ke dalam. Rumah kaca ini mencakup area yang luas dan memiliki suhu yang dikontrol secara ketat, dengan demikian mengusir gelombang dingin. Lilia melihat-lihat isi rumah kaca itu sambil menunggu acara dimulai.
 
Saat ini, tidak banyak tamu yang ada di dalam rumah kaca. Kebanyakan dari mereka masih belum datang atau tengah bersosialisasi dengan tamu lainnya di halaman depan rumah.
 
Dari kejauhan, seorang lelaki tua tengah menyambut para tamu dengan senyuman di wajahnya. Lilia samar-samar mendengar seseorang memanggilnya Hardy, kepala pelayan Keluarga Irwan.
 
Lilia berdiri di samping tanaman dill hijau yang berdaun besar sambil mengamati kepala pelayan yang sudah lanjut usia itu. Kemudian dia mengalihkan pandangannya dari Hardy dan memandang berkeliling. Namun dia tidak menemukan satu pun anggota Keluarga Irwan.
 
Hal ini dapat dimaklumi, karena acara belum dimulai sehingga keluarga yang menyelenggarakan pesta ini pun belum muncul.
 
Lilia menundukkan kepala, matanya tertuju pada hadiah yang dikemas dengan hati-hati di tangannya. Dia tidak tahu bagaimana dia harus menampilkan dirinya di depan Kakek Simon ketika dia memberikan hadiah ini. Bagaimana jika Kakek Simon menyadari identitasnya yang sebenarnya, lalu menanyai Lilia soal itu? Apa yang harus dia katakan pada pelukis terkenal itu?
 
"Lilia?" Tiba-tiba sebuah suara datang dari belakangnya.
 
Pikiran Lilia yang rumit terganggu oleh panggilan itu. Dia berbalik dan segera memasang senyuman sopan. "Bibi Jenny." Sapanya.
 
Malam ini, Jenny tampak mengagumkan. Dia mengenakan gaun pesta berwarna ungu tua yang membuatnya terlihat anggun. Sehelai bulu hitam menghiasi bahunya dan memberinya kesan mewah. Dia memakai riasan tipis di wajahnya, dan ada sepasang anting mutiara mengkilap menghiasi telinganya. Secara keseluruhan, wanita itu terlihat lebih cantik dan lebih elegan daripada saat terakhir kali Lilia melihatnya di rumah sakit.
 
Jenny berjalan mendekat, lalu dia menyentuh kotak hadiah di tangan Lilia. Wanita itu mengerutkan kening dan bertanya, "Mengapa kamu repot-repot menyiapkan hadiah? Anggap saja kita sebagai keluarga sendiri, kamu tidak perlu bersikap begitu formal."
 
Nada Jenny terdengar santai dan ringan, tapi kata-kata 'keluarga sendiri' membuat jantung Lilia berdebar kencang. Dia berusaha meyakinkan dirinya sendiri kalau Jenny hanya berusaha bersikap sopan.
 
Dia tersenyum dan mengangguk. Jari-jarinya menggosok tepi kotak hadiah itu. "Aku tidak ingin bersikap kasar karena Bibi Jenny sudah repot-repot mengundangku. Aku tidak mungkin datang dengan tangan kosong, kan?" Lilia membalas dengan diplomatis.
 
"Anak ini benar-benar punya sopan santun!" Senyuman di wajah Jenny semakin dalam. Dia mengangkat wajah dan memandang berkeliling. Ketika dia kebetulan melihat sosok Hardy, dia berkata kepada seorang pelayan yang lewat, "Pergi dan panggil Paman Hardy ke sini."
 
Pelayan itu berhenti sejenak dan menoleh ke arah Jenny. Matanya melebar saat dia mengenali wanita itu. "Baik, Nona." Jawabnya sambil mengangguk penuh hormat.
 
Meskipun Jenny telah menikah ke dalam Keluarga Hartanto selama lebih dari 30 tahun, tidak ada seorang pun di Keluarga Irwan yang berani mengabaikannya. Bagaimanapun juga, wanita itu adalah putri kesayangan Simon.
 
Lilia bingung dengan niat Jenny, tapi dia berusaha untuk tidak menunjukkannya. Dia hanya berdiri di samping wanita itu untuk menemaninya. Dalam beberapa saat saja, Hardy buru-buru berjalan menghampiri mereka.
 
Ketika pria lanjut usia itu melihat Jenny di samping daun besar dan adas hijau, dia tampak senang. "Nona, kapan kamu kembali? Kenapa kamu tidak mengatakan sesuatu agar aku bisa keluar untuk menyambutmu!" Katanya penuh semangat.
 
Dia baru saja menyambut tamu yang datang dan tidak memperhatikan ketika Jenny masuk.
 
Kepala pelayan Keluarga Irwan itu memakai kacamata dan tunik abu-abu. Pria tua ini telah melayani Simon di rumah Keluarga Irwan selama hampir empat puluh tahun. Dia jauh lebih tua daripada Jenny, namun Hardy sangat menghormati wanita itu.
 
Jenny melambaikan tangannya dengan anggun dan berkata dengan akrab, "Paman Hardy tidak perlu repot-repot. Aku hanya pulang kembali ke rumah, kenapa Paman bersikeras untuk menyambutku? Jangan-jangan Paman tidak lagi menganggapku sebagai bagian dari rumah ini?"
 
Hardy terbatuk ringan dan membenahi posisi kacamatanya. Lalu dia tersenyum dan menggelengkan kepalanya. "Nona pasti bercanda! Tentu saja bukan itu maksudku. Oh ya, kudengar Nona memanggilku ke sini? Apa ada sesuatu yang Nona butuhkan dariku?" Tanya Hardy.
 
"Lebih tepatnya, aku memanggilmu ke sini karena aku ingin memperkenalkanmu pada seseorang." Kata Jenny. Dia menoleh pada Lilia yang ada di sebelahnya, lalu mendorong wanita itu maju selangkah dengan lembut. "Wanita muda ini adalah Lilia Widjaya. Malam ini, dia adalah tamuku. Aku yakin kamu akan memperlakukan dia dengan semestinya." Jenny menatap Hardy lekat-lekat.
 
Kepala pelayan itu menatap Lilia dengan penasaran. Ini pertama kalinya ada seseorang yang dianggap sebagai tamu kehormatan oleh Jenny, yang tidak pernah dekat dengan siapapun.
 
Malam ini, meskipun wajah Lilia telah dirias, dia hanya menggunakan riasan yang tipis. Dia hanya menambahkan eyeshadow tipis dan eyeliner yang digambar di ujung mata. Walau riasannya terkesan sederhana, itu mampu membuat matanya terlihat lebih besar dan mencolok.
 
Hardy mengamati Lilia lekat-lekat. Beberapa detik kemudian, pria itu kembali membenahi kacamatanya untuk menyembunyikan ekspresi kagetnya.
 
Jenny melangkah maju ke sisi Lilia, lalu dia menatap tajam kepala pelayan itu. "Paman Hardy, apa yang kamu perhatikan setelah mengamati Lilia sejak tadi?" Tanya Jenny dengan mata berkilat penuh rasa penasaran.
 
"Ini..." Hardy melirik Jenny sekilas, kemudian tatapannya kembali tertuju pada Lilia. Pria tua itu sepertinya kesulitan mengalihkan pandangannya dari wajah Lilia. "Nona Lilia memiliki kecantikan yang begitu memukau hingga aku terpesona. Tidak heran Nona dapat menjadi supermodel yang sukses." Puji Hardy lancar.
 
Lilia merasa kagum pada pria tua itu. Meskipun Hardy sudah berusia lanjut, dia masih mengikuti kabar terbaru dan dapat mengenali identitas Lilia dengan mudah.
 
"Anak ini sangat cantik, kan?" Jenny tersenyum kecil, kemudian dia sengaja bertanya, "Lalu menurutmu dia mirip siapa?"
 
Pada saat ini, pikiran aneh tiba-tiba muncul di benak Lilia. Kenapa dia merasa kalau Jenny sengaja mengenalkannya pada keluarga Irwan? Karena dia tidak dapat mengetahui niat Jenny, Lilia hanya bisa menekan kecurigaan di dalam hatinya dan mengamati apa yang terjadi.
 
Hardy ragu-ragu sejenak, lalu dia tersenyum kepada Jenny. Kepala pelayan itu menjawab dengan tenang, "Nona, lelaki bermata redup sepertiku mungkin telah salah paham. Aku sudah semakin tua, dan penilaianku tidak dapat diandalkan."
 
Jenny memandang Hardy dengan tatapan yang dalam. Pria tua itu menghindari pertanyaannya dengan mulus dan tanpa menyinggung perasaan. Mana mungkin Hardy sudah terlalu tua untuk membuat penilaian?
 
Namun Jenny tidak mendesaknya lebih jauh. Dia bertukar beberapa patah kata dengan Hardy sebelum membawa Lilia keluar dari rumah kaca itu.

