webnovel

Kejutan Di Pesta

Finland sekarang benar-benar merasa ia seolah masuk ke dalam film Lord of The Ring dan menghadiri pesta di negeri para elf (peri) di Rivendell. Ada ratusan orang di dalam aula yang semuanya tampak muda, rupawan, dan berpenampilan sangat keren.

Ada yang memakai tuxedo modern dan gaun mahal terkini, ada juga yang memakai pakaian unik futuristik dan ada yang memiliki selera fashion seperti Aldebar yang menyukai pakaian zaman dulu.

Namun apa pun yang mereka kenakan, semuanya tampak sangat pantas dan mereka terlihat menawan. Dalam hati Finland berpikir bahwa Jean akan terlihat sangat cocok berada di antara orang-orang ini.

Karena memikirkan Jean ia pun mengirim SMS kepadanya.

[Aku sedang berada di pesta keluarga Caspar. Kau sedang apa?]

Tidak ada jawaban dari Jean. Tumben, pikir Finland. Biasanya Jean hanya lambat menjawab pesannya kalau ia sedang bekerja. Tapi tidak mungkin kan ia bekerja di malam tahun baru begini?

"Kau menghubungi siapa?" tanya Caspar.

"Jean. Aku ingin tahu dia tahun baruan di mana. Tadi aku lupa tanya."

"Oh..." Caspar tidak bertanya lagi. Ia masih harus menahan dirinya agar tidak terlalu banyak protes atas kedekatan istrinya dengan Jean. Ia terus mengatakan kepada dirinya sendiri bahwa ia yang datang belakangan dan persahabatan Finland dan Jean sudah terjalin lama.

Finland memutuskan mencari Jean di Google untuk mengetahui jadwalnya. Kalau memang Jean bekerja di suatu acara pada malam tahun baru ini ia akan bisa tahu. Hmm... tidak ada jadwal yang ditemukan.

Finland melihat akun instagram Jean ada di laman pertama Google. Ia lalu membukanya. Jean sering posting kegiatannya di sana. Mungkin malam ini juga begitu.

Deg!

Entah kenapa jantung Finland berdegup kencang ketika ia membuka akun Instagram Jean dan menemukan foto terakhir yang dipostingnya adalah foto hutan yang diselimuti salju di belakang kastil ini yang tadi sore dikirim Finland kepada Jean.

Caption di foto itu adalah "Her first snow - Salju pertamanya".

Jean memposting foto dari Finland di instagramnya, padahal Finland tidak sedang bersamanya. Seperti foto-foto random Finland yang lain, foto ini mendapat banyak tanggapan dari followers Jean yang menduga akunnya sedang dipinjam lagi oleh alter egonya.

Hmm... Semakin ke sini, Jean semakin jelas mengekspresikan rasa cintanya kepada Finland...

Hal ini membuat Finland menjadi sedih. Ia kini sadar bahwa Jean menyimpan hati kepadanya. Sebenarnya mungkin dari dulu Jean sudah mengungkapkan perasaannya dengan caranya sendiri, hanya saja Finland tidak peka...

Kini setelah ia bersama Caspar, dan menikah dengannya, baru Finland menyadari semua tanda-tandanya...

Ia menghela napas panjang. Cepat-cepat ditutupnya ponselnya, supaya Caspar tidak melihat akun instagram Jean dan menjadi cemburu. Caspar sudah berjanji tidak akan mengganggu Jean kalau Finland tidak memberinya alasan untuk cemburu. Karena itu ia harus berhati-hati dan menjaga sikap. Nanti kalau ia bertemu Jean ia akan mengajaknya bicara baik-baik....

Jean harus bertemu dengan gadis yang bisa menerima cintanya. Finland sudah menjadi istri orang lain.

Ia meneguk habis wine di gelasnya lalu meminta gelas yang baru.

Musik yang dimainkan oleh kelompok orkestra mengalun di udara cukup keras untuk dinikmati tetapi cukup pelan sehingga para tamu tetap dapat saling mengobrol. Wajah-wajah mereka terlihat sangat gembira dan dari percakapan yang didengarnya Finland mengetahui bahwa pesta ini sudah ditunggu-tunggu oleh para Alchemist selama puluhan tahun.

