webnovel

The Alchemists: Cinta Abadi

Finland adalah gadis paling kesepian di dunia, yang harus berani menghadapi dunia yang sulit di Singapura sendirian setelah lulus dari universitas dengan beasiswa. Setelah dibesarkan sebagai anak yatim dalam kemiskinan di pinggiran Jakarta dan selalu dibully gadis-gadis kaya di sekolahnya, ia sangat kuat membentengi dirinya agar tidak disakiti oleh orang lain. Secara kebetulan, Finland bertemu Caspar, seorang alchemist generasi kedua yang telah hidup selama 438 tahun dan sebenarnya abadi. Caspar telah menumpuk kekayaan, pengetahuan, dan kesempurnaan di dalam hidupnya (yang sangat panjang). Ia tidak pernah jatuh cinta dan bergonta-ganti kekasih sebulan sekali, sampai akhirnya karma membalas Caspar ketika dia bertemu satu-satunya gadis yang tidak peduli pada ketampanannya dan kekayaannya yang luar biasa, dan pada gilirannya membuatnya jatuh cinta setengah mati. Copyright: @2019 Missrealitybites *** Follow FB Page "Missrealitybites" untuk ngobrol dengan saya tentang novel-novel saya: 1. The Alchemists 2. Kisah Cinta Ludwina & Andrea 3. Katerina 4. Glass Heart : Kojiro - Nana 5. 1912-1932 6. Altair & Vega 7. Pangeran Yang Dikutuk 8. Finding Stardust / Putri Dari Akkadia: Cinta Setinggi Langit Dan Bintang Lihat visual novel ini di Instagram @casparthealchemist Instagram @missrealitybites

Missrealitybites · ファンタジー
レビュー数が足りません
1144 Chs

Pesta di 'Rivendell'

Finland mengirim foto hutan di belakang kastil yang diselimuti salju yang diambilnya dari jendela kepada Jean.

[My first snow, I am so excited. Wish you were here.]

-Salju pertamaku. Aku senang sekali. Seandainya saja kau juga ada di sini-

[Di mana ini? Kau di Eropa? Kok nggak bilang-bilang?] datang balasan dari Jean. Setengah menit kemudian disusul dengan pesan berikutnya [Aku senang kau akhirnya melihat salju.]

[Maafkan aku, sekarang kami sedang di Jerman untuk bertemu keluarga Caspar.] balas Finland cepat-cepat.

[Oh, sudah seserius itu hubungan kalian? Aku senang mendengarnya.]

Oh, seandainya kau tahu, Jean, kami sudah menikah tadi malam.... pikir Finland agak sedih. Ia senang dengan pernikahannya, tetapi ia sedih karena harus menyembunyikannya dari Jean, sahabatnya.

[Aku kan sudah bilang kalau dia laki-laki baik dan serius kepadaku.] tulisnya kepada Jean. [Aku tak sabar untuk bertemu denganmu di Paris. Aku ke sana tanggal 16.]

[Kamu ngapain di malam tahun baru ini?] tanya Jean lagi. Ia sangat senang karena Finland ada di Eropa karena berarti mereka akan merayakan tahun baru di jam yang sama.

[Adik Caspar mengadakan pesta ulang tahun, jadi mereka mengundang kerabat dan teman. Acaranya dimulai nanti sore.]

Maaf aku tak bisa mengundangmu, Jean... bisik Finland kepada dirinya sendiri.

[Kedengarannya asyik. Selamat bersenang-senang ya...]

[Terima kasih!]

Caspar baru selesai mandi dan ia melihat Finland sedang sibuk dengan ponselnya, mengambil banyak foto sekitar kastil yang diliputi salju dari jendela kamar mereka. Ia memeluk pinggang gadis itu dari belakang dan mencium tengkuknya, membuat Finland menggeliat kegelian.

"Acara dimulai jam 6 sore. Kita akan kedatangan banyak sekali tamu..." bisiknya, "Aku tak sabar ingin memperkenalkanmu kepada semua orang."

"Pasti aneh rasanya dikelilingi manusia-manusia sempurna seperti peri di Rivendell," komentar Finland pelan.

"Rivendell? Kau menganggap kami seperti peri?" Caspar tertawa mendengarnya, "Lihat kupingku, bentuknya normal, kan?"

"Bukan itu maksudku... hahaha. Kalian semua sangat rupawan, dan kalian bisa hidup abadi. Apa itu tidak mirip dengan peri?" tanya Finland.