Note :
Terimakasih sudah membaca Istri Supermodel (For Sale) Sampai sejauh ini~ Tolong dukung novelku yang lainnya juga yaah! ^^
- Pernikahan Tersembunyi : My Imperfect CEO https://www.webnovel.com/book/pernikahan-tersembunyi-my-imperfect-ceo_17580757105605205
- Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku https://www.webnovel.com/book/pangeran-sekolah-adalah-peliharaan-kesayanganku_17805232805997105
- Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805

Impianku sebentar lagi jadi kenyataan!  Tidak lama lagi aku akan tiba di Itali dan tampil di Milan Fashion Show! Foto-fotoku akan dimuat di semua majalah fashion di seluruh dunia!

Akhirnya, semua pengorbanan dan kerja kerasku nggak bakal sia-sia!

Tapi kenapa impianku justru jadi mimpi buruk!? Ayah tiba-tiba mengajakku untuk bertemu seorang CEO muda yang sombong bukan main. Katanya, untuk kelancaran usaha keluargaku, aku mulai sekarang jadi calon istri CEO itu!

Aku tidak mau menikahinya! Kenal saja tidak, apalagi sampai cinta, tapi sekarang aku harus mengorbankan impianku demi jadi ibu rumah tangga!?

Bagaimana dengan impianku? Apa usaha dan pengorbananku sia-sia? Apa maunya CEO paling sombong sedunia ini? Apa dia pikir uang bisa membeli cintaku?

******************************************

Halo pembaca baik hati, terimakasih sudah membaca Istri Supermodel (For Sale!)

Untuk tetap update Istri Supermodel dan cerita-ceritaku yang lain, bisa follow facebook dan instagramku ya! 

FB: https://www.facebook.com/jane.wick.961556
IG: @renatawordsmith

Terimakasih pembaca baik hati, 
Happy reading ^^

Aeri sejak tadi mondar-mandir di balkon sembari memegang ponselnya. Sejak semalam sudah berusaha menghubungi Han namun nomornya tidak aktif. Sekilas rasa khawatir itu hadir di hatinya. Padahal jika sudah sampai di Paris, Han berjanji akan segera menghubunginya. 

Perasaannya jadi cemas, takut jika terjadi sesuatu pada Han. Han adalah seorang pria yang sudah banyak berkorban untuknya. Jadi tidak semudah itu untuk tidak memikirkannya. Bagaimana pun mereka telah menjalani hubungan sebelum dirinya menikah dengan Dae Hyun.

Pernikahan palsu itu hanya terpaksa dilakukan Aeri untuk meraih ketenaran dan harta Dae Hyun saja. Namun nyatanya hingga saat ini keinginannya belum terwujud. Aeri sudah berjanji pada Han jika Jo Yeon Ho sudah mendapatkan warisan akan segera pergi dari kehidupan Dae Hyun. Sekarang sepertinya keadaannya berbanding terbalik. Bukan Aeri yang meninggalkan Dae Hyun namun justru Dae Hyun yang berniat meninggalkannya.

Dae Hyun sekarang bukan Dae Hyun dulu yang terlalu polos dan mudah dibodohi. Mulai sekarang Aeri harus lebih berhati-hati lagi.

Aeri menepuk jidatnya teringat jika Dae Hyun akan mengajaknya memeriksakan kandungannya ke dokter setelah kembali. Jika tepat sesuai ucapannya maka besok Dae Hyun akan kembali ke Seoul.

Jantungnya langsung berdebar tidak menentu membayangkan apa yang selanjutnya terjadi. Aeri segera masuk kembali ke dalam kamarnya. Bergegas berjongkok untuk membuka laci guna mencari sesuatu.

Tak kunjung menemukannya, Aeri mengeluarkan semua barang yang ada di dalam laci yang terdiri dari bermacam-macam aksesoris miliknya. Ia secepatnya harus bertindak sebelum Dae Hyun pulang ke Seoul. Jangan sampai suaminya mengetahui fakta sebenarnya.

"Akhirnya ketemu," gumam Aeri sembari berdiri dan mengamati kantong plastik kecil yang berisi obat.

Setelah menemukan barang yang dicarinya, Aeri segera mengambil air putih yang ada di atas nakas. Dengan tangan gemetar hendak meminumnya tapi Aeri mengurungkan niatnya. Mengingat resiko obat yang diminumnya terlalu besar. Bisa-bisa bukan hanya janin di dalam perutnya yang mati, nyawanya bahkan bisa melayang jika salah. Terlebih lagi Aeri mengingat jika pernah keguguran.

Aeri memasukkan obat itu kembali ke dalam plastik dan menaruhnya di saku bajunya. Jangan sampai orang di rumah ini mengetahui karena akan sangat berbahaya.

Saat ini ibu mertuanya sedang keluar bersama Jo Yeon Ho sehingga ini adalah waktu yang tepat untuk ke rumah ibunya. Aeri ingin menemui Sun Book untuk membantunya menyelesaikan masalah ini.

Dengan langkah cepat Aeri menuruni tangga, berharap jika janin yang dikandungnya akan terguncang sehingga lebih mudah tanpa repot-repot memikirkan cara untuk mengugurkannya. Bahkan Aeri sengaja berlari-lari kecil ketika dari teras menuju garasi mobil.

Aeri segera meninggalkan UN Village dengan mengemudikan mobilnya sendiri. Meskipun ada supir yang berniat untuk mengantarkanya namun Aeri bersikeras tidak mau. Ia bahkan memarahi supir itu.

Aeri tidak perlu khawatir kelelahan karena memang itu yang diharapkan. Awalnyai berniat untuk mempertahankan kehamilannya tapi mengingat Dae Hyun yang mencurigainya sebaiknya tidak usah karena itu akan menghancurkan hidupnya.

Mobil berwarna hitam itu mulai menembus jalanan siang hari yang cukup ramai oleh para pengendara. Aeri terus mengemudikan mobilnya sembari melihat layar ponsel untuk menghubungi ibunya. Berniat mengajaknya bertemu di restoran karena enggan jika harus pergi ke rumahnya. Terlalu fokus memandang layar ponsel membuat  Aeri tidak menyadari jika ada sebuah mobil besar di depannya.

Hampir saja terjadi tabrakan jika Aeri tak melihat ke depan. Aeri terus membelokkan mobilnya tanpa arah karena sepertinya remnya blong sehingga tidak mau dihentikan. Kepanikan langsung melanda, Aeri belum ingin mati konyol sebelum mendapatkan apa yang diinginkannya. Mobil yang dikemudikannya menabrak pembatas jalan kemudian terakhir bisa berhenti setelah ada sebuah pohon besar di depannya.

Hal itu menyebabkan kepala Aeri terbentur sehingga membuatnya tidak sadarkan diri.

Semua orang-orang yang ada di sekitar tempat itu membantu memanggil ambulans untuk membawanya ke rumah sakit. Salah seorang di antara mereka juga menghubungi nomor ponsel yang dihubungi Aeri untuk yang terakhir kalinya.

================================
Hallym University Medical Center,

Sun Book tengah menunggu dokter meneriksa keadaan Aeri saat ini. Rasa khawatir kini menyelimuti hatinya takut terjadi sesuatu yang buruk pada Aeri. Sejak tadi tetap berdiri di depan pintu tanpa mau beranjak.

Tidak berapa lama kemudian akhirnya dokter yang menangani Aeri keluar. Sun Book segera berjalan menghampirinya.

"Dokter, bagaimana keadaan putriku?" tanya Sun Book dengan cemas.

"Dia baik-baik saja saat ini, silahkan anda ke dalam jika ingin menemuinya. Sekarang Nona Aeri sudah sadar," ujar seorang dokter pria yang masih tampak muda.

"Baiklah, terima kasih dokter," ujar Sun Book. Segera melangkahkan kakinya untuk masuk.

Aeri memegang kepalanya yang masih terasa sakit. Beruntung luka di kepalanya tidak terlalu parah meskipun terjadi pendarahan sedikit.

"Aeri, apa yang terasa sakit?" ujar Sun Book sembari memegang kepala Aeri kemudian mengusapnya.

"Aku baik-baik saja, Bu," ujar Aeri sembari menyingkirkan tangan Sun Book dari kepalanya. Dengan cepat segera meraba perutnya barangkali karena kejadian tadi membuat janin yang dikandungnya tiada.

"Arggghhh!" teriak Aeri dengan kesal karena sepertinya kondisi kandungannya baik-baik saja.

"Kau ini kenapa sebenarnya?" tanya Sun Book dengan raut wajah bingung melihat putrinya yang tiba-tiba berteriak padahal kondisinya baik-baik saja.

"Ibu, kenapa janin ini masih ada di perutku?" ujar Aeri dengan wajah kecewa kemudian mengusap gusar wajahnya. 

"Memangnya apa yang kau pikirkan? Sudahlah, sekarang ibu akan menghubungi keluarga suamimu," ujar Sun Book sembari meraih ponsel Aeri yang berada di atas nakas.

"Bu, jangan menghubungi siapapun terlebih dahulu," larang Aeri sambil meraih ponselnya dari tangan Sun Book.

"Kau ini kenapa sangat aneh. Seharusnya keluarga mertuamu datang kesini untuk menjenguk dan merawatmu," ujar Sun Book dengan suara meninggi sembari menaikkan sebelah alisnya.