"Ayo kita ke depan untuk bertemu Aldebar," kata Caspar kemudian.

Caspar membawa Finland melintasi ruangan menuju ke arah panggung kecil yang disiapkan untuk tuan rumah dan lautan manusia yang hadir membelah untuk memberi mereka jalan. Saat orang-orang melihat Caspar menggandeng seorang gadis di tangannya, suasana seketika menjadi hening.

Para tamu ini telah beberapa kali mendatangi acara pesta yang diadakan keluarga Schneider dan mereka tak pernah melihat baik Caspar maupun Aldebar membawa pasangan. Karenanya peristiwa malam ini cukup membuat banyak orang penasaran.

Bisik-bisik mulai terdengar di antara para tamu. Finland menoleh ke arah Katia, dan ia menemukan wajah gadis itu yang memandangnya dengan tatapan sangat terkejut dan benci. Kalau tatapan bisa membunuh, Finland mungkin sudah mati...

Aldebar kemudian naik ke atas panggung, semua musisi orkestra telah pergi, hanya ada seorang pemain harpa yang kemarin bermain musik di upacara pernikahan Caspar dan Finland. Sepertinya gadis itu adalah seorang alchemist seperti mereka semua, karena ia memiliki sepasang mata hijau yang bersinar cemerlang. Semua orang berhenti bicara untuk memperhatikan Aldebar. Kali ini ia memakai pakaian yang ringkas, kemeja dengan rumbai yang elegan dan mantel panjang.

"Selamat datang semuanya... terima kasih atas kedatangan kalian semua di acara pesta ulang tahunku yang ke-200. Seperti biasa akan ada penampilan teater, banyak makanan dan minuman yang disiapkan khusus oleh chef terbaik dunia... pertunjukan musik, dan tentu saja minuman, sambil kita mempersiapkan diri untuk menyambut tahun yang baru."

Seseorang tiba-tiba berseru, "Selamat ulang tahun untuk Aldebar, semoga hidupnya selalu berguna untuk semesta dan senantiasa dipenuhi kebahagiaan, sekarang dan selamanya!"

Orang-orang mengangkat gelas mereka dan membalas, "Sekarang dan selamanya!"

Aldebar tersenyum dan mengucapkan terima kasih. Ia lalu melanjutkan pengumumannya.

"Pesta tahun ini, selain untuk merayakan ulang tahunku yang kedua abad, menyambut tahun baru Gregorian yang ke-2019, malam ini kita juga menyambut seorang anggota baru dalam keluarga kami. Kakakku Caspar telah menikah."

Seketika seisi ruangan menjadi ribut. Mereka saling berbicara dengan satu sama lain dan pandangan semua orang seketika ditujukan kepada Finland yang duduk di samping Caspar. Pemuda itu segera menggenggam tangannya dan mengajaknya berjalan ke panggung menghampiri Aldebar.

Ia mengambil mikrofon dan menyapa semua tamu.

"Selamat malam semuanya. Aku dan istriku menikah kemarin sore di sini. Kami tidak ingin mencuri perhatian dari Aldebar karena ini adalah ulang tahunnya, tetapi aku harus memperkenalkan istriku kepada kalian semua." Ia menarik Finland dengan lembut ke sisinya dan mengarahkan mikrofon kepadanya. "Namanya adalah Finland von Schneider. Untuk pertemuan 10 tahunan yang kita adakan berikutnya kami akan mengadakannya di sini kembali, sekaligus untuk merayakan pernikahan kami. Kami minta doa restu dari kalian semua supaya pernikahan kami ini langgeng dan sepuluh tahun dari sekarang kami sudah bisa membawa anak-anak kami bertemu kalian."

Caspar tertawa saat Finland mencubit pinggangnya. Wajah gadis itu tampak bersemu merah saat akhirnya ia berbicara dan menyapa para tamu.

"Ah, Caspar hanya bercanda. Selamat malam semuanya. Nama saya Finland, dan saya sangat senang akhirnya bertemu Anda semua."