"Hmmm... kau benar juga. Tapi peri juga bisa menikah dengan manusia biasa, seperti Arwenn dan Aragorn. Mereka hidup bahagia bersama."

"Seperti kita," kata Finland. Ia berbalik dan menghadap Caspar, mencium pipinya. "Aku mau mandi dan bersiap-siap. Aku harus terlihat cantik, karena pasti banyak sekali peri cantik yang akan datang dan berusaha menarik perhatianmu."

"Ahahaha... tidak mungkin ada yang lebih cantik dari istriku." jawab Caspar sambil tertawa kecil. "Tidak mungkin."

Finland sangat senang mendengarnya. Caspar tidak pernah segan-segan memujinya dan menunjukkan betapa ia dicintai. Ia ingat malam itu ketika Caspar pulang ke Rose Mansion dan memutuskan tinggal di sana agar bisa bertemu Finland setiap hari dan menunjukkan cintanya, memeluk dan memegang tangannya sesering mungkin, mendukungnya, dan mengucapkan kata-kata pujian, agar hati Finland yang tertutup pelan-pelan bisa luluh dan bersedia menerima cinta. Sampai kini Caspar tidak berubah, selalu memperlakukannya dengan penuh cinta.

Setelah mandi Finland mengenakan sebuah gaun krem yang membalut tubuhnya dengan sangat indah. Flora telah memanggil penata rias untuk mendandaninya dan Finland, dan kedua gadis itu tampak cantik sekali. Caspar dan Louis duduk di perpustakaan sambil mengobrol saat kedua istri mereka bersiap-siap, sementara Aldebar sibuk memastikan persiapan pesta sudah selesai dengan baik. Kara adalah asistennya yang tampak paling sibuk mengikuti perintahnya.

Tidak terasa waktu sudah menunjukkan hampir pukul 5 sore dan tamu-tamu pun mulai berdatangan. Finland melihat dari jendela mobil-mobil mewah berdatangan dan parkir di halaman kastil yang sangat besar. Tidak semua tamu datang membawa mobil, lebih banyak yang diantar taksi atau mobil sewaan karena mereka datang dari jauh. Tetapi semua tampil dengan pakaian yang bagus dan terlihat sangat menawan. Kini ia benar-benar merasa seperti di Rivendell.

Banyak pria dari kaum Alchemist yang memiliki rambut panjang, seperti Aldebar. Finland kemudian mendengar dari Flora bahwa bagi kaum Alchemist rambut adalah bagian dari tubuh mereka yang tidak boleh dipotong karena merupakan perpanjangan syaraf dan secara alami memberi mereka indra yang lebih baik.

Ini mengingatkan Finland pada orang Indian yang juga memanjangkan rambut mereka. Ia pernah membaca penelitian tentang rambut ini. Banyak pencari jejak Indian yang dipekerjakan di dalam kesatuan tentara Amerika saat terjadi perang Vietnam untuk mencari jejak para gerilyawan Vietkong. Karena bergabung dengan tentara membuat mereka harus dicukur, kemampuan melacak para pencari jejak berkebangsaan Indian itu seketika menghilang dan mereka tidak dapat melakukan tugasnya.

"Alam telah memberikan kepada kita segala sesuatunya dengan lengkap dan sempurna," kata Flora menjelaskan lebih jauh. "Burung-burung memiliki bulu, ikan memiliki sisik, hewan darat memiliki rambut, semuanya dalam ukuran yang pas. Beruang tidak perlu mencukur bulunya, namun bulunya tidak akan tumbuh sampai bermeter-meter, secara alami akan berhenti tumbuh sesuai dengan kebutuhan mereka. Ular pun akan berganti kulit jika tiba musimnya.

Bulu anjing di Tibet yang dingin lebih panjang daripada anjing di daerah tropis yang hangat karena mereka membutuhkan bulu tebal untuk menghangatkan diri. Kita tidak perlu memotong rambut, nanti juga akan berhenti tumbuh sesuai dengan kebutuhan tubuh kita." Flora mengangkat telunjuk kirinya dan memejamkan mata, "Hmm.. dengan indraku yang tajam aku bisa memperkirakan nanti malam akan turun hujan sebentar."

Finland melihat rambut Flora yang indah mencapai pinggang, ia juga ingat rambut Sophia yang panjang, Kara juga... Ternyata mereka tak pernah memotong rambutnya dan rambut mereka tumbuh hingga pinggang. Sementara Aldebar yang juga tak pernah memotong rambutnya hanya tumbuh hingga sebahu.