"Bu, aku ingin menggugurkan janin ini," ujar Aeri dengan tatapan memohon.

"Apa maksudmu?" ujar Sun Book sembari menatap tajam ke arah Aeri  Tidak mengerti apa yang dipikirkan oleh putrinya.

"Bu, Dae Hyun sepertinya sadar jika janin ini bukan anaknya. Jika aku mempertahankannya maka aku akan ketahuan," ujar Aeri gugup kemudian mengigit bibir bawahnya.

"Dia tidak akan tahu. Kau bisa memalsukan hasil DNA-nya," ujar Sun Book.

"Tidak mungkin, Bu. Dae Hyun sekarang tidak sebodoh dulu."

"Lalu, kau berniat menggugurkannya apa mereka tidak akan curiga?" tanya Sun Book.

"Aku bisa mengatakan semua itu terjadi karena kecelakaan yang menimpaku hari ini. Lagi pula Dae Hyun sedang keluar kota. Sekarang temui dokter kandungan yang bersedia untuk membantuku, Bu. Waktunya tidak banyak," ujar Aeri sembari mendorong tubuh ibunya untuk pergi.

"Tapi ini sangat berisiko," ujar Sun Book dengan perasaan cemas.

"Tidak perlu cemas, aku yakin akan baik-baik saja. Sekarang juga temui dokter kandungan di rumah sakit ini. Bayar berapapun yang mereka inginkan," ujar Aeri.

"Baiklah, terserah kau saja."

Sun Book terpaksa mengikuti perintah Aeri untuk secara diam-diam mencari dokter kandungan di rumah sakit itu. Sayang sekali mereka tidak ada yang mau menangani aborsi

Sun Book akhirnya mencari klinik lain yang bersedia membantu Aeri untuk menggugurkan janinnya. Setelah menemukannya, Sun Book segera membawa keluar Aeri dari rumah sakit itu menuju sebuah klinik aborsi yang berada tidak jauh dari rumah sakit itu. Mereka pergi secara diam-diam agar tidak ketahuan oleh pihak rumah sakit.

Warning: 21+
Mohon bijak dalam memilih konten bacaan. 

Menikah dengan orang yang tidak kita cintai terasa hidup seperti di neraka. Terlebih lagi mengetahui ternyata sang suami ternyata sudah mempunyai istri. 

Soo Yin sangat membenci Dae Hyun karena telah membohongi dirinya. Ia mengira Dae Hyun belum memiliki istri sehingga ia mau menikah dengan pria itu. 

Ikuti terus kelanjutan kisah Soo Yin dengan Dae Hyun.



Mohon beri dukungannya, agar Author semangat nulisnya...

--eps 6

"Whut the , cuk ada apa ini kok bisa tp ke sini?"
-zef
"Huh (menghela nafas) sihir random"
-rifki
"Apa itu ?"
-arya
"Sihir yang hanya bisa digunakan villain , dan fungsinya untuk mengacaukan sihir lain membuat sihir tersebut menjadi acak sesuai namanya misal kita akan melempar scafter (struktur bola merah) ke titik a dan teracak terlempar ke titik lain"
-rifki
"Lalu bagaimana cara kita kembali?"
-rifat
"Ada satu cara , masalahnya hanya saja kita perlu berjalan jauh dari sini"
-rifki
"Hadeh makin lama makin pusing"
-zef

-----sementara itu 

"tuan kami membawa seorang arch wizard"
-knight
"Cepat ! Pergi ke dimensi ke 4 sekarang! Penglihatan ku mengatakan bahwa tania berada disana cepat pergi sebelum ada villain yg menyadari seorang arch wizard dirasuki"
-lord Reyhan
"Baik , saya permisi dari sini tuan"
-yami

[Sfx] siufff (yami pun memakai benda biru untuk teleportasi ke dimensi ke 4)

--back

"Istirahat disini aja"
-zef
"Hadeuh mending lanjut"
-arya
"Istirahat ae dah"
-rifki
"Yaudah istirahat"
-rifat
"Btw , arah nya ada dimana kita? Utara kah? Barat kah?"
-arya
"Hadeuh makanya belajar tulul , dimensi ke empat itu bentuknya kayak  tesseract kita bisa melihat dalam nya , bisa langsung mengambilnya dan langsung teleportasi ke tempat yg kita inginkan dan tidak ada waktu disini"
-zef
"Lah kenapa ga teleportasi aja?"
-rifat
"Hadeuh sudah dijelaskan bukan? Kita kan org yg spesial , bukan manusia biasa , buktinya sudah dimensi ke empat tapi kalian amsih berbentuk 3 dimensi"
-rifki
"Iya juga ya, kenapa ya bisa gitu?"
-zef
"Aku tidak tahu itu sudah aturan bagi kita dan yg tahu hanyalah 
" the history of parrarel book" dan jangan harap bisa menemukannya , sampai sekarang tidak ada yg tahu dimana keberadaan nya"
-rifki
"Eh liat ada yg tp (sambil menunjukkan arah ke yami)"
-arya
"Ssst diam"
-rifki
(Arya Mengaktifkan shiel milik arya)
"Kita intai dulu"
-arya
"Gausah repot repot dia yami kok aku dah tau apa yg terjadi selanjutnya ama ku , kan ada buku " the knowlegde book""
-rifki
"Woi yami "
-teriak zef
"Lah kok kalian disini ?"
-yami
"Hadeuh panjang ceritanya (sambil menonaktifkan shield nya) udah lu ngapain disini cuk?"
-arya
"Tania ada disini"
-yami
"Wut the dimana dia ? Dia kerasukan bukan?"
-zef
"Dia di "the altar teleport""
-yami
"Lah cuk , kami juga mau kesana"
-Rifki
"Bareng aja"
-rifat
"Yaudah hayyu
-yami
" make benda biru kau ada kan yami ?"
-rifat
"Oh iya kalian ko ga make itu?"
-yami
"Sihir random"
-rifki
"Ahaahhhahah (tertawa)"
-yami
"Ayok cepat njir males bosan disini"
-zef
"Pegang bajuku"
-yami

(Semua memegang baju yami tapi lagi lagi arya memegang rok , arya malah memegang rok yami)

"Yg sopan asu"
-yami
"Hehe"
-arya

[Sfx] pufdd (suara teleportasi yg agak lambat karena mereka bersamaan teleportasi dengan satu "kristal port" (benda biru))

 "Itu tania (sambil menunjuk kearah tania)"
-arya

Tania wujud nya menjadi berubah matanya hitam di penuhi bayangan , hoodie yg ia kenakan menjadi berwarna merah dan mempunyai aura aura bayangan disekitarnya

--bersambung

(Sinopsis) : ada yang aneh dengan dunia ini malam dan siang jadi berlawanan , beberapa dari mereka mencari tahu kebenaran ini tapi ketika ada yang mencari kebenaran ini ada saja yang akan menghancurkanmu

"Bagaimana kau melakukan ini?"

Tian'er tertawa dan memeluk pinggangnya sambil berkata: "Jika kau menjadi milikki, secara alami kau akan tahu bagaiamana caranya."

Mo Hongling memerah saat dipeluk Tian'er, tapi dia tidak menolaknya. 
Mereka saat ini berada di atas sebuah pulau yang lumayan ukurannua. 

Pulau ini luar biasa megah, dengan hutan dan gunung-gunung yang menutupi pulau itu, menjadikannya seperti tanah kuno. 
Aura sepi yang diseduh dari waktu ke waktu tersebar dari tanah ini, beriak di atas langit dan memberinya suasana yang tak tertandingi agung.

Sekilas, tidak mungkin melihat ujung pulau, tapi sosok Tian'er dan Mu Hongling yang sendirian tidak bisa tidak membuat mereka tampak mencolok di atas tempat ini. 

Tian'er berkata, "Aku rasa tempat ini adalah harta itu sendiri?"

Mu Hongling akhirnya melihat tempat itu dan berkata, "Kenapa kita disini? bukankah lebih baik masuk ke Ancient Treasure Trove itu?"

"Kau tidak tahu apa-apa, tempat ini lebih hebat dari yang ada disana. Jika kau tidak percaya, maka ikuti aku saja, bukannya kau akan rugi mengikutiku."

Tian'er yang memegang Mu Hongling di pinggangnya segera turun dan disambut oleh binatang buas. Tian'er tidak mau berurusan dengan mereka dan mengeluarkan Beast Pandemonium. 

Menatap Beast Pandemonium, dia berkata: "Kau menjadi lebih jinak bukan? jika aku mengeluarkanmu dalam keadaan sebelumnya, maka dunia ini akan hancur hanya dengan auramu."

Beast Paandemonium segera bersinar terang seakan berkata, "Tentu saja, itu aku yang dibicarakan!"

Tian'er mengedutkan mulutnya dan meghiraukannya lagi untuk terus maju ke dalam aula itu. 

