webnovel

BEHIND THE SCREEN

Ini cerita tentang mimpi, cinta dan persahabatan 2 insan manusia. Tentang mereka yang berjuang meraih mimpi menjadi seorang idol. Bagaimana kisah mereka menjalani kehidupan seorang idol yang tidak mudah dan dituntut untuk menjadi seorang yang sempurna. Tentang mereka yang saling perhatian satu sama lain. Yang tetap saling menguatkan dan memberikan semangat meski tak bisa selalu bersama. Dan tentang mereka yang ternyata diam-diam menyimpan rasa pada satu sama lain.

Rows18_ · 音楽·バンド
レビュー数が足りません
23 Chs

TWENTY ONE

MINGYU'S POV

Besok adalah hari penilaian bulan ini. Aku telah mempersiapkan semuanya. Setiap hari kuhabiskan dengan latihan. Tiba-iba saja aku ingin segera mendapatkan kejelasan, apakah aku dapat debut atau tidak. Entahlah, aku merasa akhir-akhir ini sangat berat. Banyak sekali hal yang membuatku stress dan frustasi.

Pemikiran-pemikiran seperti "Apakah aku benar-benar ingin berada di jalan ini?" terus berkeliaran di otakku selama beberapa hari.

Beberapa kali aku memikirkan hal yang sama selama menjadi trainee dan hampir ingin menyerah. Namun, aku menemukan motivasiku lagi lalu kembali berlatih dengan giat. Mungkin kali ini aku sedang berada di puncak rasa frustasiku hingga apapun yang kulakukan kini semua terasa berat dan melelahkan.

Beberapa kali aku harus membuat timku mengulangi gerakan lagi dari awal atau aku mengacaukan nyanyianku. Tidak fokus saat pelajaran di sekolah maupun saat les bahasa.

Rasanya aku ingin berteriak sekencang mungkin dan mengeluarkan stress yang mengganggu ini.

"Mingyu-ya" panggil Seokmin sambil menepuk pundakku.

"Oh-oh ada apa?' jawabku setelah mengembalikan kesadaranku.

"Are you okay? Aku memanggilmu dari tadi tapi kau tak menanggapi" tanyanya.

"Gapapa, hanya saja aku sedang banyak pikiran. Kenapa kau memanggilku" jawabku.

"Tidak, Cuma tadi saat aku masuk kesini aku melihatmu sedang melamun. Oh iya, Seungcheol hyung bilang 20 menit lagi kita latihan lagi di ruangan sebelah" ucap Seokmin sambil kini beranjak dari duduknya.

"Baiklah, aku akan segera menyusul ke ruangan sebelah"

"Semangat!" serunya.

Dan kubalas dengan anggukan dan sedikit senyuman.

Aku menata pikiranku lagi sembari menyemangati diri ini agar bersemangat lagi.

Tiba-tiba saja sebuah pesan masuk di ponselku.

Sebuah pesan yang dipenuhi dengan kata-kata penyemangat. Membuatku kembali bersemangat untuk latihan hari ini dan juga untuk menghadapi hari penilaian besok.

~

JUNGKOOK'S POV

Aku memasukkan password pintu dorm kami. setelah menutup pintu dan melepas sepatu, aku menuju ke kamar. Dorm terasa sepi hari ini. Sepertinya para hyung sedang berada di studio atau ruang latihan.

Setelah menaruh semua barang yang kubawa tadi, aku berbaring di atas kasur sambil memainkan ipadku.

Tiba-tiba saja mataku mengarah pada shopping bag yang berada di meja. Aku segera meraih ponselku dan membuka room chatku dengan coordi nuna. Lalu menyimpan nomor yang diberikan oleh coordi nuna.

Aku membuka room chat dengan nomor tersebut. Aku mencoba mengetik beberapa kata, namun tak berselang lama aku menghapusnya kembali. Aku melakukan ini selama beberapa kali.

Membuatku sedikit frustasi. Sambil berjalan menuju dapur aku terus mengetikkan kata di ponselku. Dan tak menyadari keberadaan member lain di ruangan itu.

"Jungkook-ah…" panggilannya membuatku mengalihkan perhatianku pada ponsel yang sedang ku pegang kini.

"Oh Namjoon hyung, kau pulang jam berapa? Kenapa aku tak mendengar ada suara pintu terbuka" ucapku sambil kini membuka kulkas dan mengambil cola lalu meminumnya.

"Aku baru saja pulang. Kau tidak mendengar teriakanku?" ucapnya lalu pergi ke kamarnya.

"Tidak, ah sepertinya aku terlalu fokus dengan ponselku." jawabku.

"Jungkook-ah.. kau masih belum memberikan padding itu pada Eunha?" ucap Jin hyung yang baru saja bergabung di dapur.

"Oh, sejak kapan kau pulang hyung?" tanyaku pada Jin hyung yang kini duduk di depanku.

"Aku tiba lebih dulu daripada kau, Jungkook-ah" jawabnya sambil kini mengambil sumpit lalu memakan dimsum yang ada di meja.

"Hah? Benarkah? Lalu kenapa tadi saat aku pulang, dorm ini sangat sepi sekali"

"Ah, aku tadi ketiduran saat menonton youtube" ucapnya.