Flora telah membawa dua gelas wine dan memberikannya kepada Caspar dan Finland. Ia lalu mengambil gelasnya dari Louis, kemudian dengan suara nyaring ia mengangkat gelas dan berseru kepada para tamu.

"Mari bersulang untuk Caspar dan Finland yang telah menjadi suami istri, semoga mereka selalu dikaruniai kebahagiaan sekarang dan selamanya."

"Sekarang dan selamanya," balas semua orang sambil mengangkat gelas mereka dan kemudian meminumnya.

Hanya ada tiga orang yang tidak mengangkat gelasnya. Alexei, Katia, dan Sophia. Wajah kedua gadis itu tampak sangat murka, tetapi Alexei terlihat tersenyum miring. Ia seperti menikmati sebuah pertunjukan yang menarik hatinya.

"Aku tidak percaya ini..." desis Katia. "Mereka baru kenal beberapa bulan..."

"Kau kenal gadis itu?" tanya Sophia.

"Aku mengenalnya..." jawab Katia, berusaha menyembunyikan nada marah dalam suaranya, "Dia itu manusia biasa yang ditemui Caspar di Singapura."

"Dan mereka hanya kenal beberapa bulan?" tanya Sophia tertarik. "Bagaimana mungkin sekarang mereka telah menikah?"

"Aku tidak tahu. Bodoh sekali... bagaimana mungkin mereka memutuskan menikah secepat ini." Katia mendesah. Finland tahu bahwa ia masih mencintai Caspar, tetapi kini gadis itu malah menikah dengan laki-laki yang dicintainya itu, dengan tidak memikirkan perasaan Katia. Hatinya merasa sakit dan marah.

Alexei memandang Katia dan tersenyum, "Cinta memang membuat laki-laki melakukan hal bodoh."

Sophia menyipitkan matanya dan mengomel dengan kesal, "Aku tidak akan membiarkan Caspar bersama manusia biasa. Dia adalah seorang Alchemist murni, dia harus menikah dengan orang yang setara."

"Kau tahu Aldebar pasti akan memberinya ramuan abadi supaya dia juga bisa menjadi bagian dari Alchemist," kata Alexei. "Kalau aku bisa mengambil formula ramuan itu dan menghancurkannya, maka kita tidak perlu lagi menerima anggota baru yang berasal dari luar."

Sophia menatap kakaknya dengan pandangan tajam, "Kita harus berusaha keras. Keluarga Schneider terlalu baik kepada manusia. Mereka tidak boleh terus menjadi pemimpin Alchemist. Kau tahu, bulan kemarin Caspar bertemu Sam Atlas di Seattle dan mereka membicarakan tentang alchemy dan kaum kita."

Katia terkejut mendengarnya.

"Sam Atlas pemilik Atlas Corp itu? Dia manusia biasa, bukan anggota kita, kenapa Caspar bertemu dengannya?"

"Rupanya Caspar ingin membeli Atlas Corp dan Sam Atlas menolak menjual, akhirnya ia menawarkan pengetahuan tentang Alchemist kepada Sam untuk membujuknya menjual perusahaan. Kau tahu Sam sudah mencium jejak keberadaan kaum kita sejak beberapa tahun lalu dan ia kini sangat gencar mencari informasi..."

"Ini tidak boleh dibiarkan." dengus Alexei. "Tapi kita tidak boleh membicarakannya di sini. Besok ada waktu dan tempatnya untuk itu. Aku sudah menghubungi para pendukung kita untuk bertemu. Sekarang sebaiknya kita menyebar dan berbicara kepada orang-orang yang lain untuk membujuk mereka bergabung. Mereka harus tahu bahwa kehidupan kita akan terancam kalau keluarga Schneider terus berkuasa."

Sophia mengangguk lalu memberi tanda kepada beberapa gadis yang sepertinya merupakan pengikutnya, dan mereka segera menyebar di antara para tamu. Katia menatap Alexei seolah bertanya apa yang harus ia lakukan.

Alexei mengerti arti pandangan Katia, ia lalu menggandeng gadis itu dan berjalan ke arah open bar. Ia berbisik pelan ke telinga Katia saat mereka berjalan, "Kau tetap di sisiku. Jangan sampai menarik perhatian di sini. Nanti kita harus mengucapkan selamat kepada tuan rumah. Kau mungkin perlu minum dulu."