Ada cukup banyak Kamar di aula ini. Akhirnya mereka berdua masuk secara acak ke salah satu kamar disana. Setelah itu, dia melihat gelombang Pil Nirvana melonjak keluar dari Kamar dari segala arah. Warna khas pil Nirvana memenuhi mata seseorang saat aura dari pil-pil ini cukup untuk membuat setiap Kekaisaran tingkat tinggi memulai perang. 

Mereka berdua menatap jutaan pil Nirvana itu, sebelum tanpa sadar menelan seteguk air liur. Ini hanyalah Ruang pertama dari banyak kamar disini, namun sudah memiliki jumlah Pil Nirvana ini. Mereka benar-benar tidak tahu bagaimana tidak ada yang bisa menemukan tempat ini. 

Dalam menghadapi jumlah Nirvana Pills ini, Mu Hongling yang selalu tenang akhirnya bernafas keras. Kemerahan muncul di matanya. Setelah itu, dia tidak mengatakan apa-apa sebelum membuka tas Qiankun-nya. 
Pil Nirvana itu terus mengalir ke dalamnya seperti air banjir.

Tian'er melihat ini tersenyum tak berdaya dan juga mengambil pil disini dengan satu lambaian tanganny. 

Dalam beberapa menit singkat, hampir empat juta lebih dari Nirvana Pills dimasukkan ke dalam gudang sistem Tian'er. Panen semacam ini benar-benar membuat orang tidak bisa berkata-kata.

Mu Hongling tidak menunda waktu dan berlari keluar untuk memasuki kamar lainnya. Tian'er tertawa dan akhirnya menggunakan satu dari kemampuan Seven Divine Killing Cut, [God Traveling in Nine Heavens].

Segera, empat Tian'er segera terbentuk dengan tubuh asli dan kemampuan sama. Tian'er tidak lupa menghilangkan nafsu akan perempuan pada mereka. 

"Rampok semua tempat ini, aku akan pergi ke tempat terpenting. Jangan lupa jaga Hongling, gadis itu menjadi sangat serakah saat ini..."

Mereka berempat dan menghilang seakan tidak ada disana. Tian'er segera berjalan santai ke arah dengan aura paling padat dan aneh di tempat ini. 

"Apa yang sebenarnya ada disini?" 
....
Berjalam selama beberapa menit sambil menghancurkan fotmasi satu persatu, Tian'er akhirnya mencapai tempat yang membuat jantungnya berdetak kencang. 

Tian'er tersenyum dan segera maju lebih cepat hanya untuk menemukan sebuah buku dengan aura yang sangat menyesakkan baginya. 

Tian'er ingin menyentuhnya, tapi buku itu terbang hanya untuk mengeluarkan aura yang lebih hebat pada Tian'er.
Tidak disangka olehnya,  hanya aura saja Tian'er didorong mundur olehnya.

[...Three Book Grand Maelstroms...Buku yang dikenal sebagai Buku Pengetahuan yang berisis seluruh kejadian dari seluruh Era, termasuk Era terbentuknya seluruh alam semesta...]

Tian'er terkejut mendengar ini dan bertanya, "Apakah hanya alam semesta dunia ini?"

[Tidak tuan rumah, tapi seluruh Dunia yang dibentuk oleh "Yang Mulia Pertama". Dia adalah satu-satunya dan yang terakhir untuk mempunyai sebutan itu. Three Book Grand Maelstroms adalah buku buatannya dan ini sangat misteri. Asal Tuan rumah tahu, "Yang Mulia Pertama" adalah orang yang juga bisa berpindah dunia seperti tuan rumah. Sayangnya dia seperti Permaisuri Bai Zhixuan, meledakkan dirinya setelah membuat buku ini. Informasi terakhir, "Yang Mulia Pertama" tidak memiliki dunia seperti Againts The Gods, jadi tuan rumah tidak perlu khawatir akan dikejar orang serakah akan buku ini.]

*BOOM*

Pikiran Tian'er meledak saat ini mengetahui bahwa ada seseorang yang bisa berpi dah dunia seperti dirinya. Dia bertanya: "Kenapa tidak ada yang bisa mendapat buku ini?"

[Seperti yang sistem katakan, "Yang Mulia Pertama" tidak memiliki dunia permanen yang ditinggalinya. Ini karena dia suka berpetualang seperti Tuan Rumah, tapi tidak mesum. Karena tidak ada yang bisa berpindah-pindah dunia seperti "Yang Mulia Pertama". Jadi, tidak ada yang bisa menemukan buku ini.]

Tian'er tertawa mendengar ini, "Hahahaha, kupikir aku akan berada di genggaman permainan takdir, ternyata itu alasannya. Karena itu, artinya aku mendapat tujuan tambahan saat ini. Meskipun aku tidak mau repot-repot dengan "Yang Mulia Pertama" ini, tapi karena dia sudah mati maka buku ini akan menjadi milikku!!!"

Tian'er segera berjalan dan memegang buku itu dengan lapisan Energi Primordial. 
Buku itu sepertinya senang dengan genggaman Tian'er dan aura kuno miliknya mengalir ke tubuh Tian'er.

[Selamat karena mendapat Three Book Grand Maelstroms : Silver Maelstrom. Tuan runah juga mendapat energi paling pertama, Energi Myriad.]

Energi Myriad : Energi paling kuno bahkan sebelum Alam semesta terbentuk. Energi ini adalah yang dimiliki "Yang Mulia Pertama" dan dia gunakan dalam menbuat dan menghancurkan alam semesta sesuka hatinya.

"Hahahahaha, meskipun aku tidak ingin disebut pewaris karena mendapat buku dan energi ini. Tapi karena dia bisa dibilang seniorku, aku akan mengambilnya!!!"

Lalu dia pergi dengan buku yang ada di tangan kanannya seakan dia adalah seorang sarjana pintar.

Berjalan keluar, dia melihat Mu Hongling yang langsung memeluk Tian'er sambil berkata, "Panen besar, ini panen besar! aku yakin dengan semua pil ini, aku akan menembus Nirvana dan masuk ke Pannggung Profound Life atau bahkan Profound Death!"

Tian'er menyimpan Three Book Grand Maelstroms dan mengelus rambutnya sambil berkata, "Itu bagus, masih ada banyak waktu. Kita tinggal disini dan menunggumu menembus Nirvana atau bahkan lebih. Untuk fondasi dan kesusahan serahkan padaku. Aku juga harus melawan Takdir disini."

Mu Hongling mengangguk, meskipun tidak tahu apa artinya melawan takdir. Dia segera dududk disana dan menelan sejumlah besar pil Nirvana.

Tian'er menjauh dari Mu Hongling dan segera semua klonnya menumpuk panennya untuk persembahan. 

"Woy Heaven! Persembahan sudah ada! Keluarkan Petir Dunia dengan cepat dan kau jangan keluar!!!! Itu membuatku Muak!!!"

"Aku merindukan masa Feodal. Karena poligami di era feodal, pikirkanlah, ada banyak istri yang dapat berganti tidur setiap hari, dan mereka dapat tidur bersama." 

Suatu hari, sistem legendaris bergabung dengan Adam memberinya kemampuan untuk mengubah angkasa dan dunia, cakar buas Adam menjulur ke semua gadis yang bangga tak terhitung dari surga dan dunia! 

"Milikku, semua keindahan adalah milikku!"
------------------
Halo, disini Yuuta. Yah ini adalah novel keduaku, disini mungkin bisa dibilang sang protagonis lebih membuat harem lebih besar daripada novel sebelumnya. Jika ada yang membenci harem besar, maka silakan jangan membaca novel ini. 

Terima kasih.
=============
*Perhatian, meskipun judulnya adalah bahasa inggris tapi isinya memakai bahasa indonesia Kenapa tidak pakai inggris? karena inggrisku jelek, jika aku memakainya, dipastikan bahwa novel ini akan jelek.*

Peringatan: 17+

Seluruh bab ini akan menjadi adegan cabul.

Seluruh tubuh Li Shi Ying telah dikuasai oleh nafsu dan pikirannya menjadi kacau balau. Dia dengan lemah menganggukkan kepalanya saat dia memohon 'Chen' tanpa malu-malu.

"Chen mo-more ... more ... aku ingin kau ... letakkan jarimu di dalam ... aku menginginkannya ..." Dengan bisikan samar, Li Shi Ying menutup matanya saat air mata mulai membasahi pipinya. .

Dia sekarang berubah menjadi jalang tapi dia tidak bisa menahannya. Dia mencintai Chen ... dia sangat mencintainya ... dia tahu sekarang dia tidak hanya menyukai 'Chen' tetapi juga mencintainya.

"Seperti yang saya pikir Anda suka jari saya untuk mendorong p * ssy Anda. Oke sekarang katakan, tolong letakkan jari Anda di dalam tuan ... dan saya akan memberi Anda hadiah"

'Chen' tertawa seperti iblis saat dia menjilat Li Shi Ying membasahi tempat rahasia dengan lidahnya yang hangat, membuat tubuh Li Shi Ying menggigil.

Li Shi Ying yang benar-benar jatuh ke dalam halusinasinya, dengan patuh mematuhi perintah 'Chen'. "M ... tuan ... tolong t-masukkan jari Anda ke dalam ..."