Aku hanya menganggukkan kepalaku lalu kembali fokus pada ponselku. Namun, aku masih belum menemukan kata yang pas untuk memulai chat. Dan tiba-tiba saja sebuah suara mengagetkanku.

"Jungkook-ah… kenapa kau terus menghapus pesanmu?" ucap Jimin hyung yang kini berada di belakangku.

"Ah, hyung. Sejak kapan kau berada di situ? Kau mengagetkanku" ucapku dan langsung mematikan ponselku.

"Woah, kau mendapatkan nomer Eunha? Itu benar nomer ponsel pribadinya? Bukan managernya?" ucap Jimin hyung.

Aku mencoba mengelak "Bukan, itu bukan Eunha." Karena aku hanya menyimpan nomernya dan tak memberikan nama.

"Ah, dari tadi kau bingung karna itu" sahut Jin hyung yang sedang mengambil susu.

"Aih, kau tidak perlu mengelak, aku sudah melihat kau mengetikkan namanya tadi" ucap Jimin hyung dengan santai dan kini duduk dihadapanku.

Aku mendekat pada Jin hyung "Hyung, please bantu aku. Aku harus mengirimkan pesan seperti apa? Apakah seperti ini terlalu formal?" sambil menunjukkan pesan yang telah ku ketik sedari tadi.

"Aku juga ingin melihatnya" ucap Taehyung hyung.

"Oh, kau juga sudah pulang hyung" ucapku padanya dan hanya dibalas anggukan kepala.

"Tidak terlalu formal kok itu, kau kirimkan saja pesanmu" ucap Jin hyung setelah membaca pesanku.

Aku masih meragukan apakah harus kukirim pesan itu atau tidak. Sebuah jari mendekat pada ponselku lalu menekan tombol 'kirim' dan pesan itu terkirim. Aku kaget saat melihatnya. Sedangkan Taehyung hyung tersenyum seperti orang polos setelah memencet tombol 'kirim'.

"Ah hyung, kenapa kau memencet tombol kirim" ucapku dengan sedikit merajuk.

"Aku membantumu untuk segera mengirim pesan pada gadis itu, Jungkook-ah. Karena aku yakin kau pasti masih ragu dan akan menghapus lagi pesan itu" jawabnya

"Panggil aku jika kau mendapatkan balasan dari gadis itu" lanjutnya sambil berjalan menuju kamarnya.

"Aigoo, Jungkook kita sudah besar" ucap Jimin hyung sambil berjalan menuju ruang televisi.

Dan aku hanya menghela nafasku panjang.

~JUNGKOOK

Annyeonghaseyo, ini Jungkook. Apakah ini benar nomornya Eunha? Aku ingin mengembalikan paddingmu. Apakah kita bisa bertemu?

~

EUNBI'S POV

"Unnie, kau masak apa?" tanyaku pada Sowon unnie yang kini sedang memasak di dapur.

"Eungg, nasi goreng" jawabnya singkat. Lalu aku berjalan menuju depan tv menyusul Umji dan SinB yang sudah disana lebih dulu dan sedang sibuk bermain.

Seseorang membunyikan bel apartmen kami. aku memeriksanya dari layar intercom. Seorang kurir dari restoran cepat saji membawa satu box ayam goreng.

"Unnie apakah kau yang memesannya?" tanyaku pada Sowon unnie.

"Euung, tolong ambilkan ya" jawabnya sembari memasak. Aku berjalan menuju pintu dan mengambil ayam goreng yang telah dipesan itu.

"Terima kasih" ucapku pada sang kurir lalu menutup pintu dan kembali ke ruang tv.

"Woow, ayam goreng" teriak Yerin unnie dari dalam kamarnya.

"Cepat berkumpul" teriak Sowon unnie.

Semua member berkumpul di ruang televisi, kami makan bersama dengan ayam goreng dan juga nasi goreng yang Sowon unnie masak.

Minggu ini jadwal kami sedikit longgar. Selain karena sudah mulai bersekolah lagi juga karena jadwal promosi yang hampir selesai.

Setelah selesai makan, kami merapihkan kembali meja-meja yang tadi digunakan dan juga membuang sampah makanan.

"SinB-ya waktunya membuang sampah" ucap Sowon unnie.

"Ne~ akan kubuang nanti" jawab SinB yang kini sedang memainkan ponselnya.

Kami membagi beberapa pekerjaan rumah. Seperti membuang sampah, memasak, mencuci piring dan juga membersihkan dorm. Seperti SinB yang memiliki tugas untuk membuang sampah, Sowon unnie memasak, Yerin unnie, Yuju dan Umji membersihkan dorm, sedangkan aku bertugas menghabiskan makanan.

Bercanda. Aku juga bertugas membersihkan dorm. Untuk mencuci piring, kami akan melakukannya secara bergantian.

Aku menyalakan ponselku. Ada sebuah pesan dari nomor yang tidak kukenal. Aku membuka pesan itu lalu membacanya.

~01XXXXXXXXXX

Annyeonghaseyo, ini Jungkook. Apakah ini benar nomornya Eunha? Aku ingin mengembalikan paddingmu. Apakah kita bisa bertemu?

Aku segera membalas pesan itu lalu aku mematikan ponselku dan pergi untuk mandi.