Seorang penyanyi yang sangat terkenal di dunia kemudian naik ke atas panggung dan mulai bernyanyi menghibur para tamu. Finland bahkan tidak tahu bahwa penyanyi ini dapat dibooking untuk acara pribadi, karena harga tiket konsernya yang selalu habis terjual itu biasanya bernilai ratusan dolar.

"Ya ampuun... itu kan Billie Yves..." seru Finland kagum.

Ia sangat menyukai musik karya penyanyi muda jenius itu. Billie Yves berusia 17 tahun ketika ia pertama kali meluncurkan albumnya dan suaranya yang serak membius terdengar sangat indah terutama saat ia melantunkan lagu-lagu balada.

Billie memiliki wajah cantik yang khas dan penampilannya agak nyentrik dengan rambut yang panjang berwarna kebiruan. Jean pernah mengatakan kenal dengan Billie dan suatu hari nanti akan membawanya menonton konsernya. Tak dinyana malam ini Finland bisa menyaksikannya sendiri.

"Aldebar memang selalu mengadakan pesta yang hebat," komentar Flora. "Semua artis yang tampil adalah kelas dunia. Mereka semua menunggu di ruangan khusus saat sambutan dari Aldebar tadi sehingga mereka tidak mendengar apa yang ia sampaikan."

Finland mengangguk paham. Kalau sampai orang-orang biasa yang tampil di acara pesta ini mendengar bahwa ini adalah acara peringatan ulang tahun Aldebar yang ke-200 pasti akan timbul kehebohan.

Ia tambah merasa kagum kepada Aldebar. Ia tidak setengah-setengah dalam menyelenggarakan pesta ulang tahun paling meriah yang pernah dihadiri Finland. Bahkan acara peluncuran produk baru Bartz yang diadakannya dulu tidak ada apa-apanya dibandingkan dengan pesta Aldebar.

[Jean... kau tidak akan percaya ini... Aku akhirnya melihat Billie Yves tampil!]

Finland tak dapat menahan kegembiraannya dan segera menulis SMS kepada Jean untuk berbagi kabar bahagia itu.

"Ada apa?" tanya Caspar saat melihat wajah Finland yang berbinar-binar.

"Billie Yves... Ini adalah salah satu penyanyi idolaku. Dari dulu aku sangat ingin melihatnya tampil." kata Finland sambil menunjuk ke panggung.

Sebelum Caspar bisa menanggapi tiba-tiba ponsel Finland berbunyi. Jean telah meneleponnya.

"Aku harus mengangkat telepon ini sebentar." Finland lalu membuka ponselnya, "Hallo, Jean."

"Kau ada di mana?" tanya Jean di ujung telepon, tetapi Finland tak dapat mendengar pertanyaannya. Suasana cukup ribut akibat pertunjukan musik.

"Aku tidak bisa mendengarmu. Aku cari tempat sepi dulu..." Finland terpaksa berteriak agar dapat mendengar suaranya sendiri. Ia mencium pipi Caspar dan permisi untuk keluar aula dan berjalan ke lorong menjauh dari suara musik.

"Di sini ribut sekali, aku akan mencari tempat sepi..." Jean juga membalas dengan ucapan yang sama.

"Aku ada di Jerman... aku kan sudah bilang." Suasana di lorong tidak seramai di aula dan Finland sudah bisa mendengar suara Jean. "Ternyata adik Caspar mengundang Billie Yves untuk tampil."

"Finland... kau di sini?!" Terdengar suara Jean dengan nada tidak percaya. Entah kenapa suara itu terdengar seperti berasal dari depan Finland dan bukan ponselnya. Seketika Finland mengangkat wajahnya dengan pandangan kaget.

Jean berdiri di depannya dengan ponsel di tangan. Rupanya mereka berdua sama-sama keluar dari aula dan berjalan ke lorong untuk menelepon.

Kenapa Jean bisa ada di sini? Finland kaget sekali.

Jean rupanya sama terkejutnya dengan Finland dan selama beberapa detik keduanya saling pandang dengan wajah terkejut.

Next chapter