Pada saat ini ketika Li Shi Ying sedang menikmati kesenangan surgawi, di dunia nyata, tubuhnya diseret oleh akar pohon, kepada pria itu. tempat makan tanaman.

Pergerakan tanaman pemakan manusia sangat lambat sehingga biasanya tergantung pada efek kabut yang dapat berlangsung selama 30 menit untuk menangkap mangsanya sepenuhnya.

Tapi kemudian setelah manusia benar-benar tertangkap oleh tanaman pemakan manusia, tidak ada yang bisa melarikan diri, tidak ada satu orang pun yang bisa. Mereka hanya bisa melihat tubuh mereka perlahan-lahan dimakan hidup-hidup.

Adapun Chen yang harus takut halusinasi, tanaman tidak mau repot-repot menyeretnya. Mereka hanya menunggu sampai Chen bunuh diri lalu menyeret jenazahnya untuk dimakan.

Pohon-pohon ini memiliki kecerdasan seperti manusia!

Kembali ke halusinasi Li Shi Ying.

Setelah 'Chen' mendengar permohonan Li Shi Ying, dia mencondongkan tubuh ke depan, merobek pakaian Li Shi Ying membuatnya benar-benar telanjang dan begitu saja, menggenggam pergelangan kaki kanannya dan membuka lebar kakinya.

"Hyaaaa… .. Tidak!" Mulut Li Shi Ying mengeluarkan nada terkejut, panik dan segera ditutupi dengan bibir 'Chen'. Lidahnya dengan tidak sabar menyelinap ke dalam, dengan paksa mendorong tenggorokan Li Shi Ying.

Ini terasa aneh tapi kemudian ... Li Shi Ying sangat bersemangat.

"Nnn!" Pada saat berikutnya, sesuatu didorong ke dalam tempat rahasia Li Shi Ying dengan paksa dan tubuhnya tersentak. Itu mungkin jari 'Chen'.

Jarinya bergerak di dalam dinding gua Li Shi Ying, mencoba melonggarkannya sehingga tidak akan menyakitkan baginya nanti. 

Ahhhh ....!

Li Shi Ying merasakan isi perutnya terjepit. Tepat ketika dia berpikir bahwa jari 'Chen' berhenti sejenak, dia dengan santai menariknya keluar.

"Nnn ~~! Jangan berhenti!" Li Shi Ying seharusnya takut dengan penanganannya yang kasar, tetapi isi perutnya memberitahunya bahwa itu tidak cukup.

Sementara itu, banyak madu yang terus mengalir keluar.

Uhh uhh..dia tidak menginginkan ini lagi, ini sama sekali tidak seperti dia!

Li Shi Ying merasa sangat sedih hingga air matanya akan menetes.

Dengan kaki Li Shi Ying terbuka lebar, 'Chen' sekali lagi mendorong jarinya dengan kasar, dan kemudian Li Shi Ying mulai merasakannya… ..

Tidak, tidak… ini terlalu berlebihan untuk umpan meriam seperti dia ...

"Oh kamu menangis… tapi aku sudah memutuskan, kamu akan menjadi milikku, Ying'er. Aku mencintaimu" Chen menjilat Li Shi Ying memejamkan mata dan sedetik berikutnya…

"Hyaaan !! Ahh..ahh ~ "Li Shi Ying mengerang lagi dengan suara menggoda seksi yang lucu.

Kali ini, sesuatu yang lebih tebal dipercaya di dalam dengan cepat. Li Shi Ying menegang dalam kesenangan.

"Ying'er, apakah kamu pernah mencapai orgasme sebelumnya?" Chen dengan santai menggerakkan telunjuk dan jari tengahnya untuk menjelajahi Li Shi Ying di dalam.

"Nnnn… .ahhn! Chen…" Li Shi Ying menutup matanya saat menikmati kebaktian.

'Chen' menyebutkan sesuatu tetapi hanya menahan gerakan jari-jarinya saja sudah mengambil semuanya dan itu tidak cukup masuk dalam pikiran Li Shi Ying.

"Ying'er ~ Jawab aku. Apakah kamu pernah bermain dengan dirimu sendiri sebelumnya dan benar-benar datang?" 'Chen' menjilat telinga Li Shi Ying saat dia bertanya lagi.

"Naaa… .. Ap… ..t ini .. itu" Li Shi Ying terengah-engah saat dia melihat wajah 'Chen'.

"Di Sini"

Ketika 'Chen' berkata 'di sini', jari-jarinya dimasukkan dan bahkan merangsang tunas dengan ibu jarinya. Tubuh Li Shi Ying tersentak saat listrik mengalir di seluruh tubuhnya mengirimkan kesenangan untuk ke-sembilan kalinya sekarang. 

"Ah!!" Sebuah erangan keluar dari bibir Li Shi Ying sebagai tanggapannya atas apa yang 'Chen' lakukan padanya. 

"Whoa, jangan orgasme tapi tidak akan menyenangkan jadi apa jawabanmu? Cepat jawab aku ~" 'Chen' terkekeh sambil mempercepat langkahnya mencoba membuat Li Shi Ying cum kali ini. 

"A..aku belum ... aaaa- nooo" Begitu Li Shi Ying menjawab, jari 'Chen' di dalam bergerak dengan kasar. Pria itu tampak puas dengan jawaban gadis itu saat senyuman terbentuk di wajah tampannya. 

"Kalau begitu ... ini pertama kalinya bagimu?" 'Chen' memegang dagu Li Shi Ying dengan tangan satunya dan menatap matanya. Matanya menjadi gelap ketika dia melihat ke arah gadis itu, membuat punggung Li Shi Ying merinding tanpa alasan. 

Apakah hanya imajinasinya atau mata Chen yang terlihat aneh? 

Li Shi Ying menggelengkan kepalanya berpikir bahwa itu hanya imajinasinya, tetapi ini membuat 'Chen' berpikir bahwa dia menyangkal pertanyaannya.

"Tidak?" 'Chen' mengencangkan cengkeramannya di dagu Li Shi Ying saat gadis itu menggelengkan kepalanya. Merasakan sakit di dagunya, karena ketakutan dan kebahagiaan campur aduk, Li Shi Ying dengan cepat mengangguk untuk meredakan suasana hati 'Chen'.

Melihat ini, 'Chen' tertawa lagi. Jadi ini pertama kalinya gadis ini memiliki seseorang yang bermain dengan area rahasianya. Dia akan jatuh dalam waktu singkat! Perawan mudah untuk disenangkan, beruntung ~ 

"Jadi .. Apakah kamu ingin merasa lebih baik?" Chen tiba-tiba menarik jarinya dan membelai paha Li Shi Ying sambil mencium kulitnya dengan lembut. Pria itu menyeringai saat mengatakannya.

"Aku ingin ... aku ingin ... memasukkannya ke dalam ... aku ingin cum ..." Li Shi Ying memutar tubuh saat dia mulai menginginkan lebih. Dia ingin lebih ...

"Kucing baik apa yang kamu inginkan?" Chen mengelus bagian atas tubuhnya sambil menjilat bibirnya dengan seksi.

"Barangmu ... taruh di ... sekarang ..."

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SALAM HANGAT untuk semua pencuri novel dan mereka yang membaca secara ilegal, novel ini diunggah ke webnovel.com dengan banyak chps gratis (sekitar 100 chps gratis) jadi jika Anda mencuri novel saya harap setidaknya sertakan tautannya di sana!  ┌П┐ (►˛◄ '!)


Bagi pembaca yang membaca secara ilegal, mohon pertimbangkan kembali untuk membaca di https://dynamic.webnovel.com/book/12611858906139605 untuk mendukung saya π ^ π.  Maaf untuk membuat ini saya HARUS karena pendapatan turun besar, terima kasih!  -Zehell2218

SERI SELESAI di buku asli. 

Aku akan menemukanmu bahkan jika kita terpisah dunia -Long Ao Zhen 

---------
Ditransmigrasi ke tubuh sampah putri jenderal sebagai pemeran utama wanita? Peh! Terlalu mainstream! Bertransmigrasi menjadi penjahat? Umum! Bagaimana dengan pindah dan berakhir sebagai umpan meriam? Sudah baca sebelumnya! 

Dari banyak pilihan untuk pindah, bagaimana mungkin dia, Li Shi Ying, seorang mahasiswa jurusan bahasa Inggris yang sangat biasa, tiba-tiba terbangun dalam tubuh lumpuh mantan pelayan pemimpin wanita ?! Surga, ini terlalu tidak adil! 

Di dunia di mana hanya yang kuat yang dihormati, dia tidak bisa berkultivasi? Tidak masalah! Lusinan makhluk spiritual tingkat tinggi berebut untuk melindunginya! 

Beast Tamers jarang? Hmph! Bahasa binatang adalah bahasa kampung halamannya! 

Tidak bisa menjadi seorang alkemis atau master array? Siapa peduli? Dia bisa saja menjadi penerjemah! Tanpa penerjemah, semua pekerjaan langka itu bahkan tidak akan ada! 

Perhatikan bagaimana dia menguasai dunia tanpa memiliki sedikit pun energi kultivasi di tubuhnya! 