"Apakah Caspar memotong rambutnya? Kenapa rambutnya pendek?" tanya Finland kemudian. Ia baru ingat, selama enam bulan bersama ia tak pernah melihat Caspar memotong rambutnya ataupun bercukur. Ia hanya mengira suaminya itu melakukannya ketika tidak bersamanya.

Flora menggeleng. "Tidak seorang pun dari kami memotong rambut. Caspar tidak pernah punya rambut panjang sedari dulu. Mungkin secara alami tubuhnya menganggap itu yang sesuai untuknya."

Barulah Finland mengerti. Ternyata orang-orang Alchemist ini unik sekali.

"Kalau begitu Famke juga tidak memotong rambutnya?" tanyanya lagi. Ia ingat Famke memiliki rambut pendek bermodel bob yang sangat praktis. "Apakah memang dia juga berambut pendek?"

"Benar. Famke itu sangat aktif dan rambut panjang hanya akan menyusahkan bagi orang dengan profesi sepertinya."

"Profesi pengawal pribadi, maksudmu? Tapi Jadeith berambut panjang..."

Flora tampak memandang Finland dengan wajah sukar ditebak.

"Famke bukan pengawal pribadi... Dia itu pembunuh bayaran." Ia menepuk keningnya sendiri saat melihat pandangan terkejut Finland. "Oh... kau tidak tahu?"

"Pembunuh bayaran....? Apakah Caspar menyuruhnya membunuh orang?" tanya Finland dengan suara tercekat.

"Hmmm... untuk itu kau harus tanyakan sendiri kepadanya. Aku tak bisa menjawab..." Flora menggeleng pelan, "Caspar bukan orang jahat. Ia adalah pemimpin klan dan sering terancam bahaya. Itu sebabnya ia punya banyak pengawal pribadi. Famke dulu pernah ditugasi untuk membunuhnya, tetapi gagal. Caspar mengampuninya dan tidak membunuhnya karena ia tahu Famke tidak mengetahui bahwa orang yang menyewanya adalah orang jahat. Sejak itu Famke merasa berhutang budi dan ikut Caspar. Tetapi ia masih sering menerima pekerjaan sebagai pembunuh bayaran..."

Finland menggigit bibirnya, ia merasa tidak tahu apa-apa tentang kehidupan Caspar. Suaminya ternyata memiliki banyak musuh? Dan Famke dulu pernah hendak membunuhnya?

Semua ini sulit diterimanya dengan baik. Beberapa bulan yang lalu ia hanyalah seorang fresh graduate miskin yang sedang berusaha bertahan hidup di Singapura. Kini ia menikah dengan pemimpin kaum Alchemist yang bisa hidup abadi dan memiliki banyak musuh, serta mempekerjakan seorang pembunuh bayaran sebagai salah satu pengawal pribadinya.

"Kau tidak usah kuatir. Pesta ini dijaga dengan sangat ketat. Aldebar memiliki lebih banyak pengawal daripada Caspar karena ia adalah pewaris ramuan abadi dan ia tak boleh membiarkannya jatuh ke tangan orang jahat." Flora menarik tangan Finland keluar kamar, "Ayo kita turun, acara akan segera dimulai...."

Finland mengikutinya dengan pikiran berkecamuk. Mereka bergabung dengan Caspar dan Louis di perpustakaan lalu berjalan bergandengan ke aula besar tempat pesta diadakan.

"Kau cantik sekali malam ini..." bisik Caspar kepada Finland. Ia mengenakan tuksedo yang membuatnya tampak lebih tampan dari biasa, dan untuk sesaat Finland terpesona.

"Kau terlihat tampan." kata Finland sambil tersenyum.

"Terima kasih." jawab Caspar. "Semua tamu undangan sudah hadir. Aku tak sabar memperkenalkanmu kepada semua orang."

Tiba-tiba saja Finland teringat Katia. Gadis itu juga adalah anggota kaum Alchemist karena 50 tahun yang lalu ia menerima ramuan abadi dari Caspar, walaupun mereka tidak jadi menikah. Ia ingin tahu apakah Katia juga diundang ke pesta Aldebar.

Sebelum ia sempat buka suara, ia telah menemukan jawabannya, ketika pintu ke aula terbuka dan mereka masuk ke dalam.

Di ujung sana, sedang berdiri bergandengan mesra dengan Alexei, Katia tampak sangat cantik dengan gaun biru yang berkilauan. Sophia berdiri di sampingnya dan mereka sedang mengobrol dengan wajah dihiasi senyuman yang membuat keduanya tampak seperti dua orang peri cantik dari Rivendell.