Tapi, bisakah seseorang memberitahunya bagaimana dia tiba-tiba menjadi istri Pangeran Naga? Mamah, dia ingin menangis !!! 

Ini adalah cerita yang sempurna untuk mereka yang bosan dengan novel kultivasi yang biasa. 

Peringatan: Adegan cabul di bab 7-9 !! Jika Anda tidak ingin membacanya, lewati saja bab-bab itu. 

Jika Anda suka membaca tata bahasa yang sempurna maka buku ini mungkin bukan pilihan Anda, tapi saya masih belajar. Jadi, itu akan menjadi lebih baik di bab-bab selanjutnya. 

Proyek lainnya:
1. CEO's Office Boy is a Girl (selesai) 
2. I Become Baby Mafia Boss (on-going)

Ikuti Instagram saya: zehell2218 untuk Tanya Jawab dan informasi menyenangkan lainnya! 

Bergabunglah dengan saya dalam perselisihan untuk saran dan obrolan yang menyenangkan: https://discord.gg/BWyWDJ7

Untuk dukungan: https://www.paypal.me/Zehell2218

* Sampul ini bukan milik saya, kredit untuk.
artis. * 

Terima kasih banyak kepada editor saya: Overlord_venus, Kuma, DarkAngel84

Proofreader: Lilian

Gabby membuka buku matematikanya dan menaruh Nara di pangkuannya, "Lihat soal ini."

"Soal pertama, tentukan determinan matriks berikut..." Gabby mengeluarkan kertas kosongnya dan mulai menghitung.

Lima menit kemudian.

"Nah, kamu ngerti nggak?" Gabby melihat wajah Nara.

Saat Gabby melihat mata Nara yang hampir tertutup, ia mengelus punggungnya lalu menghela nafasnya, "Bisa-bisanya kamu sekarang ingin tidur."

Tidak lama kemudian Agnes membuka pintu kamar Gabby. Saat dia melihat anaknya sedang berusaha membangunkan Nara, Agnes tidak bisa berhenti tertawa.

Gabby menengadahkan wajahnya lalu menutup bukunya, "Kenapa bu?"

Agnes menaruh piring kecil berisi buah-buahan lalu mengelus rambut Gabby, "Masih belajar ya?"

"Besok ada tugas matematika yang harus dikumpulkan," Gabby mengambil buah anggur lalu memasukkannya ke dalam mulutnya, "Nggak dikumpulin sih, mungkin besok harus maju ngerjain di depan."

Agnes menganggukan kepalanya, "Baguslah kalau kamu belajar dengan serius," Dia lalu ikut mengambil buah anggur, "Sekarang ibu akan mengajak Nara keluar, sepertinya dia sudah bosan disini."

"Aduh ibu," Gabby menurunkan Nara dari pangkuannya, "Padahal Nara itu teman yang baik untuk belajar."

Setelah Nara diturunkan dari pangkuannya, Gabby melihat anjingnya itu langsung berlari meninggalkan kamarnya.

"Kamu lihat sendiri kan? Dia itu sudah bosan sama kamu." Goda Agnes.

Gabby mengerucutkan bibirnya, "Biasanya dia nggak gitu kok, mungkin dia lelah."

"Mungkin." Agnes menaikkan kedua bahunya.

--

Setelah Amelia selesai mengerjakan soalnya, pak Yosua tidak bisa berhenti tersenyum, "Bagus sekali! Beri tepuk tangan buat Amelia."

Mendengar itu membuat seisi kelas langsung bertepuk tangan dengan semangat.
"Terima kasih pak." Amelia tersenyum dengan bangga. Perempuan itu sengaja melihat ke arah Gabby lalu mengeluarkan lidahnya.

Gabby yang melihat aksi Amelia langsung mengepalkan kedua tangannya. Lihat saja nanti aku akan mengalahkanmu!

"Siapa yang mau berinisiatif untuk menjawab soal nomor empat?" Mata pak Yosua mengelilingi seisi kelas.

Gabby mengangkat tangannya dengan cepat, "Saya pak!"

"Bagus! Ayo maju ke depan." Pak Yosua menepuk tangannya sekali. Dia merasa senang karena ini kali pertamanya Gabby mengajukan dirinya untuk mengerjakan soal di depan.

Dengan perasaan bangga Gabby melangkahkan kakinya ke depan kelas. Saat dia melewati meja Amelia, Gabby sengaja mendorong mejanya dengan kakinya. Saat sudah sampai di depan kelas, Gabby mengambil spidol dan buku yang disodorkan oleh pak Yosua.

Tadi sebelum pelajaran dimulai, pak Yohanes memberi peraturan yang baru. Jika ada yang dipanggil ke depan untuk mengerjakan soal, mereka tidak diperbolehkan untuk membawa jawaban yang dikerjakan mereka kemarin.

Meskipun Gabby kemarin sudah mengerjakan semua nomor, perempuan itu mendadak lupa saat melihat soalnya.

Pak Yohanes berjalan mendekati Gabby, "Kok belum nulis apa-apa?"

"Ah, erm..." Gabby merasa keringatnya mulai bercucuran dengan deras.

Tiba-tiba terdengar suara yang membuat Gabby naik darah, "Pak! Sepertinya dia kemarin nggak ngerjain tugasnya!" Amelia mengangkat tangannya.

"Aku kemarin ngerjain semua nomor kok!" Gabby membalik badannya dan melihat Amelia.

Amelia melipat kedua tangannya di depan dadanya, "Kalau gitu kenapa kamu nggak bisa ngerjain soalnya?"

"Aku..." Gabby menggaruk kepalanya, "Ya aku lupa caranya!"

Bagaimana aku bisa lupa?! Apa aku terlalu gugup?

Pak Yosua mengambil buku yang ada di tangan Gabby, "Sudah lah jangan bohong. Kalau nggak mengerjakan ya bilang saja, nggak usah repot-repot bohong."

"Aku mengerjakannya pak." Jawab Gabby dengan pelan.

"Kalau gitu ayo buktikan!" Sahut pak Yosua.

"Ah, Gabby bawa bukumu ke depan." Michael mengangkat tangannya.

Pak Yosua mengalihkan pandangannya dan melihat murid kesayangannya, "Michael?"

"Kemarin malam saya membantu Gabby mengerjakan tugas," Michael berjalan mendekat dan memberi buku tulis Gabby, "Saya yakin dia bisa mengerjakan hanya saja mungkin dia lupa caranya."

Gabby mengambil buku yang disodorkan oleh Michael dan membukanya dengan cepat. Dia menunjukkan jawabannya ke pak Yosua, "Ini pak! Benar kan saya kemarin sudah ngerjain?"

Saat pak Yosua melihat jawaban di buku Gabby, dia menggelengkan kepalanya. Sebenarnya dia berpikir kalau Gabby berbohong, tapi kenyataannya dia benar-benar mengerjakan tugasnya.

"Kamu kalau ngerjain soal itu diingat cara dan jawabannya," Pak Yosua menutup buku Gabby, "Sekarang duduk kembali ke mejamu dan perhatikan baik-baik pelajaran saya!"

Gabby menundukkan kepalanya dan berbisik, "Maafkan saya pak."

"Sudah nggak apa-apa." Pak Yosua menggelengkan kepalanya.

"Terima kasih pak." Gabby menutup spidolnya dan menaruh diatas meja guru.

Amelia merasakan dadanya panas saat melihat Gabby tidak dihukum atau di keluarkan dari kelas. Dadanya bertambah panas saat dia melihat Michael sedang tersenyum ke arah Gabby.

Kenapa sih ketua kelas selalu membela si bodoh itu?!

"Siapa yang mau mengerjakan soal nomor lima?" Tanya Pak Yosua.

Gabby kembali duduk di kursinya, dia menoleh lalu menyenggol tangan Michael, "Aku benar-benar berhutang budi padamu, makasih ya."

"Bukannya kemarin kamu sudah yakin kalau bisa mengerjakan soalnya sendiri?" Michael mengerutkan keningnya.

"Sudah lah! Diam saja." Gabby mengerucutkan bibirnya.

Semenjak kejadian itu, seisi kelas mempunyai pikiran kalau Michael terlalu baik untuk Gabby. Laki-laki itu selalu membela Gabby saat ada yang mengajak perempuan itu berdebat. Bahkan saat Gabby tidur, Michael akan membela perempuan itu kalau ada guru yang memarahinya.

Selama ini Amelia mengetahui kalau rumahnya dan Michael itu berdekatan. Hal itu membuatnya selalu mengajak Michael berbicara. Amelia berpikir jika mereka sudah dekat mungkin Michael mau pulang bersamanya.

Tapi sayangnya, Michael selalu mengabaikannya,

--

Setelah bermain sepak bola, guru olahraga mereka memperbolehkan murid-muridnya untuk istirahat lebih awal. Ada yang pergi makan di kantin dan ada juga yang tetap bermain sepak bola.

Di ujung lapangan, ada beberapa perempuan yang bermain menghilangkan sapu tangan. Karena Gabby termasuk berkuasa di kalangan beberapa perempuan itu, Gabby diperbolehkan untuk bermain lebih dulu.

Cara bermainnya mudah dan mungkin bisa dianggap terlalu kekanak-kanakan. Tapi karena mereka tidak ada ide lain, maka mau tidak mau mereka memutuskan untuk bermain itu.

Syarat permainan itu cukup mudah, hanya membutuhkan beberapa orang dan satu sapu tangan. Nanti akan dipilih salah satu dari mereka untuk memegang sapu tangan itu.

Pemain yang memegang sapu tangan akan menaruh sapu tangan di belakang salah satu pemain harus segera lari menjauh. Saat pemain itu sudah mulai berlari, mereka baru boleh melihat belakang mereka.

Siapapun yang mendapatkan sapu tangan di belakangnya harus mengejar lalu menyentuh baju pemain itu. Jika dia tidak berhasil maka dia harus menggantikan posisi pemain itu.

Berbeda dengan Gabby, Michael lebih memilih untuk duduk tidak jauh dari Gabby. Dari tadi mata laki-laki itu mengikuti pergerakan Gabby. Kadang tanpa disadarinya, laki-laki itu tersenyum saat melihat Gabby tertawa dengan keras.

Setelah beberapa menit, kelompok bermain mereka semakin banyak. Meskipun hampir semua yang ikut bermain adalah perempuan, ada satu laki-laki yang ikut bermain. Kata beberapa orang laki-laki itu menyukai Amalia sejak kelas sepuluh.

Gabby menghapus keringat yang ada di keningnya lalu menoleh ke tempat Michael duduk. Saat dia melihat Michael masih duduk sendirian Gabby berlari menghampirinya.

"Michael!" Sapa Gabby.

Michael menengadahkan wajahnya dan melihat wajah Gabby yang memerah, nafas perempuan itu tersengal-sengal.

"Main sama teman-temanku yuk!" Gabby menarik tangan Michael.

"Nggak mau." Michael menggelengkan kepalanya, "Di sana ada banyak orang yang nggak aku kenali."

Gabby tetap menarik tangan Michael yang mengakibatkan laki-laki itu berdiri, "Kan ada aku! Dari pada kamu duduk disana sendirian, nanti kamu di temani sama mbak-mbak yang dulu mau?"

Michael berdecak kesal namun dia membiarkan Gabby menarik tangannya.

"Waahh ketua kelas mau ikut main sama kita!" Seru salah satu dari mereka.

"Aku nggak nyangka dia mau main sama kita." Timpal perempuan di sebelahnya.

Michael duduk di sebelah Gabby, "Aku main karena diajak sama Gabby."

Tania, teman Amalia berbisik, "Perempuan itu menyebalkan sekali, apa dia mau pamer kalau dia bisa berteman dengan Michael?"

Amalia mengerutkan keningnya saat ia melihat kaki kanan Gabby ditaruh diatas kakinya Michael, "Biasa, sepertinya dia memang butuh pengakuan."

Kali ini yang kalah adalah laki-laki berpipi tembam yang menyukai Amalia. Pipi laki-laki itu memerah, dia jalan ke arah Amalia dan menaruh sapu tangannya di belakangnya.

"Amalia kejar dia!" Tania menyenggol lengan Amalia.

Amalia menoleh dan melihat sapu tangan yang ada di belakangnya. Perempuan itu mengerutkan keningnya lalu berlari mengejar laki-laki itu.

Entah kenapa laki-laki itu dapat berlari dengan kencang dan meninggalkan Amalia. Tidak lama kemudian Amalia berhenti berlari lalu berjalan kembali ke tempat duduknya.

"Aku capek." Amelia meluruskan kakinya.

Laki-laki itu kembali duduk di tempatnya dan berteriak, "Aku menang!"

"Ya ya." Amalia kembali berdiri dan mengambil sapu tangan dari laki-laki itu.

Note :
Please support my other novels in the webnovel application, Thankyou! ^^
Istri Supermodel https://www.webnovel.com/book/istri-supermodel-(for-sale!)_17294214406387705
Pernikahan Tersembunyi : My Imperfect CEO https://www.webnovel.com/book/pernikahan-tersembunyi-my-imperfect-ceo_17580757105605205
Suami Pernikahan Percobaan : Si Cantik Pemuas Hasrat CEO Liar https://www.webnovel.com/book/suami-pernikahan-percobaan-si-cantik-pemuas-hasrat-ceo-liar_17805308206129805

“Hei cowo cantik! Ambilin jus jeruk dong!” Perintah Gabby pada Michael. Tanpa sepatah katapun Michael segera beranjak dari tempat ia duduk.

Awalnya Gabby ilfil banget dengan Michael — bicaranya terlalu halus, badannya terlalu langsing, kulitnya terlalu putih dan wajahnya terlalu cantik. Tidak heran kalo Michael dikejar-kejar cewek-cewek disekolahnya. Amit-amit berteman, apalagi membayangkan dijodohin sama Michael.

Tapi entah kenapa Michael selalu mengikuti dan mematuhi semua perintah Gabby. Sedangkan Gabby adalah cewek paling tomboy sedunia. Tidak peduli seberapa cantik atau seberapa popular cewek lain mengejarnya, Michael bagaikan anak kucing mengikuti ibunya kemanapun Gabby pergi. 

Desas desus bermunculan, spekulasi mengenai sihir apa yang digunakan Gabby untuk menjerat Michael? Bagaimana pangeran sekolah yang tampan rela menjadi peliharaan dan menjalankan semua perintah Gabby?

" good morning class, today we will repot mandrakes is there anyone that know what is mandrake ? " Hermione hand rise.

" mandrake or mandragora is a magical plant that used for treating someone affected by petrification, the plant is also dangerous mandrake cry is fatal for the one who hear it "

Professor Sprout smile and nod " 10 points for Gryffindor " everyone clapping, Allan gaze at those mandrake, well it's leaf.

" mandrake cry is fatal but that for the adult one, while those mandrake are still growing, so the cry isn't fatal for you yet now wear those ear muff to protect your hearing " Allan pick a black one then wear it, while Crystal got the pink one.

After all students has wear their ear muff Professor Sprout place a pot on a table.

She then grab the leaf and take out the mandrake out of the pot, different from usual root, the root has a baby shape, the baby is crying and it's look a little disturbing, the cry is so high pitched, and for some reason 

Professor Sprout place the mandrake to a new pot, after that she fill it with soil and compost.

" easy right " Allan nod, it did look easy and Crystal beside him is eager to do it.

Allan do it without much effort, while other students was having much trouble.


Crystal seems like have talent at herbology, and to have fun, she was smiling while doing it.

After the class they have a lunch, while Allan was having lunch a voice that sound like someone using voice amplification magic sounded.

The voice is from Gryffindor side, Allan hearing it with full detail.

" Ronald Weasley, how dare you steak that car, I'm absolutly angry, your father is interogated at the ministry, if you stay out of the line again, we will bring you straight home, oh Ginny congratulation for entering Gryffindor, me and your father is so proud of you " then the voice end.

" what's that ? " Allan gaze at Crystal who have finish her lunch.

" that is a howler, if you get one open it immediately " Allan laugh as he has guess for what will happen if someone didn't open it straight away.

Crystal also laugh, then Allan stood up as he has finish this lunch " let's go we have another class " Crystal nod then follow him.

Defense against dark art or D.A.D.A is having new teacher, Gilderoy Lockhart, most of the book that needed for this semester has many book writed by this new teacher.

And Allan has already read all of it and all he could say is " this teacher has way for words " he smile, but he don't belittle or understimate this teacher he already has information of him.

' a genius who want attention ' that's him his title as a genius is deserved, Ravenclaw Quidditch seeker, a exceptional genius at memory charm.

a boy with peculiar name entering Hogwarts school of witchcraft and wizardry.

disclaimer, i do not own Harry Potter, i only own my oc, the cover too is not mine.

English is my second language so expect grammar error and other thing

and yes a problem occurred.

...
Libur dua hari istirahat main badminton setelah lomba kemarin bagi gue seperti mendapat kejutan. Gue akhirnya bisa melemaskan otot dan persendian gue yang remuk redam akibat lomba kemarin. Dan tidur seharian di kamar gue sendiri adalah puncaknya.

Namun, rencana gue untuk tidur cantik sampai sore dengan mimpi indah di taman pelangi pupus sudah. Annalia, tanpa sebab tanpa kabar sudah berdiri di pinggir tempat tidur dengan berkacak pinggang bak ibu tiri galak.

"Ayo bangun dasar cewek jorok. Bangun, cuci muka, gosok gigi terus ganti baju." perintah Ana tanpa minta ditolak.

"Kemana sih panas-panas gini?" omel gue dengan menyipitkan mata karena silau matahari dari jendela yang dibuka paksa oleh ibu tiri.

"Udah ikut ajah."

"Nggak mau. Kalo disuruh terjun ke sumur gue nggak mau."

"Pikiran lo ya. Buruk amat sih. Ke Laguna, yuk cepet."

Laguna, pantai Lembupurwo, cukup tiga puluh menit saja dari Prembun dengan kecepatan motor matic punya Annalia. Mungkin bisa satu jam kalau gue harus ngothel sepeda.

"Kok cuma kesini? Deket ajah." protes gue saat sudah sampai di parkiran.

"Jadi mau lo ke Menganti atau Logending? Biar bisa ngiler di jaket baru gue?" cerocos Ana tidak terima dengan mengibas-ibas bahu jaket. Dasar pamer.

"Jadi lo ajak gue kesini cuman mau pamer jaket baru?" oceh gue lagi tidak habis pikir. "Awas saja kalo beneran iya. Gue mending pulang." imbuh gue.

"Ya enggak lah. Yuk ah, udah ditungguin nih." ucap Ana lalu menyeret tangan gue paksa.


Belum sempat gue bertanya siapa gerangan yang sudah menunggu, gue melihat trio kibul sedang asyik sendiri didepan sebuah alat pemanggang outdoor.

"Pertanyaannya, kenapa musti jauh-jauh ke pantai cuman untuk manggang udang dan cumi?" raung gue frustasi. Tidur siang gue sudah dirampas paksa oleh empat begundal ini hanya untuk acara super tidak penting, barbeque sialan.

...

"Marah beneran Nggi?" tanya Jono mendekat.

"Lo pikir sendiri." sungut gue masih kesal.

"Nggak boleh begitu yang lagi ulang tahun."

"Siapa? Lo? Ebi atau Edi?"

"Anggi Sekar Arum."

"Hah? Ulang tahun gue udah lewat juga. Udah kadaluwarsa kejutannya." omel gue kesal. Sudah satu pekan berlalu sejak tanggal 17 Agustus.

"Telat dikit nggak apa dong. Kemarin kan lo sibuk mau lomba." terang Jono memberi alasan.


Jono beranjak dari samping gue duduk, mengambil sesuatu di dekat pemanggang. Kue ulang tahun dengan lilin angka 16, biasa saja sebenarnya, hanya baru kali inilah ada teman yang mau repot menyiapkan kue ulang tahun buat gue.

Gue terharu, tapi tidak sampai menangis juga.

Anak-anak serempak menyanyikan lagu ulang tahun dan meminta gue meniup lilin yang gue tolak hingga membuat Ana kesal lalu meniupnya karena sudah tidak tahan ingin memakan kue yang menggoda selera. Gue bergidik geli. Cake berwarna cokelat gelap tanpa hiasan krim kocok buat gue terlihat jauh lebih elegan. Kue ulang tahun pertama gue selama 16 tahun.

"Ann, tunggu dong. Gue foto dulu buat kenang-kenangan." cegah gue sambil mengeluarkan HP dari saku celana. Memotretnya beberapa kali dari sudut berbeda.

"Udah?" giliran Ebi yang jarang bicara menginterupsi aksi fotografer amatir ala gue.

"Udah-udah. Silahkan dihabiskan." ujar gue masih terpaku dengan hasil foto yang gue ambil di layar HP. Entah karena kameranya yang bagus atau karena kehebatan gue dalam memotret menghasilkan foto sebuah kue yang luar biasa cantik. Menurut gue tentu saja.

Hingga sebuah tangan menjulur, menyodorkan garpu berisi potongan kue ke mulut gue yang reflek gue sambar. Mengunyahnya pelan, menikmati setiap detik sensasi rasa cokelat manis bercampur pahit. Kemudian menelan dengan cepat saat sadar bukan Ana yang tadi menyuapkannya.

"Lagi?" tanya Jono melihat gue seperti menatap anak kecil yang kelaparan. Senyum tanpa cela itu hampir memaksa gue memuntahkan kue yang baru saja ditelan.

"Makasih ya Jon. Tapi cukup. Gue nggak terlalu suka cokelat." padahal gue bohong. Malu saja kalau sampai gue kalap makan kue luar biasa enak itu yang sedang diperebutkan oleh tiga orang barbar dihadapan gue.

"Gue belikan lagi mau?"

"Nggak usah repot-repot kayak orang tua ajah."

"Habisnya...lo mirip baget kelakuannya seperti Jerome, adik gue."

"Kenapa lo nggak tinggal bareng adik lo itu?"

"Panjang ceritanya Nggi. Yang jelas, Jerome butuh perhatian lebih ketimbang gue." cerita Jono singkat. Gue sedikit paham. Mirip sedikit lah dengan Anggoro, adik gue yang manja level kuadrat pangkat sepuluh.

"Gue juga punya adik lagi yang super manja kok. Jadi gue sedikit ngerti." imbuh gue.

"Setidaknya kalian masih satu negara. Beda dengan gue yang dipisahkan benua dan samudera. Hanya komunikasi video call saja." tambah Jono dengan tatapan sendu jauh ke ujung langit.

Gue bisa tahu kalau Jono itu kesepian. Jauh dari keluarga yang ia sayang. Hanya ditemani dua biji sepupu yang berbeda kepribadian tentu tidak mudah. Ditambah lagi budaya daerah yang baru seperti Prembun juga memaksa Jono untuk bisa menyesuaikan diri.

Ketimbang larut dalam suasana merindu saudara yang jauh, gue inisiatif berdiri beranjak kearah panggangan dimana sebagian daging sudah ditusuk-tusuk sedemikian rupa dan siap dieksekusi. Karena gue tidak tahu cara menghidupkan panggangan jad gue memilih melanjutkan seni merangkai aneka daging dan sea food.

Akhirnya Ana da Ebi menyusul gue setelah kalah bersaing dari Edi dalam rangka merebutkan potongan kue terakhir. Mereka berdoa sibuk mengoceh dengan bahasa yang tidak gue pahami.

"Ore wa $$#$$$$?! ¥€%#@ & $$$$$!? $$$$$...." decit Ana dengan nada kesal.

"Ie, kono ni wa $#@&£€¥₩!? & /$#@ ???? !! $$$$$..." sahut Ebi yang bisa gue tangkap sebagai bahasa Jepang. Gue pernah mendengar dialog itu dari anime yang tidak sengaja gue tonton bersama Ana di jam kosong.

Semakin lama gue dengarkan percakapan dua bocah itu hanya membuat kepala gue nyut-nyutan, tidak paham dengan dialek bahasa Jepang yang mereka pakai hingga lebih mirip seperti bahasa alien di film india yang fenomenal itu.

Gue jadi tertarik dengan sebungkus kentang goreng dan saus teriyaki disebelahnya. Gue cicipi kok enak. Maka gue putuskan untuk menghabiskannya dengan back sound bahasa entah berantah disamping gue.

Menikmati moment bersama tiga bocah berbeda spesies nan langka di sebuah pantai di pesisir selatan pulau Jawa. Sebuah moment yang tidak akan gue dapatkan diacara peringatan ulang tahun gue namun berubah menjadi ajang berebut makanan ala orang primitif.

Bagaimana pun kami masih remaja, 16 tahun. Perilaku seperti ini masih dalam kategori wajar dalam kamus pembendaharaan pengalaman gue. Setidaknya hanya sampai adu mulut untuk memutuskan siapa yang berhak mendapatkan bagian terakhir atau siapa yang ketiban sial membereskan peralatan masak yang kotor, memasukkannya ke dalam bagasi mobil Fortuner Jono.

…
-TBC-

cerita Masa Mudaku Kisah Cintaku versi lengkap hanya ada di Webnovel dengan link berikut ini: https://www.webnovel.com/book/masa-mudaku-kisah-cintaku_19160430606630705 
 
Terima kasih telah membaca dan bagaimana perasaanmu setelah membaca bab ini? 
 
Atau kamu sedang merasa sesuatu rasa yang lain? 
Yuk share ke aku disini. 
 
Silahkan tinggalkan komen paragraf atau komen chapter atau kamu juga bisa kasih saran dan kritik apapun itu untuk Masa Mudaku Kisah Cintaku. 
Sampai jumpa di Chapter selanjutnya

Aku jatuh cinta. Cinta terlarang dengan teman sekelas. Seseorang dengan semua perbedaan yang banyak dan sulit. Bisakah aku mempertahankan cinta ini? 
Tidak banyak angsa pelangi di kelas buaya karena ada satu dua rubah betina dari planet lain yang suka merundung junior mereka. Bukankah itu hal biasa dalam sekolah? Atau masalah utamanya ada pada Anggi sendiri?
Bagaimana rasanya setiap tahun berpindah sekolah? Itu adalah yang selalu dirasakan Anggi, ngenes kata orang. Lalu, ketika kamu sudah merasa telah menemukan kehidupan baru dan memiliki beberapa teman yang mengerti dan nyaman akan hal itu. Tiba-tiba kamu harus pindah sekolah lagi?

book repot novel

In My Dreams (Rainsky)

I am wit you

Istri Supermodel (For Sale!)

Istri Simpanan

Magic Parallel

Gathering The Heavenly Girls With System (Drop)

Istri Pangeran Naga Adalah Seorang Penerjemah (1)

Pangeran Sekolah Adalah Peliharaan Kesayanganku

Harry Potter and Deathfalls ( Hiatus )

Masa Mudaku Kisah Cintaku

People search book repot also like: